Laba adl pengembalian atas ekuitas (return on equity capital) & termasuk
hanya arus kas masuk yg melebihi jumlah yg diperlukan utk
mempertahankan modal.
Tiga hak pertama berlaku utk semua perusahaan, sdgkan hak ke-4 mrp hak
istimewa utk melindungi pemegang saham dr kehilangan hak kepemilikan di
luar kemauannya.
Keuntungan dr sistem saham adl kemudahannya dlm pemindahan hak
perusahaan dr seseorang ke orang lain. Orang yg memiliki saham dlm st
perusahaan dpt menjual sahamnya ke pihak lain tiap saat dg harga ttt tanpa
hrs meminta izin dr perusahaan atau pemegang saham.
Oki, perusahaan menggunakan jasa registrars & transfer agents yg
memberikan jasa pencatatan & pemindahtanganan saham
Kewajiban kontinjen pmg shm / shm yg dibeli pd harga di bawah nilai pari:
1. kewajiban kpd kreditur perush, bukan kpd perush itu sendiri.
2. menjadi kewajiban yg sebenarnya hanya jika jumlah di bawah pari hrs
dikumpulkan utk membayar kreditur jika perush dibubarkan
2
3. tgg jwb pemegang sertifikat asli pd saat pembubaran perush kecuali oleh
kontrak dimana tgg jwb ini dialihkan kpd pemegang lain.
FORMALITAS PEMBAGIAN LABA, hal yg perlu diperhatikan:
1. Pembagian kpd pemilik hrs mematuhi hukum perseroan,
2. Pembagian kpd pemegang saham hrs disetujui oleh dewan komisaris/direksi
(board of directors),
3. Dividen hrs sesuai dg kontrak saham modal spt hal preferensi, partisipasi dll.
Pd kasus pencatatan jurnal scr resmi hrs dilakukan utk otorisasi saham,
perlu memperhatikan hal berikut:
1. saham preferen atau saham biasa yg diotorisasi. Menunjukkan jumlah
total dr saham modal yg diotorisisi.
2. saham preferen atau saham biasa yg belum diterbitkan. Menunjukkan
total saham otorisasi yg belum diterbitkan. Jk shm yg blm diterbitkan
dikurangkan dr jml shm otorisasi, diperoleh jml shm yg telah diterbitkan
3
Kas 5.000
Saham Biasa tanpa nilai pari 5.000
Jika 500 lbr shm lagi diterbitkan seharga Rp11 per saham, pencatatannya sbb:
Kas 5.500
Saham Biasa tanpa nilai pari 5.500
Saham tanpa nilai pari hrs dicatat pd harga penerbitannya tanpa tambahan
modal disetor atau disagio.
Nilai tetapan (stated value) adl nilai minimum dimana saham tak dpt
diterbitkan di bawah nilai itu.
Contoh 1000 lbr shm, nilai tetapan Rp5 diterbitkan Rp15 per lbr & pembayaran
tunai, pembukuannya sbb:
Kas 15.000
Saham Biasa 15.000
Atau
Kas 15.000
Saham Biasa 5.000
Tambahan Modal disetor yg melebihi Nilai Tetapan 10.000
ketika pembayaran akhir diterima & saham diterbitkan, ayat jurnalnya adl:
Enam bulan kmd
Kas 5.000
4
Piutang pesanan 5.000
(utk mencatat penerimaan angsuran akhir shm pesanan)
Saham Biasa yg dipesan 2.500
Saham Biasa 2.500
(utk menctt penerbitan 500 lbr shm stlh penrimaan angsuran akhir dr pemesan)
Metoda Proporsional
Jika nilai pasar atau dasar lain tersedia, maka nilai lump sum dialokasikan
atas surat berharga scr proporsional, yaitu rasio surat berharga thdp total.
Contoh 1000 lbr shm dg stated value Rp10 memiliki harga pasar Rp20 per
shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai Rp10 & harga pasar Rp12 per shm
diterbitkan dg nilai lump sum Rp30.000; alokasi sbb:
Rp20.000
Alokasi utk saham biasa = x Rp30.000 = Rp18.750
Rp32.000
Rp12.000
Alokasi utk saham preferen = x Rp30.000 = Rp11.250
Rp32.000
Total Alokasi Rp30.000
Metoda Inkremental
Jika nilai pasar wajar tak dpt ditentukan, metoda inkremental digunakan. Nilai
pasar surat berharga digunakan sbg dasar alokasi nilai shm yg diketahui &
sisanya dialokasikan pd shm yg nilai pasarnya tak diketahui.
Contoh 1000 lbr shm biasa dg nilai tetapan Rp10 & harga pasar Rp20 per
shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai pari Rp10 tak memiliki harga pasar yg
diterbitkan dg nilai lump sum Rp30,000, alokasi sbb:
Jika tak ada nilai pasar wajar yg dpt ditentukan utk setiap kelas saham yg
terlibat dlm pertukaran sekaligus, alokasi hrs dilakukan scr arbitrer.
Arbitrer digunakan agar dpt dilakukan penyesuaian jika nilai pasar masa depan
terbentuk.
5
SAHAM YG DITERBITKAN DLM TRANSAKSI BUKAN KAS
Jika saham diterbitkan utk jasa/kekayaan selain kas, maka kekayaan/jasa
dicatat pd nilai pasar wajar saham yg diterbitkan atau pd nilai pasar wajar
saham dr penerimaan bukan kas, masa yg dpt ditentukan scr lebih jelas.
Shm yg blm diterbitkan atau saham treasuri (shm diterbitkan yg telah dibeli
kembali ttp blm ditarik) dpt ditukar dg kekayaan/jasa, dg memperhatikan:
1. Diket nilai pasar wajar shm treasuri, digunakan utk menilai kekayaan/jasa
2. Tak diket nilai pasar shm treasuri, digunakan nilai pasar wajar
kekayaan/jasa
Contoh prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lbr shm biasa dg nilai pari
Rp10 yg diukur dg suatu paten.
1. Nilai pasar wajar paten blm dpt ditetapkan ttp nilai pasar wajar atas shm
diket Rp140.000
Paten Rp140.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp40.000
2. Nilai pasar wajar dr shm blm dpt ditentukan, ttp nilai pasar wajar dr paten
ditetapkan Rp150.000
Paten Rp150.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp50.000
3. Nilai pasar wajar dr shm maupun dr paten blm dpt ditentukan. Konsultan yg
independen menetapkan nilai paten Rp125.000 & dewan komisaris setuju.
Paten Rp125.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp25.000
6
7. Biaya iklan penerbitan
Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari 10.000
7
5. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp98
Kas Rp980
Modal Disetor dr Saham Treasuri 140
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr) Rp1.120
Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari 10.000
8
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 1.500
9
Tambahan modal disetor 3.200.000
Total modal disetor 4.620.000
Laba ditahan 4.781.484
Total ekuitas pemegang saham Rp 9.401.484
10
Modal revaluasi berasal dr kenaikkan atau penurunan aktiva dr harga pokok
11