Secara bahasa khittah berasal dari bahasa Arab yaitu “Khiththatun” yang berarti langkah,
atau garis. Khittah Muhammadiyah secara bahasa berarti garis-garis besar atau langkah-
langkah Persyarikatan Muhammadiyah. Sedangkan secara istilah berarti pedoman, arahan,
kebijakan atau langkah-langkah persyarikatan untuk mewujudkan keyakinan dan cita-cita
hidup serta perjuangannya.
Khittah Muhammadiyah
tahun 2002 menggambarkan Muhammadiyah sebenarnya lebih antisipatif dalam menyikapi
berbagSebelum bicara tentang fungsi Khittah Muhammadiyah berdasarkan penyusunan
Khittah yang berkembang sejak era KH. Mas Mansur dengan “Langkah Dua Belas”nya
hingga Khittah Denpasar ai persoalan baik internal dan eksternal sehingga menggariskan
Khitah Perjuangannya agar tetap istiqomah dalam mengemban fungsi dakwah dan tajdidnya
sebagai gerakkan Islam yang berkiprah dalam lapangan kemasyarakatan dan tidak dalam
lapangan politik praktis.
Menurut Zuriati (2012) fungsi khittah perjuangan Muhammadiyah adalah sebagai landasan
berpikir bagi semua pimpinan dan anggota juga menjadi landasan setiap amal usaha
Muhammadiyah. (https://zuriatigm.wordpress.com/2012/06/29/khittah-perjuangan-dalam-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara-khittah-denpasar-tahun-2002/)
Selain itu Khittah Muhamamdiyah berfungsi sebagai landasan operasional yang berisi garis-
garis besar pelaksanaan dari hal-hal yang tercantum di dalam landasan idiil yaitu
Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM), Matan Keyakinan dan Cita-Cita
Hidup Muhammadiyah (MKCHM) dan Kepribadian Muhammadiyah. Dengan demikian
Khittah Muhammadiyah merupakan penjelasan dari ketiga landasan idiil Muhammadiyah
tersebut.
Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar dan Teori Strategi sebagaimana diketahui bahwa
dalam dunia dakwah Islam istilah strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa
prinsip dan pola pelaksanaannya.
Dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. Mas Mansur pada tahun 1938 – 1940.
Isinya :
a. Memperdalam masuknya Iman
b. Memperluas Paham Agama
c. Memperbuahkan Budi Pekerti
d. Menuntun Amalan Intiqad
e. Menguatkan Persatuan
f. Menegakkan Keadilan
g. Melakukan Kebijaksanaan
h. Menguatkan Majlis Tanwir
i. Mengadakan Konperensi Bagian
j. Mempermusyawaratkan Putusan
k. Mengawaskan Gerakan Jalan
l. Mempersambungkan Gerakan Luar
2. Khittah Palembang
Dirumuskan pada periode kepemimpinan A.R. (Ahmad Rasyid) Sutan Mansur pada
tahun 1956 – 1959.
Isinya :
a. Menjiwai pribadi para anggota terutama pemimpin Muhammadiyah
b. Melaksanakan uswatun hasanah
c. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi
d. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
e. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
f. Mempererat ukhuwah
g. Menuntun penghidupan anggota
Programnya :
1. Menempatkan Aqidah, membersihkan pokok dan alam pikiran serta penyiaran
pengetahuan agama Islam.
2. Dan segala usaha itu tidaklah boleh mundur melainkan harus maju, dan
dikerjakan dengan penuh gembira dan semangat. Maka ajaran Islam itu tidaklah
hanya semata – mata diajarkan serta dipelajari melainkan harus diamalkan.
Bukan orang lain yang terlebih dahulu harus diajak dan disuruh mengerjakannya,
tetapi hendaklah dimulai dari anggota Muhammadiyah sendiri. Mereka harus
berusaha memajukan dan menggembirakan kehidupannya menurut kemauan
agama Islam.
Programnya :
Warga atau anggota Muhammadiyah yang aktif dalam kegiatan politik hendaklah bersungguh
– sungguh dalam melaksanakan tugasnya dan mengedepankan empat hal :
a. Rasa tanggung jawab (amanah)
b. Berakhlak mulia (akhlaq al karimah)
c. Menjadi teladan / contoh yang baik (uswatun hasanah)
d. Perdamaian (ishlah)