Persiapan di Lapangan
1. Pemborong harus menyediakan dan membuat sebuah direksikeet yang cukup
untuk melaksanakan tugas pekerjaan administrasi lapangan bagi pengawas
dan Direksi yang lengkap dengan alat-alat kerja minimal berupa:
a. 1 (satu) set kursi duduk yang memadai dan pantas.
b. 1 (satu) meja tulis berikut kursinya.
c. 1 (satu) papan tulis (Whiteboard) serta perlengkapannya.
d. 1 (satu) rak untuk menyimpan arsip.
e. Perlengkapan PPPK yang dapat dipergunakan oleh semua pihak.
2. Pemborong harus menyediakan sarana alat tulis menulis seperti buku harian
untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam pelaksanaan berupa
buku tamu, buku direksi/ pengawas.
Jenis Laporan/catatan yang harus ada di Ruang Direksikeet adalah :
a. Catatan Kemajuan Fisik setiap hari
b. Catatan mengenai cuaca setiap hari
c. Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh Pengawas
dilapangan.
d. Catatan Sipil Tenaga Kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari .
e. Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan
pencatatan lebih lanjut.
f. Buku Tamu/Direksi
g. Buku Pengawas Lapangan
Pemilik : ……………………………….
Pekerjaan : ……………………………….
Biaya : ……………………………….
Tgl. Mulai : ……………………………….
Tgl. Selesai : ……………………………….
Tahun Anggaran : ………………………………. Dan lain lain
Lingkup Pekerjaan
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Biasa m3
2 Pengurugan kembali galian tanah m3
3 Pengurugan dengan pasir urug m3
4 Urugan Tanah Peninggian Lantai m3
IV PEKERJAAN BETON
1 Membuat beton mutu f’c = 7.4 MPa (K 100) m3
2 Membuat balok beton bertulang ( 13 x 25 ) cm m3
3 Membuat sloof beton bertulang ( 15 x 20 ) cm m3
4 Membuat kolom beton bertulang ( 13 x 40 )+( 13 x 20 ) cm m3
5 Membuat kolom praktis beton bertulang (13 x 13) cm m'
6 Membuat ring balok beton bertulang (12 x 15) cm m'
7 Membuat lantai beton bertulang Kantilever 7 cm m3
V PEKERJAAN DINDING
1 Pemasangan bata merah tebal 1/2 cam. 1SP : 4PP m2
2 Pemasangan bata merah tebal 1/2 cam. 1SP : 5PP m2
VI PEKERJAAN PLESTERAN
1 Pemasangan plesteran 1SP : 4PP tebal 15 mm m2
2 Pemasangan plesteran 1SP : 5PP tebal 15 mm m2
3 Membuat Acian dinding m2
X PEKERJAAN KAYU
1 Pembuatan daun pintu plywood rangkap, rangka kayu kelas I tertutup (lebar sampai 90 cm) m2
XV PEKERJAAN LISTRIK
1 Pasang Instalasi Listrik Titik
2 Pasang Saklar Tunggal bh
3 Pasang Buah Saklar Ganda bh
4 Pasang Buah Stop Kontak bh
5 Downlight LED COB 9 watt AC 2200 V 4" bh
6 Downlight LED COB 5 watt AC 2200 V 3" bh
7 Lampu SL 18 watt bh
I. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Harian
Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula
tidak diketahui lebih dulu atau tidak disediakan pada daftar penawaran,
tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan
dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam
hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan.
Dalam memulai suatu pelaksanaan pekerjaan, terlebih dahuluh
kontraktor membersihkan wilayah pekerjaan.
I. Pekerjaan Tanah
A. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
1. Uraian
Pekerjaan Galian terdiri dari penggalian, penanganan,
pembuangan atau penumpukan tanah atau batu ataupun bahan-bahan
lainnya dari yang ada di lokasi yang akan dikerjakan.
Pekerjaan galian tanah pondasi pada kontrak pekerjaan ini
dilaksanakan untuk menggali kedalaman pondasi agar sesuai dengan
ketinggian yang direncanakan sesuai dengan item pekerjaan serta
gambar rencana. Hasil dari galian tanah dibuang disekitar lokasi galian
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat tenaga
manual.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya
disesuaikan dengan dimensi atau ukran yang terdapat dalam
gambar rencana pelaksanaan, dikerjakan secara hati – hati agar hasil
yang didapatkan bisa maksimal.
C. Pekerjaan Beton
Pemasangan Sloof / Kolom Beton Bertulang yang dikerjakan terletak
pada bawah lantai dan batas – batas Dinding, dan bahan atau material serta
ketentuan lain untuk pelaksanaan ditentukan dari gambar yang ada pada
pada gambar rencana yang sudah ditentukan oleh dierksi teknik baik dari
Instansi atau dari consultant Perencana, Beton didapat dari pencampuran
bahan – bahan agregat halus dan agregat kasar yaitu pasir, batu, batu pecah
atau bahan semacam lainnya dengan menambahkan secukupnya bahan
perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi
selama pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Dan agregat halus
dan agregat kasar merupakan komponen utama beton.
1. Syarat – syarat umum dan Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta
syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua
pekerjaan beton harus sesuai dengan Standar dibawah ini.
SNI No. 03-2847-1992
Peraturan Muatan Indonesia (PMI 1970)
c. Semua Material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari direksi sebelum dipergunakan dalam kegiatan
ini, kemudian semua material yang akan dipergunakan harus sesuai
dengan persyaratan yang ada dalam RKS ini.
2. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini diisyaratkan menggunakan
mutu beton K 125.
3. Pengadukan beton dilakukan secara sempurna nrenggunakan mesin
molen & pemadatan beton pada waktu pengecoran harus dilakukan
secara merata menggunakan vibrator sehingga hasil pengecoran
didapatkan hasil yang maksimal sehingga tidak ada yang keropos.
4. Pengangkutan & Pengadukan waktu pengangkutan harus diperhatikan
hingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari satu
jam. Dengan demikian perbedaan waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak terlalu lama sehingga hasil penguasaan yang
didapatkan mencapai kesempurnaan maksimal.
5. Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian pengecoran beton yang
akan dicor maksimum 150 cm.
6. Cetakan Beton
a. Cetakan yang dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan
permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan
klas II dengan ketebalan tidak boleh kurang dari 2,5 cm.
b. Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton
diperiksa untuk memastikan kebenaran peletakannya, kokoh, rapat
serta bersih dari segala kotoran, permukaan cetakan harus diberi
minyak (Form Oil) untuk mencegah melekatnya beton pada
cetakannya.
c. Permukaan cetakan harus dibasahi sehingga tidak terjadi penyerapan
air beton yang baru dituangkan.
d. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan direksi jika beton
telah melampaui umur/waktu sebagai berikut :
Pada sisi balok = 48 jam (Dua Hari)
Balok tanpa beban = 7 hari
Balok dengan beban = 27 hari
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar lebih awal
dengan persetujuan direksi.
7. Sambungan Beton
a. Pemborong harus membuat schedule tentang letak sambungan cor
beton (Construction Joint).
b. Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak sambungan
beton tersebut.
c. Permukaan sambungan beton harus dikasarkan dengan cara
mengupas seluruh permukaan sampai didapatkan perrnukaan beton
yang padat dengan menyemprotkan air kepermukaan beton sesudah 2
atau 4 jam sejak beton diytuangkan atau boleh dengan cara
menggunakan cara lain yang disetujui direksi.
d. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi
dan diberi lapisan grount sebelum beton dituang. Grount terdiri dari
satu bagian semen dan 2 bagian pasir.
e. Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat
lain yang ditentukan dalam gambar, bentuk sambungan untuk
tulangan dinding tegak ( Vertikal ) dan kolom sedikitnya harus sudah
30 kali diameter batangan dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
8. Pembesian
a. Bahan material dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru
dengan mutu baja U24 sesuai dengan SI untuk beton dan harus
disetujui oleh Direksi. Diameter tulangan baja beton harus sesuai
dengan gambar bila kemudian karena keadaan lapangan harus
diadakan pengantian/ penyesuain diameter terlebih dahulu harus
Direksi.
b. Pembongkaran / Pembentukan dan Pembersihan.
c. Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya rekatnya.
d. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar
konstruksi yang diberikan kepada kontraktor, baja tulangan beton
tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara
merusak bahannya.
e. Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam
gambar tidak boleh dipakai, semua batangan harus dibengkokan
dalam keadaan dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara – cara pengerjaannya disetujui oleh
direksi.
f. Sistem pemasangan, penggunaan besi beton, ketepatan diameter
dalam pembesian ini agar tetap mengikuti gambar yang ada, seperti
pembesian:
Kolom Struktur
Kolom Praktis.
Sloof
Ring Balk
Balok Latei.
9. Pengecoram Beton
a. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas sebelum
pengecoran dilakukan.
b. Direksi Teknik/Konsultan Pengawas harus menerima pemberitahuan
minimal 2 x 24 jam sebelum pengecoran dilakukan agar pemeriksaan
dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
c. Beton yang tidak dapat dipakai yang sudah mengeras, kotoran-
kotoran dan benda-benda yang tidak bergunan harus dikeluarkan
dalam begisting, beton molen dan alat pembawa.
d. Pada saat pengecoran lapisan-lapisan beton ini, secara bersamaan juga
dilaksanakan pemadatan dengan alat pemadat seperti Vibrator atau
yang sejenisnya.
e. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang
telah terpasang harus dimintakan persetujuan direksi /pengawas.
f. Sebelum memulai pengecoran kontraktor menyediakan peralatan
untuk pengambilan contoh ( kubus, silinder maupun kerucut/slump
test ) beton, guna pengujian mutu beton di Laboratorium.
E. Plesteran Transram
Plesteran Transram dilaksanakan pada tahap finishing untuk pekerjaan
diding dan menggunakan campuran pasangan 1 Pc : 3 Ps, dan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan apa yang pasangan transram.
F. Pasangan Dinding Batu bata
Pasangan Dinding Batu Bata merupakan pasangan bata yang digunakan
sebagai dinding pembatas ruangan pada bangunan yang dibangun, dan
dikerjakan diatas pasangan bata transram dan untuk bahan atau materian
yang digunakan sesuai dengan bahan yang disetujui oleh direksi teknik
dan menggunakan campuran pasangan 1 Pc : 5 Ps. sesuai dengan yang
sudah dijelaskan pada gambar rencana dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
G. Plesteran Dinding
Plesteran Dinding dilaksanakan pada tahap finishing untuk pekerjaan
diding dan menggunakan campuran pasangan 1 Pc : 5 Ps, dan dilakukan
sesuai dengan gambar rencana dan disetujui direksi teknik.
H. Pasangan Lantai Keramik
Pemasangan keramik terlebih dahulu keramik disiram sampai jenuh
sehingga tidak terdapat rongga – rongga udara didalamnya, sebelum
dipasang lantai / dinding diberikan spesi dengan campuran 1 Ps : 3 Ps
dengan ketebalan 5 cm, kemudian dilanjutkan dengan bubur Pc yang
sekaligus ditempelkan pada bagian bawah lantai / dinding yang akan
dipasang. Dan ukuran keramik yang digunakan pada pasangan Granit
ukuran 60 x 60 cm untuk lantai ruangan umum dan untuk lantai kamar
mandi 25 x 25 cm dan untuk dinding menggunakan keramik ukuran 25 x
25 cm.
III. STANDAR
a. ASTM :
IV. BAHAN/PRODUK
V. PELAKSANAAN
V. Plafond Gypsum
Untuk pekerjaan plafond menggunakan Gypsum, untuk rangka
plafond menggunakan Hollo baja ringan 40x40 untuk rangka utama
dan 20x40 untuk rangka bagi, rangkanya berukuran 60 x 80 cm, dan
untuk list plafond Gypsum.
VI. Daun pintu plywood rangkap, rangka kayu kelas I tertutup Untuk
pekerjaan Pintu Panil menggunakan rangka kayu kelas dan khusus kamar
mandi menggunakan lapisan almunium bagian luar pintu.
X. Pekerjaan Pengecatan
A. Cat Dinding dan Plafond
B. Cat Kayu Kusen, Pintu, Jendela, Roster, dan List Plank
Pekerjaan Cat
A. Cat Tembok
Pengecatan dengan cat tcmbok dipergunakan untuk bidang-bidang :
a. Tembok dalam dan luar bangunan termasuk kolom-kolom beton.
b. Plafond triplek (sesuai gambar kerja).
c. List kayu (ukuran sesuai gambar kerja).
Cara Pelaksanaan Pengecatan Tembok :
Seluruh permukaan Tembok / plafond yang akan dicat seluruhnya harus
diamplas, baru kemudian diplamir atau dempul dengan plamir tembok.
Apabila pekerjaan plamir atau dempul sudah dilaksanakan, maka hal ini
bisa dilanjutkan dengan diamplas dan dilanjutkan dengan cat dasar
ternbok, setelah cat dasar kering baru kemudian dilanjutkan dengan
pengecatan minimal 2 x (sampai merata).
B. Cat Kayu
Pengecatan dengan bahan cat kayu dipergunakan untuk bidang-bidang kayu
expose (Kuzen, ram jendela, dan daun pintu panel).
Cara Pelaksanaan Pengecatan Kayu :
Seluruh permukaan kayu yang akan dicat seluruhnya harus diamplas, baru
kemudian dimeny dengan meny kayu.
Apabila pekerjaan meny sudah dilaksanakan, maka hal ini bisa
dilanjutkan dengan pekerjaan pelamir atau dempul, selanjutnya bila
sudah kering dapat diamplas dan dilanjutkan dengan cat dasar. Setelah
cat dasar kering baru dilanjutkan dengan pengecatan minimal 2 x
(sarnpai merata).
Penutup