Anda di halaman 1dari 7

KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH TAHUN 1969

KHITTAH PONOROGO

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran KeMuhammadiyahan


Guru Pengampu : Heni Sundari, S.Pd.

Disusun oleh :
1. Hening Ika Bianwati
2. Irfan Alfahmi
3. Izzah Khoirul Mustafidah
4. Kholifah Andriyani
5. Kizzya Juli Astuti

XII FARMASI

SMK MUHAMMADIYAH GUBUG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah
berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan
meliputi: aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan
maupun kolektif.
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang keberadaannya sudah
sejak lama bahkan ikut berperan serta dalam perjuangan juga sebagai sebuah
gerakan yang dahulunya hanya memfokuskan pada penyebaran agama hal ini
tidak dapat disepelekan begitu saja. Dalam penyebaran agama yang dilakukan
oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah tidak hanya menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran semata. Akan tetapi di samping itu
Muhammadiyah sebagai gerakan sekaligus organisasi juga turut membantu
bangsa ini agar bisa terlepas dari cengkeraman penjajah.
Berangkat dari hal ini maka Muhammadiyah sebagai bagian dari
komponen bangsa sekaligus sebagai warna dalam kemajemukkan bangsa tercinta
ini. Kita akui sebagai bangsa yang majemuk baik dari terdapatnya berbagai
macam suku, bahasa dan kebudayaan serta organisasi-organisasi kemasyarakatan
(ORMAS) adalah warna yang masing-masing mempunyai keunikan tersendiri.
Dalam Muhammadiyah ada sebuah pedoman yang disebut dengan khithah,
dimana khittah tersebut sebagai langkah atau kebijakan yang dirumuskan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari tentang khittah
perjuangan Muhammadiyah tersebut yaitu Khittah Ponorogo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu :
1. Apa pengertian Khittah perjuangan Muhammadiyah?
2. Bagaimana Khittah perjuangan sebagai pola dasar?
3. Bagaimana isi dari Khittah Ponorogo?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Khittah perjuangan Muhammadiyah.
2. Untuk mengetahui bagaimana Khittah perjuangan sebagai pola dasar.
3. Untuk mengetahui isi dari Khittah Ponorogo
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khittah Perjuangan Muhammadiyah


Secara bahasa (lughowi) istilah khittah berasal dari bahasa arab yaitu
khiththotun yang artinya garis/langkah. Sehingga arti khittah Muhammadiyah
berarti garis-garis besar atau langkah-langkah persyarikatan Muhammadiyah.
Sedangkan dari segi istilah, khittah Muhammadiyah adalah pedoman yang berisi
arah, kebijakan atau langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan
Muhammadiyah, yang harus dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Khittah perjuangan Muhammadiyah artinya garis besar perjuangan
Muhammadiyah. Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang
merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut mempunyai
arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua
pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan
Muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta
program yang telah disusun.

B. Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar


Dari pengertian khittah perjuangan Muhammadiyah di atas, maka khittah
perjuangan merupakan sebagai pola dasar kelanjutan organisasi Muhammadiyah
yang. Karena fungsi khittah Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan
operasional, berisi garis-garis besar, serta sebagai landasan berpikir bagi semua
pimpinan dan anggota Muhammadiyah dan yang menjadi landasan berpikir bagi
setiap amal usaha Muhammadiyah dan sebagai tuntunan, sebagai pedoman dan
arahan untuk berjuang bagi anggota maupun pimpinan Muhammadiyah.
Ditinjau dari struktur konsepsinya pada hakekatnya strategi perjuangan
Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan
Muhammadiyah. Karena itu Khittah Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai
pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah.
C. Khittah Perjuangan Sebagai Teori Perjuangan
Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat
dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk
memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai
dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas teori
perjuangan sebagaimana dikandung dalam Khittah itu kemudian disusun strategi
perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan pelaksanaannya.
Sehingga khittah Muhammadiyah yang merupakan pedoman yang berisi
arah, kebijakan atau langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan
Muhammadiyah, yang harus dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan adalah menjadi pola dasar kebijakan atau langkah-langkah yang
selanjutnya akan dilakukan atau dirumuskan oleh persyarikatan Muhammadiyah.

D. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1969 (Khittah Ponorogo)


Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1969 dirumuskan pada sidang tanwir
Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo, Jawa Timur pada periode
kepemimpinan KH AR (Abdul Razaq) Fahrudin. Khittah Ponorogo pada dasarnya
menjelaskan dan menegaskan kepada seluruh warga negara Indonesia bahwa
Muhammadiyah adalah organisasi dakwah islam yang bekerja dalam bidang
kemasyarakatan. Berikut merupakan penetapan khittah pada periode ini:
a. Pola Dasar Perjuangan
1. Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewujudkan suatu cita-
cita dan keyakinan hidup, yang bersumber ajaran Islam.
2. Da’wah Islam dan amar m'aruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad
Rasulullah saw. adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan
keyakinan hidup tersebut.
3. Da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar seperti yang dimaksud harus
dilakukan melalui 2 (dua) saluran atau bidang secara simultan:
1) Saluran politik kenegaraan (politik praktis)
2) Saluran masyarakat.
4. Untuk melakukan perjuangan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar
seperti yang dimaksud diatas dibuat alatnya masing-masing yang berupa
organisasi:
1) Untuk saluran atau bidang politik, kenegaraan (politik praktis) dengan
organisasi politik (partai).
2) Untuk saluran atau bidang masyarakat dengan organisasi non partai.
5. Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri
“Gerakan Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang masyarakat”.
Sedang untuk alat perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik
praktis), Muhammadiyah membentuk satu partai politik diluar organisasi
Muhammadiyah.
6. Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan
proyeknya dan wajib membinanya.
7. Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris, tetapi
tetap memiliki hubungan idiologis.
8. Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurut caranya
sendiri-sendiri, tetapi dengan saling pengertian dan menuju tujuan yang
satu.
9. Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya rangkap jabatan, terutama
jabatan pimpinan antara keduanya demi tertibnya pembagian pekerjaan
(sepesialisasi).

b. Program Dasar Perjuangan


Dengan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti proporsi
yang sebenarbenarnya, Muhammadiyah harus mampu membuktikan bahwa
ajaran islam mampu mengatur masyarakat dalam NKRI yang berpancasila dan
ber UUD 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,
bahagia, materil, dan spritual yang diridhoi Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas tentang Khittah perjuangan
Muhammadiyah, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Khittah Muhammadiyah yang merupakan pedoman yang berisi arah,
kebijakan atau langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan
Muhammadiyah, yang harus dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan adalah menjadi pola dasar kebijakan atau langkah-langkah yang
selanjutnya akan dilakukan atau dirumuskan oleh persyarikatan Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai