Anda di halaman 1dari 19

SURVEI PROYEK KONTRUKSI

PEMBANGUNAN RUKO 3 LANTAI


Muh Tofan Slamat (2021-73-052),Vira Nita (2021-73-114)
Marselina Laian (2021-73-130),Moksen Samallo (2021-73-124)
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pattimura Ambon

ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk melakukan survei terhadap proyek konstruksi
pembangunan ruko 3 lantai dengan memperhatikan beberapa aspek proyek
konstruksi, prosedur konstruksi, dan segala bentuk rancangan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut. Survei dilakukan melalui wawancara dengan para
ahli konstruksi, dan pemilik proyek terkait. Hasil survei menunjukkan bahwa lokasi
proyek, persyaratan konstruksi, dan kelancaran pembangunan yang dibutuhkan
adalah faktor penting dalam membangun ruko tiga lantai. Diperlukan perencanaan
yang matang dari awal hingga akhir proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu
dan sesuai dengan budget yang telah ditentukan. Temuan survei ini dapat menjadi
acuan bagi para pemilik proyek dan ahli konstruksi dalam membangun ruko tiga
lantai.

Kata kunci: konstruksi, proyek, ruko, tiga lantai, lokasi, prosedur ,rancangan

ABSTRACT
This paper aims to conduct a survey of a 3-storey shop building construction project
by taking into account several aspects of the construction project, construction
procedures, and all forms of design needed to complete the project. The survey was
conducted through interviews with construction experts and related project owners.
The survey results show that the project location, construction requirements, and the
required smoothness of construction are important factors in building a three-story
shophouse. Careful planning is required from start to finish of the project so that the
project can be completed on time and according to a predetermined budget. The
findings of this survey can be used as a reference for project owners and
construction experts in building three-storey shophouses.

Keywords: construction, project, shop, three floors, location, procedure, design


I. PENDAHULUAN

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, kebutuhan akan tempat usaha
atau toko semakin meningkat pula. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah dengan membangun ruko permanen.Ruko permanen memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan ruko sementara atau lapak. Selain lebih kokoh dan tahan lama, ruko
permanen juga memberikan kesan profesional dan serius dalam berbisnis. Selain itu, ruko
permanen juga dapat dijadikan sebagai aset yang

dapat meningkatkan nilai investasi di masa depan. Namun, membangun ruko


permanen bukanlah hal yang mudah. Proses konstruksi memerlukan waktu, tenaga, dan biaya
yang cukup besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan yang matang dan
pengelolaan proyek yang efektif untuk memastikan proyek konstruksi ruko permanen berjalan
dengan baik dan efisien.Dalam laporan ini, akan dijelaskan mengenai perencanaan dan
pelaksanaan proyek konstruksi ruko permanen, dari sudut pandang teknik sipil.

Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi jawaban dari


a. Nama Proyek
b. Jenis Proyek
c. Lokasi Proyek
d. Nama Kontraktor
e. Ukuran bangunan
f. Struktur bangunan terdiri dari apa saja & jelaskan masing-masing fungsi struktur bangunan
(termasuk dimensi & ukuran masing2 struktur & foto dokumentasi strukturnya/gambar kerja)
g. Sistem pengecoran beton menggunakan alat apa (manual atau alat)
h. Penjelasan lainnya secara detail mengenai struktur bangunan

II. METODE

Survei dilakukan melalui wawancara dengan para ahli konstruksi, dan pemilik
proyek terkait bagaimana proyek kontruksi ini berlangsung sampai selesai. Beratas namakan
“KARYADI,SE” .proyek yang di amati adalah Proyek Konstruksi Ruko Permanen 3 Lantai
yang berlokasi di RUMAH TIGA RT.001/002 dan disahkan oleh walikota ambon serta kepala
dinas penanaman modal dan pelayan terpadu satu pintu,kontraktor mengatas namakan
MAKASAR.

