Anda di halaman 1dari 18

6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama


Oleh: Rahmat Ramdhani*

Abtract

The concept of religious-based community empowerment can be said that the preaching of
development seeks to carry out its mission to improve the quality of life of the community, physically
and mentally. The effort to improve the quality of life of the community is carried out by bringing
them to an Islamic life, by increasing their faith and devotion and their ability to master technology.
With the superiority of this body and spirit, the aspiration towards a just, prosperous and inner and
prosperous society can be achieved. With this preaching empowerment effort, it has relevance and is
in line with the mission of spreading Islam, which is to bring mercy to the universe. Learning from the
process of spreading Islam, the process of preaching empowerment should begin on the basis of
religion which is then associated with an understanding of various natural phenomena and social
problems, all of which are considered as a whole. In the framework of this religious mission,
community development is carried out to make a prosperous and inner society. This process is carried
out using a pilot model method, which starts with the personal Da'i which is then extended to small
environmental communities which are then developed and expanded

Keywords: religious-based community

1.1.Konsep Dakwah Pemberdayan teknologi. Dengan keunggulan


Masyarakat Berbasis Agama
jasmani dan ruhani ini, cita-cita
Konsep pemberdayaan
menuju masyarakat yang adil,
masyarakat berbasis agama dapat
makmur dan sejahtera lahir dan batin
dikatakan bahwa dakwah
dapat tercapai. Dengan upaya dakwah
pengembangan berupaya
pemberdayaan ini, memiliki relevansi
melaksanakan misinya untuk
serta sesuai dengan misi penyebaran
meningkatkan kualitas kehidupan
Islam, yakni membawa rahmat bagi
masyarakat, lahir dan batin. Upaya
alam semesta.i
peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat ini dilakukan dengan Belajar dari proses penyebaran

membawa mereka pada kehidupan Islam, sebaikanya proses dakwah

yang Islami, dengan meningkatkan pemberdayaan dimulai dengan basis

keimanan dan ketaqwaan serta agama yang kemudian dikaitkan

kemampuan dalam menguasai dengan pemahaman terhadap

*Penulis adalah Dosen Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu 8


Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

berbagai fenomena alam dan berbasis agama diharapkan dapat

masalah-masalah sosial, yang bekerja sungguh-sungguh untuk

kesemuanya dianggap sebagai satu melahirkan manusia-manusia yang

kesatuan. Dalam kerangka misi tangguh, memiliki keunggulan dalam

keagamaan ini, pengembangan iman, taqwa yang tinggi dan dapat

masyarakat dilakukan untuk menguasai teknologi.

menjadikan masyarakat yang


1.2.Model Dakwah Pemberdayan
sejahtera lahir dan batin. Proses ini Masyarakat Berbasis Agama

dilakukan dengan metode model Berdasarkan kosenp dasar

percontohan, yakni dimulai dengan pemberdayaan masyarakat yang

pribDGL 'D¶L \DQJ NHPXGLDQ GLSHUOXDV dilanjutkan dengan merekonstruksi

pada komunitas lingkungan kecil konsep dakwah sebagai bagian dari

yang kemudian dikembangkan dan upaya membangun paradigma model

diperluas. baru dakwah maka dakwah

pemberdayaan berbasis agama harus


Akhirnya,dakwah pemberdayaan
mengikuti bebera prinsip dasar, yaitu:
berbasis agama juga berperan dalam

mempertahankan dan bahkan Pertama, berorientasi pada

meningkatkan keimanan dan kesejahteraan lahir batin masyarakat

ketaqwaan masyarakat. Dakwah ini, luas. Dakwah Islam tidak

sesuai dengan fungsi dakwah dilaksanakan sekedar merumuskan

pemberdayaan masyarakat yang keinginan sebagian masyarakat saja,

dengan sendirinya akan tetapi direncanakan sebagai usaha

mengembangkan potensi masyarakat. membenahi kehidupan sosial bersama

Dengan kata lain, dengan kondisi masyarakat agar penindasan, ketidak

seperi ini, dakwah pemberdayaan adilan, dan keseweang-wenangan

9
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

tidak terjadi lagi ditengah-tengah baik. Dakwah pemberdayaan

mereka. Skala makro yang menjadi masyarakat merupakan suatu proses

sasaran dakwah bukan berarti perencanaan perubahan sosial yang

meninggalkan skala mikro berlandaskan pada nilai-nilai Islam.

kepentingan individu dan masyarakat. Sasaran utama dakwah pemberdayaan

Demikian pula, bisa jadi tercapainya masyarakat lebih pada setting sosial

kesejahteraan masyarakat luas dapat kehidupan masyarakat daripada

dilakukan melalui sekelompok orang individu per individu. Landasan

yang tergolong elit dalam EHUILNLU SDUD 'D¶L GDODP PHOLKDW

masyarakat. Apalagi elit-elit tersebut problrm yang dihadapi masyarakat

merupakan kelompok pembuat adalah sebuah permasalahan sosial,

kebijakan yang sangat mempengaruhi yang oleh kerana itu pemecahannya

terhadap tatanan sosial. Dengan mesti dilakukan dalam skala

demikian, mutlak sebenarnya dakwah kehidupan sosial.

yang dilakukan kepada mereka dalam


Untuk selanjutnya, ada
upaya menyadarkan dan
baiknya jika melihat dan mencermati
mengingatkan terhadap persoalan-
bagaimana sebernarnya karakteristik
persoalan kehidupan sosial yang ada
(trademark) dari dakwah model
di masyarakat.
pemberdayaan yang ditawarkan dan

Kedua, bahwa dakwah bagaimana perbandinganya dengan

pemberdayaan berbasis agama pada model dakwah konvensional yang

dasarnya adalah upaya melakukan selama ini dikenal dan dianut oleh

social engineering (rekayasa sosial) para pelaku dakwah. Untuk lebih

untuk mendapatkan suatu perubahan mempermudah dalam memahami

tatanan kehidupan sosial yang lebih

10
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

perbandingan dimaksud, dapat dilihat memecahkan


problemanya
sendiri
dari tabel berikut:

No Unsur-unsur Model dakwah Model dakwah

Dakwah pemberdayaan konvensional Melihat tabel perbandingan


masyarakat

Subjek 'D¶L 0XEDOOLJK 'D¶L


diatas, meskipun secara teoritis
1
Dakwah dan masyarakat Muballigh dan
Ustadz (konseptual) dan praktis, dakwah

2 Objek Kondisi sosial- Masyarakat


dakwah kultural pemberdayaan masyarakat terlihat
masyarakat
lebih baik, tetapi tetap dijumpai
3 Peran/Sifat Fasilitator dan Komunikator
'D¶L transformator agama
nilai agama kendala-kendala, baik secara internal

4 Sifat Objek Aktif partispatif Statis, top


GD¶L dan sustainable down, one way
maupun secara eksternal. Kendala
dan
asustainable yang dimaksud adalah kendala,
5 Metode Dialog dan Lebih banyak
dakwah interaktif sosial hikmah dan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan
(mujadalah) mauizhatil
hasanah dan politik. Paradigma baru model
6 Materi Dibicarakan Lebih banyak
dakwah bersama sesuai ditentukan oleh dakwah pemberdayaan agama
dengan GD¶L WRS GRZQ
kebutuhan riil
masyarakat
tersebut merupakan suatu gerakan
(bottom up)
transformasi sebagai gerakan sosial
7 Bentuk Advokasi dan Lebih banyak
dakwah pemihakan bentuk syiar
kepada yang agama (dakwah yang didasarkan pada humanisasi,
lemah (dakwah bil lisan)
bil haal)
transendensi yang profetik mendesak
8 Strategi Integarated or Partial strategy
dakwah holistic strategy untuk segera disosialisasikan. Sebab,

9 Manajemen Efektif, karena Kurang efektif


dakwah sejak awal karena tidak
dalam proses ini yang berbentuk
menerapkan sepenuhnya
prinsip-prinsip menerapkan pendampingan, bukan pengarahan
manajemen prinsip
manajemen
apalagi pemaksaan. Dengan
10 Media Disesuaikan One way
dakwah dengan kondisi media, seperti
masyarakat radio dan
demikian, dari sinilah perubahan
televisi
kualitas kehidupan masyarakat oleh
11 Target Masyarakat Aspek kognitif
dakwah mengetahui, (pemahaman)
merumuskan, saja masyarakat sendiri ke arah yang lebih
dan

11
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

partisipatif, terbuka dan emasipatoris Islam. Sehingga potret demografis ini

dapat terjadi. akan dapat dijadikan landasan bagi

penyusunan metode, teknik dan


Proses Dakwah tersebut akan
media komunikasi dakwah dan model
PHODKLUNDQ VDWX ³SROD´ \DQJ XPXP
dakwahnya pada fase yang
Pola dakwah merupakan seperangkat
berikutnya
agenda di dalam aktivitas kontek

dakwah yang berlangsung secara 1.3. Implementasi Dakwah


Pemberdayan Masyarakat
berkelanjutan, bersesuaian dengan Berbasis Agama
kebutuhan masyarakat. Sehingga Dewasa ini paradigma

pelaksanaan dakwah dapat dievaluasi dakwah memiliki kecenderungan

secara objektif, dan kondisi yang menjadikan masyarakat sebagai objek

perlu dimekarkan dapat dilakukan dakwah yang dianggap GKD¶LI

dengan kongkrit. Faktor sosio- (lemah). Karena itu mereka perlu

demografis merupakan kondisi sosial dibimbing dan dituntun kearah

dan kepanduan yang terformat dari kebaikan agar terhindarr dari perilaku

karakteristik pribadi. Kondisi ini pada yang tidak baik. Konsekuensinya,

gilirannya ikut mempengaruhi tugas para pelaku dakwah diarahkan

suasana batin dan preferensi untuk membimbing, menuntun dan

masyarakat terdapat sesuatu. Dengan menjaga mereka agar mereka

mengetahui karakteristik masyarakat berpijak pada jalan yang diridhoi

PXVOLP GL VDWX ZLOD\DK PDND 'D¶L Allah Swt.ii

dapat memiliki gambaran yang jelas


Dalam paradigma dakwah
yang berkaitan dengan perilaku
WHUVHEXW 'D¶L VHEDJDL MXUX GDNZDK
mereka, yang berkaitan dengan
menjadi subjek yang aktif dan umat
penerimaan mereka terhadap dakwah

12
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

atau masyarakat menjadi objek yang harmonis antara masyarakat kuat dan

pasif. Akibatnya dalam hubungan lemah serta masyarakat penindas dan

objek-VXEMHN WHUVHEXW 'D¶L NHPXGLDQ tertindas. Dalam proses dakwah

diposisikan sebagai prototipe manusia tersebut, pihak yang terdampak dan

ideal yang harus diikuti ucapannya. diuntungkan adalah masyarakat

Pandangan ini kemudian diperkokoh miskin dan lemahh dalam struktur

oleh kultur masyarakat yang masyarakat tersebut.iv Dakwah yang

cenderung paternalistik. Akibatnya dikembangkan Rasulullah merupakan

tolak ukur yang berlaku gerakan menuju transformasi sosial.

dimasyarakatselalu serba formal dan Dakwah yang dijabarkan sebagai

kuantitatif. iii Paradigma semacam ini gerakan pembebasan dari eksploitasi,

pada akhirnya memposisikan dakwah dominasi, intimidasi, penindasan dan

sebagai sarana berlangsungnya ketidakadilan dalam berbagai

dehumanisasi yang menafikan aspeknya. v

dimensi kemanusiaan dan


Berangkat dari landasan
menguntungkan kelompok kecil
historis tersebut, maka proses dakwah
masyarakat.
yang berlangsung dalam konteks

Padahal secara historis sosio-kultural saat ini harus mampu

dakwah justru berakar pada mengembangkan proses humanisasi

humanisasi dan praktik masyarakat yang telah lama runtuh

pengembangan kemanusiaan dan terjebak dalam suasana fatalistik.

(masyarakat). Praktik dakwah Sebagai proses pengembangan

pertama kali dilakukan Rasulullah manusia (masyarakat), konsep

adalah menyampaikan ajaran tauhid dakwah harus dikembalikan pada

dan membangun hubungan yang upaya membangun kesadaran

13
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

masyarakat. Dakwah lebih diarahkan tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia´ vii
menuju proses dialog dalam rangka

menumbuhkan kesadaran akan


Selain itu, essensi dakwah yang
potensi masyarakat sebagai makhluk
lain adalah ajakan untuk membangun
kreatif yang memiliki kemampuan
kualitas kehidupan manusia secara
untuk mengelola diri dan
utuh untuk memperoleh keselamatan,
lingkungannya.
kesejahteraan dan kedamaian dunia

Dengan demikian, esensi sampai akhirat. Kualitas disini tidak

dakwah bukan terletak pada usaha hanya menyangkut persoalan sosial,

merubah masyarakat, tetapi lebih ekonomi, politik dan budaya

berorientasi pada usaha menciptakan melainkan juga persoalan agama.

kesempatan bagi masyarakat untuk Islam memiliki komitmen yang kuat

merubah diri dengan kesadaran dan terhadap kualitas hidup yang dapat

pemahamannya terhadap masalah mengantarkan manusia pada

yang mereka hadapi. vi Konsep ini keselamatan, kesejahteraan dan

sejalan dengan Firman Allah dalam kedamaian. Komitmen ini merupakan

Al-4XU¶DQ 6XUDW $O-5D¶GX D\DW wujud konsekuensi moral yang

yang berbunyi: didasarkan pada kepercayaan

terhadap kebenaran agama.viii


Artinya: ³EDJL PDQXVLD DGD
malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan Dengan demikian, standar
di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya kualitas yang hendak dicapai melalui
Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka dakwah Islam yaitu kualitas hidup
merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. dan apabila Allah yang seimbang (tawazun), yang tidak
menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang bersifat material saja tetapi juga
dapat menolaknya; dan sekali-kali
spiritual yang sudah dikenali secara

14
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

kodrati oleh manusia. Karena itu, agama), tetapi lebih dari itu

dakwah Islam merupakan kagiatan mengandung upaya yuntuk

yang menyangkut seluruh dimensi membentuk pribadi-pribadi muslim

kehidupan manusia. (ELQD¶ DO-afrad) dan selanjutnya ELQD¶

al-PXMWDPD¶ (pembangunan
Berangkat dari orientasi dakwah
masyarakat). Dalam hal ini, peran
tersebut, maka dibutuhkan strategi
'D¶L VHEDJDL IDVLOLWDWRU \DQJ
dan model dakwah yang tepat agar
menghantarkan masyarakat agar
tujuan dakwah dapat tercapai. Sebab,
mampu menciptakan kondisi yang
model dakwah apapun akan hilang
mereka harapkan.
efektivitas dan dan efisiensinya

dalam merealisir Islam dalam semua Dengan demikian, eksistensi

berbasis atau dimensi tanpa berangkat dakwah Islam secara makro

dari strategi yang jelas. senantiasa bersentuhan dan bergelut

dengan realitas yang mengitarinya.


Selanjutnya, karena dakwah
Dalam perspektif ini, pergumulan
lebih berorientasi pada proses
dakwah dengan realitas sosio-kultural
humanisasi masyarakat secara sosio-
akan melahirkan dua kemungkinan.
kultural dan usaha membangun
Pertama, dakwah Islam mampu
manusia setuhnya, maka strategi atau
memberikan out put (hasil/pengaruh)
model dakwah yang dijadikan
terhadap lingkungan, dalam arti
alternatif adalah menambahkan
memberi dasar filosofi, arah,
pendekatan peran serta (parisipatif)
dorongan dan pedoman bagi
untuk menyempurnakan konsep
perubahan masyarakat sampai
dakwah yang selama ini ada. Dengan
terbentuknya realitas sosial yang
begitu, dakwah bukan sekedar tabligh
baru. Kedua, dakwah Islam
al-ayat (penyampaian pesan-pesan

15
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

dipengaruhi oleh perubahan adalah siasat, taktik atau manuver

masyarakat, dalam arti eksistensi, yang ditempuh dalam rangka

corak dan arahnya. Hal ini berarti mencapai tujuan dakwah.

bahwa efektifitas dakwah ditentukan


Berkaitan dengan strategi
oleh sistem sosio-kultural.
dakwah Islam, maka diperlukan

Berangkat dari kerangka fikir ini, pengenalan yang tepat dan akurat

maka strategi dalam implementasi terhadap realitas hidup manusia yang

dakwah sangat diperlukan dalam secara aktual berlangsung dalam

rangka menghadapi dinamika kehidupan dan realitas hidup antara

kehidupan manusia yang semakin satu masyarakat dengan masyarakat

kompleks. Perumusan strategi ini erat lain yang berbeda. Disini, juru

kaitannya dengan penetapan metode, dakwah dituntut memahami situasi

sebagaimana dinyatakan oleh Prof. dan kondisi masyarakat yang terus

H.M. Arifin, M.Ed., bahwa strategi mengalami perubahan, baik secara

yang baik adalah bila dapat kultural maupul sosial keagamaan.x

melahirkan metode yang baik juga,


Kemudian jika dikaitkan
sebab metode merupakan suatu cara
GHQJDQ HUD NHNLQLDQ PDND SDUD 'D¶L
ix
pelaksanaan strategi.
harus memahami perubahan

Strategi dakwah disini diartikan transisional dan transaksional pada

sebagai proses menentukan cara dan kekuatan magis dan ritual kearah

daya upaya untuk menghadapi ketergantungan pada sain dan

sasaran dakwah dalam situasi dan kepercayaan serta transisi dari suatu

kondisi tertentu guna mencapai masyarakat yang tertutup, sakral,

tujuan dakwah secara optimal. kolot, kearah keterbukaan, plural dan

Dengan kata lain, strategi dakwah berkemajuan. Jadi, suatu strategi

16
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

tidak bersifat universal, ia sangat agama. Dakwah sebagai


gerakan transformasi sosial
tergantung pada realitas hidup yang sering dihadapkan pada
kendala kemapanan
dihadapi. Karena itu, strategi harus keagamaan seolah-oleh sudah
merupakan standar
bersifat terbuka terhadap segala keagamaan yang final
sebagaimana agama Allah. xi
kemungkinan perubahan masyarakat Pemahaman agama yang
terlalu eksoteris dalam
yang menjadi sasaran dakwah. memahami gejala-gejala
kehidupan dapat menghambat
pemecahan masalah sosial
Berkaitan dengan proses \DQJ GLKDGDSL ROHK SDUD 'D¶L
sebagai agen perubahan. Oleh
pemberdayaan masyarakat martra karena itu, diperlukan
pemikiran inovatif yang dapat
agama di zaman ke-kini-an, maka mengubah kemapanan
pemahaman agama dari
implementasinya dikembangkan pemahaman yang tertutup
menuju pemahaman
sebagai berikut: keagamaan yang terbuka.
3. Strategi yang imperatif dalam
dakwah. xii Dakwah Islam
1. Meletakkan paradigma tauhid
berorientasi pada upaya amar
dalam aktivitas dakwah. Pada
PD¶UXI GDQ QDKL PXQNDU xiii
dasarnya dakwah merupakan
Dalam hal ini, dakwah tidak
usaha penyampaian risalah
dipahami secara sempit
tauhid yang memperjuangkan
sebagai kegiatan yang identik
nilai-nilai kemanusia yang
dengan pengajian umum atau
universal (egaliter, keadilan
dakwah mimbariyyah, lebih
dan kemedekaan). Dakwah
dari itu essensi dakwah
berusaha mengembangkan
sebetulnya adalah segala
fitrah dan kehanifan manusia
bentuk kegiatan yang
agar mampu memahami
mengandung unsur amar
hakekat hidup yang berasal
PD¶UXI GDQ QDKL PXQNDU xiv
dari Allah dan akan kembali
pada-Nya. Dengan ini, maka
1.4.3HUDQ 'D¶L GDODP 'DNZDK
dakwah tidak lain merupakan
suatu proses memanusiakan Pemberdayan Masyarakat
manusia dalam proses Berbasis Agama
transformasi sosio-kultural
yang membentuk ekosistem Fungsi dakwah dan
kehidupan. Karena itu, tauhid
merupakan kekuatan peranannya, tidak lain adalah
paradigmatis dalam teologi
dakwah yang memperkuat memberikan jalan keluar yang benar
strategi dakwah.
2. Perubahan masyarakat dan tepat kepada umat manusia dari
berimplikasi pada perubahan
paradigmatik pemahaman berbagai macam situasi yang serba

17
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

kelam (darkness) menuju situasi yang Kedua, dakwah Islamiyah di


pengaruhi oleh perubahan
terang (brightness)xv. Watak dasar masyarakat, dalam artian
eksistensi corak, pendekatan
dakwah adalah mengubah (bersifat dan arahnya. Ini berarti bahwa
kualitas dakwah selalu
transformatif), ke arah yang lebih dipengaruhi oleh sistem sosio-
kultural yang DGD´ xvi
baik. Namun di lain sisi dakwah juga
Reposisi dakwah dalam
mempertahankan prinsip-prinsip
kehidupan di masyarakat dapat
ajaran atau nilai-nilai fundamental,
direalisasi dengan mencermati
yang di yakini kebenarannya, yang
kembali peran dakwah Islam dalam
menjadi jati diri. Oleh karena itu
bentuk wujud komunikasi dan
dakwah juga bersikap
perubahanmasyarakat yang dilakukan
mempertahankan dan melestarikan
ROHK 'D¶L VHEDJDL SHODNX GDNZDK
ajaran (bersifat konservatif).
Tidak hanya argumen naratif
Secara makro, eksistensi dakwah
tekstualis yang menguatkan peran
Islamiyah senantiasa bersentuhan dan
GD¶L VHEDJDL PDQXVLD GDODP XVDKD
bergelut dengan realitas yang
merubah masyarakat, tetapi juga
mengitarinya. Dalam perspektif
argumen-argumen naratif
historis, pergumulan dakwah
implementatif, sebagaimana
Islamiyah dengan realitas sosio-
ditegaskan dalam sikap-sikap
kultural menjumpai dua
Rasulullah SAW, para sahabat dan
kemungkinan:
generasi Islam yang telah
³3HUWDPD, dakwah Islamiyah
mampu memberikan out put membuktikan peran serta mereka
atau hasil serta pengaruh
terhadap lingkungan, dalam dalam melakukan perubahan.xvii
artian memberi dasar
pandangan (wijhatun nazhor), Selain itu proses perubahan
dasar filosofi, arah, dorongan
dan pedoman perubahan dalam dakwah Rasulullah SAW juga
masyarakat, sampai berbentuk
realitas yang baru. menggunakan mediator dan basis

18
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

operasional yang argumentatif dan dua peran yang saling terkait, yaitu

rasional. Tetapi jalan dakwah beliau dakwah sebagai proses komunikasi

adalah melakukan secara kontinyu dan proses perubahan sosial. Dakwah

gerakan kebangkitan manusia untuk sebagai proses komunikasi berperan

memahami diri dan lingkungannya menyampaikan pesan-pesan

serta menyadari akan misinya dalam NRPXQLNDWRU GD¶L kepada

hidup dan kehidupan; sebab setiap NRPXQLNDQ PDG¶X OHZDW PHGLD

aturan Allah (sunnatullah) dalam agar terjadi perubahan pada diri

mengemban amanat memakmurkan komunikan, baik dalam pengetahuan,

hidup demi tegaknya tatanan sikap dan tindakan. Atau dengan kata

kehidupan sejahtera, aturan itu diikuti lain perubahan dalam aspek akidah,

Rasulullah SAW untuk membangun DNKODN LEDGDK GDQ PX¶DPDODK

masyarakat, baik pada tataran Yang perlu diperhatikan

kehidupan pribadi atau sosial. dalam peran komunikasi melalui

Pengkondisian dalam kaitan dakwah Islamiyah adalah melakukan

perubahan tersebut berarti upaya reposisi dalam meningkatkan kualitas

menumbuhkan kesadaran dan dan kuantitas informasi keislaman

kekuatan pada diri objek dakwah kepada umat, sehingga wawasan

PDG¶X $JDU SHUXEDKDQ GDSDW keislaman semakin luas dan terasa

menumbuhkan kesadaran dan nikmat dan kerahmatannya dalam

kekuatan pada diri objek, maka kehidupan bermasyarakat, dengan

dakwah juga harus mempunyai harapan terwujudnya kesadaran umat

makna solusi masalah kehidupannya dalam mengekspresikan diri sebagai

dan pemenuhan kebutuhannya. muslim dan mengaktualisasikan

Dengan demikian dakwah memiliki keislamannya.

19
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

Sedangkan dakwah sebagai sistematis dalam kegiatan yang dapat

proses perubahan sosial, ia berperan menopang dakwah dalam rangka

dalam upaya perubahan nilai dalam mencapai tujuan-tujuannya. Di antara

masyarakat, sesuai dengan tujuan- upaya-upaya tersebut adalah

tujuan dakwah Islam. Sebab dakwah mengarahkan kesadaran umat, agar

pada hakikatnya adalah aktualisasi orientasi dan kontribusi dakwahnya

imani yang dimanifestasikan dalam semakin jelas, sehingga kerja-kerja

suatu sistem kegiatan manusia dakwah menjadi sinergis, efesien dan

beriman, dalam bidang produktif, karena umat yang sudah

kemasyarakatan yang dilaksanakan menyadari akan potensi dirinya dan

secara teratur, untuk mempengaruhi memiliki orientasi yang jelas, akan

cara merasa, berfikir, bersikap dan mudah diarahkan untuk melakukan

bertindak manusia, pada dataran musabaqah fil-khairat (berlomba

kenyataan individual dan sosio- dalam kebaikan).

kultural, dalam rangka mengusahakan Dari prolog diatas,

terwujudnya ajaran Islam dalam memberdayakan masyarakat dan

semua segi kehidupan manusia umat Islam pada berbasis agama

dengan menggunakan cara tertentu. memberikan implikasi terhadap

Di dalam memerankan HNVLVWHQVL 'D¶L 6HKLQJJD GDSDW

perubahan sosial tersebut, dakwah dibangun adigium SHUDQ 'D¶L GDODP

tidak hanya merupakan upaya yang pemberdayaan masyarakat pada

terbatas pada tabligh (penyampaian) berbasis agama sebagai berikut:

atau upaya WDX¶L\DK (penyadaran) 1. 3HUDQ 'D¶L VHEDJDL 0XEDOOLJK

saja, tetapi dakwah juga merupakan (komunikator)

upaya-upaya yang bersifat lebih

20
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

Sebenarnya dakwah itu muslim, yakni fungsi kerisalahan,

sendiri adalah komunikasi, dakwah yaitu barupa proses pengkondisian

tanpa komunikasi tidak akan mampu agar seseorang atau masyarkat

berjalan menuju target-target yang mengetahui, memahami, mengimani

diinginkan, demikian komunikasi dan mengamalkan Islam sebagai

tanpa dakwah akan kehilangan nilai- ajaran dan pandangan hidup. Dengan

nilai Ilahiyah dalam kehidupan. Maka kata lain dakwah pada hakikatnya

dari sekian banyak definisi dakwah adalah suatu upaya untuk merubah

ada sebuah definisi yang menyatakan, suatu keadaan menjadi keadaan yang

bahwa dakwah adalah proses lain yang lebih baik menurut tolok

komunikasi efektif dan kontinyu, ukur ajaran Islam.

bersifat umum dan rasional, dengan 0XVOLP VHEDJDL 'D¶L MXUX

menggunakan cara-cara ilmiah dan dakwah) itu sendiri pada hakikatnya

sarana yang efesien, dalam mencapai adalah poros dari gerakan perubahan

tujuan-tujuannya.xviii yang mengemban tugas dan peran

pengertian tersebut strategis dalam kehidupan

menegaskan peran dakwah dalam PDV\DUDNDW \DLWX ³VKLQD¶DW DW-tarikh

berkomunikasi dengan orang banyak wa al-hayah´ UHND\DVD VHMDUDK GDQ

melalui media-media tertentu. Upaya kehidupan) agar menjadi produktif.

tabligh (menyampaikan) Islam Kajian terhadap tekstual dan

kepada masyarkat adalah salah satu kontekstual ayat 53 surat al-Anfal dan

media komunikasi dakwah yang ayat 11 surat al-5D¶Gxix, perlu

digunakan Rasulullah SAW. Lebih dicermati, bahwa ayat tersebut sangat

dari itu dakwah adalah aktualisasi jelas tidak perlu takwil, menjelaskan

salah satu fungsi kodrati seorang bahwa upaya melakukan perubahan

21
6\L¶DU 9RO 1R Juli-Desember 2018

kondisi suatu masyarakat atau meyakinkan orang lain, bila diri

komunitas merupakan keniscayaan sendiri tidak mampu memberikan

dalam kehidupan. Dengan kata lain uswah (keteladanan). Bagaimana kita

merekayasa sejarah dan kehidupan kita memberikan kesan pertama yang

adalah kegiatan manusia dalam positif kalau kita tidak mampu

menjalankan misi hidupnya menuju menjadi profile exellence.xxi

hidup yang penuh dengan rahmat dan Rasulullah SAW memiliki daya

keberkahan. tarik yang sangat kuat, karena mampu

2. 3HUDQ 'D¶L VHEDJDL 7HODGDQ menjadi teladan yang baik (uswah

(uswah) hasanah). Dalam hal ini Bambang

8SD\D \DQJ GLODNXNDQ ROHK 'D¶L berpandangan bahwa:

GDODP PH\DNLQNDQ PDG¶X XQWXN ³'DNZDK PHPEXWXKNDQ


kredibilitas komunikatornya.
mengikuti apa yang disampaikan Kredibilitas Nabi Muhammad
SAW lahir dari keteladanan
sangat berkaitan dengan keteladanan yang tinggi selaku syahid
(penyaksi). Dalam
VDQJ 'D¶L 6HEDE WLGDN GDSDW komunikasi dakwah terpancar
teladan pribadi Nabi SAW
diharapkan bahwa orang akan yang didalam dirinya
ditemukan citra yang positif.
menjalankan anjuran kita, kalau kita Citra komunikator
dakwahyang tinggi membawa
sendiri tidak pernah melakukannya. daya tarik bagi komunikasi
dakwah. Sifat dan kepribadian
Sebaliknya, keragu-raguan orang Nabi SAW menjadi modal
utama dalam penyebaran
untuk berbuat apa yang kita anjurkan Islam. Sifat yang dimiliki
Nabi SAW adalah: shiddiq
dapat dihilangkan dengan ketegasan (kejujuran), amanah (dapat
dipercaya), fathanah
tindakan kita memberi contoh dan (kecerdasan), dan tabligh
(menyampaikan), merupakan
keteladanan.xx suatu cermin jati diri yang
unggul. Selain itu, terdapat
Menurut Imam Munawwir pula sifat-sifat lain yang
menjadi basis pembinaan
adalah nihil dan mustahil dapat pribadi, yaitu: sabar, lemah
lembut, mengayomi, tegas,

22
Rahmat Ramdhani
Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Agama

bijak dan berakhlak mulia yang menyampaikan lebih penting


yang menjadikan beliau figur
yang sulit ditandingi. dari apa yang dikatakan. Disini
Perjalanan Nabi SAW untuk
menjadi figut yang teladan NRPXQLNDWRU GDNZDK DWDX 'D¶L
telah dimulai sejak muda,
beliau menjauhi minuman dituntut memiliki performance,
keras, perbuatan yang jelek
dan nista, serta penyembahan memiliki konsistensi yang tinggi
berhala. Disamping itu,
kepribadian Nabi SAW telah terhadap apa yang disampaikan
menunjukkan sifat-sifat yang
mulia, baik untuk dirinya selaras dengan apa yang
sendiri maupun untuk
masyarakat luas. Sifat-sifat diperbuatnya.
yang mulia itu telah
melahirkan citra positif dan 3. 3HUDQ 'D¶L VHEDJDL SHPELPELng
unggul, ini bisa diuktikan
ketika beliau berusia 25 tahun (irsyad)
sudah diberi gelar al-amin.
Citra pelaku dakwah dapat Upaya memberikan arahan
menunjang pelaksanaan
dakwah dan memudahkan XPDW ROHK 'D¶L GHQJDQ XSD\D irsyad
diterimanya pesan dakwah.
Citra persuasi Islam tidak (membimbing), dalam rangka umat
lahir secara langsung, tetapi
memerlukan kiprah dan tidak terjebak dalam ranjau-ranjau
perjuangan sosial yang
panjang disertai dengan profil kesesatan dan penghalang dakwah
akhlak komunikaor dakwah
\DQJ PXOLD´ xxii lainnya, agar umat juga senantiasa

terarah dan terbimbing dalam


'DUL VLQLODK SHUDQ 'D¶L GHQJDQ
menghadapi tantangan, hambatan
keteladanan (uswah) sangat
dalam kehidupan, sehingga tidak
berpengaruh dalam penyampaian
GHQJDQ PXGDK WHUJRGD ROHK µLPing-
pesan atau proses dakwah. Audience
LPLQJ¶ PHQJJLXUNDQ \DQJ EHULVL
atau khalayak tidak hanya
tipuan belaka, atau tidak pesimis dan
PHPSHUKDWLNDQ DSD \DQJ 'D¶L
frustasi lantaran beratnya
sampaikan, akan tetapi
problematika hidup yang dihadapi.
memperhatikan siapa yang

menyampaikan. Kadang-kadang siapa

23
6\L¶DU 9RO 1R -XOL-Desember 2018

8SD\D DSOLNDWLI ROHK 'D¶L EDJL dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu
dakwah dalam memerankan bertakwa´.xxiv

komunikator perubahan sosial


Endnote
kemasyarakatan melalui upaya irsyad

(membimbing), yaitu memberikan i


Artinya: ³GDQ 7LDGDODK .DPL PHQJXWXV
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
perlindungan, baik terhadap nilai- bagi semesta alam´
ii
Mansour Faqih mengibaratkan
nilai ajaran dakwah itu sendiri, paradifma dakwah semacam ini dengan
model kerja dunia perbankan. Masyarakat
dianggap sebagai wadah kosong yang harus
maupun terhadap kehidupan diisi perangkat keyakinan, nilai moral dan
praktik kehidupan untuk disimpan dan
masyarakat pada umumnya dalam kemudian perangkat keyakinan, nilai moral
dan praktik kehidupan tersebut akan
dikeluarkan sewaktu dibutuhkan. Lihat
menghadapi bentuk-bentuk Mansour Fakih, Dakwah? Siapa yang
Diuntungkan, h. 9.
kezaliman. iii
Kondisi ini sangat menguntungkan
SDUD 'D¶L WHWDSL PHUXJLNDQ PDV\DUDNDW 3DUD
Semua upaya tersebut tersurat 'D¶L GLXQWXQNDQ VHFDUD VRVLDO SROLWLN dan
ekonomi dan masyarakat memposisikan
mereka sebagai kelompok elit. Sementara
dan tersurat dalam Firman Allah umat atau masyarakat sebagai objek dakwah
tetap terpuruk dan sulit untuk merubah
SWT dalam Surat Yusuf ayat 108 NHDGDDQ NDUHQD DSD \DQJ GLVDPSDLNDQ 'D¶L
hanyalah kata-kata hipnotis yang tidak
bersentuhan langsung dengan kondisi dan
yang berbunyi: permasalahan mereka.
iv
Abu Bakar Atjeh, Problematika
Artinya: Katakanlah: "Inilah Dakwah di Indonesia, (Jakarta: Pusat
jalan (agama) ku, aku dan orang- Dakwah Islam Indonesia, 1982), h. 82.
v
orang yang mengikutiku mengajak Nurcholis Madjid, Islam
Kemodernan dan Keindonesiaan, (Bandung:
(kamu) kepada Allah dengan hujjah Mizan, 1996), h. 63.
yang nyata, Maha suci Allah, dan aku vi
Secara historis, sesungguhnya
tiada Termasuk orang-orang yang peran agama dalam kehidupan masyarakat
musyrik".xxiii adalah sebagai pembebas dan pencerahan
bagi manusia. Tentang hal ini bisa dilihat
dalam Marcel A. Boisard, Humanisme dalam
Selanjutnya Firman Allah SWT Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h. 65.
vii
Departemen Agama RI, Al-4XU¶DQ
dalam surat Al-$Q¶DP D\DW \DQJ dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul
µDOL K 250.
viii
berbunyi: Dalam pandangan Husen Nasr,
setiap agama memiliki dua unsur, yaitu
doktrin dan metode. Doktrin digunakan
Artinya: ³GDQ EDKZD \DQJ untuk membedakan antara yang muthlak dan
Kami perintahkan ini) adalah yang nisbi. Sedangkan metode digunakan
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah untuk mendekatkan diri kepada yang muthlak
Dia, dan janganlah kamu mengikuti dan hidup sesuai dengan yang digariskannya.
Dengan demikian masing-masing agama
jalan-jalan (yang lain), karena jalan- dapat dibedakan dengan pandangan secara
jalan itu mencerai beraikan kamu ideal dan secara realitas. Lihat Sayyed

24
Hossein Nasr, Ideal and Realities of Islam, kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
(London: George Allen & Unwin, 2006), p. (Al-QuUD¶Q 6XUDW $O-Baqarah ayat 257)
xvi
15-16. /LKDW GDODP ³(GLWRULDO´ -XUQDO
ix
HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Ilmu Dakwah. Vol. 04. No. 11. Januari ± Juni
Islam: Suat Tinjauan Teoritis dan Praktis 2010.h. vi.
xvii
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Proses perubahan dalam dakwah
(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 58. dimulai dari perubahan diri para pelaku
x
Strategi dakwah semacam ini telah sejarah dan peradaban, mereka menjadi
diperkenalkan dan dikembangkan oleh sumber daya manusia unggul bernilai ganda.
Rasulullah dalam menghadapi situasi dan Tampillah sosok figur peradaban dunia
kondisi masyarakat Arab saat itu. Strategi semisal Abu Ubaidah bin al--DUDK 0X¶DGz
dakwah Rasulullah yang dimaksud antara bin Jabal, Salim maula Abi Hudzaifah,
lain menggalang kekuatan di kalangan 8VDPDK ELQ =DLG 0XVK¶DE ELQ 8PDLU 6\LID
keluarga terdekat dan tokoh kunci (key binti al-Harits, Nusaibah, Sumayyah dsb.
person) yyang sangat berpengaruh di Mereka memerankan dakwah pada posisinya
masyarakat dengan jangkauan pemikiran yang tepat sesuai dengan potensi dan
yang sangat luas, melakukan hijrah ke kapasitas yang dimiliki.
xviii
Madinah untuk fath al Makkah dengan damai Atie Rachmiatie, Paradigma
tanpa kekerasan, dan lain sebagainya. Baru Dakwah Islam: Perspektif Komunikasi
xi
Tentang kebenaran agama, Sayyid Massa, dalam Mediator: Jurnal Komunikasi.
Ahmad Khan mengatakan bahwa satu- Volume 3. No. 1 tahun 2006. h. 32.
satunya ukuran untuk menilai kebenaran Artinya: (siksaan) yang demikian
agama yang ada dihadapan kita, apakah itu adalah karena Sesungguhnya Allah
agama yang dipersoalkan itu sesuai dengan sekali-kali tidak akan merubah sesuatu
fitrah manusia (natural dispotition of man) nikmat yang telah dianugerahkan-Nya
atau sesuai dengan alam (nature). Jika sesuai kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah
maka agama itu benar, dan adanya apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri
persesuaian seperti itu merupakan tanda dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar
bahwa agama itu memang benar-benar lagi Maha mengetahui.
diturunkan oleh Allah yang telah
menciptakan manusia, alam semesta dan Artinya: Sesungguhnya Allah tidak
seisinya. Dalam Jhon L. Esposito, Islam dan merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
Pembaharuan, (Jakarta: PT. Rajawali, 1996), mereka merobah keadaan yang ada pada
h. 68. diri mereka sendiri. dan apabila Allah
xii
Bahwa untuk mendatangkan menghendaki keburukan terhadap sesuatu
masyasrakat yang universal yang akan kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya;
merubah dunia menjadi realitas yang hidup, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
maka tidak cukup dengan kepercayaan mereka selain Dia.
xx
kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Yang Toha Yahya Oemar, Islam dan
perlu dikaukan adalah pembuktian Dakwah, (Jakarta: Zakia Islami, 2004), h.
kepercayaan itu, dengan berjuan diatas bumi 244.
xxi
LQL ³GDODP MDODQ $OODK´ GDQ GDODP VHWLDS Imam Munawwir, Ensiklopedi
tingkatan: dari ekonomi sampai moral dan Seni Dakwah Gaya Gaul. Jilid I, (Surabaya:
politik, dari sains sampai kesenian. Dalam R. Bina Ilmu, 2011), h. 124.
xxii
Garaudy, Mencari Agama pada Abad 21, %DPEDQJ 6 0D¶DULI HG DO
(Jakarta: Bulan Bintang, 2015), h. 203. Hubungan antara Komunikasi Persuasi
xiii
5DIL¶XGLQ GDQ 0DQDQ $EGXO Dakwah dengan Komitmen terhadap Agam
Jaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, ,VODP 3DGD 0DMOLV 7DNOLP 3XVGD¶L -DZD
(Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 75. Barat, (Bandung: LPPM UIN Bandung,
Artinya: ³NDPX DGDODK XPDW \DQJ WHUbaik 2009), h. 17.
xxiii
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh Departemen Agama RI, Al-4XU¶DQ
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul
yang munkar, dan beriman kepada Allah. µDOL K 248.
xxiv
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu Departemen Agama RI, Al-4XU¶DQ
lebih baik bagi mereka, di antara mereka dan Terjemahnya, (Bandung: Al-Jumanatul
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka µDOL K 149.
adalah orang-RUDQJ \DQJ IDVLN´.
xv
Artinya: Allah pelindung orang-orang yang
beriman; Dia mengeluarkan mereka dari

25

Anda mungkin juga menyukai