Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENGERTIAN GERAKAN JAMA’AH DAN


DAKWAH JAMA’AH

A. Pengertian Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah


Gerakan yang dimaksud dalam rangka gerakan jama’ah dan
dakwah jama’ah di sini adalah suatu usaha Persyarikatan
Muhammadiyah, melalui anggotanya yang tersebar di
seluruh tanah air, untuk secara serempak teratur dan
terencana meningkatkan keaktifannya dalam membina
lingkungannya ke-arah kehidupan yang sejahtera lahir dan
batin sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
B. Pengertian Jama’ah
1. Bahwa hidup berjama’ah bisa tumbuh dan berkembang
dengan sendirinya, apalagi bisa teratur dan berencana
mudah kita duga. Manusia sebagai makhluk sosial,
yang secara fitrahnya harus hidup berkelompok karena
saling membutuhkan. Tetapi manusiapun disifati
sebagai makhluk individual, yang terjadi dari jiwa raga
yang tak terpisahkan, dengan cipta, rasa dan karsanya
itu memiliki kemampuan untuk membebaskan dirinya
dari ikatan lingkungannya, walapun hanya di dalam
hatinya. Oleh karena itu sifat egoistis atau
mementingkan diri sendiri, sering lebih menonjol dari
sifat sosialnya. Dari pokok pangkal pikiran ini, kita
mudah menduga bahwa hasrat untuk hidup berjama’ah
tidak bisa tumbuh dan berkembang sendiri. Harus ada

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 1


sekelompok kecil di tengah-tengah kelompok yang
lebih besar yang membentuk dirinya menjadi inti
kelompok –dus inti jama’ah– mengajak untuk hidup
sejahtera, membina kebaikan dan menjauhkan
kemungkaran.
2. Hidup berjama’ah harus didakwahkan, tetapi tidak
cukup hanya dengan khutbah-khutbah di masjid atau
ceramah-ceramah di dalam pengajian-pengajian. Hidup
berjama’ah harus diprakarsai muballigh (inti jama’ah)
dan umat yang didakwahi (calon jama’ah) nya harus
merupakan satu pernyataan hidup bersama. Apa yang
didakwahkan si muballigh baik materi maupun
sasarannya, baik langsung maupun tidak langsung
akan menyangkut dan mengenai pribadi si muballigh.
Oleh karena itu sistem dakwah dalam rangka
menimbulkan hidup berjama’ah ini disebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1) Tujuannya
a) Menumbuhkan dan membina hidup berjamaah
yaitu hidup bersama yang serasi, rukun dan
dinamis.
b) Menumbuhkan dan membina hidup sejahtera,
yakni hidup yang terpenuhi kebutuhan lahir dan
batin bagi segenap warga jama’ah.
c) Kesemuanya itu untuk mengantarkan warga
jama’ah dalam pengabdiannya kepada Allah
SWT, kepada bangsa dan negara serta
kemaslahatan manusia pada umumnya.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 2


2) Materinya
a) Bidang pendidikan: menumbuhkan kesadaran
dan memberikan pengertian tentang mutlak
perlunya pendidikan bagi anak-anak dan
generasi muda, khususnya pendidikan
agamanya, untuk menjadi pegangan hidup dan
kehidupannya di masa depan.
b) Bidang sosial: membina kehidupan yang serasi
antara keluarga yang satu dengan yang lainnya,
saling tolong menolong dan bantu membantu
mengatasi kesulitan yang sedang dialami oleh
anggota jama’ahnya. Menghilangkan sifat egois
dan menutup diri.
c) Bidang ekonomi: berusaha mencegah kesulitan-
kesulitan ekonomi atau penghidupan yang
dialami oleh anggota jama’ahnya, antara lain
dengan membantu permodalan, mencarikan
pekerjaan, memberikan latihan ketrampilan atau
keahlian dan sebagainya.
d) Bidang kebudayaan: membina kebudayaan
yang tidak bertentangan dengan Islam sebagai
sarana atau alat dakwah dan mengikis atau
menghindarkan pengaruh kebudayaan yang
merusak dari manapun datangnya.
e) Bidang hukum: membina kesadaran dan
memberikan pengertian tentang tertib hukum
untuk kebaikan bersama dalam
kemasyarakatan. Melaksanakan dan
mempraktekkan ajaran-ajaran agama (Islam)

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 3


yang berhubungan dengan mu’amalah
duniawiyah.
f) Bidang hubungan luar negeri (solidaritas):
menumbuhkan rasa setia kawan dan simpati
terhadap sesama umat Islam khususnya dan
umat manusia umumnya yang sedang
mengalami musibah, penderitaan, penindasan
dan sebagainya kemudian menyata-
laksanakannya dengan mengumpulkan bantuan
dan sebagainya.
3) Metodenya
a) Dakwah jama’ah dilaksanakan oleh
sekelompok kecil warga jama’ah (inti jama’ah)
yang ditujukan kepada kelompok (jama’ahnya).
b) Inti jama’ah bertindak sebagai penggerak
kelompok yang merencanakan, melaksanakan
dan menilai langkah-langkah dan materi
da’wahnya.
c) Dakwah jama’ah menggunakan teknik-teknik
pembinaan masyarakat (community
development).
4) Sifatnya
a) Da’wah jama’ah dilaksanakan atas nama
pribadi masing-masing muballigh.
b) Da’wah jama’ah bersifat informil, artinya tidak
mengikatkan dirinya kepada instansi atau
lembaga yang formil.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 4


c) Instansi atau lembaga-lembaga masyarakat
yang ada menjadi tempat menyalurkan kegiatan
warga berjama’ah.
C. Pengertian Inti Jama’ah
1. Inti jama’ah terjadi dari anggota Muhammadiyah. Satu
inti jama’ah terdiri dari sekitar 3 (tiga) sampai 7 (tujuh)
orang, dari pria dan wanita.
2. Ruang gerak satu inti jama’ah sekurang-kurangnya
meliputi satu rukun tetangga (RT), seluas-luasnya
meliputi satu rukun kampung atau warga atau dukuh.
3. Tugas inti jama’ah adalah melaksanakan dan
merencakan da’wah jama’ah serta dinilai hasil-hasilnya
untuk langkah - langkah perubahan.
4. Inti-inti jama’ah di satu keluarga saling mengkoordinir
dan menyeleraskan kegiatan menjadi satu unit gerakan
jama’ah. Unit-unit ini yang menjadi salauran komunikasi
dengan induk organisasi Muhammadiyah.
5. Keanggotaan inti jama’ah serta pembagian tugas
perhatiannya diatur atau dimusyawarahkan bersama oleh
anggota Muhammadiyah dalam satu jama’ah. Apabila di
dalam satu jama’ah terdapat kelebihan anggota
Muhammadiyah, tugas inti jama’ah dapat digilirkan
secara periodik. Anggota yang kebetulan tidak menjadi
inti jama’ah berfungsi sebagai pendukung dan pelopor
kegiatan jama’ahnya. Kelebihan anggota tersebut dapat
ditugaskan untuk membina tempat lain yang tidak
terdapat anggota Muhammadiyah di dalamnya.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 5


6. Apabila bentuk jama’ah sudah gatra (maujud), inti
jama’ah mempersiapkan terbentuknya organisasi
jama’ah dengan mempersiapkan pamong jam’ahnya.
7. Di dalam hal organisasi jama’ah belum terwujud, inti
jama’ah berfungsi sebagai pamong jama’ah sementara.
Jika organisasi jama’ah dan pamong jama’ah sudah
terwujud, inti jama’ah dapat mengintegrasikan diri ke
dalamnya atau berdiri di luar sebagai pembantu, aktif
menjadi sumber inspirasi dan kreasi kegiatan
jama’ahnya.
D. Pengertian Organisasi Jama’ah
1. Organisasi jama’ah adalah organisasi yang informal,
dalam arti tidak terikat dan bertanggungjawab kepada
organisasi lain. Organisasi ini lahir sebagai proses yang
wajar dari kebutuhan kelompok masyarakat di suatu
tempat, sebagai akibat dari suksesnya dakwah jama’ah
yang dilaksanakan oleh inti jama’ah. Organisasi jama’ah
tidak dapat dipaksakan adanya. (Nama jama’ah itu
sendiri tidak mutlak harus dipergunakan sekiranya justru
akan menghambat pengertian hidup berjama’ah).
2. Di dalam satu lingkungan tempat di mana semua atau
sebagian besar penghuninya warga Muhammadiyah,
masalah terbentuknya organisasi jama’ah tidak perlu
dipersoalkan. Karena ide hidup berjama’ah memang
sudah menjadi sebagian dari kepribadiannya, maka
timbulnya organisasi jama’ah berfungsi sebagai
intensifikasi semangat dan kegiatan hidup berjama’ah.
3. Organisasi jama’ah dipimpin oleh pamong jama’ah yang
terjadi dari warga jama’ah dan terdiri dari Bapak dan Ibu

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 6


jama’ah dengan beberapa pembantu. Ibu dan Bapak
jama’ah dipilih dari dan oleh warga jama’ah sebagai
sesepuh atau tertua lingkungan itu. Sedang pembantu-
pembantunya terdiri dari tenaga-tenaga muda yang
lincah dan penuh daya kreasi dan bertanggungjawab
kepada Bapak dan Ibu jama’ah.
4. Pamong jama’ah bisa terjadi, sebagian dari inti jama’ah
atau seluruhnya, atau dapat pula inti jama’ah ada di luar
pamong jama’ah.
5. Tugas pamong jama’ah adalah memimpin dan
mengantarkan jama’ahnya menuju ke kehidupan
berjama’ah yang sejahtera. Menampung dan
menyalurkan ide-ide kegiatan dan kebutuhan -kebutuhan
hidup warganya yang sesuai dengan sasaran hidup
berjama’ah yang sejahtera.
6. Saluran ide-ide, kegiatan dan kebutuhan warga jamaah
dapat ditumbuhkan dalam jama’ah atau memanfaatkan
instansi atau lembaga yang telah ada di luar jama’ah.
7. Sekali lagi perlu ditegaskan, bahwa secara resmi
jama’ah tidak ada hubungannya dengan organisasi
Muhammadiyah, yang ada hubungan secara
organisatoris adalah antara anggota Muhammadiyah
(sebagai warga jama’ah yang menjadi inti jama’ah)
dengan Muhammadiyah (Ranting).
E. Lokasi Gerak Jama’ah Dakwah Jama’ah
1. Gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah bertitik tolak
pada pembinaan mental pribadi warga jama’ah dalam
keluarganya dan dalam lingkungan tetangganya.
Pembinaan ini dapat melalui sarana-sarana intern

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 7


jama’ah dan dapat memanfaatkan sarana/fasilitas di luar
jama’ah. Secara rutin pamong jama’ah memperhatikan
situasi dan kondisi warga jama’ahnya, mengamati rumah
tangganya dan suasana hidup bertetangga. Masalah-
masalah yang tampak segera ditangani, yaitu dicari
pemecahannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Ide-ide yang positif dan kreatif diusahakan melalui
musyawarah, sehingga menjadi milik bersama dan
tanggung jawab bersama jama’ahnya.
2. Selanjutnya gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah
meluaskan pandangannya seluas batas - batas kelurahan
tempat jama’ah-jama’ah. Ada inisiatif inti-inti jama’ah
yang tergantung dalam unit gerakan jama’ah. Jama’ah-
jama’ah diajak berpartisipasi dalam pembangunan
kelurahannya (pembangunan desa atau kota).1

1
https://docs.google.com/file/d/0Bw4CcMbsHDioNm1tZTdMS25QRFE/ed
it?pref=2&=1

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 8


BAB II
STRATEGI GERAKAN JAMA’AH DAKWAH
JAMA’AH

A. Strategi Pembinaan Jama’ah


Dalam upaya memberantas kemiskinan, maka ada dua hal
yang perlu ditempuh sebagai sasaran pembinaan yaitu
individu dan masyarakat.
1. Pembinaan Individu
Pembinaan individu diarahkan pada penanaman nilai-
nilai agama yang dapat mendorong individu untuk dapat
meningkatkan derajat kehidupan. Kerja dan usaha adalah
cara pertama dan utama yang ditekankan dalam Al-
Qur’an, karena usaha dan pekerjaan manusia yang sesuai
dengan nalurinya adalah termasuk kehormatannya.
Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran 14, secara tegas Allah
menggaris bawahi dua naluri manusia, naluri seksual
yang dilukiskan sebagai kesenangan kepada syahwat
perempuan dan naluri kepemilikan. Naluri kepemilikan
mendorong manusia bekerja dan berusaha, bahwa hasil
kerja tersebut apabila mencukupi kebutuhannya
dinamakan rizki dan apabila melebihinya dinamakan
kasb (hasil usaha). Pembinaan agama di desa tertinggal
harus diarahkan pada upaya penanaman sifat kerja islami
kepada setiap peribadi muslim. Usaha dan kerja
merupakan kewajiban individu, puluhan ayat yang
memerintahkan bekerja, segala pekerjaan dan usaha

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 9


yang halal dipujinya dan segala bentuk pengangguran
dikecam dan dicelanya.
2. Pembinaan Masyarakat
Selain pembinaan individu juga ada pembinaan kepada
masyarakat yang diarahkan kepada proses penyadaran
sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki tanggung
jawab sosial.
Dalam Al-Qur’an walaupun dianjurkan sumbangan suka
rela dan menekankan keinsyafan pribadi, namun dalam
beberapa hal kitab suci ini ditekankan hak dan
kewajiban, baik melalui kewajiban zakat, yang
merupakan hal delapan kelompok yang ditetapkan (Q.S.
At-Taubah ayat 60) maupun melalui sedekah wajib,
yang merupakan hak bagi yang meminta atau yang tidak,
namun membutuhkan (Q.S. Adzariyat ayat 19). Hak dan
kewajiban tersebut mempunyai kekuatan tersendiri
karena kebudayaan dapat melahirkan paksaan kepada
yang berkewajiban bukan saja dari lubuk hatinya, tetapi
juga atas dasarnya pemerintah dapat tampil memaksakan
pelaksanaan kewajiban tersebut untuk diserahkan kepada
pemilik hak. Dalam konteks inilah Al-Qur’an
menetapkan kewajiban membantu keluarga atau rumpun
keluarganya dan kewajiban setiap individu membantu
anggota masyarakat.
B. Prinsip - Prinsip Pembinaan Jama’ah
Dalam melaksanakan pembinaan agama maka pelaksanaan
tugas dakwah di lapangan harus memperhatikan beberapa
prinsip yaitu:

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 10


1. Prinsip sinergi Setiap orang harus merasa bahwa apa
yang kita lakukan sesungguhnya dapat lebih bermakna
jika terintegrasikan dengan yang lain.
2. Prinsip akumulasi prinsip ini menggambarkan bahwa
setiap titik akan berarti jika dipertemukan dengan yang
lain. Pembinaan umat harus dilakukan secara bertahap,
sedikit demi sedikit, sehingga pada akhirnya
berakumulasi dalam bentuk kesempurnaan iman.
3. Prinsip kovergensi prinsip ini mengajarkan kepada kita
bahwa dalam pembinaan agama, meskipun kita berbeda
jalannya akan tetapi pada dasarnya kita menuju pada
suatu titik yaitu tauhid yang sempurna. Prinsip ini dapat
mendorong kita untuk memperkuat pembinaan agama
yang telah dilakukan oleh orang lain.
4. Prinsip tatolitas pembinaan umat perlu dilihat sebagai
multi dimensi, semua dimensi perlu disentuh. Jadi tidak
hanya menyentuh soal-soal iman, ihsan tetapi juga aspek
lainnya. Prinsip ini dapat ditambahkan bahwa isi kajian
tidak hanya menyangkut kehidupan rohani tetapi juga
bagaimana membina serta memperbaiki kehidupan
duniawi.
5. Prinsip inklusivitas prinsip ini berarti kita harus
memandang orang lain sebagai bagian dari kita, apa
yang kita upayakan adalah maju bersama menuju
kehidupan yang diridhai Allah SWT.2

2
https://docs.google.com/file/d/0Bw4CcMbsHDioNm1tZTdMS25QRFE/ed
it?pref=2&=1

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 11


PERBEDAAN ANTARA DAKWAH MASSA, KELUARGA
DAN GERAKAN DAKWAH JAMA’AH

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 12


Gambar 4.2 16

Gambar 2.3

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 13


BAB III
INDIKATOR KEBERDAYAAN JAMA’AH

A. Yang Berkaitan Dengan Agama


1. Meningkatkan amaliyah Islami dalam kehidupan
jama’ah diukur makmurnya masjid atau banyaknya
forum-forum kajian Islam.
2. Bertambahnya kader-kader yang memiliki komitmen
untuk mengembangkan jama’ah.
B. Yang Berkaitan Dengan Organisasi
1. Distribusi informasi yang cepat dan akurat.
2. Munculnya sense of belonging terhadap jama’ah.
3. Lahirnya sifat ketaatan terhadap kebijakan jama’ah.
4. Semakin profesional dalam mengelola jama’ah.
C. Yang Berkaitan Dengan Ekonomi
1. Meningkatnya kesejahteraan anggota jama’ah.
2. Tumbuhnya sentra-sentra ekonomi yang berbasis
jama’ah.
D. Yang Berkaitan Dengan Sosial
1. Kuatnya rasa solidaritas sesama anggota jama’ah.
2. Semakin sedikitnya paket (molimo).
3. Timbulnya keharmonisan sosial dalam kehidupan
jama’ah.
E. Yang Berkaitan Dengan Hukum atau Politik
1. Memiliki kontribusi dalam kebijakan publik.
2. Sadar terhadap hak dan kewajiban dalam kehidupan
berjama’ah.
3. Memiliki suatu kebersamaan dan aspirasi politik.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 14


4. Memiliki posisi tawar yang tinggi (barjang) dalam
kehidupan masyarakat.
F. Yang Berkaitan Dengan Budaya
1. Munculnya budaya yang mencurahkan dan sesuai
dengan konsep syiar.
2. Lahirnya budaya kritis dalam kehidupan jama’ah (amar
ma’ruf nahi munkar).
G. Yang Berkaitan Dengan Pendidikan
1. Konsep pendidikan yang terbangun secara islami.
2. Memperoleh kesempatan pendidikan yang mereka bagi
anggota jama’ah.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 15


BAB IV

CONTOH KEGIATAN YANG MENCERMINKAN


GERAKAN JAMA’AH DAKWAH JAMA’AH

A. Mengadakan Silahturahmi

Gambar 4.1
B. Mengunjungi Orang Sakit

Gambar 4.2

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 16


C. Takziah ke Rumah Orang yang Sedang Berduka

Gambar 4.3
D. Menggerakkan Shalat Berjama’ah

Gambar 4.4

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 17


E. Mengadakan Pengajian Rutin

Gambar 4.5

F. Mengumpukan Dana Infaq atau Zakat

Gambar 4.6

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 18


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kami, dapat ditarik
kesimpulan bahwa gerakan jama’ah dakwah jama’ah
adalah suatu usaha Persyarikatan Muhammadiyah, melalui
anggotanya yang tersebar di seluruh tanah air, untuk secara
serempak teratur dan terencana meningkatkan keaktifannya
dalam membina lingkungannya kearah kehidupan yang
sejahtera lahir dan batin.
Gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah ini lebih
mengutamakan pembinaan pribadi manusia daripada
membuat proyek - proyek. Pamong jama’ah dan inti
jama’ah selalu berusaha membimbing warga jama’ahnya
agar dapat memiliki pribadi yang bertaqwa kepada Allah
SWT, percaya kepada diri sendiri dan mampu mengatasi
kesukaran pribadi serta memiliki kesediaan untuk
mengulurkan tangannya guna menolong orang lain atau
membina kehidupan bersama yang penuh rahmat dan
mahabbah. Dengan melaksanakan gerakan jama’ah dan
dakwah jama’ah, warga Muhammadiyah secara positif

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 19


melaksanakan dakwah Islam menyebarluaskan nikmat
beragama dan sekaligus memberikan andilnya kepada
pembangunan bangsa dan negaranya.
B. Saran
Semoga isi buku ini dapat diterapkan pembaca
dalam kehidupan sehari – hari.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 20


GLOSARIUM

Amar ma’ruf nahi munkar : Perintah untuk mengajak atau


menganjurkan hal-hal yang
baik dan mencegah hal-hal
yang buruk.

Integrasi : Pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau


bulat.

Kemaslahatan : Berhubungan dengan kebutuhan pokok umat


manusia di dunia dan di akhirat.

Mahabah : Mencintai secara mendalam.

Mu’amalah duniawiyah : Aturan-aturan Allah untuk mengatur


manusia dalam kaitannya dengan
urusan duniawi dalam pergaulan
sosial.

Syiar : Merupakan tindakan atau upaya untuk menyampaikan dan


memperkenalkan berbagai hal dalam islam.

Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah 21

Anda mungkin juga menyukai