Anda di halaman 1dari 13

AMANAH UNDANG-UNDANG:

MENDORONG PERAN
PESANTREN SEBAGAI
LEMBAGA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
WARYONO
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Jakarta, Oktober 20120

MENJAGA TRADISI, MENGAWAL INOVASI


PESANTREN : DEFINISI, TUJUAN, DAN FUNGSI
DEFINISI TUJUAN PESANTREN FUNGSI
Pondok Pesantren, Dayah, Surau, 1. membentuk individu yang unggul di
PENDIDIKAN
Meunasah, atau sebutan lain, Membentuk Santri yang unggul
yang selanjutnya disebut berbagai bidang, yang memahami
dalam mengisi kemerdekaan
Pesantren adalah lembaga yang dan mengamalkan nilai ajaran
Indonesia dan mampu
berbasis masyarakat dan agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu
menghadapi perkembangan
didirikan oleh perseorangan, agama yang beriman, bertakwa,
yayasan, organisasi masyarakat zaman
berakhlak mulia, berilmu, mandiri,
Islam, dan/atau masyarakat yang
menanamkan keimanan dan tolong-menolong, seimbang, dan
ketakwaan kepada Allah Swt., moderat; DAKWAH
menyemaikan akhlak mulia serta Mewujudkan Islam
2. membentuk pemahaman agama dan
memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin.
keberagamaan yang moderat dan
rahmatan lil‘alamin yang
tercermin dari sikap rendah hati, cinta tanah air, serta membentuk
toleran, keseimbangan, moderat, perilaku yang mendorong terciptanya
dan nilai luhur bangsa Indonesia kerukunan hidup beragama; dan PEMBERDAYAAN
lainnya melalui pendidikan,
3. meningkatkan kualitas hidup
MASYARAKAT
dakwah Islam, keteladanan, dan Penyiapan sumber daya manusia
pemberdayaan masyarakat dalam masyarakat yang berdaya dalam
yang mandiri dan memiliki
kerangka Negara Kesatuan memenuhi kebutuhan pendidikan
Republik Indonesia. keterampilan agar dapat berperan
warga negara kesejahteraan sosial
aktif dalam pembangunan.
masyarakat

(Sumber : UU 18/2019 tentang Pesantren)


2
PESANTREN:
SUBYEK PENGUNGKIT STRATEGIS
29 ribu Pesantren, 4 Juta Santri, 354 ribu PTK, dan 90 juta Keluarga Santri

Akselerator
Pendidikan Berkualitas Pembangunan
untuk Semua Pesantren terus bergerak secara mandiri
Pesantren menjadi lembaga yang untuk memenuhi kebutuhan dirinya
menerima siapapun untuk berproses, sendiri dan masyarakat sekitar;
tanpa melihat latar belakang ekonomi, Pesantren menjadi pusat pertumbuhan
keadaan fisik dan psikis santri, dengan lokal sekitar pesantren dan regional; Jika
tetap menjaga kualitas dengan segala potensi pesantren dikuatkan, akan
kekhasannya. berdampak baik bagi pembangunan
nasional.

Indonesia Kiblat Islam Moderat Dunia


Pesantren merupakan aktor (subyek) yang terbukti memiliki komitmen
dan bertindak nyata untuk moderasi Islam; Indonesia menjadi cerminan
Islam rahmatan lil ‘alamin
3
PESANTREN: Pelatihan dan praktik kerja lapangan
FUNGSI Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah memberikan
PEMBERDAYAAN Penguatan potensi dan kapasitas ekonomi
pesantren dan masyarakat dukungan dan fasilitasi ke
MASYARAKAT Pendirian koperasi, lembaga keuangan, dan
Pesantren dalam melaksanakan
lembaga usaha mikro, kecil, dan menengah fungsi pemberdayaan
Berorientasi pada masyarakat, sekurang-
peningkatan Pendampingan dan pemberian bantuan kurangnya meliputi:
pemasaran terhadap produk masyarakat
kesejahteraan Pesantren  Bantuan keuangan
dan masyarakat  Bantuan sarana dan
Pemberian pinjaman dan bantuan keuangan
prasarana
Dilaksanakan melalui Pembimbingan manajemen keuangan,
aktivitas dalam rangka  Bantuan teknologi
optimalisasi, dan kendali mutu
penyiapan sumber daya  Pelatihan keterampilan.
manusia yang mandiri Pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan sesuai dengan kemampuan
dan memiliki keuangan Pemerintah Pusat dan
keterampilan agar dapat Pemanfaatan dan pengembangan teknologi Pemerintah Daerah serta sesuai
berperan aktif dalam industri dengan ketentuan peraturan
pembangunan perundang-undangan
Pengembangan program lainnya.

(Sumber : UU 18/2019 tentang Pesantren)


4
PENDANAAN DAN KERJASAMA
KERJASAMA

PENDANAAN
Kerja sama dapat dilakukan oleh
Sumber utama pendanaan
pesantren dengan lembaga lainnya
MASYARAKAT pesantren: MASYARAKAT yang bersifat nasional dan/atau
Internasional.
Membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren Kerjasama antara lain dilakukan
PEMERINTAH
melalui APBN sesuai dengan kemampuan keuangan dalam bentuk pertukaran peserta
PUSAT negara dan ketentuan peraturan perundang-undangan
didik, perlombaan, sistem
Membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren pendidikan, kurikulum, bantuan
PEMERINTAH melalui APBD sesuai dengan kewenangannya dan pendanaan, pelatihan dan
DAERAH ketentuan peraturan perundang-undangan peningkatan kapasitas, serta
bentuk kerjasama lainnya
Hibah Luar Negeri, Hibah Dalam Negeri, Badan Usaha,
SUMBER LAIN Kerjasama dilaksanakan sepanjang
Pendanaan Internal, dan DANA ABADI PESANTEN
sesuai dengan tujuan pesantren dan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
(Sumber : UU 18/2019 tentang Pesantren)
5
Mendorong peran
Kebijakan dan Afirmasi Penataan Satuan dan
Pesantren sebagai Khusus Program Pendidikan
lembaga
pemberdayaan Event Nasional dan Penguatan Tafaqquh
masyarakat dilakukan Event Khusus Fiddin dan Nilai-Nilai
Kepesantrenan
melalui:
STRATEGI
 PENGEMBANGAN PENGUATAN
Pengembangan PESANTREN
POTENSI EKONOMI Potensi Ekonomi Penjaminan Mutu dan
PESANTREN Pesantren Rekognisi Pengalaman
Belajar
 SINERGI
PENGEMBANGAN
LIFE SKILL DAN Sinergi Pengembangan Layanan Fasilitas Sarana Prasarana
dan Biaya Operasinal
PENDIDIKAN Life Skill dan Pendidikan Beasiswa
VOKASI Vokasi

6
KONSEP  Penguatan Peran Pesantren Sebagai Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada
KEBIJAKAN pesantren untuk dapat memberdayakan pesantren sekaligus masyarakat
disekitarnya, di mana hal ini sejalan dengan strategi pembangunan yang
inklusif yang diartikan sebagai pembangunan yang mengikutsertakan
dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat.
 Pesantren berfungsi sebagai pelaksana program, konsultan, dan sebagai
pembantu/pendamping masyarakat dalam pelaksanaan program.
 Aktivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh pesantren, baik yang
berasal dari inisiatif pesantren ataupun seperti apa yang dilakukan oleh
lembaga lain diluar pesantren harus dapat bersinergi dengan program
pemerintah sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
 Aktivitas tersebut harus menciptakan lapangan kerja produktif dalam
jumlah besar, selanjutnya diharapkan terdapat multiplier effect pada
peningkatan pendapatan masyarakat pesantren dan sekitarnya,
peningkatan taraf hidup, serta pengurangan angka kemiskinan.
 Pembangunan yang inklusif juga penting dipahami dalam konteks
kewilayahan, di mana setiap daerah di Indonesia dapat berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan dengan sumber daya dan komoditi
unggulan yang berbeda, di mana hal ini juga berlaku untuk pesantren,
dimana masing-masing pesantren dapat mempunyai keunggulan yang
berbeda-beda, tergantung karakteristik wilayahnya
7
TAHAPAN (PENGEMBANGAN PROGRAM)
ENABLING EMPOWERING

1 PENGEMBANGAN
2
USAHA PESANTREN DAN USAHA PESANTREN
MASYARAKAT SEBAGAI SEBAGAI INKUBATOR KOPERASI PESANTREN
MITRA KERJA BISNIS
PESANTREN

SECURITIZING
3 ALIH PENGETAHUAN
MENDORONG INOVASI
DAN/ATAU MELALUI
DAN TEKNOLOGI BARU
KEMITRAAN DENGAN LEMBAGA PENDANAAN
YANG MENDUKUNG
PRINSIP SALING BERBASIS PESANTREN
USAHA AGAR LEBIH
MENGUNTUNGKAN DAN
EFEKTIF DAN EFISIEN
MEMAJUKAN

8
Mengidentifikasi pesantren yang sudah mandiri sehingga mampu
ASPEK PENDUKUNG dikembangkan sebagai pesantren mitra pemberdayaan,
pesantren yang masih memerlukan dukungan untuk
pengembangan di berbagai hal sebelum dikembangkan lebih
lanjut, atau pesantren yang sudah secara mapan dalam kegiatan
DATA pemberdayaan masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai
model atau percontohan bagi pesantren lainnya, berikut potensi
Modal (Lingkungan, SDM, Infrastruktur, Keuangan, dan Sosial)
yang dimiliki.

Wadah atau kelembagaan untuk keperluan proses alih


pengetahuan dari pesantren yang telah sukses mengembangkan
kegiatan pemberdayaan, kepada pesantren lain yang bermaksud
KELEMBAGAAN untuk menjajaki kegiatan serupa, sekaligus wadah untuk
mengevaluasi pelaksanaan program pemberdayaan oleh
pesantren

Penegasan posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan,

REGULASI dakwah, danpemberdayaan masyarakat dalam regulasi dan


payung hukum ekonomi berbasis syariah dalam sistem
perekonomian Indonesia

9
10
Sektor Usaha Pesantren
(Penelitian Model Holding Pesantren Kerjasama Bank Indonesia,
Kemenag, dan Universitas Airlangga, 2019)

11
PROGRAM KERJASAMA LINTAS INSTANSI/LEMBAGA

 Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Pesantren


Pengembangan SDM dan Koperasi Pesantren yang diinisiasi oleh Kemenko PMK
 Program kerjasama antara Kementerian Agama dengan
Bank Indonesia, OJK, serta lembaga keuangan dan lembaga
Pembiayaan (Akses
filantropi Islam lainnya dalam kerangka pengembangan
Lembaga Keuangan)
ekonomi umat melalui pemberdayaan ekonomi Pesantren
dan penguatan ekonomi syariah
Penguatan  Program kerjasama Kementerian Agama dengan BKPM,
Kelembagaan Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, dan Kementerian/Lembaga lainnya dalam
Penyediaan Sarana pengembangan lifeskills dan pendidikan vokasi, melalui
Prasarana penyiapan tenaga kerja lulusan pondok Pesantren (Pelatihan
di BLK komunitas, Pemagangan/On Job Training Santri)
 Pengembangan Ekonomi Pesantren Berbasis Digital Business
Penguatan
(Kolaborasi Kemenko Perekonomian, Kemenkop UKM,
Kerjasama
Kemenag, dan Bukalapak)
12
CATATAN PENUTUP
 UU Pesantren memberikan ruang sekaligus
mengandung amanat bagi Negara terkait
upaya rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi bagi
Pesantren untuk pengembangan dengan
tetap menjaga kekhasan dan kemandiriannya
 Walapun Pesantren tumbuh dan berkembang
dalam fungsi pemberdayaan masyarakat,
Pesantren jangan digiring untuk

TERIMA
meninggalkan apa yang menjadi core
business nya (tafaqquh fiddin)
 Kerjasama dan Sinergi Antar Lembaga
diperlukan untuk menyatukan keunggulan
masing-masing
KASIH

Anda mungkin juga menyukai