Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


“KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH”

DOSEN PENGAMPU : SYOFYAN MUHTAR, M. Ag

KELOMPOK 3 (2B) :
1. ANNISA FITRIA ZAHRA (2020040212)
2. DINDA ARWINDA KATILI (2020040176)
3. MANGGALA PUTRA DAULAY (2020040184)
4. NUR MUHAMMAD RUBIANSYAH (2020040192)
5. RAGIL MEISSY KIRANA (2020040195)
6. RENDI ADITYA NURPRATAMA (2020040198)
7. SEPTIANI RAHAYU (2020040201)
8. SRIE UTARI VIDININGTYAS (2020040202)
9. SYAHRUL GAFRAN (2020040203)
10. TEGAR ALIF KURNIAWAN (2020040204)

ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA


DIV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
2021
1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan anugrahdari-nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Khittah Perjuangan Muhammadiyah”. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, nabi Muhammad saw yang telah menunjukkan
kepadakita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna danmenjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan
makalah ini, semoga bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin. Wassalamualaikum
Wr. Wb.

Jambi, 23 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Khittah.......................................................................................................................5
B. Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar.......................................................................................5
C. Fungsi Khittah.............................................................................................................................5
D. Komponen dan Langkah Perjuangan Muhammadiyah................................................................6
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perjuangan Muhammadiyah adalah perjuangan menegakkan danmenjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yangsebenar-benarnya. Perjuangan Muhammadiyah tersebut
dilaksankan melalui gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dengan
sasaran umat dakwah dan umat ijabah baik pada level perseorangan maupun masyarakat, sebagaimana
yang menjadi misi persyarikatan sesuai firman Allah dalam surat Ali Imran :104 sebagai berikut :

Yang artinya : “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf
dan mencegah kepada yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Ditinjau dari stuktur konsepsinya, pada hakekatnya perjuangan Muhammadiyah merupakan
operasionalisasi strategis dari Khittah perjuangan muhammadiyah. Karena itu Khittah Perjuangan
Muhammadiyah dapat dikatakan dengan sebagai pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah.
Sedangkan dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori
perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi
Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.
Adapun Khittah Perjuangan Muhammadiyah itu berisi pernyataan tentang :
1. Hakikat Muhammadiyah
2. Muhammadiyah dan masyarakat
3. Muhammadiyah dan politik
4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah
5. Dasar program Muhammadiyah
6.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Khittah Muhammadiyah itu?
2. Bagaimana Khittah perjuangan Muhammadiyah sebagai pola dasar?
3. Apa fungsi dari Khittah Muhammadiyah itu?’
4. Apa saja komponen dan langkah perjuangan Muhammadiyah?
5.
C. Tujuan Penulisan
1. Apa pengertian Khittah Muhammadiyah itu?
2. Bagaimana Khittah perjuangan Muhammadiyah sebagai pola dasar?
3. Apa fungsi dari Khittah Muhammadiyah itu?’
4. Apa saja komponen dan langkah perjuangan Muhammadiyah?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Khittah
Secara bahasa istilah khittah berasal dari bahasa arab yaitu khiththotun yang muhammadiyah
berarti garis-garis besar atau langkah-langkah persyarikatan muhammadiyah. Sedangkan dari segi
istilah, khittah muhammadiyah adalah pedoman yang berisi arah, kebijakan atau langkah-langkah yang
dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah, yang harus dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan. Khittah perjuangan muhammadiyah artinya garis besar artinya garis/langkah. Sehingga
khittah perjuangan muhammadiyah. Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang
merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. Garis-
garis besar perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta
program yang telah disusun.

B.Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar


Dari pengertian khittah perjuangan muhammadiyah di atas, maka khittah perjuangan merupakan
sebagai pola dasar kelanjutan organisasi muhammadiyah yang. Karena fungsi khittah muhammadiyah
berfungsi sebagai landasan operasional, berisi garis-garis besar, serta sebagai landasan berpikir bagi
semua pimpinan dan anggota muhammadiyah dan yang menjadi landasan berpikir bagi setiap amal
usaha muhammadiyah dan sebagai tuntunan, sebagai pedoman dan arahan untuk berjuang bagi anggota
maupun pimpinan muhammadiyah.
Ditinjau dari struktur konsepsinya pada hakekatnya strategi perjuangan Muhammadiyah
merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu Khittah
Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah.
Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori
perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang
dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi.
Atas teori sebagaimana dikandung dalam perjuangan disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian
kebijakan dan pelaksanaannya. Sehingga khittah muhammadiyah yang merupakan pedoman berisi arah,
kebijakan atau langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah, yang harus
dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan adalah menjadi pola dasar kebijakan atau
langkah-langkah yang selanjutnya akan dilakukan atau dirumuskan oleh persyarikatan Muhammadiyah.

C.Fungsi Khittah
Adapun fungsi khittah Muhammadiyah berdasarkan penyusunanKhittah yang berkembang sejak
1956 hingga 2002 itu terkandung isyaratyang penting, bahwa Muhammadiyah sebenarnya jauh lebih
antisipatif dalam menyikapi dunia politik dan menyadari betapa banyak kemusykilan soal politik
kekuasaan itu, sehingga menggariskan Khitah Perjuangannya agar tetap istiqomah dalam mengemban
fungsi dakwah dan tajdidnya sebagai gerakkan Islam yang berkiprah dalam lapangan kemasyarakatan
dan tidak dalam lapangan politik praktis. (Kurniawati, 2014). Sedangkan menurut Zuriati (2012) fungsi
khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai landasan berpikir bagi semua pimpinan dan anggota
juga menjadi landasan setiap amal usaha Muhammadiyah

5
D.Komponen dan Langkah Perjuangan Muhammadiyah

No Khittah Muhammadiyah Masa Kepemimpinan Arah Khittah Tahun


.
1 Dua Belas Langkah K.H. Mas Mansur Akhlak Islami 1938-1940
2 Khittah Palembang K.H. A. R. Sultan Mansur Keperibadian Muslim 1956-1959
3 Khittah Ponorogo K.H. A. R. Fakhrudin 1969
4 Khittah Ujung Pandang K.H. A. R. Fakhrudin Perilaku Politik 1971
5 Khittah Surabaya K.H. A. R. Fakhrudin Muhammadiyah 1978
6 Khittah Denpasar Syafi’I Ma’arif 2002

1. LANGKAH DUA BELAS MUHAMMADIYAH (1938-1940)


Langkah dua belas muhammadiyah tahun 1938-1940 lebih menekankan pada garis-garis besar
program muhammadiyah yang ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yaitu mulaitahun 1928 dan
diharapkan tuntas atau tercapai penyelesaiannya pada tahun 1940 (satu periodekepemimpinan). Pada
periode ini terkenal dengan sebutan Langkah Dua Belas Muhammadiyah,yang dirumuskan pada
periode kepemimpinan K.H. Mas Mansur. Berikut merupakan Langkah Dua Belas Muhammadiyah :
1) Memperdalam Masuknya Iman
Hendaklah iman itu ditablighkan, disiarkan dengan selebar-lebarnya, yakni dibeririwayatnya
dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan digembirakan, sampai iman itumendarah daging,
masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari kita, sekutu-sekutu Muham-madiyah
seumumnya.
2) Memperluas Faham Agama
Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan dengan arti yang seluas-
luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan, sehingga kita sekutu-sekutuMuhammadiyah
mengerti perluasan Agama Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka,
mendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu.
3) Memperbuahkan Budi Pekerti
Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercelaserta
diperbahaskannya tentang memakainya akhlaq yang mahmudah dan menjauhkannyaakhlaq
yang madzmumah itu, sehingga menjadi amalan kita, ya seorang sekutuMuhammadiyah, kita
berbudi pekerti yang baik lagi berjasa.
4) Menuntun Amalan Intiqad (self correctie)
Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (self correctie), segala usahadan
pekerjaan kita, kecuali diperbesarkan, supaya diperbaikilah juga. Buah penyelidikan perbaikan
itu dimusyawarahkan di tempat yang tentu, dengan dasar mendatangkanmaslahat dan
menjauhkan madlarat, sedang yang kedua ini didahulukan dari yang pertama.
5) Menguatkan Persatuan
Hendaklah menjadikan tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi
danmengokohkan pergaulan persaudaraan kita serta mempersamakan hak-hak
danmemerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita.
6) Menegakkan Keadilan
Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akan mengenai badan sendiri,dan
ketetapan yang sudah seadil-adilnya itu dibela dan dipertahankan di mana juga.
7) Melakukan Kebijaksanaan

6
Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah hendaklah disendikan
kepadaKitabullah dan Sunnaturrasulillah. Kebijaksanaan yang menyalahi ke-dua pegangan
kitaitu, mestilah kita buang, karena itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya. Dalam
padaitu, dengan tidak mengurangi segala gerakan kemuhammadiyahan.
8) Menguatkan Majlis Tanwir
Sebab majlis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan kita Muhammadiyah
dansudah menjadi tangan kanan yang bertenaga disisi Hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah,
maka sewajibnyalah kita perteguhkan dengan diatur yang sebaik-baiknya.
9) Mengadakan Konperensi Bagian
Untuk mengadakan garis yang tentu dalam langkah-langkah bagian kita, maka hendaklahkita
berikhtiar mengadakan Konperensi bagian, umpama: Konperensi Bagian: PenyiaranAgama
seluruh Indonesia dan lain-lain sebagainya.
10) Mempermusyawaratkan Putusan
Agar dapat keringanan dan dipermudahkan pekerjaan, maka hendaklah setiap adakeputusan
yang mengenai kepala Majlis (Bagian), dimusyawarahkanlah dengan yang bersangkutan itu
lebih dahulu, sehingga dapatlah mentanfidzkan dengan caramenghasilkannya dengan segera.
11) Mengawaskan Gerakan Dalam
Pemandangan kita hendaklah kita tajamkan akan mengawasi gerak kita yang ada didalam
Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang masih langsung dan yang bertambah (yangakan
datang/berkembang).
12) Mempersambungkan Gerakan Luar
Kira berdaya-upaya akan memperhubungkan diri kepada iuran (ekstern), lain-lain
persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengan dasar Silaturahim, tolong-menolongdalam
segala kebaikan, yang tidak mengubah asasnya masing-masing, terutama perhubungan kepada
persyarikatan dan pemimpin Islam.
Dimana yang langkah 1 sampai ke 7 merupakan langkah ilmu yaitu langkah-langkahyang masih
memerlukan penjelasan berupa ilmu sebelum dilaksanakan. Kemudian langkah 8sampai ke 12
merupakan langkah alami yaitu langkah-langkah yang tinggal mengamalkan ataumelaksanakan
sehingga tidak perlu dijelaskan karena sudah terang dan nyata.
2. KHITTAH PALEMBANG (1956 – 1959)
Khittah palembang ini dirumuskan pada muktamar muhammadiyah ke 33 tahun1956 di
palembang pada periode kepemimpinan AR (Ahmad Rasyid) Sutan Mansur. Isi khittah palembang
menguraikan 7 langkah pokok yang berisi kebijakan program dalam muhammadiyahuntuk tahun
1956-1959. Khittah palembang mirip dengan dua belas langkah muhammadiyahyaitu menanamkan
kembali kesadaran akan posisi muhammadiyah sebagai gerakan islam yangmemerlukan pagar
tertentu agar menjadi pedoman bersikap dan bertindak bagi seluruhanggotanya. Berikut merupakan
penetapan khittah pada periode ini:
1) Menjiwai Pribadi Para Anggota Terutama Para Pemimpin Muhammadiyah Dengan :
a) Memperdalam dan mempertebal Tauhid.
b) Menyempurnakan ibadah dengan khusuk dan tawadlu.
c) Mempertinggi ahlak.
d) Memperluas ilmu pengetahuan.e) Menggerakan muhammadiyah dengan penuh keyakinan
dan rasa tanggung jawab, hanya mengharapkan keridhoan Allah dan kebahaian umat.
2) Melaksanakan Uswatun Hasanah :
a) Muhammadiyah harus selalu dimuka membimbing arah pendapat umum.
b) Menegakan agama islam.

7
c) Membentuk rumah tangga bahagia.
d) Mengatur hidupdan kehidupan antara rumah tangga dan tetangga.
e) Anggota muhammadiyah harus menyesuaikan hidup dimasyarakat.
3) Mengutuhkan Organisasi Dan Merapikan Administrasi :
a) Memeliharah fitrah terhadap keutuhan organisasi dan administrasi.
b) Memperkuat keahlian para pekerja dan pemimpin agar tetap segar dan giat.
c) Menanamkan kesadaran organisasi.
d) Administrsi dituntun menurut ketentuan yang ada.
4) Memperbanyak Dan mempertinggi Mutu Amal
a) Memperbaiki dan melengkapi amal usaha muhammadiyah (termasuk tempat ibadah
padasekolah-sekolah) sehingga dapat mendatangkan manfaat kepada sesama manusia dari
segalalapisan dan golongan.
b) Menggiatkan gerakan perpustakaan, karang-mengarang, penterjemahan, penerbitan, taman
bacaan dan kutub khanah.
c) Mendirikan asrama-asrama di tempat-tempat yang ada di sekolah-sekolah lanjutan di beri
pendidikan jasmani dan rohani.
5) Mempertinggi Mutu Anggota Dan Membentuk Kader.
a) Menetapkan minimum pengertian dan amalan agama yang perlu dimiliki oleh yiap-tiap
anggotamuhammadiyah.
b) Memberi penghargaan setiap keluarga muhammadiyah dan anak muhammadiyah dan umat
islam pada umumnya yang berjasa, “yang tua dihormati” yang muda disayangi”.
c) Menuntun anggota menurut bakat dan kecakapannya (tani, buruh, pedagang, pegawai,
cerdik pandai, dll) sesuai dengan ajaran islam.
d) Menempatkan pecinta dan pendukung muhammadiyah berjenjang naik; simpatisan,
calonanggota anggota dan anggota teras.
e) Mengadakan kursus kemasyarakatan di daerah.
6) Mempererat Ukhuwah.
a) Mempererat hubungan antara sessama muslim menuju ke arah kesatuan umat islam.
b) Mengadakan ikatan yang nyata, umpamanya berjama’ah, himpunan berkala, ta’ziah dsb.
c) Mengadakan badan ishlah untuk :
- Sebagai penghubung bilamana ada kertakan
- Mencegah hal-hal yang akan menimbulkan kerusakan
- Menghindarkan dan menjauhkan segala hal yang dapat menimbulkan perselisihan dan
persengketaan.
7) Menuntun Penghidupan Anggota.
Membimbing usaha keluarga muhammadiyah yang meliputi segenap persoalan-persoalan,
penghidupan dan pencarian nafkah dan menyalurkannya kepada saluran yang menuju
kearahkesempurnaan.

3. KHITTAH PONOROGO (KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH 1969)


Khittah perjuangan muhammadiyah 1969 dirumuskan pada sidang tanwir muhammadiyah
tahun1969 di ponorogo, jawa timur pada periode kepemimpinan KH AR (Abdul Razaq) Fahrudin.
Khittah ponorogo pada dasarnya menjelaskan dan menegaskan kepada seluruh warga
negaraIndonesia bahwa muhammadiyah adalah organisasi dakwah islam yang bekerja dalam
bidangkemasyarakatan. Berikut merupakan penetapan khittah pada periode ini:
1) Pola Dasar Perjuangan

8
a) Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewujudkan suatu cita-cita dan keyakinan
hidup,yang bersumber ajaran Islam.
b) Da’wah Islam dan amar m'aruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-
benarnyasebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah saw. adalah satu-
satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup tersebut.
c) Da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar seperti yang dimaksud harus dilakukan
melalui 2 (dua) saluran atau bidang secara simultan:
- Saluran politik kenegaraan (politik praktis)
- Saluran masyarakat.
d) Untuk melakukan perjuangan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar seperti
yangdimaksud diatas dibuat alatnya masing-masing yang berupa organisasi: -
- Untuk saluran atau bidang politik, kenegaraan (politik praktis) dengan organisasi
politik(partai).
- Untuk saluran atau bidang masyarakat dengan organisasi non partai.
e) Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri “Gerakan Islam dan
amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang masyarakat”. Sedang untuk alat perjuangan dalam
bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyah membentuk satu partai politik
diluar organisasi Muhammadiyah.
f) Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan proyeknya dan
wajibmembinanya.
g) Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris, tetapi tetap
memilikihubungan idiologis.
h) Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurut caranya sendiri-sendiri,
tetapidengan saling pengertian dan menuju tujuan yang satu.
i) Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya rangkap jabatan, terutama jabatan pimpinan
antarakeduanya demi tertibnya pembagian pekerjaan (spesialisasi).
2) Program Dasar Perjuangan
Dengan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti proporsi yang
sebenarbenarnya,muhammadiyah harus mampu membuktikan bahwa ajaran islam mampu
mengatur masyarakatdalam NKRI yang berpancasila dan ber UUD 1945 menjadi masyarakat
yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materil, dan spritual yang diridhoi Allah SWT.

4. KHITTAH UJUNG PANDANG (KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH 1971)


Dirumuskan pada muktamar ke 38 tahun 1971 di ujung pandang pada periode kepemimpinanKH
AR (Abdul Razaq) Fahrudin. Khittah ujung pandang menegaskan sikap muhammadiyahkhususnya
terhadap politik. Berikut merupakan penetapan khittah pada periode ini:
1) Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupanmanusia dan masyarakat.
2) Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki
ataumemasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlakudalam Persyarikatan Muhammadiyah.
3) Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan da’wah islam setelah pemilu
tahun1971, muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan
positifterhadap partai muslimin Indonesia.
4) Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.

9
5. KHITTAH SURABAYA (KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH 1978)
Dirumusakan pada muktamar muhammadiyah yahun 1978 di surabaya pada
periodekepemimpinan KH AR (Abdul Razaq) Fahrudin. Berikut merupakan penetapan khittah pada
periode ini yang merupakan penyempurnaan dari khittah ujung pandang:
1) Hakekat Muhammadiyah
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamika dari
dalamataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan
perubahantertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya
bidangsosial, ekonomi, politik dan kebudayaan yang menyangkut perubahan struktural dan
perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,
senantiasamempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar,
sertamenyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya,
ialahmasyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "Menegakkan
danmenjungjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya".Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip
gerakannya, sepertiyang dimaksud dalam "Mattan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah". Keyakinan dancita-cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi
landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan amal usaha dan hubungannya dengan
kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan,serta dalam kerjasama dengan golongan Islam
lainnya.
2) Hubungan Muhammadiyah dan masyarakat
Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan
dirisebagai Gerakan Islam amar ma'ruf nahyi munkar dalam masyarakat, dengan maksud
yangterutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Da'wah
jama'ah.Disamping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha seperti tersebut dalam
AnggaranDasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya.
Penyelenggaraan amalusaha tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk
mencapai Keyakinan dan cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagian dari
usaha untuk terwujudnyamasyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
3) Muhammadiyah dan politik
Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah
amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah
harusdapat membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional dan secara konkrit riil
bahwaajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur
sertasejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah swt. Dalam melaksanakan
usahaitu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya.
Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya
dalammasyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku
dalamMuhammadiyah. Dalam hal ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan
bahwa:
a) Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupanmanusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan
tidak merupakanafiliasi dari sesuatu Partai Politik atau organisasi apapun.
b) Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki
ataumemasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar,

10
Anggaran RumahTangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan
Muhammadiyah.
4) Muhammadiyah dan ukhuwah islamiah
Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan
Islammanapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta
membelakepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak
bermaksudmenggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau
institusi lainnya.
5) Dasar program muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut diatas dan dengan memperhatikan
kemampuandan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan
sebagai berikut:
a) Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun
sebagiananggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat
beribadah, ber-akhlak mulia, dan menjadi teladan yang baik ditengah-tengah masyarakat.
b) Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak
dankewajibannya sebagai warganegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
danmeningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat.
c) Menempatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk
melaksanakandakwah amar ma'ruf nahyi munkar kesegenap penjuru dan lapisan
masyarakat serta segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945.

6. KHITTAH DENPASAR (KHITTAH MUHAMMADIYAH DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA)
Dirumuskan dan ditetapkan pada sidang tanwir muhammadiyah tahun 2002 di Denpasar
Balisehingga sering disebut Khittah Denpasar dan dirumuskan di era kepemimpinan Prof. Dr.
H.Ahmad Syafi’i Ma’arif. Khittah ini menegaskan tentang posisi muhammadiyah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai moral force
(kekuatanmoral) dan interest groups (kelompok kepentingan) dalam dinamika kehidupan berbangsa
dinegara Indonesia. Adapun isinya adalah sebagai berikut :
1) Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan
salahsatu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang
harusselalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang
utama.
2) Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat,
padadasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan di
mananilai-nilai Ilahiah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-
nilaikemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk
terwujudnya“Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
3) Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui usaha-
usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani
(civilsociety) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat
Islamyang sebenar-benarnya.

11
4) Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau
berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai politik
danlembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem
politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara.
5) Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwah amar
ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap
berjalansesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif
menjadikekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat
menujukehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.
6) Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan
kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah senantiasa
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi
kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya sistem politik kenegaraan
yang demokratis dan berkeadaban.
7) Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota Persyarikatan untuk
menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-
masing.Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab sebagai warga negara
yangdilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan
Muhammadiyah,demi kemaslahatan bangsa dan negara.
8) Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-
benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankantanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan
(uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya
memperjuangkan misiPersyarikatan dalam melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.
9) Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun berdasarkan
prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk
membangunkehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis dan
berkeadaban.

12
BAB III
KESIMPULAN
1. Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewudkan suatu cita-cita dan keyakinan hidup yang
bersumber ajaran islam.
2. Dakwah islam dan amar makruf nahi munkar dalam arti dan proposi yang sebenar- benarnya
sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW adalah satu- satunya jalan untuk
mencapai cita-cita dan keyakinan hidup tersebut.
3. Muhammandiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri sebagai "GERAKAN ISLAM
DAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR DALAM BIDANG MASYARAKAT." Sedang untuk
alat perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyalh membentuk satu
partai politik diluar organisasi Muhammadiyah.
4. Muhammadiyah menyadari partai tersebut adalah merupakan proyeknya dan wajib membinanya.
5. Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris, tetapi memiliki hubungan
ideologis.
6. Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurut caranya sendiri-sendiri, tetapi dengan
saling pengertian dan menuju tujuan yang satu.
7. Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya rangkap jabatan, terutama jabatan pimpinan antara
keduanya demi tertibnya pembagian kerja sama.
Dan khittah tersebut juga memiliki Progam Dasar Perjuangan dengan dakwah dan amar ma'ruf
nahi munkar dalam arti dan proposi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat
membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional dan konkrit riil bahwa ajaran islam
mampu menguatkan masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berpancasila dan UUD 45
mrnjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia material dan spiritual yang
diridhai oleh Allah SWT.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://kemuhammadiyahan.com/pengertian-dan-fungsi-khittah-muhammadiyah/
https://kemuhammadiyahan.com/macam-macam-khittah-muhammadiyah/
https://www.scribd.com/embeds/311953657/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

https://www.khittah.co/ini-rumusan-khittah-ujung-pandang-yang-membuat-muhammadiyah-
kukuh-tak-berpolitik-praktis/12744/

https://prezi.com/jplqmuwrcwym/khittah-ujung-pandang-dirumuskan-pada-muktamar-
muhammadiyah/

14

Anda mungkin juga menyukai