Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPS


KABUPATEN SAMPANG

LINGKUP PEKERJAAN

Nama Kegiatan dan Pekerjaan

Nama kegiatan adalah Pembangunan Gedung Kantor, Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor
BPS Kabupaten Sampang,Tahun Anggaran 2011.

Lingkup Pekerjaan Pemborongan

Lingkup pekerjaan adalah pembangunan gedung kantor dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh pemborong termasuk pula pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat dan segala
keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan.
Hal ini meliputi :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pasangan dan Beton Struktur
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Pekerjaan Atap dan Plafond
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Sanitasi Air Bersih & Kotor
Pekerjaan Instalasi Listrik
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHANB - VI Halaman 2 dari 117
- VI Halaman 5 dari 117
Tanggung Jawab Kontraktor

 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak
yang telah ditandatangani.
 Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penu tersebut di atas.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan
biaya kontraktor sendiri.
 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,kontraktor wajib
memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal ini tidak
dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
 Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan.
 Kontraktor harus menjaga keamanan baik material, barang milik proyek, direksi, pihak ketiga
yang ada di lapangan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Apabila terjadi kehilangan atas semua itu, kontraktor harus bertanggung jawab, dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
 Kontraktor bertanggung jawab bila terjadi kebakaran, dan menanggung segala akibatnya baik
yang berupa barang maupun keselamatan jiwa.
 Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor bertanggung jawab atas biaya pengangkutan bahan
bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 6 dari 117
Kuasa Kontraktor di Lapangan

 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua hasil pekerjaan sesuai dengan kontrak
yang telah ditandatangani.
 Kehadiran direksi selaku wakil dari pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau
memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan. Oleh karena itu, kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan
biaya kontraktor sendiri.
 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,kontraktor wajib
memberikan saran-saran perbaikan kepada pemberi tugas melalui direksi. Apabila hal ini tidak
dilakukan, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
 Kontraktor bertanggung jawab menanggung biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 7 dari 117
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
 Pembersihan lahan daerah pembangunan, dengan penebangan semak–semak/alang–alang,
rumput, tanah humus (top soil) 15 – 20 cm berikut pembuangannya. Menebang pohon jika ada,
termasuk mencabut akarnya serta membuang ketempat sesuai petunjuk Direksi.
 Penggalian / cut dan pengurugan tapak, termasuk mendatangkan tanah dari luar site atau
membuang tanah keluar site.
 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu lintas orang dan bahan. Perletakan jalan masuk
sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja.
 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu dalam
keadaan kering.
 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan memenuhi
persyaratan kerekatan. Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor
sementara.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 9 dari 117
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :
− Papan Nama Proyek
− Mobilisasi dan demobilisasi
− Direksi Keet dan Gudang Bahan (Los Kerja)
− Air dan Listrik Kerja
− Biaya Administrasi, Dokumentasi dan Perizinan
− Pasang Bouwplank
 Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm dan inc.
 Permukaan atas lantai ubin (P 0.00) adalah ; 80 cm dan tanah sekitarnya / tanah rencana,
kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.
 Ukuran penduga dibuat dari besi pipa atau kayu terentang 5/7 cm x 3 m yang diketam,rata
semua sisinya, kemudian sebagian ditanam dalam tanah asli sedalam 1 m1 dan dicor beton
ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong di bawah
pengamatan Direksi Lapangan yang dipelihara selama pelaksanaan.
 Ketentuan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Direksi dengan patok–patok yang
dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisinya. Pemborong harus menyediakan
paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu yang paham dalam pengukuran,penyipat datar, penunjuk /
prisma silang, tali busur dan lainnya yang diperlukan.
 Pekerjaan papan Bouwplank
a. Semua papan bouwplank menggunakan kayu Borneo Super, diserut rata dan terpasang
waterpass dengan peil 0.00.
1. Jarak papan bouwplank minimal 1.5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi. PERSYARAT10 dari 117
b. Patok – patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya benar – benar
stabil (tidak goyang). Tanda – tanda sumbu / As (dinding dan pondasi struktur), harus
ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas. Jenis kayu yang digunakan untuk keperluan
ini adalah jenis kayu kelas II yang lurus dan kering.
c. Ukuran – ukuran patok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum
pada gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka
Pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada Direksi supaya dapat memberikan
suatu keputusan.
d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai. Pemborong wajib memintakan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari Direksi.
 Pembuatan Direksi Keet (Kantor Direksi)
Luas yang dibutuhkan adalah 12 m2, dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Rangka bangunan dari kayu Borneo Super
b. Dinding dari bahan tripleks 4 mm
c. Lantai bangunan diplester
d. Atap dari bahan seng gelombang BJLS 30

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatannya antara lain :


a. Bangunan / ruangan tidak bocor
b. Cukup penerangan / ventilasi
c. Pintu / jendela dapat dikunci

Untuk kelengkapan direksikeet yang dipakai proyek ini pemborong harus menyediakan
perlengkapan–perlengkapan direksi seperti : meja kerja dan kursi, tempat untuk menempelkan
gambar–gambar dan lain – lain yang diperlukan.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 11 dari 117
PEKERJAAN TANAH
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pembongkaran dan penebangan pohon / semak dan pemindahan barang – barang yang
merintangi pekerjaan.
b. Urugan Tanah Areal Bangunan 50 cm2
c. Urugan Tanah Peninggian Feil 20 cm2 dari setelah pengurugan utk feil bangunan
d. Urugan Tanah Peninggian Feil 10 cm2 dari setelah pengurugan utk feil selasar
e. bangunan
f. Pemadatan tanah urugan dan pada setiap lapisan timbunan
g. Galian Tanah untuk Pondasi Batu Kali dan Pondasi Telapak

Pembongkaran dan Pembersihan


Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput / tanah humus / top soil 20
cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon dan mencabut akarnya serta
membuang sesuai petunjuk.

Pekerjaan Galian
a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang dianggap
cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang
baik, dasar galian harus dipadatkan / ditumbuk.
b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ketempat yang
direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui oleh Direksi.

Pekerjaan Urugan/Timbunan dan Pemadatan


a. Pengurugan tanah setinggi 50 cm dari permukaan jalan.
b. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan – bahan organis, barang bekas / sampah dan terlebih
dahulu harus mendapatkan persetujuan Direksi dan jika diijinkan dapat digunakan tanah
bekas galian.
c. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
d. bouwplank dan lobang pondasi.
e. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
f. Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam keadaan
padat. Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20 cm
(maksimal).Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan stamper .
g. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian – bagian : di bawah lantai, di bawah saluran air
hujan / grevel, serta tempat – tempat lain seperti ditunjukan pada gambar.
h. Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu disiram
air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar – benar padat.

Pek. Urugan Tanah Peninggian Lantai

Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai Bangunan yaitu setinggi 30 cm dari permukaan tanah
setelah pengurugan setinggi 50 cm (30 cm dari permukaan jalan dalam site).

BAB - VI Halaman 13 dari 117


PEKERJAAN PONDASI

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

Pondasi bangunan yang dipakai diantaranya pondasi lajur batu kali dan pondasi setempat batu kali
yang terdiri dari :
a. Alas pondasi : dilaksanakan dengan urugan pasir yang dipadatkan, ditimbris setebal5 cm.
b. Lantai kerja : aanstamping adalah pasangan batu belah kosong, berdiri tegak setinggi 15 cm,
ditimbris pasir atau batu pecah hingga kokoh.
c. Pasangan batu kali : Material batu kali / batu belah harus keras, bermutu baik dan tidak
poreus, batu kapur, batu berpenampang bulat, berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.
d. Adukan yang digunakan untuk pasangan pondasi adalah 1 pc : 5 ps, untuk bagian atas
pondasi 30 cm dari pondasi teratas (pasangan trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps).
e. Air yang dipakai harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimiawi yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organik.alaman 14 dari 117
f. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur, tanah liat, kotoran organik
g. dan bahan kimia yang dapat merusak pondasi.
h. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
lebar dan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar dan disetujui Direksi.
i. Pemasangan turap batu kali lereng tanah dan tangga terlebih dahulu diratakan atau dikupas
sesuai dengan peil kemiringan.
j. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan sloof ke
pondasi dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
k. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap kebenaran penempatannya,
kedalaman, besaran lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi
dimulai, pemborong harus mendapat ijin dari Direksi mengenai hal tersebut secara tertulis.
l.
PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT

Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan pengeboran pondasi telapak/Plat ini meliputi dan tidak terbatas
dari seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. Prinsip pembuatan penggalian Plat, adalah
membuat lubang dari permukaan ke dalam tanah, dengan alat, memasukkan besi tulangan (steel
cage) lalu diikuti dengan pengecoran dimulai dari dasar lubang sampai ketinggian tertentu (yang
ditetapkan).

Persyaratan Pelaksanaan

 Penggalian dilakukan tepat pada patok-patok/titik-titik yang ditentukan di lapangan dan memulai
pelaksanaan harus mendapat persetujuan dari pengawas untuk selanjutnya.
 Setelah semua persiapan dan penemapatan posisi dinyatakan baik oleh pengawas, maka
penggalian bisa di mulai, sampai diteruskan pada kedalaman yang telah ditetapkan. 15 dari 117
 Pelaksanaan penggalian dilakukan secara terus menerus untuk setiap lubang pondasi Plat,
kedalam penggalian harus mencapai lapisan pendukung tanah yang telah ditentukan, atau
sesuai dengan instruksi dari pengawas lapangan.
 Lubang penggalian yang dibuat harus sesuai ukuran dan tegak lurus dari tanah datar/horizontal.
 Toleransi ukuran diameter lubang pondasi Plat tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam
gambar, pergeseran yang diizinkan tidak lebih dari 5 cm untuk kedua arah.
 Selama penggalian pondasi Plat, kontraktor harus mengadakan pengambilan contoh tanah, pada
kedalaman terakhir dari 1 titik lubang galian yang akan ditentukan oleh pengawas.
 Kontraktor harus menjaga agar dinding dari lubang penggalian tidak terjadi kelongsoran, selama
pekerjaan berlangsung, misalnya dengan penanaman casing sedalam tanah yang dianggap
rawan atau dengan cara lain sehingga pekerjaan tetap lancar.
 Pemasukan casing dipasang setelah penggalian mencapai kedalaman 3 s/d 4 m, pekerjaan ini
dilakukan berulang-ulang sampai casing mencapai elevasi yang ditentukan dan lubang mencapai
kedalaman yang ditetapkan.
 Pengangkutan tanah dilakukan terus menerus dan perlahan lahan sehingga tidak terjadi
longsoran tanah galian. Pembersihan dasar galian dari genangan air dilakukan dengan
melakukan pengisapan oleh mesin hisap sehingga sedimensedimen tanah atau lumpur masuk
kedalam pipa hisap, kemudian dibuang, proses ini dilakukan 3-5 kali, sampai dasar lubang
dinyatakan bersih oleh pengawas dan siap dilakukan pemasangan baja tulangan.
Pelaksanaan Pengecoran

 Pengecoran lubang pondasi Plat, setelah baja tulangan terpasang sedemikian rupa dan telah
dilakukan pemeriksaan oleh konsultan pengawas
 Beton dituangkan kedalam lubang galian sampai pada ketinggian dan ketebalan dasar pondasi
Plat tertentu, dan pekerjaan pembuatan dasar Plat terbentuk diatas dinyatakan selesai.
 Lain-lain yang harus diperhatikan, bilamana dalam saat pengecoran tanahnya longsor maka
lubang harus dipasang casing penahan longsoran.
 Setelah terbentuk dasar pondasi Plat, maka pemasangan tiang pondasi bias dilanjutkan setelah
ada pemeriksaan oleh konsultan pengawas.

Pekerjaan Urugan Pasir di bawah Pondasi Batu Kali

Pasir yang digunakan harus berkualitas baik, tidak mengandung lumpur. Tebal urugan pasir, baik di
bawah pondasi batu kali maupun di bawah pondasi telapak yaitu setebal 5 cm.

Pekerjaan Sloof Beton

Dimensi Sloof yang digunakan yaitu 15/20 cm dan 20/25 cm. (Persyaratan bahan dapat dilihat pada
(“Pek. Beton”).
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 17 dari 117
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi :


a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari :
 Kolom Struktur dan Kolom Praktis, Balok Struktur, Balok Listplank, Balok Anak, dan Plat
Lantai Dak.
b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
 Neut – neut bawah kusen setingi 10 cm.
 Rabat untuk seluruh bangunan dan keliling bangunan, kansteen dan segala sesuatu yang
nyata termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar.

Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
b. PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964.
c. PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat – syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab 3
Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9).
2. Syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II bab 4-5-6
seluruh pasal).
3. Syarat – syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV bab 8 seluruh pasal).
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 18 dari 117
Persyaratan beton :

a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan K-225 dimana
beton harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 225 kg/cm2 (minimal).
b. Untuk mutu beton yang bersifat praktis, mutu beton yang digunakan K-175 dimana beton
harus mempunyai kekuatan tekan karakteristik sebesar 175 kg/cm2 (minimal) dengan
campuran beton yang disyaratkan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr.
c. Untuk beton yang tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran :
 Untuk Balok lintel dan kolom praktis campuran yang digunakan K-175 adalah 1pc : 2 ps :
3 kr.
 Untuk lantai kerja, rabat beton dan neut kusen, campuran yang digunakan adalah beton
1 pc : 3 ps : 5 kr.

Persyaratan bahan :

a. Semen
Semen yang digunakan terdiri dari satu jenis mutu dari yang baik dan disetujui oleh Direksi.
Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut di atas. Pemborong harus memperhatikan syarat –
syarat penyimpanan semen yang baik.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus terdir dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan organis,
lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991)
Koral / Kerikil Beton
Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991)
(ukuran 2/3 dan .).

c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan – bahan organis, minyak,
garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta
kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan digunakan ke Laboratorium pemeriksaan
yang resmi dan syah atas biaya pemborong.

d. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan adalah U-24, yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar
2400 kg/cm2.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran – kotoran (Lumpur, lemak dan karat).
Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang
telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran pabrik baja Krakatau Steel atau
BD.

Bekisting :

a. Bahan – bahan yang akan digunakan, harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang tercantum
di dalam NI-2 (PBI-1991), tebal papan kayu / kayu lapis yang digunakan, 0.9 cm dengan balok –
balok penyangga berukuran 5/7 dan atau dia. 8 cm, kayu yang digunakan adalah jenis KAYU
GELAM SUPER yang keras.
b. Untuk pekerjaan bekisting yang sifatnya expose digunakan kayu lapis 9 mm dan diperkuat
dengan rangka kayu yang sama.
c. Untuk pekerjaan sloof, kolom praktis dan balok praktis, bekisting menggunakan papan cor
sekelas kayu alba / meranti.
d. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan kejutan gaya
yang dikirim tanpa berubah bentuk kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus
diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan bidang yang rata.
e. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai
dengan persyaratan di dalam NI-2 (PBI-1991)
f. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dan lain – lain harus sudah dipersiapkan.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 20 dari 117
Adukan :

 Adukan untuk beton bertulang menggunakan perbandingan volume berdasarkan mutu beton K-
175 dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr sesuai dengan ketentuan rapat.
 Adukan beton tidak bertulang digunakan perbandingan 1 ps : 3 ps : 5 kr, penggunaan rabat
beton dengan ketebalan 5 cm.

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan
mengikuti persyaratan yang tercantum di dalam NI-2 (PBI-1991).
b. Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat, sehinga tidak berubah dan bergeser
pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal
selimut beton terhadap ukuran yang ditentukan.
c. Penampang minimal tulangan adalah 4,52 cm2. Hubungan sloof dan pondasi batu kali dan
kolom dengan dinding harus dipasang besi anker (stek) setiap jarak 1 m.
d. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah :
 Direksi Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan / bekisting yang
dibuat.
 Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian yang akan
dicor.
 Direksi / Pengawas Lapangan telah menerima hasil CAMPURAN BETON untuk pengecoran.
 Pengadukan Beton harus menggunakan Beton Molen dan paling sedikit harus ada 2 (dua)
buah Beton Molen dengan kondisi baik di tempat pekerjaan untuk menjamin kontinuitas
pengecoran.
e. Khusus untuk beton struktur (K-225) Pemborong harus membuat benda – benda uji berupa
kubus – kubus beton (15x15x15) cm, yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi /
Pengawas Lapangan. Benda – benda uji tersebut harus diberi tanda (tanggal pembuatan dan
bagian konstruksi) untuk kemudian diperiksakan ke Laboratorium konstruksi beton milik
Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi atas biaya pemborong. Jumlah benda uji yang harus
dibuat, sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 (Bab 4 Pasal 5-6-7) dengan jumlah minimal
3 buah atau lebih untuk tiap pengecoran 5 m3.
f. Pemadatan beton struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) dengan
kondisi baik.
g. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
Pemborong. Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran guna perbaikan atas
biaya Pemborong.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 22 dari 117
PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga, peralatan, dan perlengkapannya
sesuai dengan gambar kerja. Lingkup tersebut meliputi :
− Rangka Atap Kuda-Kuda Kayu Gelam Super
− Pek. Penutup Atap Genteng Flam
− Pek. Bubungan Atap Genteng Flam
− Pas. Talang Jurei Seng BJLS 30
− Pek. Kuda-kuda Kayu, Kayu Gelam super 8/15
− Pas. Gording, Ikatan Angin dan Balok Gapit, Kayu Gelam Super
− Pas. Rangka Atap Kayu Gelam Super

Prosedur Umum
a. Contoh dan brosur bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu kepada
pengawas lapangan untuk diperiksa dan disetujui sebelum pengadaan bahan-bahan ke lokasi
proyek.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar detail yang
mencakup ukuran-ukuran, cara pemasangan, dan detail lainnya kepada pengawas lapangan
untuk diperiksa dan disetujui.
c. Bahan-bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru, dan tidak rusak serta
dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
d. Bahan-bahan harus disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari segala kerusakan.
e. Semua bahan yang tercantum dalam spesifikasi ini harus seluruhnya dalam keadaan baru,
berkualitas baik, serta telah disetujui pengawas lapangan.

Persyaratan Bahan

Penutup Atap Genteng Flam


Genteng flam ialah unsur bangunan yang dibuat dari campuran bahan tanah liat dan bahan
pembantu lainnya yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk penutup atap. Jenis
genteng yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu Genteng Ex. Karangpilang.

Syarat Mutu
a. Pandangan luar genting harus mempunyai permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak atau
cacat lainnya yang mempengaruhi sifat pemakaian dan bentuknya harus seragam bagi tiap jenis.
b. Tepi-tepinya tidak boleh mudah dirapihkan dengan tangan.
c. Setiap genteng harus bermerk (Merk Pabrik yang mengeluarkan)
d. Kekuatan lentur genteng-genteng mampu menahan beban lentur sesuai dengan table:

Penutup Bubungan, Genteng Ex. Karangpilang


Bubungan genteng serta pertemuan-pertemuannya dipakai bubungan genteng ex Karangpilang.

Cara pelaksanaan/pemasangan Kuda-kuda Kayu

Harus diperhatikan bahwa kayu yang dipasang tidak bengkok atau baling, harus benarbenar lurus
agar lapisan penutup atap tidak lendut atau bergelombang.
Seluruh konstruksi dan spesifikasi lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan rangka atap
agar mengikuti petunjuk/ketentuan Pengawas, sehingga hasilnya dapat dijamin kebenarannya.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 28 dari 117
Cara pelaksanaan/pemasangan Penutup Atap Genteng

Pemasangggan genteng harus dipasang menurut keakhlian dan sedemikian rupa sehingga betul-
betul tersusun rapih dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat.
Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam Gambar Rencana harus
diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 29 dari 117

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

Lingkup pekerjaan pasangan dinding ini, meliputi :


a. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:4
b. Pasangan dinding Bata Merah Spesi 1:6
c. Plesteran + acian bata Spesi 1:3
d. Plesteran + acian bata Spesi 1:8
e. Finishing Acian Kolom
f. Pek. Dinding Keramik 20/25 Sek. “Roman”, utk area Toilet (persyaratan pada Pasal 15 Pek.
Lapisan Keramik).
g. Pek. Dinding Keramik Pantry 20/25 cm
h. Pek. Lapisan Granit 60x60 cm
i. Pek. Pasang Batu Candi

Persyaratan bahan :

Bahan Pasangan Bata Merah


a. Bata merah bermutu baik, pembakaran sesempurna mungkin / merata bebas dari cacat dan
retak, minimum telah menjadi 2 (dua) bagian, produk lokal dan telah memenuhi standard
“Persyaratan bahan – bahan PUBB 1970”.
b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas dari lumpur, bahan organis, batu–batuan harus diayak.
Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.
c. Semen yang dipakai Standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut ASTM memenuhi
S400 Standard Portland Cement.

Bahan Batu Andesit Alur


Batu alam pelapis dinding yang digunakan yaitu batu andesit alur, dimensi tebal 2 cm, lebar 30 cm,
dan panjang 60 cm. Peruntukannya yaitu pada dinding depan /dinding aksen Kantor BPS
Kab.Sampang
PERSYARATAN TEKNIS DA7
Adukan dan Campuran :
a. Adukan transram perbandingan 1 pc : 3 ps, dilaksanakan untuk :
 Semua pasangan bata yang masuk ke dalam tanah.
 20 cm di atas lantai pada semua dinding.
 Pasangan batu/bata sisi saluran, bak kontrol, serta tempat lain yang diperlukan sesuai
gambar kerja.
 Plesteran dinding bata yang masuk ke dalam tanah seluruhnya pasangan trasram, plint
plesteran, aferking permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan bata perbandingan 1
pc : 3 ps.
 Plesteran topi turap (dinding penahan).
b. Adukan perbandingan 1 pc : 5 ps, dilaksanakan untuk :
 Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan trasram seperti yang tercantum di
atas.
 Adukan semen, digunakan siar benam batu kali.

Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Pasangan Dinding Bata


a. Pekerjaan pasangan dinding bata/batu kali harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horizontal setiap 8 baris bata harus dipasang anker besi dan kolom,
b. Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melebihi ketinggian 1 m setiap hari.
Batu/bata sebelum dipasang terlebih dahulu dibasahi air.
c. Sebelum dinding bata diplester siar harus dikorek sedalam 1 cm untuk mendapatkan ikatan yang
lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan
kemudian diperhalus dengan acian semen.
d. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk dinding
septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari sisi luar, untuk itu plesteran
trasram dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
e. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/dipahat dulu kemudian disiram portland cement untuk mendapatkan ikatan yang baik.
f. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga bentuk dan warna
masing–masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah – pecah sudut atau tepi atau
cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
g. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak–retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

Pekerjaan Pasangan Batu Andesit Alur

Sebelum pekerjaan pemasangan batu andesit, maka harus dilakukan dulu pemilihan keseragaman
ujung batu supaya dalam pemasangannya menjadi rapih dan adu manis.
Pola pemasangannya tanpa nad/spesi sehingga ujung-ujung dan sisi batu saling menempel satu
sama lainnya. Setelah batu andesit terpasang, langkah selanjutnya yaitu finishing dengan cairan
coating khusus batu warna netral/transparant.

Pada pasangan dinding trasram di atas lantai, sampai ketinggian 30 cm, plesteran dilaksanakan
dengan adukan 1 pc : 3 ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1 cm untuk kemudian dihaluskan/diaci
dengan adukan semen kemudian difinishing dengan cat minyak.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 32 dari 117
PEKERJAAN LANTAI

Lingkup Pekerjaan ini meliputi :


 Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai t = 5 cm
 Pek. Keramik Lantai 40x40 cm
 Granit 60x60 cm
 Keramik Lantai, 20x20 cm utk Lantai KM/WC
 Keramik Dinding, 20x25 cm utk Dinding KM/WC
 Pek. Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5, t = 5 cm
 Pek. Saluran Air

Persyaratan Bahan
Persyaratan Bahan Urugan Pasir di bawah Pondasi
Pasir urug yang digunakan harus berkwalitas baik, tidak mengandung kadar lumpur yang terlalu
banyak.

Pesyaratan Bahan Pek. Keramik dan Granit


Pesyaratan Bahan Pek. Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik dan Granit.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 33 dari 117
Pesyaratan Bahan Rabat Beton
Pekerjaan Rabat beton untuk di selasar. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai campuran 1 : 3 : 5.
Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non struktur. Persyaratan bahan dan
pelaksanaan dapat dilihat pada bagian sebelumnya, yaitu Pek. Beton.
− Pesyaratan Bahan Saluran Air
Pipa PVC yang digunakan yaitu berukuran 2” – 3”

Pelaksanaan

Pelaksanaan Urugan Pasir Bawah Lantai


Pasir di bawah lantai ini dimaksudkan untuk memadatkan lantai sebelum pemasangan lapisan
keramik. Ketebalan urugan pasir bawah lantai ini yaitu + 5 cm.

Pelaksanaan Pasang Pek. Keramik


Pelaksanaan pemasangan Keramik dapat dilihat pada Pasal 15 Pek. Lapisan Keramik.

Pelaksanaan Rabat Beton


Metode pelaksanaan yaitu site mix. Pekerjaan Rabat Beton ini memakai campuran 1 : 3 : 5.
Campuran Beton Tumbuk ini merupakan beton tak bertulang/non struktur. Tebal selimut beton 6 cm.
Finishing dengan acian.
Pelaksanaan Pekerjaan Pasang Keramik

a. Persiapan
 Pekerjaan pasangan ubin keramik boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya selesai.
 Pemasangan ubin haris menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci pintu/jendela,
dan semua pekerjaan pemipaan air bersih/kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di
belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

b. Pemasangan
 Sebelum pemasangan, plesteran harus harus dalam keadaan kering, padat, rata, dan bersih.
 Keramik yang akan digunakan direndam dalam air sekitar 10 menit, untuk menghilangkan
kandungan gas / udara yang ada dalam rongga keramik.
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar, dan bagian lain yang kedap air, harus
terdiri dari campuran 1 pc : 2 ps dan sejumlah bahan tambahan, kecuali ditentukan lain
dalam gambar kerja.
 Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1 pc : 3
ps.
 Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran dan
permukaan belakang ubin, kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan yang
direncanakan atau gambar kerja.
 Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir dengan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Pasangan ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya
harus dimiringkan sedemikian rupa menuju kelubang pembuangan (saringan air kotor).
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 2,5 cm, kecuali ditentukan dalam
gambar kerja.
 Ubin keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
 Pemeriksaan harus dilakukan untuk menjaga bidang keramik yang terpasang tetap lurus dan
rata. Ubin keramik yang salah letaknya, cacat, atau pecah harus dibongkar dan diganti.
 Ubin keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
 Sambungan atau celah-celah antarubin keramik harus lurus, rata, seragam, dan saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus
rapi dan tidak keluar dari celah sambungan.
 Pemotongan ubin keramik harus dengan keahlian dan dilkaukan hanya pada satu sisi. Pada
pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran, dan bentuk-bentuk
yang lainnya, harus dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin.
 Siar antar ubin keramik dicor dengan semen pengisi yang berwarna sama dengan warna
keramiknya atas persetujuan pengawas lapangan. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa
sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-
bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
 Lebar nat dibuat maksimal 4 mm dan diisi dengan semen / sejenis AFA Grout. Rencana
daerah – daerah yang akan dilaksanakan pekerjaan lantai , sebelumnya harus
dikordinasikan dengan pekerjaan lain agar pekerjaan yang sudah dilaksanakan tidak menjadi
rusak kembali karena lalu lintas kerja,terutama untuk pekerjaan keluar masuk barang. Dalam
hal ini pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan dinding baik plesteran maupun
pelapis dindingnya selesai dikerjakan, pekerjaan plafond berikut finishingnya .

Penyelesaian lantai granit 60/60 polished

 Sebelum pemasangan granite tile, kondisi lantai kerja harus bersih dari material bongkaran,
tidak terdapat celah-celah ataupun retak-retak.
 Sebagai lapisan perekat digunakan semen yang mengandung pasir silica dan additive
polimer yang mempunyai daya rekat tinggi dan mampu mengikuti muai susut ubin akibat
perubahan temperature yang dapat menyebabkan popping.
 Pemasangan granit untuk penutup lantai menggunakan nat dibuat maksimal 4 mm dan diisi
dengan semen/sejenis AFA Grout.
 Pemasangan granit untuk pelapis bagian dinding aksentuasi pada bangunan kantor BPS
Kab. Sampang dengan pola pemasangan tanpa nat.
PERSYA
Pembersihan dan Perlindungan

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih dan tidak ada cacat.
Permukaan ubin harus diberi perlindungan, misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang
diperbolehkan tanpa merusak permukaan ubin.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
PEKERJAAN KAYU

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat, dan bahan-bahan, serta
pembuatan dan pemasangan pekerjaan kayu arsitektural yang terdiri dari Pekerjaan kayu terbagi
menjadi:
a. Pekerjaan kayu kasar. Kayu untuk pekerjaan ini adalah kayu Gelam super.
b. Pekerjaan kayu halus, yakni pekerjaan daun pintu panel dan kusen pintu. Kayu untuk pekerjaan
tersebut di atas adalah kayu Gelam Super.
c. Lembaran kayu teakwood, multipleks, tripleks, tripleks lapis formika satu muka.

Spesifikasinya adalah :
 Semua kayu lapis untuk pekerjaan interior harus mempunyai permukaan yang rata, bebas
dari goresan, retak, dan noda; kayu lapis harus memiliki kekuatan rekat yang tahan terhadap
air dan cuaca, venir muka dan belakang berkualitas sama, dari mutu IBB standar SII-0404,
dan berasal dari merek dagang yang dikenal baik; kayu lapis yang digunakan harus memiliki
ketebalan sesuai dengan petunjuk gambar kerja dan digunakan di tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam gambar kerja;
 Semua alat pengencang seperti paku sekrup, baut angkur, dan lainnya harus dari baja lapis
galvanis/antikarat dalam ukuran sesuai dengan petunjuk gambar kerja atau kebutuhan
standar yang berlaku;
 Semua lem dan perekat harus dari jenis kedap air, seperti setara dengan produk neoprene
based/synthetic resin based.

d. Pekerjaan kayu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

Persyaratan Bahan
a. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat mata kayu, putih
kayu, dan retak.
b. Sebelum pelaksanaan, material yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh yang disetujui
konsultan pengawas.
 Contoh bahan harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
 Semua kayu, kayu lapis, dan papan harus terjamin kualitas dan kadar air yang disyaratkan.

c. Pengiriman dan Penyimpanan


 Kayu harus didatangkan ke lokasi dalam kondisi terbaik, disimpan dalam gudang tertutup
yang memiliki ventilasi, serta dilindungi dari perubahan cuaca dan kelembapan.
 Bahan penyelesaian interior harus disimpan di lokasi tertutup yang disetujui dan dibawa ke
dalam bangunan setelah semua pekerjaan plesteran selesai serta dalam keadaan kering.

Persyaratan Teknis

a. Mutu Kayu
Kayu untuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik, kelas awet, dan kelas kuat sesuai
dengan PKKI dan jenis pekerjaan seperti tersebut dalam daftar. Kayu harus bebas getah, celah,
mata kayu besar yang lepas atau mati, susut pinggirannya, dan cacat yang parah.
b. Kadar Air
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, semua kayu harus dalam keadaan kering;
Ketika didatangkan ke lokasi, kadar air harus dalam batas-batas seperti berikut ini:
 Konstruksi dalam, rangka, bilah-bilah 18-20%
 Kayu untuk penyelesaian interior 18%.
 Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasangan.
c. Pengawetan
Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur harus diberi
bahan pengawet. Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, bagian yang dipotong tersebut harus
diulas dengan bahan pengawet yang sama.
d. Lapisan Pelindung
 Lapisan transparan
Penyelesaian semua permukaan kayu harus sesuai dengan corak dan warna kayu di
sekitarnya. Jenis lapisan transparan pelitur dan pengerjaannya harus memenuhi ketentuan
pabrik pembuat.
 Lapisan penutup
Panel pintu bagian dalam ruang KM/WC dilapisi dengan lembaran laminasi warna putih yang
memiliki tebal minimum 0,7 mm atau sesuai dengan gambar kerja. Bahan laminasi harus
disetujui pengawas lapangan.

Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib mempelajari ukuran, bentuk, pola


penempatan, cara pemasangan, detail gambar kerja, serta pengukuran keadaan lapangan untuk
mendapatkan ketepatan pemasangan.
b. Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan paket pekerjaan khususnya bila pada pekerjaan ini
terdapat pemasangan fixtures dan armatur jalur dari disiplin tersebut.
c. Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil jadi.
d. Pelaksanaan sambungan seperti klos, baut, pelat penggantung, anker dynabolt, sekrup, paku,
dan lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang tampak.
e. Khusus untuk bahan sambungan dari baja, sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan
antikarat. Pada bidang tampak (exposed), tidak diperkenankan pemasangan paku, tetapi harus
disekrup atau cara lain atas persetujuan konsultan pengawas.
f. Bila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar kerja dianggap kurang kuat, menjadi
kewajiban dan tanggung jawab kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui konsultan
pengawas.
g. Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata, dan halus; setelah dempul kering, kemudian
digosok dengan ampelas.
h. Semua pekerjaan kayu yang tidak kelihatan harus diberi meni atau cat dasar. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah penyerutan.

Pembersihan dan Perlindungan

Sisa potongan kayu harus dibersihkan setelah pekerjaan selesai. Semua kayu yang telah dipasang
harus dilindungi dari segala kerusakan berupa benturan, pecah, retak, dan cacat lain. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat dituntut sebagai pekerjaan tambah.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 43 dari 117
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti tercantum
dalam gambar kerja. (Pekerjaan kayu ini khususnya digunakan pada kusen dan daun pintu panel di
area dalam ruangan).

Persyaratan Bahan
- Pintu, jendela (untuk Pintu luar) Kusen : Allumunium 5/10 cm Sek. YKK 4” rangka daun pintu :
Allumunium Sek. YKK daun pintu : Allumunium Sek. YKK Ukuran : sesuai dengan gambar kerja

Prosedur Umum
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor wajib meneliti gambar kerja, dan melakukan
pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan pekerjaan alumunium.
b. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam gambar kerja
dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
c. Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau goresan pada
permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun pemasangan.
d. Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena kontraktor kurang cermat dan
teliti, kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Persyaratan Pelaksanaan
a. Semua ukuran daun yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus
tanpa cacat kayu, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, atau retak-retak yang dapat
menurunkan mutu kayu. Jika hal tersebut ditemui, kontraktor harus mengganti atas biaya
sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah.
b. Untuk panel, peletakan harus dilakukan dengan pas, tidak diperkenankan ada rongga udara
atau lem yang berlebihan sehingga mengotori permukaan daun.
c. Finishing pekerjaan pintu dan jendela sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan pengecatan
kayu.
PERSYAR
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci
pada daun pintu dan jendela sesuai dengan petunjuk dalam gambar kerja.

Prosedur Umum
a. Contoh Bahan dan Data Teknis
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk disetujui sebelum dibawa ke proyek.
b. Ketidaksesuaian
Pengawas lapangan berhak menolak bahan atau pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu, kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai atas biayanya sendiri.

Persyaratan Bahan
a. Semua hardware yang digunakan seluruhnya harus baru, kualitas baik, buatan pabrik yang
dikenal, dan sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Apabila ada perubahan atau penggantian
hardware, harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/direksi.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas/direksi.
c. Perlengkapan pintu ayun :
 Engsel Pintu
mekanisme : single swing
pemakaian : pintu kayu
spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI
ukuran : standar produk (45 x 75 mm)
jumlah : tiga set per daun pintu
PERSYARATAN TEKNIS 117
 Kunci Pintu
mekanisme : double slagh
pemakaian : pintu kayu dan Alumunium
spesifikasi : handel/pegangan dan pelat yang terbuat dari bahan
aluminium, rumah kunci yang terbuat dari bahan baja
lapis seng, dan memenuhi SNI
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun pintu
produk : Sek. “SES” mutu terbaik, type silinder
warna : ditentukan kemudian
mekanisme : double slagh
pemakaian : pintu kayu KM/WC
spesifikasi : pegangan dalam dapat diputar dengan tombol penekan
pada pegangan dalam, indikator “Isi/Kosong” pada sisi
luar, dan memenuhi SNI
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun pintu
produk : Sek. “SES” mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

 Door Closer
pemakaian : Alumunium (Pintu belakang, kantor kecamatan)
spesifikasi : pelat yang terbuat dari bahan aluminium, rumah kunci
yang terbuat dari bahan baja lapis seng, dan memenuhi
SNI
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun pintu
produk : mutu terbaik, SNI
warna : ditentukan kemudian
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 49 dari 117
d. Perlengkapan Jendela
 Engsel
mekanisme : single swing
pemakaian : daun jendela
spesifikasi : tipe kupu-kupu deng ring nilon, memenuhi SNI
ukuran : standar produk/ditentukan kemudian
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. “Royal” mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

 Slot
pemakaian : daun jendela
ukuran : 5 cm
jumlah : dua set per daun jendela
produk : Sek. “Royal” mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian

 Hak angin
mekanisme : tipe geser
pemakaian : daun jendela
ukuran : standar produk
jumlah : satu set per daun jendela
produk : Sek. “Royal” mutu terbaik
warna : ditentukan kemudian
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan.

Persyaratan Pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
gambar kerja atau yang diminta direksi/perencana. Shop drawing ini harus jelas mencantumkan
dan menggambarkan semua data yng diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan
produk, cara pemasangan, dan spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuat.
PEB - VI Halaman 50 dari 117
b. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh konsultan pengawas/direksi sebelum pelaksanaan
pekerjaan.

c. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela harus rapi dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan dalam gambar kerja atau petunjuk konsultan pengawas/direksi.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 51 dari 117

BAB - VI Halaman 53 dari 117


PEKERJAAN PLAFOND

Batasan dan Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Plafond ini meliputi :
− Pasang Rangka Plafond
− Pasang List Profil Gypsum
− Pasang List Profil Kayu

Material Untuk Langit-langit


Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan langit-langit adalah dari bahan eternit 1 x 1mm
seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan harus yang berkualitas baik,
Sek. “Elephant”, mempunyai suatu bidang datar yang halus, seragam ukurannya, sisi tepinya lurus
dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup keras. Kontraktor harus menunjukan contoh bahan
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

List Profil Gypsum


Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Gypsum adalah dari Profil Gypsum 12 cm seperti
yang tertera dalam Gambar Rencana.
List Profil Gypsum ini terdiri dari dua macam yaitu profil sudut untuk keliling/sudut dinding dan profil
datar untuk pinggiran area drop ceilling.

List Profil Kayu


Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Kayu berukuran lebar 4 cm dari seperti yang tertera
dalam Gambar Rencana. Lokasi Pemasangan Pada Sudut /Siku pertemuan Dinding dengan plafond.
List Profil Kayu ini dipasang pada plafond toilet.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 54 dari 117
Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat berdasarkan
Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail hubungan-hubungan dan
sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan pemasangan semua komponen lengkap
dengan ukuran-ukurannya.

Pekerjaan Langit-langit
a. Pekerjaan Rangka langit-langit
Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm, digantung
dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai kondisi lapangan).
Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesifikasi bahan dari pabrikan dengan pola
bermodul 60 x 120 cm yang dipasang bersilangan, Sesuai dengan Gambar Rencana dan
petunjuk Pengawas.
Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar sebelum
dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai dengan
Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas.
Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka utama sudah
terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan Gambar Rencana
dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk pemasangan rangka pembagi
dengan modul as ke as 60 cm (sesuai dengan Gambar Rencana).

PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
a. Pengecatan Plafond
b. Pengecatan Listplank Beton
c. Pengecatan Listplank GRC
d. Pengecatan Kusen Pintu dan Jendela Kayu
e. Pengecatan Dinding
f. Finishing Melamik utk Kusen dan Daun Pintu Partisi
g. Finishing Coating untuk Lapisan Batu Andesit

Persyaratan Bahan
a. Cat Kayu
jenis : mengkilat
produk : ex lokal mutu terbaik. Sek. Emco
pemakaian : daun pintu panel atau semua jenis kayu yang harus cat sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas
warna : ditentukan kemudian
b. Cat Permukaan Dinding, Dinding Partisi, Plafond dan Profil Gypsum
1) Interior
∼produk : Sek. Vinilex
∼warna : ditentukan kemudian
2) Eksterior
∼Produk : Sek. Vinilex
∼warna : ditentukan kemudian
c. Listplank GRC : Cat. Sek. ICI Weathersield
d. Kusen dan Daun Pintu Partisi : Melamik
e. Batu Andesit : Coating mutu terbaik, warna netral
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 59 dari 117
Persyaratan Pelaksanaan
a. Tebal minimum tiap lapisan jadi sama dengan spesifikasi pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan, roller, atau
semprotan.
b. Apabila cat yang dipakai mengandung bahan dasar beracun, kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan lainnya yang harus dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan angin berdebu bertiup. Di
dalam keadaan tertentu, misalnya ruangan tertutup, kontraktor harus menyediakan kipas angin
untuk memperlancar pergantian aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, vacuum cleaner, semprotan, dan lainnya harus
tersedia dengan kualitas/mutu terbaik dan jumlah yang cukup.
e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya dilakukan bila disetujui
konsultan pengawas.
f. Pengecatan cat dasar untuk komponen bahan material logam harus dilakukan sebelum
komponen tersebut dipasang.
g. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau finish yang kurang
menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh konsultan pengawas.
h. Biaya ditanggung kontraktor tanpa diklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Pekerjaan Cat Kayu
1) Pekerjaan Persiapan Sebelum Pengecatan
Kayu harus dalam keadaan kering.
Semua pekerjaan kayu telah didempul dengan baik dan rapi. Pendempulan dan
pengampelasan bagian yang tidak rata, cacat berlubang bekas kayu, dan kotoran lainnya
harus dilaksanakan dengan baik.
2) Pekerjaan Cat Metal / Besi
∼seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang tampak maupun tidak;
∼pekerjaan cat dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material dipasang;
∼sebelum pengecatan, bersihkan permukaan dari kulit giling, karat, minyak, lemak, dan
kotoran lain secara teliti dan menyeluruh dengan menggunakan sikat kawat mekanik.
3) Pekerjaan Cat Pipa GIV/BSP
Semua pipa yang terlihat seperti railing tangga, pipa instalasi listrik/air, pipa pagar harus
dicat. Sebelumnya, dilapisi dengan bahan kimia agar cat dapat bersatu/menyerap lebih lama.
4) Pekerjaan Cat Dinding, Dinding Partisi, Plafond, dan List Plafond
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau noda lain dalam
kondisi kering.
Langkah kerja cat emulsi adalah
∼lapisan pertama : 50% air
∼lapisan kedua : 25% air
∼lapisan ketiga : 25% air
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller; kuas dipakai bila tidak mungkin menggunakan roller.
Lapisan pertama
Cat jenis arcylic wall paper dengan menggunakan kape; ketebalan lapisan adalah 25 - 150
mikron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.
Lapisan kedua
Cat dasar jenis alkali resisting primer dengan menggunakan kuas/roller; ketebalan lapisan
adalah 25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 - 15 m 2.
Lapisan ketiga
Cat jenis vynil arcylic emulsion dengan menggunakan roller; ketebalan setiap lapisan adalah
25 - 40 mikron atau daya sebar per liter adalah 13 – 15 m2.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 61 dari 117
BAB - VI Halaman 63 dari 117
PERLENGKAPAN SANITER

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan, dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi
pada tempat-tempat seperti tertera dalam gambar kerja danspesifikasi teknis ini, termasuk
pengawasan percobaan yang diperlukan agar keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik.

Persyaratan Bahan
a. Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan aksesoris (kran, pipa drain, dan lainnya).
b. Kloset duduk
produk : Ex.Toto
bahan : porselen
tipe : CW 420
pemakaian : semua toilet
warna : Ivory
c. Bak Air
produk : Bahan Traso
Kap : 0,3 m3
tipe : standar
pemakaian : semua toilet
warna : Menyesuaikan
f. Kitchen Zink
Produk : Ex. Dalam negeri atau setarafnya
Bahan : Metal/stainlessteel
Pemakaian : Standar
g. Floor Drain
Produk : Ex. Toto atau setarafnya
Bahan : Metal/stainlessteel
Pemakaian : Standar
h. Kran Air
Produk : Ex. Toto atau setarafnya
Bahan : Metal
Type : Standar, dia. .”
Pemakaian : pada Dinding KM/WC
Warna : Standar (metallic)
i. Perlengkapan aksesoris untuk unit-unit tersebut di atas lengkap dari kran sampai pipa
pembuangan. Pipa drain untuk semua unit saniter harus mempunyai leher angsa.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 65 dari 117
Persyaratan Pelaksanaan
a. Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, uraian, dan persyaratan
pekerjaan, spesifikasi pabrik pembuat, serta petunjuk konsultan pengawas.
b. Diperlukan koordinasi kerja dengan disiplin lain, terutama yang bersangkutan dengan pekerjaan
pemasangan, baik jadwal maupun posisi meletakkan peralatan di tempat.
c. Sebelum dan sesudah pekerjaan, semua peralatan harus disetujui konsultan pengawas, serta
dijaga dari kerusakan atau kehilangan sebelum masa penyerahan tiba.
d. Perhatikan semua ukuran, peil, pola, dan syarat lain untuk pemasangan baik di lantai maupun di
dinding/meja beton.
e. Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar tidak terdapat bekas cacat,
noda, atau sumbatan-sumbatan.
f. Sambungan pipa dengan menggunakan ulir terlebih dahulu harus dilapisi dengan Red Lead
Cement dan memakai pintalan atau serat halus. Pada tempat-tempat khusus digunakan
sambungan flanged . Penyambungan ini perlu dilengkapi dengan ring type gasket untuk lebih
menjamin kekuatan sambungan.
g. Dilarang menutup dengan plesteran sebelum diadakan pemeriksaan/pengujian olehkonsultan
pengawas.
h. Semua aksesoris yang terpasang di dinding harus diusahakan tepat di tengah atau pada nad
ubin keramik.
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 66 dari 117
BAB - VI Halaman 73 dari 117
INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

Material
−Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 2"-4" balk pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC class AW. Pipa
PVC ex Maspion,Paralon atau setara uk. Disesuaikan dengan kebutuhan

Cara Pemasangan Pipa.


−Pipa di Dalam Bangunan
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada
tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan
sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi timbunan
minimal 50 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
PERSYAHalaman 74 dari 117
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah
sampai padat. Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat
galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke
atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2% dari titik mula di dalam gedung
sampai ke saluran drainage.

−Pipa Saluran Luapan Septic Tank.


Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan kemiringan 1-2% darititik permulaan
septic tank ke drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90cm, pada
bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut
tidak tertumpu pada pipa.
BAB - VI Halaman 77 dari 117
SPESIFIKASI POMPA AIR

Pompa Air bersih (Delivery Pump).


Jenis : Close Couple
Jumlah : 1 (satu) buah
Head nominal : 90 meter
Kapasitas nominal : 90 l/m
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
BAB - VI Halaman 78 dari 117
Halaman 80 dari 117
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Saklar dan Stop Kontak.


 Bahan Doos. Ex. Broco / setara
b. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII /
LMK.
c. Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu rnenggunakan jenis lampu sesuai
dengan gambar rencana. Armatur lampu Down Pl 11 Watt dia. 125mm, Cup lampu/dudukan mer.
Sek. Artolite, Armatur merk sek. Phillips.
d. Lampu Sorot
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap dengan tiang diperlukan. Di
bagian bawah tiang dipasang box berisi MCB 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 2 x 2,5 mm2 dalam PVC dia .”.
e. AC ( Air Conditioner ) Split
Bentuk dan merk disesuaikan dengan ukuran ½ PK
BAB - VI Halaman 116 dari 117

Anda mungkin juga menyukai