Anda di halaman 1dari 16

COST BEHAVIOR

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun Oleh :
Kelompok 2 / Kelas J

1. Ulfa Arifah (2017310097)


2. Ratna Ayu Yuniar M. (2017310098)
3. Alvin Sofyan D (2017310111)
4. Halilur Rahman (2017310109)
5. Indah Dwi Yuli A. M. M. (2017310114)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “COST BEHAVIOR”.

Adapun maksud kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen jurusan S1 Akuntansi STIE Perbanas Surabaya, dengan topik sesuai
judul yang kami cantumkan diatas.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memeperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat kami memperbaiki
makalah ini.

Surabaya, 13 April 2019

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3
BAB 1 .......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................5
2.1 Perilaku Biaya ............................................................................................................5
2.2 Metode Memisahkan Biaya Campuran ....................................................................11
2.3 Penyusunan Laporan Laba Rugi Dalam Format Kontribusi ....................................14
BAB III ..................................................................................................................................16
PENUTUP .............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat
menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat yang
optimal. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang seksama akan mampu
secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk
mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal menimpa perusahaan dimasa yang akan
datang, manajemen perlu mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang
diperlukan, karena bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya
tetap untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu di masa yang akan datang.
Kebanyakan keputusan taktis membutuhkan analisis yang lebih rumit khususnya
keputusan yang membutuhkan pertimbangan yang lebih ekstensif mengenai perilaku
biaya. Perhitungan biaya relevan pada awalnya menekankan pentingnya biaya relevan
versus biaya tetap. Biasanya biaya variabel adalah relevan sementara biaya tetap tidak.
Di dalam akuntansi menajerial, istilah biaya dapat digunakan untuk berbagai hal.
Alasannya adalah karena banyak jenis biaya, dan biaya-biaya tersebut diklasifikasikan
sesuai kebutuhan manajemen. Seperti penggunaan atas data yang berbeda
membutuhkan klasifikasi dan definisi biaya yang berbeda juga. Seperti contohnya,
laporan keuangan eksternal membutuhkan data biaya historis karena pengambilan
keputusan memerlukan perkiraan terhadap biaya di masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku biaya?


2. Apa sajakah yang termasuk dalam metode memisahkan biaya campuran?
3. Bagaimana penyusunan laporan laba rugi dalam format kontribusi?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan perilaku biaya.


2. Dapat mengetahui yang termasuk dalam metode memisahkan biaya campuran.
3. Dapat mengetahui cara penyusunan laporan laba rugi dalam format kontribusi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Biaya

Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas
perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk menghasilkan
output. Jika aktivitas naik atau turun, maka biaya tertentu akan naik atau turun juga
atau mungkin tetap. Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi
situasi yang akan terjadi dan jika suatu biaya diharapkan akan berubah, maka manajer
harus dapat mengestimasi seberapa besar perubahannya. Untuk membantu tugas
manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan sebagai variabel, tetap, atau semi
variabel.

Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya
semivariabel. Ketiga pola perilaku biaya ini ditemukan dalam kebanyakan organisasi.
Proporsi relatif masing-masing tipe biaya tersebut disebut sebagai struktur biaya (cost
structure). Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memiliki lebih banyak biaya
tetap dari pada biaya variabel dan biaya semivariabel. Ada juga perusahaan yang
biaya variabelnya lebih banyak dari pada dibandingkan biaya tetap dan biaya
semivariabel. Struktur biaya akan sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Tetap merupakan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahana
aktivitas. Karena total biaya bersifat konstan, jumlah biaya tetap per-unit akan
semakin kecil bila tingkat aktivitasnya naik. Biaya rata-rata per unit akan turun
tetapi dengan tingkat penurunan yang semakin kecil. Aspek biaya tetap ini dapat
membingungkan. Meskipun demikian tetap penting untuk menyajikan biaya tetap
ini dengan basis rata-rata per-unit. Biaya per unit yang terdiri atas elemen biaya
tetap dan biaya variabel disajikan untuk laporan eksternal. Untuk kepentingan
internal, biaya tetap tidak perlu disajikan perunit karena dapt membingungkan.
Berdasarkan pengalaman, untuk kepentingan internal, agar mudah (dan juga aman)
biaya tetap disajikan secara total.

5
Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

b) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya
satuan.

Tipe-tipe biaya tetap adalah sebagai berikut :

a) Biaya tetap yang telah ditentukan (committed fixed cost) adalah biaya tetap yang
berkaitan dengan investasi fasilitas, peralatan dan struktur organisasi pokok
dalam suatu perusahaan. Contoh: penyusutan gedung dan peralatan, pajak
bangunan, asuransi.

b) Biaya tetap kebijakan (discretionary fixed cost) adalah biaya tetap yang terjadi
karena keputusan manajemen. Contoh: biaya riset, hubungan masyarakat,
program pengembangan manajemen.

Suatu biaya diklasifikasikan sebagai committed atau discretionary fixed


cost tergantung pada kebijakan/ strategi perusahaan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional


terhadap perubahan tingkat aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka
total biaya variabelnya juga akan berlipat dua. Jika aktivitas naik 10% maka total
biaya variabel akan naik sebesar 10% juga. Suatu biaya dikatakan variable karena
ada sesuatu hal yang disebut basis aktivitas. Basis aktivitas (activity based)
merupakan ukuran segala sesuatu yang menyebabkan adanya biaya variabel atau
biasa disebut dengan penggerak biaya atau pemicu biaya (cost driver). Contoh
dari basis aktivitas yang umum yaitu: jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit
yang di produksi, dan unit yang di jual. Porsi biaya variabel dan tipe biaya
variabel dalam organisasi sangat tergantung pada tujuan dan struktur organisasi.

6
7
Contoh biaya variabel:

Biaya yang biasanya bersifat


Jenis Organisasi
variabel terhadap volume output

Perusahaan dagang Harga pokok (produk) penjualan

Perusahaan Manufaktur Biaya produksi (BB, TKL)

Porsi variabel biaya overhead

Perusahaan dagang dan Biaya penjualan, umum dan adm.

Perusahaan Manufaktur Komisi, biaya pengiriman, dll

Perusahaan Jasa Bahan habis pakai, perjalanan, dll

Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)


dengan peerubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin
tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin
rendah jumlah total biaya variabel.

b) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

Tidak semua biaya variabel memiliki pola yang sama. Beberapa biaya
variabel berperilaku sebagai biaya variabel sejati (true variable) atau variabel
proporsial (proportionately variable). Sedangkan lainnya memiliki pola bertahap
(step-variable). Biaya variabel sejati bahan langsung dianggap sebagai biaya
variabel sejati (true variable) atau biaya variabel proporsional karena jumlah yang
digunakan selama satu periode akan memiliki proporsi langsung dengan tingkat
aktivitas produksi. Lebih jauh, bahan langsung yang dibeli tetapi tidak digunakan
dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada eriode mendatang.

8
Biaya variabel bertahap upah tenaga kerja pemeliharaan biasanya dianggap
variabel tetapi biaya tenaga kerja ini tidak memiliki perilaku yang sama dengan
biaya bahan langsung. Tidak seperti biaya bahan langsung, waktu kerja bagi tenaga
pemeliharaan biayasanya ditentukan dalam bentuk borongan. Selain itu, jam kerja
pemeliharaan yang tidak dimanfaatkan tidak dapat disimpan dan di gunakan dalam
periode mendatang. Jika waktu yang tersedia tidak digunakan secara efektif, maka
akan hilang begitu saja. Selain itu, para tenaga pemeliharaan akan bekerja secara
asal apabila pengawasannya tidak baik tetapi mereka akan bekerja secara intensif
kalau diawasi secara ketat. Sumber daya yang diperoleh dalam jumlah besar
(seperti pekerja pemeliharaan) dan yang biayanya meningkat atau berkurang hanya
karena adanya perubahan yang besar dalam tingkat aktivitas, disebut biaya variabel
bertahap (step-variable cost). Perilaku biaya variabel bertahap berbeda dengan
perilaku biaya variabel sejati.

3. Biaya Semi Variabel (Semi variable Cost)

Merupakan biaya yang terdiri atas elemen biaya variabel maupun biaya
tetap. Disebut juga dengan biaya campuran. Biaya semi variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut :

a) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi
volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak
sebanding (not proportional).

b) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan
volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat
kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan,
semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan


aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon. Untuk tujuan
perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi
variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan
dan teknik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel.

9
10
Hubungan antara biaya semivariabel dengan tingkat aktivitas dalam persamaan
garis lurus adalah:

Y = a + bx

Y = total biaya semivariabel

a = total biaya tetap

b = biaya variabel per unit aktivitas

x = tingkat aktivitas

Persamaan ini membuat mudah perhitungan total biaya semivariabel


untuk setiap tingkat aktivitas dalam rentang yang relevan.

2.2 Metode Memisahkan Biaya Campuran

Ada beberapa metode dalam pemisahan biaya variabel dengan biaya tetap dari
suatu biaya campuran, yaitu:

1. Metode Diagram Pencar (Scattergraph)

Metode scattergraph adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis

11
dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan
metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya
penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik
scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis
dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih
seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan
signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara
visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif untuk
memilih garis terbaik.

Metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara


menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus
di tengah titik-titik biaya tersebut. Biaya ditentukan sebagai variabel dependen
karena besarnya biaya akan dipengarhui oleh tingkat aktivitas. Jika aktivitas
meningkat maka biaya juga akan meningkat.

Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan


apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu apakah hubungannya
mendekati linear. Meskipun demikian, suatu analisis perilaku biaya menggunnakan
metode scattergraph bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar
melalui plot data berdasarkan pada interprestasi visual.

2. Metode Tinggi Rendah

Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan


suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah)
yang akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik
tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi.
Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas
terendah. Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah
sebagai berikut:

Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output atau

Biaya variabel per unit = (biaya tinggi – biaya rendah)

(output tinggi – output rendah)

12
Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x
output tinggi)
atau
Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit
x output rendah)

Metode titik tertinggi dan titik terendah (high and low point method)
memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan
mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah.
Perbedaan antara kedua titik disebabkan karena adanya perubahan kapasitas dan
besarnya tarif biaya variabel satuan.Analisis biaya ini dimulai dengan
mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang
paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua periode pada kedua periode tersebut
dibagi dengan perubahaan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk
memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.

3. Metode Regresi Kuadrat Terkecil

Metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan
hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas
(independent variabel) dari sekumpulan data. Dalam hubungannya dengan
pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah
besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi besamya
biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua variabel, satu
variabel tergantung dan satu variabel bebas, maka analisa regresi yang dipakai
adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas
atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai
adalah regresi berganda (multiple regression).

Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat


antara garis regresi danm observasi-obsrvasi adalah minimal.Metode ini
memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel
dengan menggunakan seluruh data.

Metode yang lebih obyektif dan tepat dibandingkan dengan metode

13
scattergraph. Garis yang ditarik dengan metode scattergraph ditentukan berdasarkan
inspeksi visual sedangkan dengan metode regresi kuadrat terkecil garis tersebut
ditentukan berdasarkan rumus matematis. Selain itu metode regresi kuadrat terkecil
menggunakan semua data yang tersedia untuk menentukan rumus biaya.

4. Metode Regresi Berganda

Regresi berganda (multiple regression) adalah kuadrat terkecil yang


digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel
penjelasDi dalam metode regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas.

Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa


variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode
regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan
prediksi. Merupakan metode analitis yang digunakan apabila variabel dependen
(biaya) disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Meskipun menambah lebih banyak
faktor atau variabel, akan menambah kerumitan perhitungan tetapi prinsip sama
dengan metode regresi kuadrat terkecil sederhana. Karena kerumitan perhitungan
regresi berganda dapat dilakukan dengan bantuan komputer.

2.3 Penyusunan Laporan Laba Rugi Dalam Format Kontribusi

Tindakan manajer akan tergantung pada pemahaman atas perilaku biaya.


Penerapan ide yang telah dikembangkan tersebut ditemukan format laporan laba rugi
yang baru yang disebut pendekatan konstribusi (contribution approach). Hal
khusus yang ada dalam format ini adalah bahwa laporan tersebut menyediakan informasi
perilaku biaya dalam laporan tersebut.

Format ini dibuat karena pendekatan tradisional laporan laba rugi tidak disusun
berdasarkan perilaku biaya melainkan disusun berdasarkan format fungsional yang
klasifikasi data biayanya menekankan pada fungsi produksi, administrasi, dan penjualan.
Dimana laporan ini memiliki kelemahan pada saat akan digunakan untuk tujuan internal
yaitu manajer membutuhkan data biaya yang disusun dalam format yang berguna untuk
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Tugas ini akan lebih mudah
dijalankan apabila data biaya tersedia dalam format tetap dan variabel. Laporan laba-rugi
yang disusun dengan pendekatan kontribusi digunakan untuk menjawab kebutuhan

14
manajer.
Tradisional Kontribusi
Penjualan: XX Penjualan XX
Dikurangi harga pokok XX - Dikurangi biaya variabel
penjualan
Laba Kotor XX Produksi Var. XX
Dikurangi biaya Penjualan Var. XX
Penjualan XX Administrasi Var. XX XX -
Administrasi XX XX - Margin Kontribusi XX
Laba bersih XX Dikurangi biaya tetap
Produksi tetap XX
Penjualan tetap XX
Administrasi tetap XX XX -
Laba bersih XX

Pendekatan kontribusi membagi biaya ke kelompok tetap dan variabel. Pertama


mengurangi penjualan dengan biaya variabel dalam untuk mendapatkan angka margin
kontribusi yaitu jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi biaya variabel.
Jumlah ini memberikan kontribusi untuk menutup biaya tetap dan menghasilakn laba
pada periode tertentu.

Pendekatan kontribusi digunakan dalam perencanaan internal dan sebagai alat


pembuatan keputuasan. Pendekatan yang menekankan pada perilaku biaya akan
menfasilitasi analisi biaya volume laba. Pendekatan ini juga berguna untuk menilai
kinerja manajemen, laporan laba per segmen, dan dalamm penganggaran. Juga
membantu manajer mengorganisasikan data yang berkaitan dengan semua jenis
pembuatan keputusan seperti analisis lini produk, penentuan harga, menggunakan sumber
daya yang terbatas, dan analisi membuat atau membeli.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan
perilaku biaya. Ada tiga tipe pola perilaku biaya, biaya variabel merupakan biaya yang
meningkatsecara proporsional dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya
yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan
biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai komponen biaya tetap dan biaya
variabel.
Metode yang dipakai untuk analisis perilaku biaya yaitu Metode Scattergraph,
Metode Tinggi Rendah, Metode Regresi Kuadrat Terkecil, dan Metode Regresi
Berganda.
Format Kontribusi Laba Rugi dibuat karena pendekatan tradisional laporan laba
rugi tidak disusun berdasarkan perilaku biaya melainkan disusun berdasarkan format
fungsional yang klasifikasi data biayanya menekankan pada fungsi produksi,
administrasi, dan penjualan.
Penerapan ide yang telah dikembangkan tersebut ditemukan format laporan laba
rugi yang baru yang disebut pendekatan kontribusi (contribution approach). Hal khusus
yang ada dalam format ini adalah bahwa laporan tersebut menyediakan informasi
perilaku biaya dalam laporan tersebut.

16

Anda mungkin juga menyukai