Hasil survei menunjukkan bahwa lokasi proyek, persyaratan konstruksi, dan kematangan
perencanaan pembangunan yang dibutuhkan sebagai faktor penting dalam membangun ruko
tiga lantai. Diperlukan perencanaan yang matang dari awal hingga akhir proyek agar proyek
dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan perencenanaan ada juga beberapa data input
terkait perencanaan bangunan yang didapatkan dari pengamatan langsung di lokasi proyek
karena tidak peroleh pada hasil wawancara untuk lebih memahami mekanisme pembangunan
kelompok survei juga mengikutkan

diri dalam proses pengecoran yang masi di lakukan dengan cara konvensional agar lebih
memahami proses dari royek konstruksi bersangkutan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ukuran Bangunan
Rancangan bangunan di buat dengan memaksimalkan lahan yang tersedia,
lebar 19m x panjang 14m = 266m^2,Karena rancangan bentuk gedung masih
konvensional yaitu persegi sehingga tidak ada variasi ukuran dari lantai 1 sampai 3
yang menjadikan ukuran seluruh bangunan setiap lantai sama,dan untuk tinggi
bangunan sekitar 20 m, ukuran detail dapat dilihat sebagai berikut yaitu:
Bangunan 3 lantai
Luas tanah 19m x 14m=266m^2
Luas bangunan 19m x 14m=266^2
Luas bangunan dengan mengecualikan lahan parkir 19m x 10m=190m^2
Tinggi plafon 5,30 m untuk 3 lantai
Jumlah kamar mandi 6
Jumlah ruang lobby 2
Jumlah tangga 3 untuk tiap lantai
Lebar jalan depan kantor 6m^2
Luas area parkir 19m x 5m
Total luas bangunan 3 lantai 19m x 14m=266m^2 x 3
Sisa lahan setelah bangunan di bangun 6m^2
Tinggi bangunan Untuk menentukan tinggi total bangunan ruko 4 lantai jika
ukuran balok dan kolom adalah 40 cm x 45 cm dan tinggi plafon adalah 5.30 meter,
kita dapat menggunakan rumus sederhana sebagai berikut:
Tinggi total bangunan = (tinggi tiap lantai x jumlah lantai) + tebal balok +
tebal kolom
Kita dapat menghitung tebal balok dan kolom dengan asumsi bahwa setiap
balok dan kolom memiliki tebal yang sama, yaitu 40 cm x 45 cm.

Dalam hal ini, mari kita asumsikan bahwa:

Tinggi tiap lantai = 5 meter (termasuk tinggi plafon)


Jumlah lantai = 3
Tebal balok = 40 cm
Tebal kolom = 45 cm
Maka, tinggi total bangunan ruko 3 lantai adalah:

Tinggi total bangunan = (5 meter x 3 lantai) + 40 cm + 45 cm


Tinggi total bangunan = 15 meter + (85 x 3)cm
Tinggi total bangunan = 17.15meter

Sehingga, tinggi total bangunan ruko 3 lantai dengan ukuran balok dan kolom
40 cm x 45 cm dan tinggi plafon 5.30 meter adalah sekitar 17,15 meter. Namun, perlu
diingat bahwa perhitungan ini merupakan asumsi sederhana dan faktor-faktor lain
seperti desain struktur dan beban bangunan juga dapat memengaruhi tinggi total
bangunan. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan perhitungan dan analisis struktur
yang cermat oleh tenaga ahli untuk menentukan tinggi total bangunan yang lebih
akurat.

B. Struktur Bangunan Terdiri Dari apa saja dan fungsinya


Rincian struktur bangunan ruko 3 lantai beserta fungsi dan dimensi/ukuran
masing masing struktur
1. kolom
Fungai: menopang beban dari lantai 2,3 dan atap bangunan
Dimensi/ukuran : 40cm x 40cm,tinggi 6 meter ,terdapat 16 kolom pada bangunan ini
2. Slop
Fungsi : memikul beban dinding,sehingga dinding tersebut duduk pada struktur yang
kuat agar tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding
rumah menjadi retak atau pecah
Dimensi/ukuran : 25cm x 45cm,terdapat 16 buah slop di atas pondasi
3. Balok
fungsi : menahan beban dari lantai ,3,2 dan mendistribusikan beban ke kolom
Dimensi/ukuran : 25cm x 45cm terdapat 16 buah untuk tiap lantai
4. Plat lantai
Untuk dimensi/ukuran plat lantai bangunan ruko 1 lantai dengan luas bangunan 266
meter persegi karena bangunan tersebut baru dalam tahap awal proses pengecoran
kolom maka, kita dapat menggunakan rumus luas bangunan = panjang x lebar. Karena
kita ingin mengetahui dimensi/ukuran plat lantai, maka kita perlu mengetahui panjang
dan lebar plat lantai tersebut.

Namun, sebelum itu, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti:


Besarnya ketebalan dinding dan kolom bangunan yang dapat mempengaruhi luas
bangunan yang tersedia untuk digunakan sebagai plat lantai.
Rasio jumlah ruangan yang ingin dibuat dalam bangunan tersebut.
Kita asumsikan ketebalan dinding dan kolom bangunan sebesar 30 cm, maka luas
bangunan yang tersedia untuk digunakan sebagai plat lantai adalah 226 meter persegi
(266 meter persegi - luas dinding dan kolom).

Dalam membuat ruko 3 lantai, kita perlu mempertimbangkan rasio antara jumlah luas
lantai dengan jumlah tingkat bangunan. Secara umum, rasio tersebut berkisar antara
1:1.5 hingga 1:2, yang berarti setiap tingkat bangunan memiliki luas lantai sekitar 1.5
hingga 2 kali luas area dasar bangunan.

Dalam kasus ini, jika rasio ukuran tiap lantai tetap 1:1, yang berarti total luas lantai
bangunan adalah 1 x 226 meter persegi = 266 meter persegi.

Untuk menentukan dimensi/ukuran plat lantai, kita perlu membagi total luas lantai
tersebut dengan jumlah lantai, yaitu 3. Maka, luas lantai setiap tingkat adalah 266
meter persegi / 3 = 88.6 meter persegi.

Karena luas lantai adalah panjang x lebar, maka kita dapat menentukan panjang dan
lebar plat lantai dengan menggunakan beberapa kemungkinan ukuran, seperti:

Panjang = 9 meter, lebar = 7.39 meter


Panjang = 7.5 meter, lebar = 8.8 meter
Panjang = 6 meter, lebar = 11.08 meter
Perlu diingat bahwa ukuran tersebut merupakan kemungkinan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan desain bangunan

5. Tangga
Fungsi dari tangga pada bangunan ruko 3 lantai adalah untuk menghubungkan antara
lantai satu dengan lantai lainnya. Selain itu, tangga juga berfungsi sebagai sarana
evakuasi darurat Untuk menentukan dimensi/ukuran tangga pada ruko 3 lantai dengan
tinggi bangunan sekitar 15.85 meter, kita dapat menggunakan beberapa pertimbangan
sebagai berikut:

Ketinggian tangga: Menurut standar keselamatan, ketinggian tangga setiap lantai


sebaiknya tidak lebih dari 3 meter. Oleh karena itu, untuk ruko 3 lantai dengan tinggi
bangunan sekitar 15.85 meter, ketinggian tangga setiap lantai sebaiknya sekitar 5.21
meter.
Lebar tangga: Menurut standar keselamatan, lebar tangga minimal adalah 90 cm
untuk tangga yang digunakan sebagai jalur evakuasi, dan 70 cm untuk tangga yang
tidak digunakan sebagai jalur evakuasi. Oleh karena itu, untuk ruko 3 lantai,
sebaiknya lebar tangga diatur sekitar 90 cm.
Tinggi langkah tangga: Tinggi langkah tangga sebaiknya tidak lebih dari 20 cm dan
tidak kurang dari 12 cm. Oleh karena itu, untuk ruko 3 lantai, tinggi langkah tangga
sebaiknya diatur sekitar 18 cm.
Kemiringan tangga: Kemiringan tangga sebaiknya tidak terlalu curam agar tidak
membahayakan pengguna tangga. Oleh karena itu, kemiringan tangga sebaiknya
diatur sekitar 30-35 derajat.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka ukuran tangga pada ruko 3
lantai dengan tinggi bangunan sekitar 15.85 meter adalah sebagai berikut:

Ketinggian tangga setiap lantai: 5.21 meter


Lebar tangga: 90 cm
Tinggi langkah tangga: 18 cm
Kemiringan tangga: 30-35 derajat
Namun, perlu diingat bahwa perhitungan ini merupakan asumsi sederhana dan
perencanaan yang lebih detail dan teliti

6. Atap
Atap yang di identifikasi dari gambar tampak depan bangunan adalah bentuk atap
datar Fungsi dari atap datar pada ruko 3 lantai dengan luas bangunan 266 meter
persegi adalah sebagai penutup bangunan yang bertujuan untuk melindungi bangunan
dari pengaruh cuaca seperti hujan, panas matahari, dan lain sebagainya. Selain itu,
atap datar juga dapat digunakan sebagai ruang tambahan seperti taman atap atau
rooftop garden.

Untuk menentukan dimensi/ukuran dari atap datar pada ruko 3 lantai dengan luas
bangunan 266 meter persegi, kita dapat menggunakan beberapa pertimbangan sebagai
berikut:

Kemiringan atap: Pada atap datar, kemiringan atap sangat rendah atau bahkan dapat
diabaikan. Oleh karena itu, pada ruko 3 lantai dengan luas bangunan 266 meter
persegi, atap datar dapat dibuat dengan kemiringan sekitar 0-5 derajat.
Material atap: Material atap datar dapat berupa genteng beton, genteng metal, atau
bahkan material yang lebih modern seperti membran atau polyurethane foam.
Pemilihan material atap datar harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
kebutuhan estetika bangunan.
Pekerjaan tambahan: Pada atap datar, diperlukan perencanaan tambahan seperti sistem
pengaliran air hujan (waterproofing) agar air tidak meresap ke dalam bangunan,
pengaturan drainase untuk menghindari genangan air, serta penyediaan akses untuk
pemeliharaan seperti tangga atau lift untuk memudahkan penggunaan dan perawatan
atap datar.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka dimensi/ukuran dari atap
datar pada ruko 3 lantai dengan luas bangunan 266 meter persegi dapat disesuaikan
dengan desain dan kebutuhan estetika bangunan. Beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan antara lain:
Lebar atap: Lebar atap datar dapat disesuaikan dengan ukuran bangunan, tetapi
biasanya antara 3-5 meter untuk memudahkan pengaturan akses dan pemeliharaan.
Ketebalan atap: Ketebalan atap datar tergantung pada jenis material yang dipilih dan
kebutuhan estetika bangunan.
Sistem waterproofing: Sistem waterproofing yang baik pada atap datar dapat
melindungi bangunan dari kerusakan akibat air hujan yang meresap ke dalam
bangunan. Sistem waterproofing pada atap datar dapat dibuat dengan bahan khusus
seperti aspal, membran, atau lapisan polimer.
Sistem drainase: Sistem drainase pada atap datar harus dirancang dengan baik agar
tidak terjadi genangan air pada saat hujan.
Akses pemeliharaan: Atap datar harus dirancang dengan akses yang memudahkan
untuk pemeliharaan seperti tangga Namun, perlu diingat bahwa perhitungan ini
merupakan asumsi sederhana dan perencanaan yang lebih detail dan teliti perlu
dilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan kesesuaian dan keamanan atap datar
pada ruko 3 lantai dengan luas bangunan 266 meter persegi

C. Sistem Pengecoran Beton

Sistem pengecoran beton menggunakan molen pada bangunan ruko 4 lantai


dengan luas 266 meter persegi dan tinggi bangunan 15.85 meter dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

Persiapan dan perencanaan


Sebelum melakukan pengecoran, memastikan persiapan sudah dilakukan
dengan baik. Hal ini termasuk persiapan material, peralatan, tenaga kerja, dan
lingkungan kerja yang aman. memastikan bahwa beton yang akan dicor telah diuji
dan memenuhi standar kualitas serta ukuran cetakan yang akan digunakan telah
disiapkan dengan benar.

Pengangkutan beton
Beton yang telah dicampur dan siap dicor diangkut menggunakan ember
pengecoran. jarak antara tempat cor tidak terlalu jauh untuk menghindari terjadinya
kehilangan kualitas beton.
Pengecoran beton menggunakan molen
Pada tahap ini, beton dicor menggunakan molen atau mesin pengaduk beton
untuk memastikan konsistensi dan kepadatan beton yang dihasilkan. Molen akan
membantu mempermudah proses pencampuran beton dan memastikan hasil yang
seragam.

Proses pengecoran
Proses pengecoran dimulai dengan memasukkan beton ke dalam cetakan
secara perlahan menggunakan ember atau sekop. memastikan bahwa beton yang
dimasukkan cukup untuk mengisi seluruh cetakan, tetapi jangan terlalu penuh karena
beton masih akan mengalami proses pengembangan.

Penyelesaian dan perataan


Setelah cetakan terisi penuh, beton perlu diaduk dengan rata menggunakan
alat perata beton. memastikan beton sudah terdistribusi secara merata dan
permukaannya datar.

Pemadatan beton
Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat pemadat beton seperti
vibrator. Alat ini akan membantu menghilangkan udara yang terperangkap di dalam
beton dan memastikan kepadatan beton yang optimal.

Penutupan dan perawatan


Setelah proses pengecoran selesai, beton di tutup dengan kain atau plastik agar
beton tidak kering terlalu cepat. Beton perlu dirawat selama beberapa hari agar dapat
mengeras dan mencapai kekuatan yang optimal.

Demikianlah sistem pengecoran beton menggunakan molen pada bangunan


ruko 4 lantai

D. Penjelasan lainnya secara detail mengenai struktur bangunan


Rincian struktur bangunan ;
1.pondasi
Pondasi cakar ayam adalah jenis pondasi yang umum digunakan pada bangunan
bertingkat seperti ruko 3 lantai. Pondasi ini digunakan untuk menopang beban struktur
bangunan dan menyalurkan beban ke tanah yang mampu menahan beban tersebut.

Pondasi cakar ayam terdiri dari tiga bagian utama yaitu balok induk, balok anak, dan
cakar. Berikut adalah penjelasan detail mengenai masing-masing bagian pondasi
cakar ayam pada bangunan ruko 3 lantai dengan luas 266 meter persegi dan 16 buah
kolom:

Balok Induk
Balok induk merupakan bagian pondasi cakar ayam yang bertanggung jawab
menopang beban vertikal dari kolom-kolom yang berada di atasnya. Balok induk pada
pondasi cakar ayam pada bangunan ruko 3 lantai biasanya memiliki dimensi yang
lebih besar dibandingkan dengan balok pada pondasi lainnya. Hal ini dikarenakan
balok induk harus mampu menahan beban vertikal yang besar dari lantai-lantai di
atasnya. Balok induk ini biasanya terbuat dari beton bertulang dengan dimensi yang
bervariasi tergantung pada beban yang akan ditopang.

Balok Anak
Balok anak adalah bagian pondasi cakar ayam yang terhubung dengan balok induk
dan bertugas menopang beban vertikal dari dinding-dinding yang berada di atasnya.
Balok anak biasanya memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan dengan balok
induk dan terbuat dari beton bertulang. Balok anak biasanya diletakkan dengan jarak
yang cukup dekat antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat menopang beban
vertikal dengan baik.
Cakar
Cakar merupakan bagian pondasi cakar ayam yang terletak di bawah balok anak dan
berfungsi untuk menyalurkan beban vertikal dari balok anak ke dalam tanah. Cakar
ini umumnya terbuat dari beton bertulang dengan bentuk yang menyerupai cakar
ayam. Cakar ini dilengkapi dengan tulangan baja untuk memperkuat kekuatannya dan
diletakkan pada lubang yang telah dibuat pada tanah.

Pada bangunan ruko 3 lantai dengan luas 266 meter persegi dan 16 buah kolom,
pondasi cakar ayam ini harus dirancang dengan hati-hati dan mempertimbangkan
beban vertikal yang besar dari struktur bangunan. Dimensi dan jenis material yang
digunakan pada masing-masing bagian pondasi harus disesuaikan dengan beban yang
akan ditopang dan kondisi tanah di lokasi bangunan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pondasi cakar ayam dapat menahan beban dengan baik dan
menjaga kestabilan struktur bangunan pada saat terjadi beban dinamis seperti gempa
bumi atau angin kencang.

2. Rangkah atap
Untuk bangunan ruko 3 lantai dengan bentuk atap datar dan luas 266 meter
persegi serta tinggi 15.85 meter, rangka atap yang digunakan biasanya terdiri dari
balok baja atau beton bertulang. Konstruksi rangka atap harus dirancang sedemikian
rupa sehingga mampu menahan beban atap dan beban angin yang diterima oleh
bangunan.

Dimensi dan ukuran dari rangka atap akan bergantung pada beberapa faktor, seperti
jarak antar kolom, beban atap yang diterima, dan material yang digunakan. Sebagai
contoh, jika jarak antar kolom adalah 5 meter, maka balok baja yang digunakan
sebaiknya memiliki dimensi sekitar 30 cm x 45 cm dengan jarak penopang maksimal
sekitar 3 meter. Sedangkan jika menggunakan balok beton bertulang, maka dimensi
baloknya dapat lebih kecil, sekitar 25 cm x 40 cm dengan jarak penopang maksimal
sekitar 4 meter.

Setelah rangka atap terpasang dengan benar, langkah selanjutnya adalah pemasangan
pelat atap. Pelat atap yang digunakan pada atap datar biasanya berbentuk persegi
panjang atau segi empat dengan dimensi sekitar 1 meter x 2 meter. Pelat atap ini
kemudian diletakkan dan diikat pada rangka atap menggunakan baut atau las.

Pada atap datar, selain pelat atap, juga diperlukan pemasangan lapisan waterproofing
sebagai pelindung dari rembesan air hujan. Lapisan waterproofing dapat berupa
membran bitumen atau lembaran karet sintetis yang diletakkan di atas pelat atap dan
diperkuat dengan pemasangan lapisan tambahan, seperti geotextile atau corak.

Dengan struktur atap yang baik dan kuat, maka bangunan ruko 3 lantai dengan bentuk
atap datar dapat terlindungi dari kerusakan akibat beban atap dan beban angin, serta
mampu memberikan perlindungan yang baik dari cuaca ekstrem seperti hujan dan
panas terik matahari.
3. Sistem dinding
Sistem dinding yang digunakan pada bangunan ruko 3 lantai dengan luas 266
meter persegi dan tinggi 15.85 meter, umumnya terdiri dari dinding struktural dan
dinding partisi. Dinding struktural berfungsi sebagai dinding penopang yang menahan
beban struktur dan beban atap. Sedangkan dinding partisi berfungsi sebagai pembatas
ruangan dan sebagai penopang dinding struktural.

Dinding struktural biasanya terbuat dari bata atau beton, dengan ketebalan yang
bervariasi tergantung dari ukuran dan beban bangunan. Untuk bangunan ruko 3 lantai
dengan luas 266 meter persegi dan jumlah kolom bangunan 16 buah, ketebalan
dinding struktural dapat berkisar antara 15 cm - 30 cm.

Sedangkan dinding partisi biasanya terbuat dari bata ringan, gypsum, atau panel beton
bertulang. Dinding partisi ini memiliki ketebalan yang lebih tipis dibandingkan
dengan dinding struktural, yaitu sekitar 10 cm - 15 cm.

Selain bahan dan ketebalan dinding, dalam sistem dinding juga harus memperhatikan
penggunaan material tambahan seperti kawat beton, besi tulangan, dan semen.
Penggunaan material tambahan ini penting untuk memastikan dinding memiliki
kekuatan dan kestabilan yang cukup untuk menahan beban yang diterima.

Dalam melakukan pemasangan dinding, perlu diperhatikan juga penempatan kolom


dan jarak antar kolom. Penempatan kolom dan jarak antar kolom harus dirancang
sedemikian rupa agar mampu menahan beban struktur dan beban atap dengan baik.

Secara umum, sistem dinding yang baik dan kuat akan memberikan keamanan dan
perlindungan yang baik bagi bangunan ruko 3 lantai, serta dapat memperpanjang
umur bangunan.

4. Sistem kuda kuda


Sistem kuda-kuda plafon pada bangunan ruko 3 lantai dengan luas bangunan 266
meter persegi, ketinggian tiap plafon per lantai adalah 5.30 meter dan bentuk atap
adalah atap datar dapat dirancang sebagai berikut:
Menentukan jenis material kuda-kuda plafon yang akan digunakan. Pada umumnya,
untuk bangunan ruko 3 lantai dapat menggunakan baja ringan atau kayu dengan
dimensi dan ukuran yang disesuaikan dengan beban atap dan jarak antara kuda-kuda
plafon.
Menentukan jarak antara kuda-kuda plafon. Jarak antara kuda-kuda plafon harus
disesuaikan dengan jenis atap yang digunakan, dalam hal ini adalah atap datar.
Umumnya, jarak antara kuda-kuda plafon untuk atap datar dapat berkisar antara 1
meter - 1,5 meter.
Menentukan dimensi dan ukuran bantalan atau penyangga yang akan digunakan di
atas tiang-tiang bangunan. Bantalan atau penyangga ini berfungsi untuk
menyeimbangkan beban pada kuda-kuda dan menyalurkan beban ke tiang-tiang
bangunan. Dimensi dan ukuran bantalan atau penyangga harus disesuaikan dengan
dimensi dan ukuran tiang-tiang bangunan.
Menentukan jenis material tambahan yang akan digunakan seperti mur, baut, dan
sekrup. Penggunaan material tambahan ini penting untuk memastikan kuda-kuda
plafon memiliki kekuatan dan kestabilan yang cukup untuk menahan beban yang
diterima.
Pemasangan kuda-kuda plafon dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Memasang bantalan atau penyangga di atas tiang-tiang bangunan.
Memasang kuda-kuda plafon pada bantalan atau penyangga dengan menggunakan
material tambahan seperti mur, baut, dan sekrup.
Memasang pengaman pada sisi-sisi kuda-kuda plafon untuk memastikan keamanan
dan kestabilan kuda-kuda plafon.
Dalam merancang sistem kuda-kuda plafon, perlu diperhatikan bahwa sistem tersebut
harus memenuhi standar keamanan dan kestabilan pada bangunan ruko 3 lantai
dengan luas bangunan 266 meter persegi dan ketinggian tiap plafon per lantai adalah
5.30 meter dan bentuk atap adalah atap datar. Oleh karena itu, sebaiknya sistem kuda-
kuda plafon ini dirancang dan dipasang oleh tenaga ahli yang berpengalaman.

5. Sistem penyangga
beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merancang sistem penyangga kolom dan
balok untuk bangunan 3 lantai:

Jenis material yang digunakan: Baja atau beton biasanya digunakan untuk bangunan
dengan tinggi 3 lantai atau lebih. Pemilihan material harus dipertimbangkan
berdasarkan beban hidup dan beban mati, serta kondisi lingkungan seperti cuaca dan
kelembaban.

Perhitungan beban: Perhitungan beban harus dilakukan secara akurat untuk


menentukan jumlah dan ukuran kolom dan balok yang dibutuhkan pada proyek ini di
butuhkan 16 buah kolom dan 16 balok untuk tiap lantai . Beban hidup (berat orang
dan barang di dalam bangunan) dan beban mati (berat struktur bangunan dan bahan
bangunan) harus diperhitungkan secara terpisah.

Konstruksi dan jenis penyangga: Kolom dan balok harus diletakkan dengan baik dan
disusun secara efisien. Jumlah dan posisi kolom dan balok harus dipertimbangkan
untuk memastikan stabilitas bangunan dan distribusi beban yang merata.

Kondisi tanah dan lokasi bangunan: Tanah dan lokasi bangunan harus diperhitungkan
dengan benar untuk memastikan bahwa bangunan stabil dan mampu menahan beban
yang dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari.
Berikut adalah rancangan sistem penyangga kolom dan balok untuk bangunan 3 lantai
dengan menggunakan beton sebagai material bangunan:

Bangunan memiliki dimensi 19 x 14 m, dengan total luas 266 meter persegi.


Penyangga utama akan terdiri dari kolom beton dan balok beton bertulang.
Kolom beton akan diletakkan pada titik-titik strategis pada setiap lantai, dengan jarak
yang tepat antara kolom.
Balok beton bertulang akan dipasang di atas kolom beton untuk membentuk kerangka
bangunan.
Jumlah dan ukuran kolom dan balok harus diperhitungkan secara akurat berdasarkan
perhitungan beban hidup dan beban mati.
Penambahan dinding pengisi pada beberapa area tertentu untuk meningkatkan
stabilitas bangunan.

IV. Simppulan
evaluasi proyek konstruksi ruko 3 lantai ini memerlukan beberapa aspek yang
harus diperhatikan secara cermat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tugas
evaluasi proyek konstruksi ruko 3 lantai ini meliputi:

Perencanaan: Perencanaan yang matang dan teliti sangat penting dalam


menjamin keberhasilan proyek konstruksi ruko 3 lantai. Dalam perencanaan, harus
memperhatikan jenis material, struktur penyangga, kondisi tanah dan lokasi
bangunan, serta perhitungan beban yang tepat.

Keamanan dan keselamatan: Keamanan dan keselamatan harus menjadi


prioritas utama dalam setiap proyek konstruksi. Hal ini dapat dicapai dengan
memastikan bahwa struktur bangunan aman, dinding dan lantai kuat, serta adanya
sistem pemadam kebakaran yang memadai.

Efisiensi: Efisiensi dalam konstruksi sangat penting untuk menghindari biaya


yang mahal. Pemilihan material yang efektif dan efisien, serta struktur penyangga
yang tepat, dapat membantu menghemat biaya.

Lingkungan: Proyek konstruksi harus mempertimbangkan dampaknya


terhadap lingkungan. Pemilihan material yang ramah lingkungan dan pembuangan
limbah yang tepat harus diperhatikan dalam proyek konstruksi.

Kualitas: Kualitas konstruksi harus dijaga agar bangunan tahan lama dan kuat.
Pemilihan material dan proses pembangunan yang benar dapat membantu
meningkatkan kualitas bangunan.
Dalam kesimpulannya, tugas evaluasi proyek konstruksi ruko 3 lantai
memerlukan perencanaan yang matang dan teliti, keamanan dan keselamatan yang
menjadi prioritas utama, efisiensi dalam konstruksi, memperhatikan dampak terhadap
lingkungan, dan menjaga kualitas konstruksi agar tahan lama dan kuat. Semua aspek
tersebut harus diperhatikan dengan cermat dan dibantu oleh ahli konstruksi yang
berpengalaman agar proyek konstruksi ruko 3 lantai dapat berhasil

Daftar pustaka

1.Reinforced Concrete: Mechanics and Design" by James G. MacGregor and F.


Thomas Leet (Prentice Hall, 7th Edition, 2010)
2."Structural Concrete: Theory and Design" by M. Nadim Hassoun and Akthem Al-
Manaseer (Wiley, 5th Edition, 2012)
3."Design of Reinforced Concrete" by Jack C. McCormac and Russell H. Brown
(Wiley, 10th Edition, 2016)
4."Building Design and Construction Handbook" by Frederick S. Merritt and
Jonathan T. Ricketts (McGraw-Hill, 6th Edition, 2018)
5."Structural Engineering Handbook" edited by Edwin H. Gaylord and Charles N.
Gaylord (McGraw-Hill, 3rd Edition, 1997)
6."Concrete Design for the Civil PE and Structural SE Exams" by C. Dale Buckner
(Professional Publications, Inc., 3rd Edition, 2018)
7."ACI 318-19: Building Code Requirements for Structural Concrete" by American
Concrete Institute (ACI, 2019)
8."Eurocode 2: Design of concrete structures - Part 1-1: General rules and rules for
buildings" by European Committee for Standardization (CEN, 2004)
9."Building Code Requirements and Specification for Masonry Structures" by The
Masonry Society (TMS, 2016)
10."Design and Control of Concrete Mixtures" by Steven H. Kosmatka, Beatrix
Kerkhoff, and William C. Panarese (Portland Cement Association, 16th Edition,
2016)
Lampiran(dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai