Anda di halaman 1dari 27

METODE PELAKSANAAN

KONSTRUKSI

Dosen :

Kusno Adi Sambowo, Ph. D.

Disusun Oleh :

Muhammad Rizki (4215217068)

Munif Bayu Imam Syuhada (4215217065)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2014
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

LATAR BELAKANG PROYEK


Seiring berkembangnya jaman di wilayah ibukota Jakarta, berbagai aspek turut

mengalami perubahan. Jakarta sebagai daerah ibu kota negri dan merupakan sebagai

pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, sosial, politik dan berbagai kegiatan

lainnya dituntut untuk lebih tanggap dalam meningkatkan sarana dan prasarana untuk

menunjang keberlangungan kegiatan tersebut.

Kebutuhan akan gedung perkantoran merupakan kebutuhan yang signifikan,

sebagai salah satu kebutuhan utama pemerintah. Seiring dengan semakin

meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan pemerintahan kota Jakarta, maka

semakin meningkat pula kebutuhan akan gedung perkantoran yang mampu menjawab

kebutuhan perintah tersebut.

Menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, PT. Nusa Konstruksi Enjiniring

dengan pengalaman kerjanya sebagai kontraktor menerima tanggung jawab dalam

pembangunan salah satu gedung Perkantoran di kawasan Gatot Subroto, Jakarta

Selatan.

Besar harapan, bahwa pembangunan perkantoran yang sedang pesat saat ini

mencerminkan pertumbuhan Pemerintahan ekonomi Rakyat Indonesia yang kian

mapan.
Gambaran umum proyek

Gambar Perspektif T-Tower Project

Lokasi Proyek

Lokasi Proyek

Proyek pembangunan T-Tower office building Jakarta Selatan, dengan rincian luas
sebagai berikut :

- Luas Area = 15.216 m2


- Luas Bangunan = 65.255 m2
- Luas Basement 2 = 4.144,94 m2
- Luas Basement 1 = 3.817,84 m2
- Lower Ground = 3.281,40 m2
- P1 = 2.321,81 m2
- P2 = 1.880,57 m2
- P3 = 1.880,57 m2
- P4 = 1.926,74 m2
- P5 = 1.926,74 m2
- P6 = 1.926,74 m2
- P7 = 2.083,31 m2
- Luas Lantai 8 = 2.060,28 m2
- Luas Lantai 9 = 1.719,57 m2
- Luas Lantai 10 = 1.701,17 m2
- Luas Lantai 11 = 1.515,05 m2
- Luas Lantai 12 = 1.515,05 m2
- Luas Lantai 15 = 1.515,05 m2
- Luas Lantai 16 = 1.537,26 m2
- Luas Lantai 17 = 1.537,26 m2
- Luas Lantai 18 = 1.537,26 m2
- Luas Lantai 19 = 1.537,26 m2
- Luas Lantai 20 = 1.544,35 m2
- Luas Lantai 21 = 1.544,35 m2
- Luas Lantai 23 = 1.544,35 m2
- Luas Lantai 25 = 1.544,35 m2
- Luas Lantai 26 = 1.544,35 m2
- Luas Lantai 27 = 1.526,27 m2
- Luas Lantai 28 = 1.526,27 m2
- Luas Lantai 29 = 1.526,27 m2
- Luas Lantai 30 = 1.526,27 m2
- Luas Lantai 31 = 1.526,27 m2
- Luas Lantai 32 (Atap/Roof) = 1.558,45 m2
- Luas Lantai 33 (Helipad) = 453,10 m2
Data Kontrak
Dokumen kontrak yang dipergunakan meliputi :

SPK No. 005-SPK/SA/II-2014, tanggal 24 Februari 2014


Persyaratan Umum,
Persyaratan Teknis,
Gambar - Gambar Konstruksi,
Bill of Quantity

Nilai Kontrak
Nilai total kontrak sebesar RP. 130.680.000.000,- (termasuk PPN)

Waktu Pelaksanaan

RENCANA (KONTRAK) : Mulai 17 Maret 2015 sampai dengan 15 September 2016


(16 Bulan)
Pada metode pelaksanaan konstruksi ini akan dibahas mengenai hasil pengamatan
pekerjaan di lapangan .

Proyek T-Tower office ini merupakan suatu proyek terpadu yang menggunakan
metode membangun down-top, dimana pekerjaan struktur dimulai dari lantai bawah yang
berangsur naik ke atas. Dalam proyek ini, jenis struktur bangunannya adalah beton bertulang,
yang dalam pelaksanaannya harus mengikuti spesifikasi teknis yang diberikan kepada
kontraktor pelaksana.

Sebelum tahap pelaksanaan, perlu dibuat suatu perencanaan yang lengkap, sebagai
pedoman dalam pekerjaan. Perencanaan ini meliputi gambar kerja dan shop drawing.

Gambar pelaksanaan dibuat oleh perencana. Bila kontraktor telah ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan, konsultan harus memberikan gambar pelaksanaan pekerjaan yang
lebih lengkap, jelas, dan tidak menyimpang dari hasil kesepakatan antara Owner dan
Kontraktor. Sedangkan shop drawing dibuat oleh kontraktor yang diajukan pada masa
konstruksi. Tujuan dibuatnya shop drawing adalah untuk mempermudah pelaksanaan di
lapangan dan dimengerti oleh seluruh pekerja, serta harus disetujui oleh konsultan.Dasar
pembuatan shop drawing adalah gambar kerja.

Gambar kerja sebagai suatu rencana kerja yang dibuat per unit pekerjaan, artinya
dalam tiap lembar gambar hanya dibuat penjelasan mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Gambar kerja ini akan menerangkan suatu pekerjaan dengan jelas dan
mencantumkan data secara lengkap, seperti bentuk, ukuran, material, dan finishing. Gambar
kerja sebenarnya merupakan shop drawing yang telah disetujui oleh Owner.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diperlukan perencanaan yang detail dan


menyeluruh sehingga semua pekerjaan menjadi terencana, teratur, dan efisien, sehingga hasil
yang dicapai menjadi maksimal. Adapun dalam pekerjaan suatu proyek konstruksi dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain:

Bidang Sipil/struktur

Bidang Arsitektur / finishing

Bidang Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing

Pembuatan tugas ini, lebih ditekankan pada bidang Sipil/Finishing. Adapun pekerjaan
pada bidang sipil yang akan dibahas meliputi 3 (tiga) bagian pekerjaan yaitu:

1. Pekerjaan dinding bata ringan


2. Pekerjaan Plesteran
3. Pekerjaan Acian

Berikut pembahasan mengenai pekerjaan-pekerjaan tersebut:


METODE PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan :

Meliputi :

1. Konstruksi dinding bata ringan


2. Plesteran dinding bata ringan
3. Acian dinding bata ringan

TUJUAN
Memastikan hasil pekerjaan pasangan dinding bata ringan sesuai dengan rencana, mutu dan bentuk
yang presisi, tidak bocor, tidak cembung, dan tidak cekung, untuk memperoleh kondisi struktur yang
sesuai dengan spesifikasi. Memastikan tidak ada hasil pekerjaan yang menyimpang, jika ada yang
menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.

LINGKUP

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pelaksanaannya sesuai dengan yang dinyatakan dalam shop drawing,
memenuhi uraian di spesifikasi. Pekerjaan ini dapat diaplikasikan pada semua pekerjaan pasangan
dinding bata ringan di setiap lantai. Prosedur ini harus diterapkan kepada semua pihak yang terlibat
dan bertanggung jawab atas pekerjaan ini.

MATERIAL

1. Kolom Praktis Pre-cast

2. Balok Lintel Pre-cast

3. Besi tulangan d10 (dowel)

4. Besi Hollow 40x30x3000 mm

profilan untuk pengikat benang

5. Epoxy Resin F.815 LV Ex. UPS Epoxy Multi-Purpose

6. Semen Instan MU-380

untuk perekat antar bata ringan

7. Semen Instan MU-301

untuk plesteran bata ringan

8. Semen Instan MU-200

untuk acian plester

9. Bata Ringan 100x200x600 mm


10. Bata Ringan 150x200x600 mm

11. Bata Ringan 200x200x600 mm

12. Blockwork Reinforcement BM 60 (60x1220 mm) Ex. Expanda Metal Megah

13. Blockwork Reinforcement BM 80 (80x1220 mm) Ex. Expanda Metal Megah

14. Blockwork Reinforcement BM 100 (100x1220 mm) Ex. Expanda Metal Megah

15. Rockwool Density 60 kg/m2 Ex. Tombo

16. Sikaflex-11 FC Non Fire-rated Sealent Ex. SIKA

17. Sikasil FS-665 SL Fire-rated Sealant (lebar 2cm, dalam 1 cm) Ex. SIKA

18. Backing Rod 20 mm Ex. SIKA

19. Baja Siku 100x100x6x150 mm

20. Corner Bead Type MMJ B001 (24x24x0.5mm) Ex. Batara Surya

21. Beton Mix Instan K-225 Ex. INDOKON

22. Air Bersih

PERALATAN

1. Mesin Bor

2. Mixer Tangan

3. Ember/ Wadah Adukan

4. Papan

5. Plywood

6. Benang

7. Paku

8. Paku Payung

9. Gergaji Bata Ringan

10. Trowel Halus

11. Roskam Bergigi

12. Sikat Kawat

13. Kuas Cat


14. Kuas Roller

15. Jidar Baja/ Aluminium

16. Sendok Semen

17. Palu

18. Palu Karet

19. Waterpas (1000mm, 600mm)

20. Alat Pengukur (meteran berkualitas baik)

21. Penggaris Siku

22. Selang

23. Sapu

PROSEDUR

1. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan dinding bata ringan, inspeksi pekerjaan struktur harus
sudah disetujui bersama QA/QC dan Owner untuk melanjutkan ke proses selanjutnya.

2. Konstruksi dinding bata ringan

Pesiapkan semua alat dan material


Daerah lantai/ slab yang akan dipasang dinding bata ringan harus ditandai dengan jelas sesuai
shop drawing yang sudah disetujui dan area tersebut harus disepakati bersama dengan Owner.
Lantai/slab yang akan didirikan dinding bata ringan dibersihkan terlebih dahulu dasar
permukaannya dari serpihan, kotoran dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.

Buat tanda marking untuk dinding bata ringan & opening di lantai struktural slab sesuai
dengan daerah pemasangan dari shop drawing yang disetujui.
Baik QA/QC dan Owner membuat berita acara persetujuan yang harus ditandatangani
bersama untuk melanjutkan ke proses selanjutnya. Daerah yang akan dipasang dinding bata
ringan akan dipasang proteksi, agar proses pelaksanaan tidak terganggu oleh lalu-lintas
pekerja dan kendaraan.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan dinding bata ringan, periksa terlebih dahulu untuk
daerah tersebut material finishing apa yang akan digunakan (cat, marmer, dll).
Jika di daerah pemasangan dinding. bata ringan terdapat screed atau island, maka dinding bata
ringan akan dipasang terlebih dahulu.

Pasang profil besi hollow tegak lurus untuk kait benang sebagai pedoman untuk kedua ujung
pasangan dinding bata ringan.

Lantai/ slab harus dikasarkan permukaannya sebelum diberi mortar.

Angkur besi tulangan akan disediakan untuk semua kolom praktis.


Bor beton sebanyak 4 titik untuk stek kolom praktis pada pertemuan dengan lantai/ slab
bagian atas dan bawah jika tidak disediakan besi stek penyambung..

Menyiapkan mortar perekat menggunakan semen instan MU-301 dengan tebal 10mm untuk
meratakan lantai, tuangkan mortar perekat pada suatu wadah kemudian tambahkan air secara
bertahap dan aduk hingga merata (lihat spesifikasi material untuk kebutuhan air).
Semua instalasi dinding bata ringan harus diperkuat dengan kolom praktis setiap 9m2 dengan
jarak tiap-tiap kolom praktis maksimum 3m.
Pasang kolom praktis dilokasi yang telah ditentukan, berikan epoxy lokal pada lubang joint
besi stek kolom praktis.
Pada setiap kolom praktis sudah dipasang angkur stek besi tulangan setiap jarak 600 mm yang
berfungsi sebagai angkur antara kolom praktis dengan dinding bata ringan.
Untuk memudahkan identifikasi, posisi kolom praktis harus diberi tanda pada lantai dan
soffit.

Jika angkur belum disediakan sesuai dengan shop drawing yang disetujui/dimensi yang
dibutuhkan, epoxy lokal akan digunakan untuk menambatkan besi tulangan yang tidak
disediakan dari kolom, dinding dan balok struktural.
Rentangkan 2 baris benang (atas dan tengah bata ringan) sebagai acuan/petunjuk dari kedua
profil besi hollow hingga tegang.

Blok bata ringan sebelum dipasang tidak perlu dibasahi, disiram atau direndam seluruhnya,
tetapi cukup bagian blok yang akan diberi adukan atau plesteran dibasahi dengan air terlebih
dahulu. Pembasahan ini perlu untuk mencegah air adukan atau plesteran tidak tersedot oleh
blok bata ringan.

Pasang dinding bata ringan dengan mortar perekat menggunakan Semen Instant MU-380
ketebalan siar 3mm satu per satu, mengikuti acuan benang mendatar yang diikatkan dari
kedua profilan besi hollow.
Ketebalan siar yang berlebihan jangan sampai terjadi. Siar-siar datar selalu diusahakan
merupakan garis lurus horizontal. Siar-siar tegak selalu diusahakan agar tidak merupakan satu
garis, harus bersilang.

Pada setiap dinding bata ringan akan dilapisi dengan material penguat bata ringan Expanda
setiap tinggi 600mm atau setiap 3 lapis bata ringan. Expanda harus disematkan ke dinding
bata arah horizontal dengan paku, paku payung, sekrup, dll.
Tinggi maksimum pasangan dinding bata ringan dalam sekali pasang pada bidang yang lebar
dan bebas adalah 7 layer (tinggi 1.4m), bila bidang pasang tidak lebar atau bertemu sudut
interlocking, pasangan dapat dilaksanakan sekaligus (mentok).
Pemasangan dinding bata ringan tahap pertama didirikan dengan tinggi 1.4m dan berlaku
sama untuk pemasangan dinding bata ringan tahap berikutnya. Pemasangan tahap selanjutnya
dilakukan setelah pasangan bata ringan tersebut kering/kuat (12 jam).

Setelah pasangan dinding bata ringan hampir mencapai ketinggian yang diinginkan, lakukan
pengecoran di lokasi menggunakan beton mix instan K-225 Ex. Indokon pada bagian atas
kolom praktis pada pertemuan dengan lantai/ slab bagian atas yang sudah di bor beton
sebanyak 4 titik dan disediakan besi stek penyambung. Pengecoran dilakukan setelah
pasangan dinding bata ringan kering agar dinding tidak goyang atau miring saat dipasang
bekisting.
Lanjutkan pemasangan dinding bata ringan sesuai elevasi yang ditentukan setelah kolom
praktis di cor.

Semua dinding bata ringan akan diberi lapisan lembar Rockwool di antara dinding bata ringan
dan soffit untuk mengisi celah bagian dalam.
Celah dinding bata ringan bagian luar di balik Rockwool akan diisi dengan Sikasil FS-665 SL
Fire-rated Sealant gap 2cm, dalam 1cm Ex. SIKA (jika merupakan dinding tahan api) atau
akan diisi dengan Sikaflex-11 FC Non Fire-rated Sealent Ex. SIKA (jika merupakan dinding
tidak tahan api/ normal). Literatur 2 bahan sealant akan disediakan.
Semua dinding bata ringan harus diberi Backing Rod di balik sealant.
Kemudian pada bagian atas dinding bata ringan tersebut di balik Backing Rod diberi penahan
Besi Siku 100x100x6x150 mm pada kedua sisi dinding bata ringan, dipasang setiap jarak
1200 mm.
Untuk mengisi celah koneksi dinding bata ringan bagian atas dengan smartdeck akan diisi
dengan potongan bata ringan yang dipotong menyesuaikan dengan bentuk profil smartdeck.

Balok lintel pre-cast akan ditempatkan di tiap-tiap opening, berdasarkan shop drawing yang
disetujui di elevasi yang telah ditentukan.
Jika stek besi tulangan (panjang 25mm) untuk balok lintel belum disediakan di kolom
praktis, epoxy lokal akan digunakan untuk menambatkan besi tulangan yang tidak disediakan
di kolom praktis tersebut.

Pada pertemuan sudut antara kolom praktis dan balok lintel dilakukan pengecoran di lokasi
menggunakan beton mix instan K-225 Ex. Indokon. Pengecoran dilakukan setelah pasangan
dinding bata ringan kering agar dinding tidak goyang atau miring saat dipasang bekisting.
Sebelum dilakukan plesteran, terlebih dahulu dipasang Expanda untuk melapisi masing-
masing kolom praktis di bagian luar. Expanda harus disematkan dengan arah vertical di antara
kolom praktis dan bata ringan menggunakan paku, paku payung, sekrup, dll.
Tali air akan ditempatkan untuk melapisi Expanda di masing-masing kolom praktis, kemudian
dilapisi dengan Sikasil FS-665 SL Fire-rated Sealant gap 2cm, dalam 1cm Ex. SIKA (jika
merupakan dinding tahan api) atau akan diisi dengan Sikaflex- 11 FC Non Fire-rated Sealent
Ex. SIKA (jika merupakan dinding tidak tahan api/ normal). Literatur 2 bahan sealant akan
disediakan.
Setelah pemasangan dinding bata ringan selesai, baik QA/QC dan Owner membuat berita
acara persetujuan yang harus ditandatangani bersama untuk melanjutkan ke proses
Selanjutnya.
Sebelum melanjutkan ke proses plesteran, periksa kembali apakah ada bagian dari pekerjaan
MEP yang belum disiapkan/ dipasang.
Pekerjaan plester dinding bata ringan harus menunggu pekerjaan instalasi MEP selesai.

3. Plesteran dinding bata ringan


Persiapkan semua alat dan material.

Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan adukan harus dibiarkan dahulu untuk
mengering dengan baik (24 jam).
Seluruh plesteran dinding dari pasangan bata ringan akan menggunakan Semen Instan MU-
301 dengan tebal 12 mm.
Untuk menjaga kebersihan lokasi, gunakan triplek yang utuh dan diletakkan di area dinding
yang akan di plester.
Menyiapkan adukan plesteran menggunakan Semen Instan MU-301, tuangkan sement instan
pada suatu ember/ wadah kemudian tambahkan air secara bertahap dan aduk hingga merata
menggunakan Hand Mixer untuk hasil terbaik (lihat spesifikasi material untuk kebutuhan air).
Basahkan menggunakan alat penyemprot dan bersihkan bidang permukaan dinding yang akan
diaplikasikan plesteran.
Periksa kerataan bidang permukaan yang akan di plester menggunakan waterpas/ besi hollow.

Pasang kepalaan sebagai petunjuk sesuai dengan ketebalan yang telah ditentukan dan tunggu
hingga mongering 24 jam sebelum tahapan plesteran dimulai.

Aplikasikan mortar plesteran lapis demi lapis dengan cara di kamprot menggunakan sendok
semen yang besar.
Pada daerah sambungan dengan kepalaan harus diberi tekanan pada saat kamprot (untuk
mendapatkan kontak yang sempurna dengan sambungan kepalaan).
Kemudian ratakan hasil plesteran menggunakan jidar dengan kepalaan sebagai acuan/
petunjuk.

Terakhir ratakan dan haluskan plesteran menggunakan Roskam besi.

Jika dalam satu bidang plesteran terdapat sambungan, maka harus diberi champer.
Setelah pekerjaan plesteran selesai, untuk pekerjaan acian harus menunggu pasangan
plesteran tersebut kering/ kuat (24 jam). Dengan catatan suhu ruangan dan kondisi cuaca
normal.
Setelah plesteran dinding bata ringan selesai, baik QA/QC dan Owner membuat berita acara
persetujuan yang harus ditandatangani bersama untuk melanjutkan ke proses selanjutnya.
Sebelum melanjutkan ke proses acian, periksa kembali apakah ada bagian dari pekerjaan
MEP yang belum disiapkan/ dipasang.
4. Acian dinding bata ringan
Persiapkan semua alat dan material.
Sebelum pekerjaan acian dimulai, pasangan plesteran harus dibiarkan dahulu untuk
mengering dengan baik (24 jam).
Seluruh acian dinding dari pasangan bata ringan akan menggunakan Semen Instan MU-200.

Sebelum aplikasi acian dimulai, terlebih dahulu dinding dibasahi agar menjadi jenuh/ lembab.

Untuk pekerjaan acian tidak boleh menggunakan bahan yang dapat menyerap air, seperti
kertas.
Adukan diaplikasikan lapis demi lapis, lapisan pertama untuk menutupi pori-pori plester.

Aplikasi acian dalam satu bidang permukaan tidak boleh terputus/berhenti untuk menghindari
retak.
Kemudian lakukan finishing dengan cara digosok menggunakan Trowel dengan arah vertikal/
horizontal dengan ketebalan 1.5 - 3 mm.
Toleransi untuk kelurusan acian maksimum 2 mm/ m.
Proses berikutnya adalah pengecatan. Pengecatan dapat dilakukan setelah 7x24 jam setelah
proses acian selesai. Dengan catatan suhu ruangan dan kondisi cuaca normal.

5. Detail kasus khusus pada konstruksi dinding bata ringan


Jika terjadi pertemuan antara struktur beton kolom/ dinding dengan bata ringan, maka akan
dilakukan seperti gambar detail di bawah ini:
a. Pertemuan di daerah tengah struktur beton.
b. Pertemuan di daerah pinggir struktur beton.

c. Pertemuan di daerah pinggir struktur beton yang tidak sejajar dengan struktur beton (detail ini
hanya dapat digunakan atas arahan Klien/ Owner).
Untuk daerah yang terdapat plafond, maka batas plesteran dan acian akan dilakukan seperti
gambar detail dibawah ini.
Jika di daerah dinding bata ringan terdapat penetrasi pekerjaan MEP seperti opening dan
coring, maka akan dilakukan seperti gambar detail dibawah ini:
a. Opening MEP
Jika di daerah dinding bata ringan terdapat pekerjaan perbaikan akibat dari penetrasi
pekerjaan MEP, maka akan dilakukan seperti gambar detail dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai