Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI KH IBRAHIM

KH. Ibrahim lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1874. ia


adalah putra dari KH. Fadil Rachmaningrat, seorang Penghulu Hakim
Negri Kesultanan Yogyakarta pada zaman Sultan Hamengkubuwono VII,
dan ia merupakan adik kandung Nyai Ahmad Dahlan.Kepemimpinan KH.
Ibrahim dalam Muhammadiyah dikukuhkan pada bulan Maret 1923
dalam rapat Tahunan Anggota Muhammadiyah sebagai Voorzitte
Hoofdbestuur Moehammadijah Hindia Timur.

Masa kecil KH. Ibrahim dilalui dalam asuhan orangtuanya, dengan


diajarkan mengaji Al-Qur’an sejak usia 5 tahun. Ia juga dibimbing
memperdalam ilmu agama oleh saudaranya (kakak tetua), yaitu KH.M.
Nur. Ia pertamakali menunaikan haji pada usia 17 tahun, dan
dilanjutkan dengan menuntut ilmu di Makkah selama kurang lebih 7-8
tahun. Tahun 1902 ia pulang ke Tanah Air karena ayahnya sudah lanjut
usia.

KH. Ibrahim dikenal sebagai ulama besar dan berilmu tinggi. Setibanya
dari menuntut ilmu di Makkah, di Tanah Air beliau mendapat sambutan
yang luar biasa dari masyarakat.Banyak orang berduyun-duyun untuk
mengaji kehadapan KH. Ibrahim. Beliau termasuk seorang ulama besar
yang cerdas, luas wawasannya, sangat dalam ilmunya disegani. Ia hafal
(hafidh), Al-Qur’an dan ahli qira’ah (seni baca Al-Qur’an), serta mahir
berbahasa Arab. Keahliannya tersebut pernah ditunjukkan saat
memberikan pidato pembukaan(khutbah al-‘arsy atau sekarang disebut
khutbah iftitah) kongres Muhammadiyah ke-19 di Bukittinggi Sumatera
Barat pada tahun 1939, ia menyampaikan dalam bahasa Arab yang
fasih.
Pengajian yang diasuh KH. Ibrahim memakai metode sorogan dan
weton, Dalam menerapkan dua metode tersebut, dipakai waktu yang
berbeda, Yaitu:
1). Pagi hari mulai pukul 07.00-09.00 dengan cara sorogan
2). Waktu sore sesudah Ashar sampai kurang lebih pukul 17.00 dengan
cara weton.
Semenjak kepemimpinan KH. Ibrahim, kemajuan Muhammadiyah
begitu pesat. Muhammadiyah berkembang di seluruh Indonesia dan
meresap seluruh Jawa dan Madura. Kongres-kongres diselenggarakan
di luar Yogyakarta.
Menurut catatan KH.AR Fachuddin (1991) pada masa
kepemimpinan KH.Ibrahim kegiatan-kegiatan yang penting, menonjol
dan harus dicatat ialah:
a) Pada tahun 1924 KH.Ibrahim mendirikan Fonds Dachlan yang
bertujuan membiayai sekolah untuk anak-anak miskin pada tahun 1925
ia mengadakan khitanan massal.
b) Pada periode kepemimpinan KH.Ibrahim ,Muhammadiyah sejak
tahun 1928 mengirim putra-putri lulusan sekolah-sekolah
Muhammadiyah ke seluruh pelosok tanah air lalu dikenal dengan anak
panah Muhammadiyah
c) Pada kongres Muhammadiyah di Solo tahun 1929,yang masih pada
kepemimpinannya,Muhammadiyah mendirikan Uitgeefster My,yaitu
badan usaha penerbit buku-buku sekolah Muhammadiyah yang
bernaung di bawah majelis Taman Pusaka.
d) KH Ibrahim lebih banyak memberikan kebebasan gerak bagi angkata
muda untuk , mengeksperikan aktivitasnya dalam gerakan dakwah
Muhammadiyah
e) Dalam masa kepemimpinannya, Muhammadiyah pernah mengalami
fitnah, Muhammadiyah dan pengurus besarnya dianggap sebagai kaki
tangan Politieke Economische Bond (PEB). namun fitnah tersebut bisa
diatasi dengan keterbukaan.KH.Ibrahim mengundang para utusan dari
cabang-cabang di Muhammadiyah untuk memeriksa keuangan dan
notulensi rapat di Pengurus Besar Muhammadiyah di Yogyakarta,
Terbukti fitnah tersebut tidak benar.
f)Pada periode kepemimpinan KH. Ibrahim telah diselenggarakan 10
(sepuluh) kali rapat Tahunan yang terus menerus memilih dia sebagai
Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. mulai tahun 1926 , istilah Rapat
Tahunan Muhammadiyah diganti menjadi Kongres Muhammadiyah
yang bertempat di Surabaya sebagai kongres ke-5.

KH. Ibrahim wafat dalam usia yang masih sangat muda yaitu 46 tahun,
tepatnya awal tahun 1934 setelah menderita sakit agak lama. Di bawah
Kepemimpinannya, Muhammadiyah mengalami perkembangan sangat
pesat, bahkan pada Kongres ke-22 di Semarang pada tahun 1933.
KH. Ibrahim tampak jelas sebagai pribadi yang serius dan gemar
menuntut ilmu. Selain itu beliau merupakan sosok yang terbuka dan
sabar.

Sumber: buku pendidikan Kemuhammadiyahan kelas VI

Anda mungkin juga menyukai