Anda di halaman 1dari 38

TUGAS MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

Oleh Kelompok 2 :

Asri Nurul A 174020059


Nike Syaana 174020070
Aliza Pravitasari P 174020076
Lutfy Alawiyah N.S 174020100
Silvia 174020103

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN

2018
BAB VII

MENDIRIKAN DAN MEMPERBAHARUI ORGANISASI

A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merujuk kepada cara dimana kegiatan-kegiatan sebuah

organisasi yang dibagi, diorganisasikan, dan dikoordinasikan. Deskripsi

Emaest Dale tentang organisasi sebagai proses 5 langkah memberikan

sebuah kerangka kerja yang bagus untuk pembahasan kita.

1. Merinci semua pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai

tujuan organisasi. Misalnya, tujuan rumah sakit adalah untuk

merawat orang sakit.

2. Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan yang secara logis

dan menyenangkan agar dapat dilaksanakan oles satu atau

sekelompok orang. Ini diacu sebagai pembagian kerja ( Division of

Work ).

3. Menggabungkan tugas-tugas dengan cara yang logis dan efisien.

Pengelompokan karyawan dan tugas-tugas tersebut, pada umumnya

dikenal sebagai departementalisasi.

4. Menetapkan mekanisme untuk koordinasi. Integrasi dari usaha-

usaha individual, kelompok dan bagian akan mempermudah

pencapaian tujuan.

5. Memantau efektifitas struktur organisasi dan melakukan

penyesuaian-penyesuaian sejauh itu diperlukan.


B. Interaksi Sosial

Adanya struktur organisasi yang mapan sangat diperlukan untuk

manjamin agar rencana manajer dapat di laksanakan.

Manajer harus manyusun suatu struktur organisasi yang orang-

orang serta sumber-sumber fisiknya dipersiapkan dengan baik untuk

melaksanakan rencana dan mencapai tujuan keseluruhan.

Jika suatu perusahaan tumbuh, maka kebutuhan akan organisasi

akan semakin meningkat. Dengan semakin besarnya perusahaan, kiranya

semakin diperlukan adanya spesialisasi dan jumlah karyawan yang lebih

banyak. Misalnya mempunyai satu angkatan penjualan tidak hanya

seorang salesmen atau dapat juga mempunyai satu departemen akuntasi,

tidak hanya satu pemegang buku. Banyaknya personalia dengan

spesialisasi yang ada tidak memungkinkan bagi seseorang untuk

menangani seluruh kegiatan. Karena manajer menghadapi jumlah

karyawan yang besar, maka diperlukan adanya organisasi. Di dalam

organisasi, setiap anggota atau pelaku pengorganisasian terdapat adanya

sistem tugas, hubunga wewenang, tanggung jawab dan pertanggung

jawaban yang dirancang oleh manajer agar pekerjaan dapat dilakukan. Dan

juga adanya suatu jaringan hubungan pribadi dan social yang mungkin

tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang.

C. Kegiatan yang Mengarah pada Tujuan


Dalam setiap organisasi, kegiatan yang dilakukan harus mengarah

pada tujuan. Kegiatan tersebut seperti :

1. Bisnis atau usaha kecil

Bisnis kecil memainkan peran sentral dalam hidup kita

karena kita melakukan kelayakan aktifitas ekonomi kita dengan

orang yang menjalankan bisnis kecil. Bisnis kecil dapat diartikan

sebagai bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh orang setempat.

Seringkali dengan beberapa orang pegawai bekerja di satu tempat.

Ada Juga, arti bisnis kecil menurut definisi pemerintah Amerika

Serikat adalah bisnis yang mempunyai pegawai kurang dari 500

orang. Mungkin bagi anda, bisnis kecil mudah terabaikan kalau

anda berfikir mengenai dunia organisasi dan manajemen.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan berbeda dari manajemen. Kewirausahaan adalah

fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali

perubahan dalam proses produksi, dan kemudian hilang sampai

muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain. Fungsi yang

spesifik untuk menjadi wisausahawan adalah kemampuan

mengambil faktor-faktor produksi lahan, tenaga kerja dan modal,

dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru.

Kewirausahaan mempuyai paling sedikit 4 manfaat sisial, yaitu:

a. Kewirausahaan memperkuat pertumbuhan ekonomi.


Ada salah satu ahli ekonomi yang menyatakan bahwa

perusahaan baru dan kecil tampaknya dapat menyediakan

pekerjaan baru dalam ekonomi kita. Namun ada juga yang

berpendapat bahwa tidak semua bisnis kecil menciptakan

lapangan pekerjaan. Pencipta lapangan kerja adalah perusahan

baru yang berkembang cepat pada usia mudanya.

b.  Meningkatkan produktifitas.

yaitu kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang

dan jasa dengan tenaga kerja dan input yang lain yang lebih

sedikit. Dua kunci untuk produktifitas yang tinggi adalah

penelitian dan pengembangan (Litbang) dan investasi dalam

pabrik dan mesin baru.

c. Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru.

Konsekuensi lain dari asosiasi antara kewirausahaan adalah

peran yang dimainkan wirausahawan dalam memajukan

teknologi, produk, dan jasa yang inovatif. Banyak orang yang

telah mengembangkan teknologi atau jasa baru adalah

karyawan dari perusahaan besar yang menolak penemuan yang

sudah ada dan memaksa penemu menjadi wirausahawan.

d. Mengubah dan meremajakan persaingan pasar.

Bisnis kecil diciptakan oleh wirausahawan sebagai agen

perubahan dalam ekonomi pasar dan daya saing dalam bisnis.


Wirausahawan mempunyai 2 Faktor yaitu :

a. Faktor psikologi, antara lain :

1. Kebutuhan untuk berprestasi.

Wirausahawan mempunyai kebutuhan untuk berprestasi.

2. Letak kendali.

Setiap wirausahawan harus mengendalikan hidup mereka

sendiri bukan berdasarkan keberuntungan atau nasib.

3. Toleransi terhadap resiko.

Wirausahawan harus berani mengambil resiko untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

4. Toleransi terhadap keragu-raguan.

Wirausahawan lebih banyak menghadapi keragu-raguan

dalam menjalankan usahanya karena untuk pertama kalinya

dilakukan.

5. Tingkah laku tipe A.

Wirausahawan berani melakukan lebih banyak dengan

waktu yang lebih sedikit walaupaun ditentang banyak orang.

b. Faktor sosiologi, biasanya meliputi :

1. Ras

2. Etnik

3. Seksual
D. Rekayasa Ulang Perusahaan

Pendekatan muktahir yang palin banyak dipublikasikan untuk

memperbaiki organisasi adalah kebiasaan “rekayasa ulang perusahaan”

(reengineering the corporation), seperti yang dipakai oleh Michael

Hammer dan James Champy untuk judul buku mereka. Rekayasa ulang

termasuk penilaian ulang yang signifikan mengenai apa arti mengenai apa

arti sebenarnya dari organisasi tertentu.

Organisasi dapat cenderung mengalami stagnasi kalau anggota

organisasi, termasuk manajernya memfokuskan pada ‘tetangga’ langsung

mereka, seperti pekerjaan dan departemen mereka bukanya pada pola

hubungan yang luas tempat mereka bekerja dan mempengaruhi hidup

orang lain. Jadi rekayasa ulang meliputi mendefinisikan ulang proses

sebagai pola hubungan yang menghubungkan anggota organisasi dengan

orang diluar organisasi. Rekayasa ulang menjadi perlu kalau pekerjaan

individual sudah ditentukan dengan baik dan dilaksanakan dengan baik

pula. Pengaruh gabungan pada orang lain dari usaha tersebut tidak efisien

untuk organisasi dan tidak memuaskan pelanggan dan orang lain.

Rekayasa ulang berarti memikirkan ulang secara radikal dan

mendesai ulang proses yang kita gunakan untuk menciptakan nilai (bagi

pelanggan) dan melaksanakan pekerjaan. Kecepatan, mutu jasa, serta biaya

umum dan administrasi sebagai isu persaingan penting yang dewasa ini

dapat digarap dengan rekayasa ulang. Hammer mengatakan ciri khas


perusahaan yang benar-benar sukses adalah kemampuanya untuk

menghentikan apa yang dulu pernah sukses. Di dunia ini tidak ada rumus

yang selalu berhasil.

Rekayasa ulang merupakan organisasi beralih pola hubungan,

bukan wujud yang tertentu seperti mesin dan bangunan. Tom Petter,

pengarang buku ‘In Search of Excellence” , telah mempelajari puluhan

kasus yang organisasinya di beri wewenang untuk menciptakan ide,

produk, serta hubungan baru. Pemberian wewenang itu disebut sebagai

manajemen pembebasan, berasal dari organisasi fleksibel dan lebih

penting sikap manajemen yang bias terhadap usaha kreatif manusia.


BAB VIII

MANAJEMEN MUTU

A. Pengertian Mutu dan Menejemen Mutu

Mutu (kualitas) didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari

suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk

memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat

mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan

kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.

Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai

produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas,

penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan

dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan,

dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada

kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan,

tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan

yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.

Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan

anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan

dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut

kualitas yang di maksud diatas adalah :


· Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

· Proses management proyek itu sendiri.

Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus

banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam

lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam

proyek di lapangan.

1. Syarat Penggunaan Manajemen Mutu

Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas.

Dalam konteks konstruksi beberapa akan di jelaskan.

1.   Inspeksi

Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses

konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.

2. Quality control

Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan

aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki

dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir

problem yang diketahui, mengurangi penyimpangan/perubahan yang

tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.


B. Sisitem Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu memiliki definisi yaitu sebagai suatu sistem untuk

mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu disamping itu juga

berguna sebagai suatu sistem manajemen untuk menetapkan kebijakan dan

sasaran serta untuk mencapai sasaran itu. Terdapat persyaratan umum yang harus

diperhatikan oleh suatu organisasi dalam sistem manajemen mutu yaitu :

1. Menetapkan sistem manajemen mutu

2. Mendokumentasikan sistem manajemen mutu

3. Mengimplementasikan sistem manajemen mutu

4. Memelihara sistem manajemen mutu dan

Ke empat elemen ini harus selalu diperhatikan dan terus menerus melakukan

perbaikan guna keefektifannya. Adapun fungsi dari manajemen dalam sistem

manajemen mutu yaitu berupa POAC (Planning, Organizing, Actuating dan

Controlling)

1. Planning, atau proses perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya

yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan

datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan

target dan tujuan organisasi.


2. Organizing, atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian merupakan

proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan

dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat

dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi

3. Actuating,atau pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan

pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan

pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas

dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan

untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja

harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang

ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM

harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan

kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program

kerja organisasi yang telah ditetapkan.

4. Controlling, proses pengawasan dan pengendalian adalah proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi

dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.


C. Cara Mengendalikan Manajemen Mutu

Pengendalian Mutu ada  4  bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu

yang baik Antara  lain  : 

1. Sumber Daya Manusia

 Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia memerlukan

pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian

tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini

berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal

yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan, besar atau

kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson, 1997:32),

aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting

dalam suatu perusahaan/organisasi karena setiap organisasi

terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa mereka,

mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk

berkinerja tinggi, dan menjamin mereka untuk terus memelihara

komitmen pada organisasi merupakan faktor yang sangat penting

dalam pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin,

1999:8).Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu

pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber

daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu


organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu

memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun

bagi pengembangan dirinya. Manajemen Sumber Daya Manusia

merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja organisasi,

ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya

Manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak

dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan

kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih

memahami bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks

organisasi diperlukan pemahaman tentang makna Manajemen

SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen SDM

dalam dinamika gerak organisasi.

2. Pemasaran

        Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu

yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep

inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai,

biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar,

pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah

mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli


sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya

tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang

pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi

pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir,

melaksanakan serta mengawasi usaha Pemasaran.

Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan

serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan

pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan

sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas

meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga

setiap industri tidak punya pilihan lain kecualimenjalankan manajemen mutu total

(“Total Quality Management”). Konsep Pemasaran:

a. Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan

permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa

tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh

masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati

kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari

kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan

institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu

yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya.


b. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk

fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat

diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus

memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.

c.  Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu

produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki

kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi

pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total

paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa

jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk

harga.

d. Pertukaran,Transaksi dan Hubungan

Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi

manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul

saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya

dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu

produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu

sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian

sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila

mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan


tercapai maka disebut transaksi. Untuk kelancaran dari transaksi, maka

hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor,

penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis dan

sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu

dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini

dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk,

pelayanan dan harga yang wajar secara kesinambunngann

e. Pasar

Terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan

atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran

untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk

menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi

pada suatu produk. 

f. Pemasaran dan Pemasar

adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar,

pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi

yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain

dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak

lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama

adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.

3.     Produksi

Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan


sesuai dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global,

maka mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya

yang menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:

a.  Pengadaan bahan baku

Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus direncanakan

dan dikendalikan dengan baik.  Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan,

yaitu

a. Persyaratan-persyaratan  dan kontrak pembelian,

b. Pemilihan pemasok yang baik,

c.  Kesepakatan tentang jaminan mutu

d. Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi

e. Penyelesaian perselisihan mutu

f.  Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan  

g. Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.

Pengadaan bahan baku, jika melihat kinerja penjamin mutu, merupakan

tanggung jawab dari quality control, yaitu pada bagian produksi. Baik atau buruknya

bahan baku yang digunakan akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan

sehingga dapat menjadi evaluasi untuk quality control.

b. Pengendalian Produksi.

Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan

antara lain:
a.  Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan inti kegiatan adalah    

inventory system, dengan tujuan  pengendalian kerusakan bahan,

b.  Pengendalian dan pemeliharaan alat

c. Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya

merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk, dan

d.  pengendalian dan perubahan proses.

c.    Pengemasan.

Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi persyaratan teknis

untuk kepentingan distribusi dan promosi.  Dalam industri pangan,

pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum didistribusikan.

Pengemasan berfungsi sebagai

*)  Wadah untuk memuat produk

*)  Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan

distribusi

*) Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia

*) Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, dan

*) Media komunikasi atau promosi.

 d.   Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.

Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah

kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan

sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.


e.   Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses dan Produk Akhir.

Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang

dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Quality control memegang peran pada tahap ini, karena pengujian produk akhir

akan menjadi penentu keputusan produk jadi.

f.  Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.

Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin

penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri.

Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek

pengolahan pangan yang baik. Pada bagian ini quality manajement menjadi

bagian utama yang bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan bukan hanya

menjadi tanggung jawab bagian produksi, namun juga semua pihak yang terkait

produksi termasuk bagian administrasi, atau keamanan dokumentasi Sistem Mutu.

Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu

tertulis (terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-

produknya sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini membuat

jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan

menyeluruh terhadap pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis

bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di

lapangan.

4.  Keuangan

Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi


disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga

menjelaskan berbagai fakta dan informasi.

D. Dimensi Mutu Produk Dan Jasa

Ada enam dimensi spesifikasi mutu produk secara umum, sebagai berikut :

1. Kinerja (Performance)

Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya,

misalnya isi, berat, kekentalan, komposisi, lama hidup

penggunaan, dan lain sebagainya yang menunjukkan

keterangan akan produk tersebut. Ini merupakan dimensi suatu

produk.

2. Keistimewaan (Types of Features)

Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan

khusus dibandingkan dengan produk lain. Misalnya, konsumen

pembeli handphone sering mencari yang mempunyai

keistimewaan seperti touch screen, android, memiliki MP3,

memilliki TV dan lain sebagainya.

3. Kepercayaan dan Waktu (Reliability and Durability)

Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai

kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan

normal. Misalnya, radio yang bermutu baik, secara konsisten


dapat menangkap banyak gelombang siaran luar negeri dengan

suara dalam waktu 3 sampai dengan 5 tahun setelah

dibeli (durability). Begitu juga dengan kartu-kartu modem dari

berbagai merek yang memiliki kecepatan bagus dalam waktu

pemakaian beberapa lama, dan akan kembali normal setelah

habis masa tersebut.

4. Mudah dirawat dan diperbaiki (Maintainability and Serviceability)

Produk bermutu baik harus memenuhi kemudahan untuk

diperbaiki atau dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran

mudahnya dirawat sehingga barang tersebut dapat beroperasi

secara baik. Misalnya, sepeda motor yang baik , salah satu

dimensi mutunya adalah mudah dirawat oleh setiap mekanik

karena ketersediaan suku cadangnya di pasar bebas.

5. Sifat Khas (Sensory Characteristic)

Untuk beberapa jenis produk mudah dikenali dari

wanginya, bentuknya, rasanya, atau suaranya. Dimensi ini

memberikan citra tersendiri pada produk tersebut. Misalnya,

ayam goreng KFC yang memiliki aroma dan rasa yang khas.

6.  Penampilan dan Citra Etis

Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi

konsumen atas suatu produk. Misalnya, pelayanan yang cepat

dan ramah di salah satu bank. Pelayanan yang cepat di warung

pecel lele Cengger AyaM.


Dalam organisasi nonprofit seperti dalam industri jasa

semisal bank dan pendidikan juga memiliki beberapa dimensi

pokok yang menjadi penentu kualitas penyelenggaraan dalam

industri jasa tersebut (pendidikan).

1. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.

2. Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemampuan para tenaga

kependidikan untuk membantu peserta didik dan memberikan

pelayanan dengan tanggap.

3.  Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,

kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki para tenaga kependidikan; bebas dari bahaya, risiko,

dan keragu-raguan.

4.  Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami

kebutuhan para pelanggan.

5. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi.

Kelima dimensi di atas berdasarkan tingkatan relatifnya di mata

pelanggan. Pelanggan menggunakan dimensi-dimensi tersebut untuk menilai

kualitas jasa pada sebuah organisasi pendidikan. Ini hanya salah satu gambaran

mutu dalam sebuah organisasi.


E. Definisi Mutu Dalam Barang dan Jasa.

Mendefenisikan mutu dalam barang dan jasa dapat kita lihat dalam

Karakteristik mutu di bidang jasa yang dimana berbeda dengan produk yang

cenderung lebih sulit disebabkan oleh subjektifitas para pelanggan (pengguna)

jasa. Perbedaan antara mutu produk (barang) dan mutu jasa adalah:

a)  Metode: Mutu jasa ditentukan oleh pelanggan dan pemberi jasa, karena

jasa diberikan secara langsung dari orang ke orang. Produk tidak mempunyai

karakteristik kedekatan pelanggan dengan produsen, tidak terdapat nilai

konsistensi atau terjebak dalam persamaan jenis yang absolut dalam pemberian

jasa

b)  Waktu: Jasa harus diberikan tepat waktu dan jasa digunakan atau

dikonsumsi tepat pada saat jasa diberikan, maka kontrol mutu selalu datang

kemudian. Untuk menilai pelanggan terpuaskan apa tidak dilakukan dengan

memanfaatkan interaksi personal yang akrab dalam pemberian jasa sehingga

pemberi jasa akan mendapatkan umpan balik dan evaluasi.

c)  Pada jasa tidak bisa ditambal atau diperbaiki, sehingga standar jasa

adalah baik sejak awal. Standar ini memang sulit tercapai, tapi harus selalu

menjadi tujuan utama.

d) Jasa lebih cenderung mirip proses dari pada produk. Cara jasa sampai

ke tempat tujuan lebih penting dari pada apa jasanya.


e)  Staf senior pada jasa biasanya jauh dari pelanggan.  Kebanyakan

pelanggan tidak pernah memiliki akses kepada manajer senior (kepala sekolah).

Mutu merupakan pandangan awal yang mewarnai pandangan pelanggan terhadap

keseluruhan organisasi, dan kemudian organisasi harus menemukan cara untuk

memotivasi pekerja garis depan agar selalu menyampaikan hal terbaik kepada

pelanggan.

f)  Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur. Satu-satunya

indikator prestasi yang penting dalam jasa adalah kepuasan pelanggan. Indikator

lunak(Soft) seperti kepedulian, kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka

membantu merupakan hal terpenting dalam pikiran pelanggan. Indikator ini tidak

bisa diraba, sehingga mempersulit jasa dalam melakukan evaluasi. Pelanggan

akan menilai mutu dengan cara membandingkan apa yang mereka harapkan

dengan apa yang mereka terima.

Karakteristik di atas merupakan beberapa ciri ketika seseorang ingin

menilai apakah barang atau produk itu bermutu atau tidak. Penulis melihat bahwa

karakteristik di atas merupakan bagaimana melihat kualitas dalam sebuah

organisasi atau industri jasa, karena lebih menekankan pada pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan demi memuaskan para pelanggan. 


BAB IX

BUDAYA DAN MULTI BUDAYA

A. Pengertian Budaya

Budaya telah lama menjadi suatu konsep yang penting dalam memahami

masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama. Banyak orang

yang ingat dan mengamati dengan seksama foto eksotik “ budaya” di National

geographic atau membaca hasil penelitian ahli anthropologi Margaret

meadmengenai budaya asli di pulau Samoa.

 Budaya dalam arti antrhropologi dan sejarah adalah inti dari kelompok

atau masyarakat tertentu yang secara konteks berbeda baik mengenai

anggotanya, baik itu bagaimna cara mereka untuk berinteraksi dengan orang

luar baik dari lingkungan ataupun tidak, serta perbedaan bagamana cara

mereka dalam menyelesaikan apa yang sedang mereka kerjakan.

Budaya (culture) dapat diartikan sebagai sekumpulan nilai, keyakinan,

pemahaman, dan norma pokok yang dibagi bersama oleh anggota suatu

organisasi . Konsep budaya membantu manajer dalam memahami aspek yang

kompleks dan tersembunyi dari kehidupan organisasi. Budaya merupakan pola

nilai dan asumsi bersama mengenai bagaimana suatu hal dapat dilakukan

dalam sebuah organisasi. Pola ini dipelajari oleh para anggota karena mereka

berhubungan dengan persoalan eksternal dan internal , sekaligus mengajarkan

anggota baru bahwa pola ini merupakan cara yang benar untuk diterima,

dipikirkan, dan dirasakan.


Budaya dapat di kategorikan dalam tiga tingkatan,dimana masing-masing

tingkatan menjadi kurang jelas. Pada tingkat permukaan merupakan hal yang

terlibat, mencakup hal-hal seperti cara berpakaian, pola perilaku, symbol

fisik , upacara resmi organisasi, dan tata ruang organisasi , dan tata ruang

kantor. Artifak terlihat merupakan segala hal yang dapat dilihat, didengar, dan

diamati oleh anggota organisasi yang mengamati. Pada tingkatan yang lebih

dalam terdapat nilai dan keyakinan yang dinyatakan , yang tidak dapat

diamati, tetapi dapat diperoleh dari cara orang menjelaskan dan membenarkan

hal yang mereka lakukan. Ini merupakan nilai-nilai yang dipertahankan oleh

anggota organisasi pada tingkat kesadaran. Semua ini dapat diinterpretasikan

dari cerita, bahasa, dan symbol yang digunakan oleh anggota organisasi untuk

menunjukkan diri mereka. Beberapa nilai tertanam begitu dalam pada suatu

budaya , sehingga para anggota tidak lagi dapat menyadari keberadaannya.

Asumsi dasar di dalam budaya sebuah perusahaan sering kali dimulai dengan

nilai-nilai teguh yang ditanamkan oleh pendiri dan para pemimpin pendahulu.

Satu hal penting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin adalah

menciptakan dan mempengaruhi budaya organisasi karena memiliki pengaruh

yang signiftikan terhadap kinerja.

1. Budaya dalam organisasi

Awal tahun 1980 bersama dengan naiknya pengaruh yang sering

kita anut dengan keterlibatan dinamis sering kebanyakan orang

memandang sebagai sesuatu yang tidak cukup untuk memahami strategi


organisasi (bagaimana kita merencanakan) dan stuktur yang merupakan

bagian dari pengorganisasian agar dapat memberikan penjelasan yang baik

tentang apa yang dilakukan.  

Budaya organisasi dapat dikatakan kuat apabila, diakui secara luas

dan sering kali disebutkan sebagai alasan suksesnya suatu organisasi.

Sebaliknya budaya yang kuat tidak akan berubah sesering mungkin dan

sering kali disebut sebagai masalah dalam organisasi.

Sejumlah organisasi menanamkan budaya tertentu dalam setiap

organisasinya, contoh, di Mary Kay Cosmetic melaksanakan upacara

penghargaan, gaya dekoratif dan berbagai bentuk simbol  lain dari

komunikasi merupakan sifat budaya perusahaan yang menjadi pedoman

tindakan anggota organisasi. Sedangkan di Apple Computer ketika

perusahaan dengan cepat menduduki posisi pimpinan dalam industrinya,

manajer bekerja keras untuk mempertahankan sifat inforrnal dan

perusahaan kecil menjadi karakteristik perusahaan kecil.

2. Budaya Perusahaan

 Budaya tradisional di perusahaan Amerika Serikat menjelaskan

bahwa perusahaan dikembangkan pada waktu wanita mempunyai

pengaruh kecil dalam organisasi dan dalam buku yang baru-baru ini

terbit  yaitu Our Wildest Dream: Women Entrepeneurs Making Money,

Having Fun and Doing good, Joline Godfrey mengatakan bahwa dengan

semakin banyaknya wanita berjuang sendiri, mendirikan bisnis kecil,

mereka menanggalkan elemen tradisional untuk memilih alternative


dengan sukses  yang ditentukan dalam lebih satu cara.  Godfrey

mengambarkan sejumlah nilai yang baru, berbeda dari nilai perusahaan

tradisional yang menandai perkembangan budaya bisnis dengan contoh

seperti bisnis The Body Shop yaitu :

1. Bekerja, hidup, cinta, belajar – bukan bekerja,

bekerja, bekerja

2. Mencari arti dari uang – bukan hanya uang

3. Membina hubungan jaringan- bukan hireraki dan

kekuasaan

4. “Jangan
   Merugikan”- bukan “Memberi tahu

pembeli”

5.  Sumber daya yang dapat dipertahankan – bukan

“gunakan atau kehilangän”

6. Tumbuh secara wajar – bukan tumbuh dengan

dipercepat

7. Merangkul pekerjaan dan keluarga- bukan bekerja

atau keluarga.

Oleh karena itu budaya adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan

dengan lingkungan. Budaya merupakan bauran kompleks dari asumsi, tingkah

laku,cerita, mitos, metafora dan ide yang lain yang digabungkan menjadi satu

untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi tertentu. Kita

mengatakan bahwa di setiap organisasi telah belajar cara tertentu untuk

menghadapi banyak isu komplek. Pengaruh terhadap perusahaan internal yang


besar datang dari lingkungan eksternal. Budaya sangat beraneka ragam di dalam

organisasi namun demikian, organisasi yang berada di dalam industry yang sama

mungkin menunjukkan karakteristik budaya yang serupa,karena beroperasi di

lingkungan yang sama. Budaya internal seharusnya berisi budaya hal-hal yang

diperlukan agar dapat berhasil dalam lingkungan. Jika lingkungan eksternal

menuntut adanya layanan pelanggan yang luar biasa maka budaya harus

memberikan layanan yang baik jika menuntut pengambilan keputusan teknis,maka

nilai-nilai budaya harus menekankan pengambilan keputusan manajerial.

3. Jenis-Jenis budaya

 Budaya Kemampuan Beradaptasi, muncul dalam sebuah lingkungan

yang menuntun respon cepat dan pengambilan keputusan resiko tinggi.

Manajer mendorong nilai-nilai yang mendukung kemampuan

perusahaan untuk mendeteksi, menginterprestasikan dan mengartikan

dengan cepat signal-signal dari lingkungan sehingga menjadi respon

perilaku yang baru.

 Budaya Pencapaian Cocok, untuk organisasi yang memerhatikan

pelayanan kepada pelanggan tertentu dalam lingkungan eksternal tetapi

tidak membutuhkan fleksibilitas dan perubahan yang cepat.

 Budaya Klan, memiliki focus internal pada keterlibatan dan partisipasi

karyawan untuk memenuhi beban kebutuhan dari lingkungan. Budaya

ini menempatkan nilai yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan

karyawan dan organisasi, memiliki ciri atmosfer yang saling

memerhatikan seperti halnya dalam keluarga.


 Budaya Birokratis, memiliki focus internal dan orientasi konsisten

terhadap lingkungan yang stabil. Mengikuti aturan dan menggunakan

uang dengan bijak sangatlah dihargai, serta budaya mendukung dan

menghargai cara bekerja sesuai dengan metode, rasional, dan teratur.

B. Membentuk budaya kerja bagi lingkungan kerja baru

Riset yang dilakukan selama decade terakhir oleh seorang

professor dari Stanford University menunjukkan bahwa satu factor yang

paling besar meningkatkan nilai perusahaan adalah orang dan cara mereka

diperlakukan. Selain itu survey majalah Fortuneterbaru menemukan

bahwa para CEO menyebut budaya perusahaan sebagai mekanisme

terpenting untuk menarik perhatian , memotivasi, dan memerhatikan

karyawan yang bertalenta , suatu kemampuan yang mereka anggap sebagai

alat prediksi terbaik terhadap keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

 Permintaan Baru bagi Pengelolaan Budaya Perusahaan

Pada organisasi yang semakin global dan virtual

sekarang ini , nilai-nilai budaya yang dibagi bersama

adalah nilai-nilai yang mampu mempertahankan orang dan

operasi yang berjauhan tetapi tetap berjalan seiring.

Budaya dapat menjadi perekat yang memberikan rasa ikut

memiliki dalam diri orang, menjadi kompas untuk perilaku

karyawan , dan memungkinkan karyawan yang tersebar di

berbagai tempat untuk bekerja mencapai tujuan bersama,


sehingga mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang

berubah. Namun bagaimana cara para manajer

menciptakan dan mempertahankan budaya yang kuat di

tempat kerja bila beberapa perusahaan mungkin tidak

pernah bertemu satu sama lain ? Tren seperti tim virtual,

jaringan, jam fleksibel , dan telekomuting, selain

penyebaran global , berarti mekanisme tradisional untuk

menyalurkan budaya menjadi hilang. Karyawan memiliki

sedikit kesempatan untuk belajar mengenai nilai-nilai

organisasi dari mengamati pihak lain dan berbagai aktivitas

seperti cerita dan simbolisme budaya secara regular.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membahas masalah ini adalah

dengan menempatkan penekanan yang semakin meningkat pada seleksi dan

sosialisasi karyawan baru. Sebuah aspek kunci untuk pembentukan budaya dalam

semua organisasi adalah kepimpinan budaya.


 Kepimpinan Budaya

Salah satu cara dimana para manajer mengubah norma dan nilai agar dapat

menjadi lebih adaptif terhadap lingkungan eksternal atau untuk proses integrasi

internal yang mulus adalah melalui kepimpimpinan budaya.

Pemimpin budaya mendefinisikan dan menggunakan sinyal serta simbol

untuk mempengaruhi budaya perusahaan. Pemimpin budaya mempengaruhi

budaya dalam dua bidang penting :

1.      Pemimpin budaya mengartikulasikan suatu visi tentang budaya organisasi yang

diyakini oleh para karyawan dan yang menghasilkan semangat sangat besar. Hal

ini berarti para pemimpin mengartikan dan mengomunikasikan nilai-nilai inti

yang diyakini dan yang didukung terus oleh karyawan.

2.      Pemimpin budaya harus menuntut kegiatan harian yang menekankan visi budaya.

Para pemimpin harus memastikan bahwa prosedur kerja dan system penghargaan

sesuai dan menekankan kembali nilai-nilai. Tindakan sering kali lebih bermakna

daripada kata-kata,sehingga para pemimpin budaya”menjalankan perkataan

mereka”

C. Pengertian Budaya Organisasi dan Prestasi Kerja

Budaya organisasi adalah tenaga kerja yang menjadi pedoman tingkah laku

sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan

mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya harus sejalan dengan tindakan
organisasi pada bagian lain,seperti merencanakan, mengorganisasikan memimpin,

dan mengendalikan, bahkan sebenarnya bila budaya tidak sejalan dengan tugas-

tugas ini , maka organisasi akan menghadapi masa-masa sulit.

Prestasi Kerja didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh

melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama waktu tertentu.

Hasil penelitian Harvard menunjukkan bahwa budaya mempunyai dampak yang

kuat dan semakin besar pada prestasi kerja organisasi . penelitian ini mempunyai

empat kesimpulan :

1.      Budaya perusahaan dapat mempunyai dampak signiftikan pada prestasi kerja

ekonomi perusahaan dalam jangka panjang.

2.      Budaya perusahaan bahkan mungkin merupakan factor yang lebih penting dalam

menentukan sukses atau gagalnya perusahaan dalam decade mendatang.

3.      Budaya perusahaan yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam

jangka panjang adalah tidak jarang. Budaya itu berkembang dengan mudah,

bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai.

4.      Walaupun sulit untuk diubah , budaya perusahaan dapat dibuat untuk lebih

meningkatkan prestasi kerja.


D.  Pengertian Multibudaya dan Proses Perpindahan Budaya ke Multibudaya

Multibudaya adalah pandangan bahwa terdapat latar belakang dan factor

budaya berbeda dalam faktor budaya organisasi. Multibudaya meliputi sebuah

pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang. Multibudaya

seperti yang berlaku untuk manajemen dapat didefinisikan sebagai pandangan

bahwa terdapat banyak perbedaan latar belakang budaya dan factor-faktor yang

penting dalam organisasi, serta orang dari latar belakang yang berbeda dapat

berada bersama dan berkembang dalam suatu organisasi. Biasanya multibudaya

mengacu pada factor budaya seperti ras , jenis kelamin, kemampuan fisik dan

orientasi seksual , tetapi kadang-kadang umur serta factor lain ditambahkan.

Robert Hughes mengatakan bahwa multibudaya merupakan dasar pandangan

masyarakat Amerika. Berlawanan dengan mereka yang mengatakan

memperhatikan multibudaya adalah fondasi penekanan akhir-akhir ini pada

ketepatan politik, Hughes mengatakan keyakinan bahwa orang dari banyak latar

belakang yang berbeda dapat bekerja sama adalah dasar demokrasi dan jalan

hidup Amerika.

Bersamaan dengan penerbitan laporan Workplace 2000 , banyak

organisasi mulai khawatir daripada sebelumnya cara mengelola tenaga kerja yang

beranekaragam. Disini mulai banyak organisasi yang mempunyai program

keanekaragaman atau program multibudaya.

Namun terjadi banyak isu yang berkembang dalam multibudaya, seperti :


1.      Isu jenis kelamin dalam multibudaya

Salah satu dimensi penting dari keanekaragaman organisasi adalah

keanekaragaman jenis kelamin. Penelitian Workplace 2000 menunjukkan bahwa

tenaga kerja dengan cepat bergesern dari dominasi pria menjadi jumlah yang

seimbang antara pria dan wanita. Walaupun demikian masih banyak hambatan

bagi wanita yang mencari perlakuan yang sama dalam kebanyakan organisasi.

Sehingga masih banyak wanita yang dilecehkan, lalu banyak juga wanita dalam

angkatan kerja daripada sebelumnya ,mereka hanya berada pada bagian yunior.

Untuk posisi senior, promosi amat sulit dicapai . pada umumnya disebut sindrom

langit-langit kaca,kaum wanita dan minoritas dapat melihat peluang untuk posisi

manajemen senior tetapi tersekat oleh hambatan yang tidak tampak untuk

mencapainya.

2.      Isu rasial dan etnik minoritas dalam multibudaya

Dimensi lain yang penting dari keanekaragaman adalah ras dan etnik . banyak

perbedaan budaya yang ada antara ras dan etnik serta kelompok minoritas. Di

dalam setiap kelompok minoritas ini ada perbedaan yang besar . sebenarnya

anggota dari semua kelompok ini pernah mengalami tantangan bekerja dalam

suasana multibudaya temapt warisan budayanya sendiri kurang dihargai.

3.      Isu lain dalam multibudaya


Elemen multibudaya bukan hanya jenis kelamin , ras , dan etnik. Jika sebuah

organisasi menghargai kontribusi dari semua anggotanya , maka pendekatannya

terhadap multibudaya harus termasuk isu seperti umur dan orientasi seksual.

  

E. Multibudaya dan Sukses Organisasi


  

Pada umumnya organisasi telah menyadari bahwa terdapat

keanekaragaman dan bahwa budaya dari organisasi mana pun harus

memperhatikan kebutuhan para karyawan yang amat berbeda. Singkatnya banyak

manajer yang berjuang supaya budaya perusahaan sesuai dengan isu multibudaya.

Sehingga mengelola masalah keanekaragaman dan multibudaya adalah penting

bagi sukses organisasi. Profesor Taylor Cox menyarankan 6 argumen untuk

mendukung keyakinan bahwa mengelola keanekaragaman dapat memperbaiki

prestasi kerja.

Ada 6 argument menurut Prof. Taylor Cox dari University of Michigan :

1.      Argumen Biaya dengan semakin beragamnya organisasi, biaya pekerjaan yang

jelek dalam rata-rata pekerja akan bertambah. Mereka yang menangani hal ini

dengan baik, akan mendapatkan keuntungan biaya dibandingkan dengan mereka

yang tidak.

2.      Argument Akuisisi Sumber Daya perusahaan mengembangkan repotasi agar

disukai sebagai pemberi lapangan kerja yang menjanjikan bagi kaum wanita dan
minoritas etnik. Perusahaan yang mempunyai repotasi yang paling baik untuk

mengelola keanekaragaman akan memenangkan persaingan dalam mendapatkan

tenaga kerja terbaik. Dengan semakin menyusutnya cadangan tenaga kerja dan

perubahan komposisi, keuntungan ini akan semakin penting.

3.      Argument Pemasaran untuk organisasi multinasional, pemahaman dan sensitivitas

budaya yang dibawa oleh para angootanya, dengan agar berasal dari Negara lain,

pada usaha pemasaran harus memperbaiki semua usaha ini dengan cara yang

berarti. Pemikiran yang sama berlaku bagi pemasaran pada sub-populasi dalam

operasi domestic.

4.      Argument Kreatifitas keanekaragaman perspektif  dan tidak terlalu menenkankan

pada kesesuaian dengan norma pada masa lalu (yang menjadi ciri penekatan

modern keanekaragaman manajemen) harus memperbaiki tingkat kreatifitas.

5.      Argument Pemecahan Masalah heterogenitas dalam keputusan dan pemecahan

masalah kelompok mempunyai potensi menghasilkan keputusan yang lebih baik

lewat perspektif yang lebih luas dan analisis isu kritis yang lebih lengkap.

6.      Argument Versibilitas Sistem implikasi dari model multi budaya dalam

mengelola keanekaragaman adalah system akan menjadi kurang menentukan,

kurang terstandart, dan oleh karena itu likuid. Naiknya likuiditas harus

menciptakan fleksibilitas yang lebih besar untuk beereaksi pada perubahan

lingkungan ( yaitu reaksi harus lebih cepat dan biayanya lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai