Anda di halaman 1dari 33

KULIAH 10

GERAKAN JAMA’AH & DAKWAH


JAMA’AH
A. PENDAHULUAN

 Rumusan konsep Gerakan Jama’ah dan Dakwah


Jama’ah adalah merupakan operasionalisasi
berbagai prinsip pemikiran Muhammadiyah.
 Program Gerakan Jama’ah dan Dakwah
Jama’ah (GJDJ) secara struktural fungsional
dapat dikatakan merupakan konsep operasional
pasal 3 “Tujuan” dan pasal 4 “Usaha” yang
tercantum dalam Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
 Konsep Jama’ah dalam suatu dinamika dan
mekanisme kehidupan sosial dirumuskan oleh
Muhammadiyah ke dalam program yang
bersifat hakiki dan lintas periodik. Program
tersebut disebut Gerakan Jama’ah dan
Dakwah Jama’ah.
 Konsep GJDJ adalah pola kehidupan jama’ah
atau upaya penciptaan miniatur “masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah
SWT sebagai produk dari gerak menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam (lihat pasal
3 Anggaran Dasar Muhammadiyah).
 Jama’ah adalah suatu konsep kehidupan
bersama yang merupakan titik pusat gerakan
Muhammadiyah dalam mewujudkan maksud
dan tujuan sebagaimana pasal 3 Anggaran Dasar
Muhammadiyah yang merupakan kristalisasi
maksu dan tujuan tersebut, untuk melaksanakan
konsep tersebut disusun suatu model
mekanisme dan dinamika kehidupan sosial
dalam Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah.
 Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah (GJDJ)
adalah merupakan program persyarikatan
Muhammadiyah, yang mulai disusun pada
muktamar ke-38 di Ujung Pandang. Konsep
tersebut berturut-turut disempurnakan pada
muktamar ke-39, 40 dan 41 yang kemudian
tanggungjawab program dibebankan kepada
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tabligh.
B. VISI, MISI DAN STRATEGI GJDJ

1. VisiGJDJ

Terwujudnya keluarga sejahtera bahagia


menurut ukuran dan konsepsi Islam dalam tata
kehidupan masyarakat.
2. Misi GJDJ

 Terwujudnya keluarga sejahtera bahagia


menurut ukuran dan konsepsi Islam dalam
tata kehidupan masyarakat.

 Tujuan Muhammadiyah adalah


menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhoi
Allah SWT.
 Masyarakat utama adalah masyarakat ideal
yang dicita-citakan oleh Muhammadiyah.

 Pengertian masyarakat utama dapat dilihat


dua aspek yakni aspek sosial dan aspek
individual.

 Dalam aspek sosial masyarakat utama itu


wujud dari suatu persekutuan hidup
bersama antar manusia yang mempunyai
kualitas utama pula.
 Sifat utama dari masyarakat utama dari
aspek sosial yakni kehidupan yang tertib,
aman dan damai, adil dan makmur,
material dan spiritual, sehingga seluruh
anggota masyarakat merasakan keamanan
dan ketentraman.
 Masyarakat utama dari aspek individual ia
harus tersusun dari individu-individu utama
yaitu individu yang sadar akan fungsinya
sebagai khalifah Allah.
3. Strategi GJDJ

 Di antara strategi mewujudkan GJDJ adalah


dengan menghidupkan kembali Ranting
Muhammadiyah di seluruh cabang, daerah
dan wilayah di seluruh Indonesia.

 Bila telah berdiri ranting, cabang daerah


dan wilayah dengan melengkapi bagian-
bagian majelis dan ortomnya.
 Dengan kaitannya dengan program
jama’ah yang sangat penting ialah
mendaftar kembali anggota
Muhammadiyah di setiap ranting yang
dilakukan oleh pimpinan ranting di bawah
bimbingan Muhammadiyah cabang.
 Kemudian mengklasifikasi anggota yang
sudah berkartu anggota dan yang belum
berkartu anggota yang segera dimintakan
ke pimpinan pusat melalui saluran yang
berlaku.
 Setelah semua anggota tersusun dengan
rapi, kemudian menyusun program
pembinaan anggota melalui program
kegiatan rutin, pengajian anggota sebagai
syarat berdirinya sebuah ranting.
 Mendaftar setiap anggota yang mampu
dan menyatakan kesediaannya untuk
menjadi inti jama’ah setelah memahami
tentang pengertian dan program GJDJ.
 Setelah ini jama’ah terbentuk kemudian
pimpinan ranting menetapkan jama’ah dan
anggota persyarikatan yang lain, sekaligus
menetapkan program tahunan bagi setiap
inti jama’ah sebagai sarana pembinaan
jama’ahnya masing-masing di bawah
bimbingan pimpinan cabang, dengan
pimpinan daerah sebagai kordinator
program di daerahnya.
4. Mekanisme Kerja GJDJ

Pembentukan jama’ah ini dimulai dengan


memilih pamong jama’ah atau seorang da’i
pendamping jama’ah yang mampu
menggerakkan warga jama’ah dalam program
GJDJ.
Syarat-syarat da’i pendamping
jama’ah

1. Perhatikan kompetensi da’i

 Adalah sejumlah pemahaman pengetahuan


ketrampilan tertentu dan perilaku yang harus
ada pada diri mereka.
Kompetensi ada dua macam :

a. Kompetensi Substantif

Di sini digambarkan da’i pendamping jama’ah


memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Pemahaman agama Islam secara cukup, tepat


dan benar.

2) Memiliki akhlak karimah.


3) Mengetahui perkembangan pengetahuan
umum yang relatif luas.

4) Memahami hakekat dakwah

5) Mencintai audien dengan tulus

6) Mengenal lingkungan dengan baik

7) Mempunyai rasa ikhlas liwajhilah


b. Kompetensi Metodologis

Yaitu sejumlah kemampuan yang dituntut oleh


seorang da’i pendamping jama’ah yang berkaitan
dengan masalah perencanaan dan metode dakwah.

Dengan ungkapan lain kompetensi metodologis


ialah kemampuan profesional yang ada pada diri
da’i pendamping jama’ah sehingga ia :
1) Mampu membuat perencanaan dakwah
(persiapan kegiatan dakwah) yang akan
dilakukan dengan baik.

2) Mampu melaksanakan perencanaan tersebut.


Secara garis besar tentang kompetensi
metodologis sebagai berikut :

1) Da’i pendamping jama’ah mampu


mengidentifikasi permasalahan dakwah yang
dihadapi.

2) Da’i pendamping jama’ah harus mencari dan


mendapatkan informasi mengenai ciri-ciri
objektif dan subjektif objek dakwah serta
kondisi lingkungan.
3) Berdasarkan informasi yang diperoleh dengan
kemampuan pertama dan kedua di atas seorang
da’i pendamping jama’ah akan mampu
menyusun langkah perencanaan bagi kegiatan
dakwah yang dilakukannya.

4) Ialah kemampuan untuk merealisasikan


perencanaan tersebut dalam pelaksanaan
kegiatan dakwah.
Keadaan jama’ah yang dikembangkan dengan
model GJDJ :

 Jama’ah Rintisan / Embrio Jama’ah faktanya :

1. Ada orang Islam;

2. Ada pimpinan;

3. Ada faktor pendukung.


 Jama’ah Pengembangan faktanya :

1. Telah ada kelompok jama’ah;

2. Telah ada kegiatan;

3. Telah ada faktor pendukung.


HUBUNGAN KERJA ANTARA DA’I PENDAMPING
JAMA’AH DENGAN ANGGOTA JAMA’AH
a. Hubungan Sinergis

M
M
M

SINERGIS
M
M
M

Keterangan :
M = Mubaligh = Inti Jama’ah
O = Jama’ah (anggota)
b. Dasar Pengelompokan Anggota Jama’ah

M M M M M M M

M M M M M M M

K K

M M I I K

M = Anggota Muhammadiyah
K = Kufar (keluarga bukan Islam)
I = Keluarga Islam bukan anggota Muhammadiyah
c. Posisi Da’i Pendamping Jama’ah

K M M I I K

I M M I I K

M I

I K I

Inti Jama’ah

Pamong Jama’ah / Da’i Pendamping Jama’ah


d. Hubungan Jama’ah dengan Pimpinan Persyarikatan
Muhammadiyah
PP
MAJELIS
PWM

MAJELIS
PDM
BAGIAN
PCM
SUPERVISOR
CABANG

PRM PRM PRM

Jama’ah Jama’ah Jama’ah


Inti Jama’ah
(warga Muhammadiyah) Pamong Jama’ah / Da’I Pendamping
(anggota Muhammadiyah)

Anda mungkin juga menyukai