BAB I
PENDAHULUAN
1
Al Islam Kemuhammadiyahan
1.3 Tujuan
1) Apa definisi Gerakan Jamaah?
2) Apa definisi Dakwah Jamaah?
3) Bagaimana pengembangan organisasi dan gerakan jamaah?
BAB II
PEMBAHASAN
2
Al Islam Kemuhammadiyahan
3
Al Islam Kemuhammadiyahan
4
Al Islam Kemuhammadiyahan
Gerakan ini pada hakekatnya paling efektif dilakukan untuk memberikan wawasan kepada
jama'ah tentang ilmu agama dan ilmu ilmu lain untuk dapat menyelesaikan problematika
yang dialami oleh masyarakat yang hidup di sekeliling ranting Muhammadiiyah atau
ORTOM itu ada. Tidak hanya sekedar ilmu, konsep ini dibentuk untuk bisa membuat
jaringan yang kuat, hubungan persaudaraan yang kokoh dan produktif memahami dan
memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan hidup jamaah ,masyarakat dan
lingkungan yang ada disekitarnya
Pada kenyataannya perwujudan konsep ini masih jauh dari apa yang menjadi hakikat
dan harapan konsep ini dibuat, dan kini konsep ini malah bisa dikatakan sering digunakan
oleh kelompok lain untuk menampung dan menaungi masyarakat untuk menjalankan misi
organisasinya. Konsep gerakan seribu ranting sendiri yang tengah digalakkan oleh Pimpinan
pusat Nasyiatul Aisyiyah beberapa waktu yang lalu, menjadi sulit dilakukan mengingat
GJDJ yang menjadi konsep dakwah di tingkat ranting belum diimplementasikan secara
optimal. Setelah diadakan brainstorming dari para kader Nasyiah pada Pelatihan Mubalighot
Nasyiah Kota Yogyakarta pada bulan Desember 2009 yang lalu, didapatkan indikasi bahwa
sebenarnya konsep dakwah tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh para Nasyiah,kendala
pada Sumber Daya yang memiliki kemampuan menyampaikan dakwah,manajemen waktu,
dan kreativitas serta sistematika gerakan yang terpadu dan holistic.
Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah Kota Yogyakarta, memiliki suatu kebijakan
untuk mengambil langkah dalam membangun sistematika gerakan yang terpadu dan
holistic, disamping membangun sumber daya yang cakap dan kompeten baik dalam
penguasaan ilmu ataupun dalam sistem perencanaan dan tindakan.
Sesungguhnya dawah kepada agama Allah SWT merupakan jalan yang ditempuh oleh
Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Adapun misi dawah itu sesungguhnya adalah
mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari
kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid dan dari neraka menuju syurga
Allah berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik". ( QS Yusuf : 108 )
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
5
Al Islam Kemuhammadiyahan
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", ( QS An Nahl : 36Dan kami tidak
mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu
sekalian akan aku". ( QS Al Anbiya : 25 )
6
Al Islam Kemuhammadiyahan
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung. ( QS Ali Imran : 101 104 )
Dalam keyakinan KH. Ahmad Dahlan, orang yang telah mampu memhami Islam sebagai
risalah Allah, akan mewujudkan ajaran ajaran Islam melalui perjuangan dengan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islam sebagai konsep hidup ditengah tengah masyarakat, sehingga cita cita mengenai
baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur ( masyarakat utama, adil makmur yang diridlai
Allah SWT) dapat terwujud. Kunci utama dalam keseluruhan usaha tersebut adalah
keharusan bagi umat untuk melaksanakan dakwah Islam amar maruf nahi munkar.
Ayat diatas mengisyaratkan pengarahan Allah berupa empat langkah pokok yang harus
ditempuh dan diupayakan secara terus menerus guna mewujudkan masyarakat utama,
adil dan makmur yang diridlai Allah. Keempat langkah tersebut :
Dilatarbelakngi pemikiran dan usaha konkret KH. Ahmad Dahlan yang telah
dikerjakannya itu, maka Muktamar ke 38 tahun 1971 di Makassar akhirnya
menetapkan keputusan dalam membina masyarakat dengan dakwah Islam amar maruf
nahi munkar, untuk mencapai maksud dan tujuannya yang paling tepat adalah
mengadakan gerakan jamaah dan dengan dakwah jamaah.
7
Al Islam Kemuhammadiyahan
Beberapa point dibawah ini meruapakan pengertian seputar Gerakan Jamaah dan Dakwah
Jamaah ( GJDJ ) :
1. Pengertian Jamaah disini adalah sekelompok keluarga / rumah tangga dalam satu
lingkungan tempat tinggal dan merupakan satu ikatan yang dijiwai kesadaran hidup
berjamaah, yang pembentukan dan pembinaanya diusahakan oleh anggota
Persyarikatan.
2. Jamaah merupakan organisasi informal yang tidak perlu membawa bawa nama
Muhammadiyah, karena jamaah adalah lembaga masyarakat, bukan eselon
Persyarikatan.
3. Inti Jamaah adalah sekelompok anggota Muhammadiyah yang mengambil inisiatif
membentuk dirinya sebagai potensi penggerak.
4. Pembinaan kepada jamaah dilakukan dengan cara dakwah jamaah. Dakwah
jamaah ini menjadi suatu system dakwah, yang aktifitas dakwahnya bertumpu
sepenuhnya kepada mutu, kegiatan, dan pengorganisasian anggota Persyarikatan
seumumnya tanpa kecuali.
Berdasarkan pengertian diatas, maka GJDJ itu bergerak pada basis kelompok kelompok
umat. Dengan kata lain bisa disebutkan, bahwa GJDJ merupakan gerakan dakwah yang
berbasiskan komunitas atau satuan unit masyarakat untuk menata dan mewujudkan alam
kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan perintah dan Sunah-Nya. Dihitung berdasarkan
jumlah jamaah, idealnya GJDJ terdapat sepuluh sampai lima belas kepala keluarga.
Melalui dan di dalam komunitas komunitas tersebut, warga dan aktifis Muhammadiyah
bisa menjalankan kewajiban dakwahnya.
8
Al Islam Kemuhammadiyahan
anggota kelompok, sehingga merupakan satu kesatuan kehidupan bersama dan serasi, yang
selanjutnya dapat menyumbangkan kemampuannya untuk ikut serta membangun bangsa dan
negaranya.
Sekelompok anggota Muhammadiyah yang mengambil inisiatif itu, disebut inti
jama'ah, yang membentuk dirinya sebagai potensi penggerak kelompok (group dinamics).
Alasan untuk menempatkan diri sebagai inti jama'ah bagi anggota Muhammadiyah ini, tidak
lain karena didorong oleh rasa tanggung jawabnya sebagai muslim yang melaksanakan ajaran
agamanya, sebagai ibadahnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Oleh karena itu, niat untuk
membentuk jama'ah adalah semata-mata untuk mendapat ridha Allah subhanahu wa ta'ala,
tidak dikerjakan untuk menyusun kekuatan politik atau golongan, tidak pula untuk
kepentingan pribadinya. Kesejahteraan hidup adalah milik dan kepentingan bersama bagi
setiap orang, setiap keluarga, setiap kelompok. Jama'ah sebagai bentuk kehidupan bersama
tidak selalu harus dimulai dengan membentuk organisasi jama'ah yang nyata (kongkrit). Titik
berat gerakan ini adalah menyebarkan dan mengembangkan ide hidup berjama'ah. Bentuk
organisasi jama'ah tidak boleh dipaksakan. Akan tetapi pengelompokan anggota
Muhammadiyah menjadi inti jama'ah menjadi sarana yang paling dekat untuk dicapai oleh
Persyarikatan.
Dengan melalui pertemuan dan lain sebagainya inti-inti jama'ah ini melangkahkan
kakinya untuk memprakarsai hidup berjama'ah di lingkungan tempat tinggalnya dan kalau
situasi dan kondisi setempat mengizinkan, melangkah lebih jauh untuk mewujudkan jama'ah
sebagai lembaga sosial yang terbukti memang dikehendaki dan dibutuhkan masyarakat
(sosial need).
9
Al Islam Kemuhammadiyahan
langsung akan menyangkut dan mengenai pribadi si muballigh. Oleh karena itu sistem da'wah
dalam rangka menimbulkan hidup berjama'ah ini disebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tujuannya antara lain :
a) Menumbuhkan dan membina hidup berjamaah yaitu hidup bersama yang serasi, rukun
dan dinamis;
b) Menumbuhkan dan membina hidup sejahtera, yakni hidup yang terpenuhi kebutuhan
lahir dan batin bagi segenap warga jama'ah;
c) Kesemuanya itu untuk mengantarkan warga jama'ah dalam pengabdiannya kepada
Allah subhanahu wa ta'ala, kepada bangsa dan negara serta kemaslahatan manusia
pada umumnya.
Materinya
a) Bidang pendidikan: menumbuhkan kesadaran dan memberikan pengertian tentang
mutlak perlunya pendidikan bagi anak-anak dan generasi muda, khususnya
pendidikan agamanya, untuk menjadi pegangan hidup dan kehidupannya di masa
depan;
b) Bidang sosial: membina kehidupan yang serasi antara keluarga yang satu dengan yang
lainnya, saling tolong menolong dan bantu membantu mengatasi kesulitan yang
sedang dialami oleh anggota jama'ahnya. Menghilangkan sifat egois dan menutup
diri;
c) Bidang ekonomi: berusaha mencegah kesulitan-kesulitan ekonomi/ penghidupan yang
dialami oleh anggota jama'ahnya, antara lain dengan membantu permodalan,
mencarikan pekerjaan, memberikan latihan ketrampilan/ keahlian dan sebagainya;
d) Bidang kebudayaan: membina kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam
sebagai sarana / alat da'wah dan mengikis/ menghindarkan pengaruh kebudayaan
yang merusak, dari manapun datangnya;
e) Bidang hukum: membina kesadaran dan memberikan pengertian tentang tertib hukum
untuk kebaikan bersama dalam kemasyarakatan. Melaksanakan dan mempraktekkan
ajaran-ajaran agama (Islam) yang berhubungan dengan mu'amalah duniawiyah;
f) Bidang hubungan luar negeri (solidaritas): menumbuhkan rasa setia kawan dan
simpati terhadap sesama umat Islam khususnya dan umat manusia umumnya yang
sedang mengalami musibah, penderitaan, penindasan dan sebagainya kemudian
menyata-laksanakannya dengan mengumpulkan bantuan dan sebagainya.
Metodenya
10
Al Islam Kemuhammadiyahan
Dakwah jama'ah dilaksanakan oleh sekelompok kecil warga jama'ah (inti jama'ah)
yang ditujukan kepada kelompok (jama'ahnya);
Inti jama'ah bertindak sebagai penggerak kelompok yang merencanakan,
melaksanakan dan menilai langkah-langkah dan materi da'wahnya;
Dakwah jama'ah menggunakan teknik-teknik pembinaan masyarakat (community
development).
Sifatnya
Da'wah jama'ah dilaksanakan atas nama pribadi masing-masing muballigh;
Da'wah jama'ah bersifat informil, artinya tidak mengikatkan dirinya kepada instansi /
lembaga yang formil;
Instansi/lembaga-lembaga masyarakat yang ada menjadi tempat menyalurkan
kegiatan warga berjama'ah.
Unit-unit ini yang menjadi salauran komunikasi dengan induk organisasi Muhammadiyah;
Keanggotaan inti jama'ah serta pembagian tugas perhatiannya diatur/ dimusyawarahkan
bersama oleh anggota Muhammadiyah dalam satu jama'ah. Apabila di dalam satu jama'ah
terdapat kelebihan anggota Muhammadiyah, tugas inti jama'ah dapat digilirkan secara
periodik. Anggota yang kebetulan tidak menjadi inti jama'ah berfungsi sebagai pendukung
dan pelopor kegiatan jama'ahnya. Kelebihan anggota tersebut dapat ditugaskan untuk
membina tempat lain yang tidak terdapat anggota Muhammadiyah di dalamnya;
1. Apabila bentuk jama'ah sudah gatra (maujud), inti jama'ah mempersiapkan
terbentuknya organisasi jama'ah dengan mempersiapkan pamong jam'ahnya;
2. Di dalam hal organisasi jama'ah belum terwujud, inti jama'ah berfungsi sebagai
pamong jama'ah sementara. Kalau organisasi jama'ah dan pamong jama'ah sudah
11
Al Islam Kemuhammadiyahan
terwujud, inti jama'ah dapat mengintegrasikan diri ke dalamnya atau berdiri di luar
sebagai pembantu, aktif menjadi sumber inspirasi dan kreasi kegiatan jama'ahnya.
12
Al Islam Kemuhammadiyahan
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia
di dunia ini. Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan
dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan
hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-
baiknya. Menjujung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum manapun juga, adalah
kewjiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Untuk
melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat
dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an:
13
Al Islam Kemuhammadiyahan
(QS Ali-Imran:104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh almarhum
KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama
"MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-bahagian)-nya,
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk
menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-
nya, Nabi Muhammad saw., guna mendapat karunia dan ridha-nya di dunia dan akhirat, dan
untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah
yang melimpah-limpah, sehingga merupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampun".
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke pintu
gerbang syurga "Jannatun Na'im" dengan keridhaan Allah Yang Rahman dan Rahim.
Adapun dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar bidang kedua ialah kepada masyarakat,
bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan
bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata. Adapun
keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) ialah
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan
14
Al Islam Kemuhammadiyahan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah
s.w.t. untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khaifah
Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada RasulNya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad s.a.w. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan
spiritual, duniawi dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan :
Al-Qur'an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Sunnah Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w, dengan menggunakan akal fikiran
sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang :
Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.
Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan
berpedoman ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat dunyawiyah
(pengelolaan dunia dan pembinaan masyarakat) berdasarkan ajaran Agama
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada
Allah SWT.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-
15
Al Islam Kemuhammadiyahan
sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT
Namun demikian, gerakan jama'ah dan dakwah jama'ah yang diidealkan sampai saat
ini tampaknya belum menjadi kenyataan yang menggembirakan. Terbaca pada "Pengantar"
buku Gerakan Jama'ah dan Dakwah Jama'ah yang diterbitkan oleh MTDK PPM (2006)
beberapa faktor sebagai berikut; (1) Informasi / penjelasan tak tersebar secara merata; (2)
Pergeseran nilai kegotong-royongan ke individualistis; (3) Masih adanya pengurus
Persyarikatan yang tidak mau melaksanakan gerakan dakwah jama'ah; (4) Masih adanya
sikap mental acuh tak acuh warga Muhammadiyah akan pelakanaan cita-cita luhur
Muhammadiyah; (5) Belum semua warga Muhammadiyah siap melakukan perubahan;
(6)Belum semua warga Muhammadiyah siap ittiba' Rasul dalam hidup berjama'ah/
bermasyarakat.
[15]
16
Al Islam Kemuhammadiyahan
3. Setelah jamaah terbentuk, Rasulullah SAW menyiapkan jama'ah tersebut untuk
menyebarkan ajaran yang telah diterimanya.
Pada fase jahriyah : Mengadakan pengajian umum, halaqah kabirah. Juga mengadakan
rihlah dakwah jama'iyyah. Ada pula langkah-langkah untuk mengkondisikan dakwah dengan
ceramah/khutbah, maw'idzah. Pada fase sirriyah : sahabat yang telah menerima dakwah
berkisar antara 3-5 orang. Mereka kumpul setiap hari, tempat dan waktu yang bervariasi.
Langkah berikutnya, mengirim sahabat untuk berdakwah ke luar Makkah. Mush'ab
ibn Umair diutus ke Madinah dalam rangka pengkondisian pra-hijrah. Demikianlah, secara
ringkas, gerakan jamaah dan dakwah jamaah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam
sirahNya.
BAB III
17
Al Islam Kemuhammadiyahan
PENUTUP
Sebagi gerakan Islam dakwah amar maruf nahi munkar, Muhammadiyah menjadikan
aktifitas dakwah sebagai bagian tak terpisahkan dari selurauh program dan agenda aksinya.
Diera modern ini, Muhammadiyah juga dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualitas dakwahnya termasuk strategi dan metodenya. Sebab kalau kita berdakwah secara
konvensional ( bertabligh secara umum) maka tentu kita akan ketinggalan dengan dakwahnya
para penentang Syariat Islam melalui media massa. Diperlukan inovasi dan kreasi dalam
mengembangkan dakwah, Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) adalah salah satu
strategi ( metode ) yang ditemukan oleh Muhammadiyah, namun belum mampu diaplikasikan
di tengah masyarakat karena beberapa factor. Diantara factor tersebut adalah ; kurang percaya
dirinya sebagian kader / aktifis Muhammadiyah untuk melaksanakan program ini, kurangnya
sosialisasi tentang konsep dakwah ini, kurangnya Juklak dan Juknis di tingkat lapangan,
kurangnya pelatihan tentang konsep dakwah ini.
18