Anda di halaman 1dari 25

METODE PELAKSANAAN

I. LINGKUP PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN


Adapun pekerjaan yang akan dilakukan pada proyek Pekerjaan Konstruksi
Puskesmas Bandaran (Pajak Rokok) adalah:
LANTAI I
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pasang Bouwplank
2. Pembongkaran Beton kolom dan balok existing
3. Pembongkaran Kusen Kayu
4. Pembongkaran Kramik Lama
5. Papan Proyek
II. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
2. Urugan Kembali
3. Urugan Tanah t=100cm
4. Urugan Pasir
III. PEKERJAAN PASANGAN
1. Aanstamping Batu Gunung
2. Pondasi Batu Gunung 1 : 8 t= 1 m
3. Pasangan trasraam 1 : 2
4. Pasangan batu putih 1 : 8
5. Plesteran trasraam l. : 2
6. Plesteran Dinding 1 : 8
7. Acian
8. Railing Tangga
IV. PEKERJAAN BETON
1. Beton kolom praktis 15/15
2. Beton Kolom Struktur 30/30
3. Pondasi Setempat 11 Titik
4. Plat Cantilevel
5. Plat Lantai dan Tangga
6. Balok Latai 15/20
7. Balok Beton 15/30
8. Beton Sloop 15/30
V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
1. Kusen pintu dan jendela kayu Bengkirai 6/15
2. Daun pintu panil kayu Bengkirai
3. Daun jendela kaca kayu Bengkirai
4. Daun Pintu PVC
5. Engsel pintu
6. Engsel jendela
7. Hak angin
8. Pengunci Pintu
9. Pegangan Pintu Kuku Tarung
10. Gerendel jendela
VI. PEKERJAAN PLAFON
1. Rangka Plafond Holo dan Penutup Kalsiboard 6mm
2. List Plafond Gypsum
VII. PEKERJAAN LANTAI
1. Rabatan 1; 3; 5
2. Granito 60/60
3. Keramik Lantai 20/20 KM/WC
4. Keramik Dinding Roman 20/60 Ruangan t= 1,8m
5. Keramik Dinding 20/60 KM/WC t= 1,5m
6. Pas Batu Alam Pilar Teras
VIII. PEKERJAAN CAT-CATAN
1. Cat Tembok
2. Cat Plafond
3, Cat Kayu
IX. PEKERJAAN SANITASI
L. Closet Jongkok Porselin
2. Kran Pendek + Pasang
3. Pipa PVC 0 3/4' Air Bersih
4. Pipa PVC 0 3' Air Kotor
5. Avoer Bak
6, Floor Drain
7. Septic Tank
8, Resapan
X. PKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Box Sekering+MCB lengkap
2. Instalasi titik lampu dan titik stop kontak
3. Stop kontak
4. SakelarTunggal
5. Sakelar Ganda
6. Lampu Dwon Light 9 watt
7. Lampu LED 9 watt
8. Fitting Lampu
XI. PEKERJAAN HALAMAN
1. Urukan Tanah T= 30 cm
2. Paving Halaman t= 6cm
3. Pengunci Paving pas bata 1:8
4. Plesteran 1:8
5. Acian

LANTAI II
I. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Putih 1 : 8
2. Plesteran Dingding 1 : 8
3. Acian
II. PEKERJAAN BETON
1. Beton Kolom Struktur 30/30
2. Plat Cantilivel
3. Balok lantai 15/20
4. Balok Beton 15/30
III. PEKERJAAN ATAP
1. Pasang Rangka Atap Galvalumeh
2. Pas. Genteng Glazur baru
3. Pas. Genteng Bubung
4. Talang Jurai
5. Pas. Kalsiplang 30cm
IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
1. Kusen pintu dan jendela kayu Bengkirai 6/15
2. Daun pintu panil kayu Bengkirai
3. Daun jendela kaca kayu Bengkirai
4. Daun Pintu PVC
5. Engsel pintu
6. Engsel jendela
7. Hak angin
8. Pengunci Pintu
9. Pegangan Pintu Kuku Tarung
10. Gerendel jendela
V. PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka plafond halo dan Penutup Kalsiboutd 6mm
2. List Plafond Gypsun
VI. PEKERJAAN LANTAI
1. Granito 60/60
2. Keramik Dingding Roman 20/60 Ruangan t= 1.8m
3. Pas Batu Alam Pilar Teras
VII. PEKERJAAN CAT-CATAN
1. Cat Tembok
2. Cat Plafond
3. Cat Kayu
VIII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Box Sekering+MCB lengkap
2. Instalasi titik lampu dan titik stop kontak
3. Stop kontak
4. SakelarTunggal
5. Sakelar Ganda
6. Lampu Dwon Light 9 watt
7. Lampu LED 9 watt
8. Fitting Lampu

I.1 Pengendalian Pekerjaan


Dalam melaksanakan pekerjaan pihak penyedia jasa diharapkan mampu
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak
pemilik pekerjaan (owner) / sesuai dengan tuntutan owner. Dalam hal ini pihak
penyedia jasa diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan:
1. Tepat waktu, dimana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal (schedule)
yang telah direncanakan sebelumnya.
2. Tepat biaya, menyangkut efisiensi pengeluaran biaya.
3. Tepat mutu, dimina kualitas pekerjaan tetap terjaga sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan dengan tetap memperhatikanefisiensi biaya.
4. Mengurangi kehilangan jam kerja akibat gangguan kesehatan, keselamatan dan
kecelakaan kerja.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu penanganan yang cukup professional dan
terampil dalam mengolah dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini perlu didukung
pula oleh suatu metode kerja yang tepat guna, dimana di dalam pelaksanaannya
diperlukan suatu kerjasama, koordinasi dan kontrol yang baik oleh semua pihak
yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Kerjasama, koordinasi dan kontrol kerja itu meliputi beberapa aspek, antara
lain:
1. Biaya yang telah dianggarkan
2. Waktu pelaksanaan yang telah ditentukan
3. Kualitas hasil kerja
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Agar kerjasama, koordinasi dan kontrol dapat berjalan dengan baik
dibutuhkan faktor-faktor penunjang lainnya yang juga ikut menentukan, antara
lain:
1. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan
2. Jumlah tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan
3. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
4. Alur pembiayaan/Cash flow
5. Material Flow/pengaturan alur bahan yang digunakan dalampelaksanaan.
Adapun metode pelaksanaan ini memaparkan secara singkat mengenai proses
pelaksanaan pekerjaan proyek

II. TAHAPAN METODE PELAKSANAAN


II.1 PEKERJAAN STRUKTUR
II.1.1 Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisai Peralatan.
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/alat-
alat kerja baik besar maupun kecil yang menunjang proyek baik yang
menyewa maupun milik sendiri.

b. Pengukuran
- Sebelum memulai Pelaksanaan pekerjaan, harus mangadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pemotongan untuk dapat menentukan patok-
patok utama bagi bangunan,
- Pengambilan peil dan pengukuran diambil dari lantai finishing bangunan
yang sudah ada untuk dijadikan dasar peil lantai bangunan baru.
- Untuk bangunan baru peil level bisa diambil dari elevasi jalan yang ada
atau dari BM sebagai acuan penentuan elevasi Nol lantai finishing,
- Melakukan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak bangunan yang ada, letak batas-batas tanah dengan
mengunakan alat optik, level dan theodolit.
- Menentukan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/theodolit tipe 2.
- Pengukuran sudut dengan siku-siku dengan prisma atau benangsecara
azas segi tiga phytagoras
- Instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat
pekerjaan proyek.
- Hasil pengukuran dituangkan kedalam gambar Shopdrawing dan Berita
Acara pengukuran sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.
c. Pemasangan Bouwplank
- Boplang (bahasa belanda : bouwplank) terdiri dari papan yang lurus dan
datar biasanya pada sudut- sudut atau keliling gedungyang direncanakan
dan dipasang dengan paku pada pancang- pancang kayu berjarak kira -
kira 1.00 m dengan tingginya ± 50 cm diatas titik banguan tertinggi pada
lapangan. Bouwplank dipasang cukup jauh dari rumah yang akan
dibangun, sehingga pada waktu menggali pondasi tidak terkena, karena
itu sebelum memasang bouwplank harus ditentukan secarakasar titik
ujung lubang bangunan.sebagai pokok kemudiandipasangkan dua paku
yang merupakaan garis utama garis pertengahan dinding maka garis itu
hilang sesudah dinding-dinding rumah mencapai setinggi bouwplank.
- Bauwplank berguna untuk menentukan titik ukur (elevasi) dari suatu
kerjaan bangunan, baik itu kedalaman pondasi, tinggi lantai, Beda lantai
terhadap muka jalan, dan juga sebagai pembatas area pekerjaan terhadap
lingkungan sekelilingnya. Bouwplank dipasang dengan jarak > 1cm dari
galian pondasi, supaya bouwplank tidak roboh karena galian dan tetap
berdiri kokoh sehingga bisa dipergunakan sebagai acuhan sampai
pekerjaan pembangunan selesai.
- Papan patok ukur/ bouwplank dibuat dari kayu terentang dengan ukuran
tebal 3 cm dipasang pada patok balok kayu terentang 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1,50 m tertancap ditanah sehingga tidak dapat
digerakkan atau diubah.
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan /atau
rata waterpass.
d. Pembersihan Lokasi
Pembersihan yaitu pembersihan yang dilaksanakan setelah semua kegiatan
pelaksanaan pekerjaan tampak bersih serta hasil kegiatan pekerjaan dapat
berfungsi seperti yang dinginkan atau yang disebut Full Clearing.
Papan nama provek diperlukan agar masyarakat kegiatan pembangunan itu
untuk apa dan Iegalitasnya.
II.1.2 Pekerjaan
a. Pekerjaan Galian Tanah
Lingkup pekerjaan:
- Pekerjaan galian tanah ini dilakukan setelah pekerjaan persiapan selesai
dikerjakan.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu
untuk pekerjaan ini.
- Pekerjaan ini melipuli seluruh pekerjaan galian tanah pondasi dan sloof untuk
pekerjaan sub struktur, galian untuk saluran.
Pelaksanaan pekerjaan:
- Dilakukan marking area dengan menentukan elevasi bantu sebagai patokan
dasar Nol lantai bangunan.
- Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank
pada area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat.
- Menentukan lebar dan kedalaman galian tanah yang akan digali yang
mengacu pada bowplank
- Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk
kerapian dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi.
- Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian
tanah.
- Bagian tanah yang digali adalah Pondasi Batu Gunung yang dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power),
- Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan
pasasangan pondasi kearah memanjang/sejajar arah lajur memanjang dan
melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan sementara disisi lubang galian
dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan dump truck
- Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar
& pohon-pohon yang terdekat dibagian pondasi yang akan diiaksanakan
akan dipotong dan dibuang. Bekas pipa saluran yang tidak dipakai akan
dibung juga.
- Galian pondasi yang masih menganga akan diberi rambu agar pekerja tidak
terjatuh kedalam lubang galian.
- Galian tanah ini meliputi galian pondasi dan sloof untuk pekerjaan sub
struktur, galian untuk saluran.

b. Urugan Tanah Kembali


- Material tanah untuk urugan/timbunan diambilkan dari tanah asli galian
penimbunan dilakukan pada bagian-bagian peil yang terlalu rendah dan
penimbunan kembali sisi luar dan dalam pasangan batukali atau pondasi
setempat. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan kedalaman 30 cm,
tiap-tiap lapis diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan mesin
pemadat sehingga mencapai kepadatan yang sempurna,
- Tanah dibasahi dengan air agar tanah benar-benar padat dan rata.
- Pengurugan tanah ini pekerjakan setelah pekerjaan pondasi selesai
dikerjakan.

II.1.3 Pasangan Batu Gunung


Pondasi juga bias dibuat dari bata merah berkualitas tinggi.
Tingginya pondasi paling sedikit lima lapisan batu dengan pengaturan batu yang
betul dan adukan yang sesuai dengan aturan.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu gunung ini dikerjakan setelah'pekerjaan
pasangan galian. Pemasangan batu gunung harus mengikuti peraturan atau
tahapan yang lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan
penarikan benang agar diperoleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan batu
gunung harus lurus, rata horizontal maupun vertikal.
Cara pelaksanaan pasangan batu gunung:
- Pemasangan bowplank jarak 10 m untuk menentukan AS bahan/pemasangan
turap, level pinjaman untuk menentukan ketinggian/kedalaman pondasi batu
gunung
- Pekerjaan galian tanah pondasi pondasi batu gunung.
- Pasang profil dari papan dengan diberi garisan setiap 30 cm agar pemasangan
batu gunung lurus sesuai dengan kemiringan yang diinginkan (spesifikasi),
pasang turap batu gunung belah mengikuti pasangan profile dan garisan untuk
tarikan benang agar pasangan lurus dan baik.
- Beri/anrisipasi bila ada jalur pipa Air kotor/Air hujan agar segera dipasang.
- Pemberian deletasi pada pasangan batu gunung talud dengan jarak per 25 m.
- Landasan dari adukan seman setebal paling sedikit 3 cm ditempatkan pada
dasar landasan dan dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupahingga
batu permukaan selalu tertanam pada adukan tersebut sebelum mengeras. Batu
ditanam dengan kuat dan satu dengan yang lainnya bersinggungan untuk
mendapatkan tebal yang diinginkan dari lapisan yang diukur tegak lurus
terhadap lereng.
- Tambahan adukan harus dipasang untuk mengisi rongga yang ada diantara
batu-batu dan diakhiri hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
menutup batunya.
- Penampang batu luar dengan menggunakan batu segi enam dengan jarak antar
batu 1,5 - 2,0 cm,
- Ujung dasar dinding yang dipasang dalam galian dimana dukungan tanah atau
cetakan lain disediakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau
cetakan dengan adukan setebal 60% dari ukuran maksimum dari batu dan
langsung menempatkan batu pada adukan yang baru dipasang.
- Adukan selanjutnya segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sehingga
cetakan tersebut terisi. Adukan selanjutnya harus segera ditambah sampai
kebagian atas sehingga memperoleh permukaan yang rata. Urukan kembali
disekitar struktur yang telah selesai akan dipadatkan.

II.1.4 Pekerjaan Pembesian


Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton
tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus
dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling
yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
 Ukuran diameter baja tulangan
 Kualitas baja tulangan
 Kuantitas baja tulangan
 Penempatan/pemasangan baja tulangan
Proses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besitulangan,
sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar
pelaksanaan (shop drawing). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut:
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah
yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga
gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang
sambungan lewatan diambil 40D (D=diameter penampang baja tulangan).
b. Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis
sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal
mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak
menyulitkan dalam pelaksanaan lapangan.
c. Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton
agar waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan,
jepit dan kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.
Cara pelaksanaan pasangan pembesian adalah sebagai berikut:
a. Penekukan Besi Beton:
- Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai bentuk
dan ukuran sesuai gambar, serta diletakkan dan diikat dengan tepat pada posisi
sesuai gambar, sehingga selimut beton akan selalu tetap terpelihara dan
terpenuhi.
- Besi beton tersebut di tekuk dengan mesin bar bending setelah besi beton
ditekuk tidak boleh diluruskan kembali.
- Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk pembesian sebelum besitulangan
tersebut terpasang.
- Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun
tulangan geser.
- Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan
kawat beton.
- Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.
- Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan
sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.
- Pembesian kolom dalam pemasangan ini harus diikutsertakan dalam
pengecoran karena merupakan satu kesatuan dengan pembesian sloof.
b. Pemasangan Besi Beton:
- Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak minimum yang terdapat
antara permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan
beton yang terkecil atau terdekat spesifikasi untuk setiap bagian dari masing-
masing pekerjaan beton. Syarat-2 ketebalan selimut adalah:
 Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah t=50mm
 Balok pondasi, pelat, pondasi, Poer t=50mm
 Balok, kolom yang berhubungan atau terkena langsung dengan cuaca
t=50mm
 Balok, kolom yang tidak berhubungan atau tidak terkena langsung dengan
cuacat=50mm
 Pelat, dinding beton/wall yang tidah berhubungan langsung dengan cuaca
t=50mm

II.1.5 Pekerjaan Bekisting


Dalam pembuatan bekisting agar tercapai hasil yang baik dan memuaskan, perlu
beberapa yang diperhatikan, yaitu:
- Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar.
- Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban- beban lainnya.
- Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapa menghasilkan bentuk
yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton.
Bahan dan alatyang digunakan:
1. Multiplek
2. Kayu kaso
3. Kayu balok
4. Mouid Oil
5. Alat Bantu lain
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal.

II.1.6 Pekerjaan Beton


Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan
tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak
untuk semua sloof dan kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan
mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke
kolom berikutnya. Penuangan spesi beton ke pondasi beton dengan
menggunakan talang cor dan dalam pelaksanaan ini kami men gunakan beton
campuran menggunakan molen.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
- Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
- Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan "kaki ayam" yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup
kokoh menahan beban.
- Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
- Melakukan pemadatan beton dengan menggunakan vibrator concrate untuk
menghindari terjadinya keropos pada beton,
- Dalam jangka waktu 3 (tiga jam) setelah berlangsung pengecoran beri
pelembapan pada beton tersebut dengan memberi karung goni atau diberi
genangan air hingga umur beton mencapai 7 hari, hal tersebut untuk
menghindari terjadinya retak pada beton akibat susut beton.
II.2 PEKERJAAN ARSITEKTUR
II.2.1 Pasangan Batu Bata
Pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pasangan batu kali dan
pengecoran beton slof selesai, tata cara pemasangan batu bata harus
mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan serta dibantu dengan
pemasangan profil dan penarikan benang agar diperoleh hasil pasangan yang
baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertical,
setiap pasangan bata seluas 9 m2 atau dinding dengan lebar 3 m' harus
diberikan kolom praktis, pada tumpuan untuk bentung lebih dari 1 m' diberi
balok lati demikian juga halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada
dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan batu bata
adalah 1Pc:3Kp:10Ps, dan 1Pc:4Ps untuk pasangan biasa, lPc:3Ps untuk
pasangan Rollag, pekerjaan pasangan batu bata yang diperkenankan dalam
satu hari maksimum tidak lebih dari 1 m'. Pekerjain pemasangan Batu bata ini
meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal 1/2, dan batu pada seluruh detail
yang disebutkan/ditujukan pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
/konsultan Pengawas.
Cara-cara Pemasangan batu bata:
1. Dibuat marking- sebagai tanda "as" dari dinding dan untuk menjamin Siku
(sudut) dari setiap pertemuan dinding.
2. Semua pasangan tembok dibuat tebal kurang lebih 14 cm. pekerjaan
dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuran,
ketebalan dan ketinggian yang tercamtum dalam gambar-gambar.
3. Batu bata pc atau batu cetak dipasang dengan loncatan 1/2 bata untuk
tembok. Siar - siar tebal 10 mm dan merata padat.
4. Tiap tahap pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian
1m.
5. Setelah bata terpasangan dikerokse dalam 1 cm untuk baik dan dibersihkan
dengan bata disiram air. Dengan adukan, naad/siar-siar harus menjamin
plesteran ke dinding dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan
6. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksium
24 lapis/harinya, serta diikuti dengan koor kolom praktis. bidang dinding
batu bata tebal 2 BT yang luasnya maksimal 12 m5 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat praktis dengan ukuran 15 x 15 cm, dari tulangan
poko 4 (empat) buah, diameter minimum 10 mm, ringdiameter 8 mm jarak
antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 meter. Serta diatas
kusen pintu dan jendela dipasang balok praktis dengan ukuran yang Sama'
7. Bagian pemasangan Batu bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan
harus dibuat steck besi beton 4 - 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan lain hal ditentukan oleh Direksi/konsultan Pengawas.
8. Pasangan dinding gatu bata tebal 2 BT harus menghasilkan dinding finish14
cm setelah diplester (lenkap acian) pada kedua belah sisinya, Pelaksanan
pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai
serta merupakan bidang rata.
9. Pasangan dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9m5 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/plester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diijinkan
minimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).
10. Batu bata 1 bata merah yang digunakan ukuran nominal 5 x 72 x 22cm,
harus siku, sama ukuran dan sama warnanya,

II.2.2 Plester Dinding


Metode Pelaksanaan pekerjaan plester dinding:
- Peralatan:
1. Meteran
2. Jidar Aluminium
3. Roskam Besi
4. Kertas Semen
5. Benang
- Bahan - Bahan yang digunakan:
1. Triplek
2. Kawat ayam (jika pleseran lebih dari 3 m)
3. Air
4. Semen
- Pelaksanaan:
1. Pasangan batu bata sesuai shop drawing
2. Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di
kehendaki.
3. Membuat caplaan dari adukan ukuran L0 x 10 cmT dengan potongan triplek 2
x 5 cm diatasnya sesuai ketebalan plesteran
4. Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas Dan bawah)
dengan memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan
menyesuaikan plesteran antar kepalaan.
5. Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan ± 24 jam,
6. Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
7. Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4
hari
8. Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata
9. Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan
menutup seluruh pori-pori plesteran
10. Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
11. Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan
rata
12. Biarkan ± 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali
hilang/berkurang. (Note: pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan
perubahan warna)
13. Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan
mesin potong keramik /cutter
14. Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas,
15. Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air/mal
yang ukurannya sesuai dengan ukuran tali air
II.2.3 Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen pintu dan jendela, daun pintu kaca, daun
pintu jendela dan semua assesories penggantung dan pengunci daun pintu dan
jendela pemasangan partisi , Bahan Kusen pintu , dan jendela adalah
menggunakan kayu kempas 6/15 Untuk bahan pengunci dan penggantung
menggunakan bahan berkualitas baik.
Ukuran, macam dan penempatannya, disesuaikan dengan gambar, Hal yang perlu
diperhatikan adalah tiap sudut harus siku, serta ukurannya harus disesuikan
dengan kusennya, sehingga kalau dipasang harus presisidan tidak ada rongga
(rapat).
Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
 NI – 3 – 1970
 NI – 5 – 1961
 SII – 0458 – 8
 PUBI – 1982 pasal 37
Kayu-kayu yang akan digunakan kayu jati lokal, utuh, tanpa cacat atau cela
seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melihat melalui proses pengawetan
dan telah diberi bahan anti rayap. Semua lubang-lubang cacat di tempat bekas
paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dan lain-lain harus ditutup
dengan dempul/sealer hingga rapi kembali,
Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap
dinding, sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri
penguat berupa besi atau paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya
dinding sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.
Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu
dan jendela akan kami pasang dengan rapi dan kuat agar accessories pintu dapat
bekerja dengan baik
Urutan Pemasangan kusen kayu:
- Beri tanda dimana kusen akan di pasang
- Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar
tidak bergerak dan tetap tegak
- Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap
- Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau
kiri, kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas,
- Pasang bata dan kawat pengikat (angkur) yang dipasang pada setiap 4 atau Lima
lapis batu.
- Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga dengan
demikian kusen akan menjadi massif, kuat dan kokoh

II.2.4 Pekerjaan Penutup Atap


Tiga komponen penyusun atap:
1. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang
menahan/mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi
rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan
beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok-
balok (dari ayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal -kecuali pada
struktur atap dan beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah
gording kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan
pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,
disebut dengan istilah kuda- kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,
fungsinya untuk menyangga rangka atap, Sebagai pengaku, bagian atas kuda-
kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya
dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirkan beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu: struktur dinding (sopi-sopi)
rangka kayu, kuda-kuda dan rangka kayu, struktur baja konvensional
struktur baja ringan. Diluar itu ada pula struktur dak beton yang biasa
digunakan untuk atap datar, Atap dan bagian-bagiannya:
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada
proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap reng
usuk orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.
Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-
kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di
atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia,
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework
yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.
c. Usuk/kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm
dan panjang maksimal 4 m, usuk dipasang dengan jarak 40 s,d, 50 cm antara
satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording.
Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada
kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk
menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.
d. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m, Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng
atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan dengan penutup dari
genteng, Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak
menyesuaikan dengan panjang dari Penutup atapnya (genteng)
e. Penutup atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap penutup atap
harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air
selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dan pengujian serapan air
dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung
berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari
bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca.
2. Penutup atap (genteng, polikarbonat);
Penutup ini merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan
sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada
berbagai pilihan penutup .atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda.
Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah
fakktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangun
dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin, pansa, hujan). Faktor lain adalah
kecocokam / keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari
penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya konstruksi
kuda-kuda, ukuran reng dan sudut kemiringan.
3. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis:
- Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal
- Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak
berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap,
batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan
posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan
kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika,
lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan
genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi
akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokohdan awet/
tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam
merancang bentuk dan konstruksi atap / bangunan. Keberadaan atap pada
rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi
seisi rumah dari gangguan cuaca (panas, hujan dan angin). Oleh karena itu,
sebuah atap harus benar-benar kokoh / kuat dan kekuatannya tergantung
pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondiisi iklim perancangan
atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran dan
teknik pengerjaan.
II.2.5 Pekerjaan Finishing Lantai
Pemasangan lantai keramik dimulai dengan perencanaan memasang
markingline, yaitu garis – garis panduan untuk memasang keramik, sambil
menentukan starting pointnya. Semua pemasangan ini mengacu pada rencana
elevasi lantai dan as ruangan.
Pemasangan lantai keramik dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Disiapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari garis dengan
menetapkan pola susunan keramik (lurus, miririg dan lain sebagainya)
- Keramik yang akan akan dipilih/disortir lebih dahulu yang meliputi warna,
ukuran. Keramik yang ukurannya tidak sama disisihkan untuk tidak dipakai.
Keramik direndam dalam bak air dibasahi terlebih dahulu, kemudian
ditaburkan adukan untuk memasang keramik
- Taburkan semen diatas, adukan yang sudah rata, agar air dipermukaan
adukan diubah menjadi pasta, hal ini untuk memperkuat ikatan keramik
dengan adukan.
- Grouting naad dilakukan dengan semen berwarna.
Metode Pelaksanaan:
1. Planning
 Menentukan sisa potongan keramik harus ½ badan keramik
 Menentukan nad keramik seragam
 Menentukan agar perampatan keramik bertemu
 Menentukan tata letak sanitasi dan fixture: harus diperempatan atau
ditengah badan keramik.
 Menentukan titik awal pemasangan keramik.
2. Bahan Yang Digunakan
 Keramik
 Semen pc
 Air
 Aditive
3. Alat Yang Digunakan
 Jidar aluminium
 Bak air (air)
 Tempat dudukan / tatakan keramik
 Benang atau senar
 Palu karet
 Sendok spasi
 WaterPass
 Sekop
 Busa / spon
 Kain/ lap basah
4. Pelaksanaan
 Siapkan alat- alat yang digunakan
 Pahami gambar kerja pola pemasangan
 Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman:
 Ukuran / dimensi
 Presisi
 Warna
 Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air ember selama 1 jam
 Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat tatakan keramik,
setelah proses perendaman
 Tentukan garis Peil
 Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai
 Pasang benang arah horizontal dan vertical pada lantai sesuai elevasi pada,
shop drawing, kedudukan benang harus datar dan ssiku apabila dinding
yang ada adalah dinding keramik maka kedudukan nad lantai harus
disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
 Pasang keramik sebagai kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang.
 Cek kesikuan dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan water
pass
 Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/spasi
 Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,
usahakan supaya tidak ada las- lasan
 Jika keramik sudah terpasang semuanya ketuk keramik dengan palu karet,
untuk meratakan permukaan
 Setelah itu cek kerataan dengan waterpass
 Bersihkan permukaan dengan lap / kain basah,
 Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya lantai), maka buat
deletasi,
 Kemudian siapkan isian / bahan corn ad pada bak pada ember dan aduk
hingga rata.
 Setelah adukan rata, isi sela- sela nad dengan bahan cor nad dengan
menggunakan sendok spesi (sekop). Pengisian nad dilakukan apabila
kedudukan keramik telah kuat / spesi telah kering
 Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape,
 Diamkan dan tunggu benar benar kering, setelah kering bersihkan dengan
menggunakan lap.

II.2.6 Pekerjaan Plafon


Metode pelaksanaan:
1. Pemasangan dimulai dengan menentukan ketinggian plafon yang diinginkan.
2. Dilanjutkan dengan memasang Wall Angle di sekeliling dinding ruangan,
3. Setelah itu kita membuat pola atau
4. Sehingga pola menjadi presisi dan jarak sisi kanan dan kiri sama.
5. Langkah berikutnya adalah mengantung dan menarik hanger dari rangka
kuda- kuda atau langit- langit (hanger ini berfungsi sebagai penggantung
rangka utama), berupa batang Main Runner.
6. Main Runner dipasang setiap jarak 100 cm. Pemasangan di mulai dari As
ruangan,
7. Kemudian Cross (tee) runner dipasang kebatang Main runner yang sudah
siap, secara menyilang setiap 60 cm.
8. Jarak pemasangan main tee maksimal sejauh 60 cm antara satu dengan yang
lain.
9. Setelah semua system dipasang dengan baik, kemudian pastikan semua
komponen Mekanikal dan Elektrikal sudah terpasang dengan baik
10. Setelah pekerjaan diatas selesai, baru dikerjakan proses pemasangan board
GRC/ Ceiling panel,
11.2.7 Pekerjaan Pengecatan
1. Cat kayu & besi
Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan
bahan/alat mesin amplas electric yang bermutu baik, sampai merupakan
bidang permukaan pengecatan yang halus dan licin, segala persiapan
pengecatan telah memenuhi persyaratan dengan baik. Bidang permukaan
pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar- benar bebas dari
minyak, dan sebagainya serta kering betul. Harus dihindarkan adanya celah-
celah,/pori-pori serat kayu pada pengecatan,
Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis atau hingga dicapai hasil
pengecatan yang tebal, rata dan sama warnanya. Lapis pengulangan
dilaksanakan setelah minimum 6 jam kemudian dan maksimum setelah dua
hari dari pengecatan awal. Pengecatan harus dilakukkan sejauh mungkin dari
pengaruh pekerjaan lain serta jauh dari tumbuh- tumbuhan.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut;
a. Pengerjaan permulaan/cat dasar besi
Segera seteiah besi dibersihkan permikaan besi diberi cat dasar Menie
sebanyak 2 lapis dengan tebal 30-35 micron. Kayu yang telah diberi cat
kasar sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat dasar yang
tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan sikat baja dan segera
diberi cat dasar baru. Apabila dipergunakan kayu yang telah dicat maka
harus dicuci bersih. Semua pengecatan dasar ini harus secapatnya
dilengkapi dengan sistim pengecatan yang sudah ditentukan.
b. Lapisan Pertama
Pelaksanaan pekerjaan dengan spraygun setelah kondisi 75 – 90 kering
Perrnukaan dibersihkan dengan kain lap hingga bersih. Untuk
mendapatkan warna yang lebih tua, pekerjaan woodstain harus terulang
kali atau minimum tiga kali. Warna ditentukan kemudian tunggu hingga
lapisan kering betul sebelum pelapisan selanjutnya.
c. Lapisan Kedua
Cat dasar dari jenis sanding sakelar.Tujuannya untuk menutupi pori - pori
atau celah kayu sehingga terbentuk dasar yang halus.
Pelaksanaan pekerjaan adalah thinner dengan perbandingan 7 : 1. Tunggu
hingga lapisan kering betul sebelum pekerjaan selanjutnya.
d. Lapisan ketiga, keempat, dan kelima
Cat akhir/finish, pelaksanaan pekerjaan dengan spraygun. Pengenceran
adalah thinner super, Bila musim hujan dengan kelembaban sangat tinggi
harus ditambahkan 5% retarder RD 02.
Tenggang waktu antara lain pelapisan adalah minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.
2. Cat dinding / tembok
Pengecatan dinding dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat
dan dalam kondisi kering.
b. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller, pemakaian kuas hanya
untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.
c. Pengecatan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali.
Pamekasan, 12 Agustus 2016
CV. CAHAYA HATI

FAIZAL ARIFIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai