Anda di halaman 1dari 19

( SIKAP MUHAMMADIYAH TERHADAP GERAKAN ISLAM

TRANSNASIONAL )

Disusun guna memenuhi tugas


KEMUHAMMADIYAAN …

Kelompok 4
Nama Anggota Kelompok: 1. onya slamat
2. Jamila wakang
3. Fitriyani mony
4. Serona umasugi

KELAS 12 MIA
SMA MUHAMMADIYAH MAMALA 2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu guru matapelajaran yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Mamala , …

27 Agustus 2023
Kelompok 4 …

2
Daftar Isi

BAB I .........................................................................................................................................6

PENDAHULUAN..................................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................7

BAB II ........................................................................................................................................8

PEMBAHASAN....................................................................................................................
....
8

a) Muhammadiyah.....................................................................................................................
8

b) Nahdlatul Ulama ....................................................................................................................9

c) Majelis Ulama Indonesia.....................................................................................................


10

d) Jaringan Gusdurian.............................................................................................
.................
11

BABIII.................................................................................................................................... 17

P E N U T U P. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..................................................
17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 17

3.2 Saran.................................................................................................................................. 18

DAFTARPUSTAKA........................................................ 19

3
Buku .........................................................................................................................................19

Jurnal........................................................................................................................................19

Laporan Penelitian................................................................................................................... 19
4
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerakan Islam transnasional merupakan
istilah yang ditujukan kepada
organisasi Islam yang bergerak lintas negara, dimana pergerakannya melewati
batas- batas teritorial setiap negara. Gerakan Islam transnasional ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gerakan Islam moderat dan gerakan Islam radikal.
Gerakan Islam moderat memiliki pemahaman Islam yang sejalan dengan
paham keagamaan Muhammadiyah. Gerakan Islam ini berkomitmen untuk
membangun peradaban Islam yang damai dan sejahtera. Sementara itu, gerakan Islam
radikal memiliki pemahaman Islam yang berbeda dengan paham keagamaan
Muhammadiyah. Gerakan Islam ini berkomitmen untuk mendirikan negara Islam
yang berdasarkan syariat Islam.
Muhammadiyah memiliki sikap yang positif terhadap gerakan Islam moderat.
Muhammadiyah memandang bahwa gerakan Islam moderat dapat menjadi
mitra dalam membangun peradaban Islam yang damai dan sejahtera. Muhammadiyah
juga memandang bahwa gerakan Islam moderat dapat menjadi jembatan antara Islam
dan dunia modern.
Sementara itu, Muhammadiyah bersikap tegas menolak gerakan Islam radikal.
Muhammadiyah memandang bahwa gerakan Islam radikal merupakan ancaman bagi
perdamaian dan stabilitas bangsa dan negara. Muhammadiyah juga memandang
bahwa gerakan Islam radikal merupakan ancaman bagi perkembangan Islam yang
moderat dan toleran.

6
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam transnasional?
 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Muhammadiyah terhadap gerakan
Islam transnasional?
 Apa dampak sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam transnasional?

1.3 Tujuan Penulisan


 Memahami sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam transnasional
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Muhammadiyah terhadap gerakan Islam transnasional
 Menganalisis dampak sikap Muhammadiyah terhadap
gerakan
Islam transnasional

7
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sikap Muhammadiyah terhadap gerakan


Islam moderat
Muhammadiyah memiliki sikap yang
positif terhadap gerakan Islam moderat.
Muhammadiyah memandang bahwa gerakan Islam moderat dapat menjadi
mitra dalam membangun peradaban Islam yang damai dan sejahtera. Muhammadiyah
juga memandang bahwa gerakan Islam moderat dapat menjadi jembatan antara Islam
dan dunia modern.
Muhammadiyah telah menjalin kerja sama dengan berbagai gerakan Islam
moderat di dunia. Kerja sama ini dilakukan dalam berbagai bidang, seperti
pendidikan, sosial, dan ekonomi. Muhammadiyah juga telah mendukung berbagai
upaya gerakan Islam moderat dalam membangun peradaban Islam yang damai dan
sejahtera.

 Berikut adalah beberapa contoh gerakan Islam moderat di Indonesia beserta


penjelasannya:
a) Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini
didirikan pada tahun 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk memajukan
umat Islam dan bangsa Indonesia. Muhammadiyah memiliki paham keagamaan yang
moderat dan toleran, yang dituangkan dalam berbagai dokumen organisasi, seperti
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Muqaddimah Anggaran Dasar, dan
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.

 Muhammadiyah memiliki berbagai kegiatan dan program yang menjunjung


tinggi nilai-nilai moderat, seperti:
8
*Pendidikan: Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah, madrasah, dan perguruan
tinggi yang mengajarkan Islam secara moderat.
*Sosial: Muhammadiyah memiliki berbagai lembaga sosial yang melayani masyarakat
tanpa memandang agama, suku, atau ras.
*Politik: Muhammadiyah tidak terlibat secara langsung dalam politik praktis, tetapi
tetap aktif dalam mengupayakan kesejahteraan umat dan bangsa.

Anggota organisasi muhammadiyah aisiyah

b) Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia. Organisasi
ini didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasyim Asy'ari dengan tujuan untuk
mempersatukan umat Islam di Indonesia. Nahdlatul Ulama memiliki paham
keagamaan yang moderat dan toleran, yang dituangkan dalam berbagai dokumen
organisasi, seperti Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Qanun Asasi.

 Nahdlatul Ulama memiliki berbagai kegiatan dan program yang menjunjung


tinggi nilai-nilai moderat, seperti:

9
*Pendidikan: Nahdlatul Ulama memiliki ribuan pesantren dan madrasah yang
mengajarkan Islam secara moderat.
*Sosial: Nahdlatul Ulama memiliki berbagai lembaga sosial yang melayani
masyarakat tanpa memandang agama, suku, atau ras.
* Politik: Nahdlatul Ulama tidak terlibat secara langsung dalam politik praktis, tetapi
tetap aktif dalam mengupayakan kesejahteraan umat dan bangsa.

c) Majelis Ulama Indonesia


Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan fatwa keagamaan di Indonesia. MUI didirikan pada tahun 1975 oleh
pemerintah Indonesia dan para ulama dari berbagai organisasi Islam. MUI memiliki
paham keagamaan yang moderat dan toleran, yang dituangkan dalam berbagai fatwa
yang dikeluarkannya.

MUI telah mengeluarkan berbagai fatwa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderat,
seperti:

* Fatwa tentang toleransi beragama


* Fatwa tentang pluralisme
* Fatwa tentang anti-radikalisme

10
Lambang majelis ulama indonesia

d) Jaringan Gusdurian
Jaringan Gusdurian merupakan gerakan sosial-keagamaan yang didirikan oleh Gus
Dur pada tahun 1998. Jaringan ini memiliki tujuan untuk menyebarkan Islam yang
moderat dan toleran. Jaringan Gusdurian memiliki berbagai kegiatan dan program
yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderat, seperti:

*Pendidikan: Jaringan Gusdurian memiliki berbagai lembaga pendidikan yang


mengajarkan Islam secara moderat.
*Sosial: Jaringan Gusdurian memiliki berbagai lembaga sosial yang melayani
masyarakat tanpa memandang agama, suku, atau ras.
* Politik: Jaringan Gusdurian aktif dalam mengupayakan kesejahteraan umat dan
bangsa.

Gerakan Islam moderat di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan umat Islam di Indonesia. Gerakan-gerakan ini telah memberikan berbagai
kontribusi bagi pembangunan umat Islam dan bangsa Indonesia, seperti dalam bidang
pendidikan, sosial, dan ekonomi.

2. Sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam radikal

11
a) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Hizbut Tahrir (HT) adalah sebuah gerakan Islam transnasional yang didirikan
pada tahun 1953 oleh Taqiuddin al-Nabhani di Palestina. HT mengklaim sebagai
gerakan Islam yang murni dan otentik, dan mereka bertujuan untuk
menegakkan kekhalifahan Islam di seluruh dunia.
HT memiliki ideologi yang keras dan eksklusif. Mereka menolak sistem
demokrasi dan sekularisme, dan mereka mengklaim bahwa hanya kekhalifahan Islam
yang dapat membawa perdamaian dan keadilan di dunia. HT juga sering dituduh
melakukan propaganda dan indoktrinasi, dan mereka telah dilarang di beberapa
negara, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, HT telah lama menjadi organisasi terlarang. Namun, mereka
masih memiliki banyak pengikut, dan mereka sering kali aktif dalam
menyebarkan propaganda mereka di media sosial. HT juga telah dikaitkan dengan
beberapa aksi terorisme di Indonesia, meskipun HT sendiri telah membantah
keterlibatan mereka dalam aksi-aksi tersebut.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah
penyebaran paham HT di Indonesia. Pada tahun 2017, pemerintah melarang HT dan
beberapa organisasi Islam transnasional lainnya. Pemerintah juga telah melakukan
pemantauan dan penangkapan terhadap para anggota HT.

 Berikut adalah beberapa dampak dari keberadaan HT di Indonesia:


 Meningkatkan radikalisme. HT menyebarkan ideologi yang keras dan eksklusif
yang dapat memicu radikalisme di kalangan umat Islam.
 Mengancam demokrasi. HT menolak sistem demokrasi dan sekularisme, yang
merupakan dasar dari sistem pemerintahan di Indonesia.
 Menyebarkan intoleransi. HT sering kali menyebarkan propaganda yang bersifat
intoleran terhadap kelompok-kelompok minoritas.
 Meningkatkan ancaman terorisme. HT telah dikaitkan dengan beberapa aksi
terorisme di Indonesia.
12
b.) Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)
adalah sebuah organisasi Islam radikal yang didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir pada
tahun 2008. JAT memiliki tujuan untuk menegakkan hukum Islam di Indonesia.
JAT memiliki ideologi yang keras dan eksklusif. Mereka menolak sistem demokrasi
dan sekularisme, dan mereka mengklaim bahwa hanya hukum Islam yang dapat
membawa kedamaian dan keadilan di Indonesia. JAT juga sering dituduh melakukan
propaganda dan indoktrinasi, dan mereka telah dilarang di beberapa negara, termasuk
Indonesia.
Di Indonesia, JAT telah lama menjadi organisasi terlarang. Namun, mereka masih
memiliki banyak pengikut, dan mereka sering kali aktif dalam menyebarkan
propaganda mereka di media sosial. JAT juga telah dikaitkan dengan beberapa aksi
terorisme di Indonesia, meskipun JAT sendiri telah membantah keterlibatan mereka
dalam aksi-aksi tersebut.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran
paham JAT di Indonesia. Pada tahun 2017, pemerintah melarang JAT dan beberapa
organisasi Islam transnasional lainnya. Pemerintah juga telah melakukan pemantauan
dan penangkapan terhadap para anggota JAT.
Meskipun JAT telah dilarang di Indonesia, mereka masih tetap aktif dalam
menyebarkan propaganda mereka. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah
Indonesia dalam mencegah penyebaran paham radikal di Indonesia.
13
 Berikut adalah beberapa dampak dari keberadaan JAT di Indonesia:

 Meningkatkan radikalisme. JAT menyebarkan ideologi yang keras dan eksklusif


yang dapat memicu radikalisme di kalangan umat Islam.
 Mengancam demokrasi. JAT menolak sistem demokrasi dan sekularisme, yang
merupakan dasar dari sistem pemerintahan di Indonesia.
 Menyebarkan intoleransi. JAT sering kali menyebarkan propaganda yang bersifat
intoleran terhadap kelompok-kelompok minoritas.

Logo organisasi

Jamaah Islamiyah (JI)


adalah sebuah organisasi Islam radikal yang didirikan oleh Abdullah Sungkar dan
Abu Bakar Ba'asyir pada tahun 1993. JI memiliki tujuan untuk mendirikan negara
Islam di Asia Tenggara.

14
JI memiliki ideologi yang keras dan eksklusif. Mereka menolak sistem demokrasi dan
sekularisme, dan mereka mengklaim bahwa hanya negara Islam yang dapat membawa
kedamaian dan keadilan di Asia Tenggara. JI juga sering dituduh melakukan
propaganda dan indoktrinasi, dan mereka telah dilarang di beberapa negara, termasuk
Indonesia.
Di Indonesia, JI telah lama menjadi organisasi terlarang. Namun, mereka masih
memiliki banyak pengikut, dan mereka sering kali aktif dalam menyebarkan
propaganda mereka di media sosial. JI juga telah dikaitkan dengan beberapa aksi
terorisme di Indonesia, termasuk Bom Bali I dan Bom Bali II.
Meskipun JI telah dilarang di Indonesia, mereka masih tetap aktif dalam menyebarkan
propaganda mereka. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam
mencegah penyebaran paham radikal di Indonesia.

 Berikut adalah beberapa dampak dari keberadaan JI di Indonesia:


 Meningkatkan radikalisme. JI menyebarkan ideologi yang keras dan eksklusif
yang dapat memicu radikalisme di kalangan umat Islam.
 Mengancam demokrasi. JI menolak sistem demokrasi dan sekularisme, yang
merupakan dasar dari sistem pemerintahan di Indonesia.
 Menyebarkan intoleransi. JI sering kali menyebarkan propaganda yang bersifat
intoleran terhadap kelompok-kelompok minoritas.
 Meningkatkan ancaman terorisme. JI telah dikaitkan dengan beberapa aksi
terorisme di Indonesia.

15
3. Faktor-faktoryang mempengaruhi sikap Muhammadiyah
terhadap gerakan Islam transnasional

 Faktor internal Muhammadiyah


Faktor internal Muhammadiyah yang mempengaruhi sikap Muhammadiyah terhadap
gerakan Islam transnasional adalah paham keagamaan Muhammadiyah yang moderat
dan toleran. Paham keagamaan ini menekankan pentingnya keseimbangan antara iman
dan amal, antara ibadah dan muamalah, dan antara aqidah dan akhlak. Paham
keagamaan ini juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat
Islam.

 Faktor eksternal Muhammadiyah


Faktor eksternal Muhammadiyah yang mempengaruhi sikap Muhammadiyah
terhadap gerakan Islam transnasional adalah situasi dan kondisi politik, sosial, dan
budaya di Indonesia. Muhammadiyah menyadari bahwa gerakan Islam radikal
merupakan ancaman bagi stabilitas dan keamanan bangsa dan
Muhammadiyah juga negara. menyadari bahwa gerakan Islam radikal dapat
belah umat Islam. memecah

4. Dampak sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam transnasional

 Dampak positif
 Membantu mencegah penyebaran paham radikal di Indonesia
 Menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam
 Memperkuat toleransi beragama di Indonesia

 Dampak negatif
 Dapat dianggap sebagai sikap yang tidak toleran terhadap gerakan Islam radikal
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia
yang memiliki ideologi moderat. Muhammadiyah menolak paham radikalisme dan
terorisme, dan mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran
paham tersebut.
Muhammadiyah memandang gerakan Islam transnasional sebagai ancaman
bagi ideologi moderat dan demokrasi di Indonesia. Gerakan-gerakan tersebut sering
kali menyebarkan paham yang keras dan eksklusif yang dapat memicu radikalisme
dan terorisme.

Untuk menghadapi tantangan ini, Muhammadiyah telah melakukan berbagai


upaya, antara lain:

 Memperkuat ideologi moderat. Muhammadiyah terus melakukan penguatan


ideologi moderat melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan, dakwah, dan
kajian-kajian keagamaan.
 Meningkatkan pemahaman tentang gerakan Islam transnasional. Muhammadiyah
juga meningkatkan pemahaman tentang gerakan Islam transnasional melalui
berbagai kegiatan, seperti seminar dan diskusi.
 Membangun kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga keagamaan.
Muhammadiyah bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
keagamaan untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
 Muhammadiyah berkomitmen untuk terus berjuang melawan paham radikalisme
dan terorisme.

17
Muhammadiyah percaya bahwa ideologi moderat adalah satu-satunya cara
untuk menjaga perdamaian dan kerukunan di Indonesia.

3.2 Saran
 Muhammadiyah perlu terus memperkuat ideologi moderat. Muhammadiyah
perlu terus melakukan penguatan ideologi moderat melalui berbagai kegiatan,
seperti pendidikan, dakwah, dan kajian-kajian keagamaan. Hal ini penting untuk
membekali umat Islam dengan pemahaman Islam yang benar dan toleran.
 Muhammadiyah perlu meningkatkan pemahaman tentang gerakan Islam
transnasional. Muhammadiyah juga perlu meningkatkan pemahaman tentang
gerakan Islam transnasional melalui berbagai kegiatan, seperti seminar dan
diskusi. Hal ini penting untuk membantu umat Islam untuk mengidentifikasi dan
melawan paham radikalisme dan terorisme.
 Muhammadiyah perlu membangun kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-
lembaga keagamaan. Muhammadiyah perlu bekerja sama dengan pemerintah dan
lembaga-lembaga keagamaan untuk mencegah penyebaran paham radikalisme
dan terorisme. Kerja sama ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti
berbagi informasi, pelatihan, dan kampanye.
 Selain itu, Muhammadiyah juga perlu meningkatkan kerja sama dengan media
untuk menyebarkan informasi tentang Islam moderat. Hal ini penting untuk
melawan penyebaran propaganda radikalisme dan terorisme di media sosial.
 Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran paham
radikalisme dan terorisme di Indonesia. Dengan memperkuat ideologi moderat,
meningkatkan pemahaman tentang gerakan Islam transnasional, dan membangun
kerja sama dengan berbagai pihak, Muhammadiyah dapat membantu menjaga
perdamaian dan kerukunan di Indonesia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Azyumardi Azra. 2006. Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Burhanuddin Muhtadi. 2015. Islam Radikal: Gerakan Transnasional
dan Transformasi Ideologi. Jakarta: Kompas.
Syafiq Hasyim. 2009. Gerakan-Gerakan Islam di Indonesia: Dari Radikal hingga
Moderat. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Jurnal
A. Syafii Maarif. 2017. "Muhammadiyah dan Gerakan Islam Transnasional." Jurnal
Ulumuddin 15(2): 294-312.
Suwito. 2020. "Sikap Muhammadiyah terhadap Gerakan Islam Transnasional." Jurnal
Al-Irsyad 1(2): 150-165.
Laporan Penelitian
Irfan Noor. 2002. Pola Jaringan dan Penetrasi Islam Transnasional di Kalimantan
Selatan. Banjarmasin: UIN Antasari Banjarmasin.
Situs Web
"Sikap Muhammadiyah terhadap Gerakan Islam Transnasional."
Muhammadiyah.or.id. Diakses 24 Agustus 2023.

19

Anda mungkin juga menyukai