1
Elmas Dwi Ainsyiyah, “FENOMENA MENINGKATNYA KRIMINALITAS DAN
KEKERASAN DI INDONESIA”,Monalita 8,no.1, (2021): h. 51
2
Doris Rahmat, “Pembinaan narapidana dengan sistem permasyarakatan”, Pranata hukum
13,no.2,(2018): h.182
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwasanya lembaga
permasyarakatan adalah sebuah lembaga pembinaan yang memiliki tugas untuk
membina warganya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan dan menyadari
kesalahan yang pernah dilakukan. Lembaga permasyarakatan juga berperan dalam
merekontruksi karakter para narapidana agar menjadi manusia yang memiliki nilai-
nilai moral masyarakat dan memiliki karakter yang baik. Untuk itu, diperlukan
pembinaan yang terarah, agar pembinaan yang dilakukan di lembaga
permasyarakatan tidak sekadar tempat memberikan sanksi kepada para
narapidana,tetapi menjadi lembaga yang membentuk warga binaan menjadi manusia
berakhlak. Salah satu bentuk pembinaannya dengan adanya majelis ta’lim yang
dilakukan secara rutin untuk mengembalikan kepercayaan dirinya serta menanamkan
nilai-nilai keagamaan,agar setelah keluar dari masa tahanan dapat diterima kembali
oleh masyarakat
Kedua, menyiapkan warga negara yang baik. Tujuan ini meliputi cintah
tanah air,baik dalam hal beragama dan berakhlak.
3
Buku ilmu pendidikan islam berbasis maqhasid
4
Agus Riyadi, “pengembangan masyarakat local berbasis majelis taklim”,Ilmu
Dakwah 38,no.1, (2018): h. 5
Berangkat dari dinamika majelis taklim dalam memberikan pengaruh untuk
membentuk karakter, maka muncullah inisiatif dari para warga binaan Rutan kelas 2
Palu untuk bekerja sama dengan majelis taklim dalam hal pembinaan keagamaan
melalui kegiatan ta’lim rutin, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “efektivitas majelis taklim dalam merekontruksi karakter warga binaan
Rutan kelas 2 kota Palu.