Anda di halaman 1dari 14

Metode Pelaksanaan Gedung

1.1 Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan

Sebelum pelaksaan pekerjaan suatu proyek konstruksi, pekerjaan pertama yang


dilakukan yaitu persiapan. Pekerjaan persiapan ini krusial dalam suatu proyek karena dapat
mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan keseluruhan. Tentunya pelaksanaan pekerjaan
persiapan ini tidak dilakukan untuk pelaksanaan pembangunan gedung saja, tapi juga pada
pekerjaan pembangunan konstruksi lainnya juga, mau proyek tersebut besar atau kecil.

Dalam pekerjaan persiapan ini, ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan proyek konstruksi, antara lain yaitu kesiapan, pembersian, pengukuran tapak,
pembuatan bowplank, dan direksi kit, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1.1.1 Persiapan Tapak

Pekerjaan ini merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam setiap proyek
konstruksi. Langkah-langkah ini dirancang untuk menyiapkan area konstruksi sebelum
dimulainya pembangunan fisik suatu konstruksi. Salah satu aspek utama dari pekerjaan
mempersiapkan tapak adalah survey dan evaluasi kondisi. Ini melibatkan identifikasi
karakteristik kondisi lingkungan sekitar, serta penilaian potensi risiko dan tantangan yang
timbul selama proses konstruksi. Selain itu, pembebasan lahan juga merupakan bagian
integral dari persiapan tapak, yang dilakukannya pembersian area untuk memastikan area
konstruksi siap digunakan.

Selanjutnya, pekerjaan persiapan tapak mencakup penyiapan infrastruktur dasar yang


diperlukan untuk mendukung kegiatan konstruksi. Ini termasuk pembangunan akses jalan,
penyediaan jaringan listrik, air, dan sanitasi, serta persiapan saluran drainase. Infrastruktur ini
merupakan prasyarat penting yang harus dipenuhi sebelum memulai pembangunan fisik,
karena akan memastikan kelancaran proses konstruksi dan kenyamanan bagi para pekerja.
Dengan mempersiapkan tapak dengan teliti dan terencana, tim konstruksi dapat mengurangi
risiko dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

1.1.2 Pekerjaan Pembuatan Bowplank

Pembuatan bowplank, merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi proyek yang
meliputi pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, seperti pengukuran batas
luas lahan, as bangunan, dan selanjutnya akan dilakukan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya
yang salah satunya untuk pengerjaan timbunan dan galian. Bowplank berupa papan yang
terbuat dari material kayu, bowplank ini memiliki fungsi untuk memberi titik as pada
bangunan yang harus sesuai dengan gambar denah yang telah direncanakan.

Gambar 1.1 Contoh Pembuatan Bowplank

Sumber : Google (2024)

1.1.3 Direksi Kit

Direksi kit adalah kantor pada lapangan yang dibuat untuk para pekerja konstruksi
dan merupakan infrastruktur penunjang selama proses pembangunan suatu proyek. Bangunan
ini hanya bersifat sementara, yang keberadaannya itu sebagai keharusan dalam rencana
persiapan proyek pembangunan konstruksi. Yang memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Kantor administrasi, dalam berjalannya proses konstruksi administrasi diperlukan untuk


proses surat menyurat, termasuk perizinan terhadap proses pekerjaan konstruksi. Kantor ini
sangat dibutuhkan untuk proses tersebut.

2. Pemantauan, kantor lapangan juga berfungsi sebagai pemantauan selama proyek


berlangsung. Konsultan memanfaatkan infastruktur ini untuk mengawasi jalannya konstruksi,
serta memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana, dan membuat laporan dari progress suatu
proyek

3. Pusat koordinasi dan komunikasi, didalam suatu proyek konstruksi, ada banyak pihak yang
terlibat didalamnya seperti konsultan, arsitek, kontraktor, dan instansi pemerintah yang
terlibat. Maka fungsi dari kantor lapangan ini sebagai wadah untuk berkomunikasi,
koordinasi, serta mengevaluasi seluruh kegiatan dari proyek.

4. Tempat bersitirahat, infrastruktur ini juga berguna bagi para pekerja untuk beristirahat,
serta dapat menghemat waktu dan tenaga mereka.
1.2 Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

1.2.1 Pekerjaan Tanah

1.2.1.1 Galian Tanah

Setelah dilakukannya pekerjaan persiapan selesai, hal yang dilakukan selanjutnya


dilakukan adalah galian tanah. Pekerjaan galian tanah ini diperuntukkan untuk pondasi,
galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat. Penggalian dilakukan sesuai
dengan gambar rencana pondasi yang telah di setujui.

Pada pekerjaan galian pondasi dilakukan persiapan terlebih dahulu. Pada teknis ini
dilakukan perencanaan urutan penggalian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat
penimbunan tanah hasil galian sementara, sebelum diangkat keluar dari site, juga tempat
penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang. Berikut adalah urutan
pembuatan galian

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan

2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan
kedalaman yang disyaratkan

3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.

4. Cek posisi, lebar, kedalaman dan kerapiannya, sesuai dengan rencana.

Gambar 1.2 Galian Tanah

Sumber : Google (2024)


1.2.1.2 Urugan Pasir

Pada permukaan tanah yang telah dilakukan galian diatasnya akan diberikan pasir
urug, yang dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, sehingga bebanyang dipikul
permukaan tanah merata. Adapun proses pekerjaan urugan pasir sebagai berikut :

1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban
yang optimum untuk pemadatan.

2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.

3. Jika diperlukan ulangi Langkah 1 dan 2 sehingga didapat tebal pasir urug seperti yang
direncanakan.

1.2.2 Pekerjaan Pondasi

Dalam membuat pondasi, harus diketahui terlebih dahulu jenis tanah pada lahan
tersebut merupakan tanah keras, tanah basah atau tanah berawa. Agar pondasi kuat menahan
bangunan diatasnya, maka pondasi ditanamkan secara dalam pada tanah tersebut. Pondasi
juga dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Pondasi Dangkal

Pondasi ini dipakai untuk bangunan yang tak terlalu besar. Jadi pondasi ini tak akan
menanggung beban terlalu besar. Contoh bangunannya adalah rumah. Pondasi dangkal bisa
pula dipakai untuk aplikasi bangunan di atas tanah yang sifatnya keras

2. Pondasi Dalam

Bentuk struktur pondasi gedung ini dipakai pada bangunan tanah yang karakternya
lembek. Agar pondasi kuat menahan bangunan di atasnya, maka pondasi ditanamkan secara
dalam pada tanah tersebut. Selain itu, aplikasi pondasi dalam juga diperuntukkan pada
bangunan dengan bentangan cukup lebar. Bangunan bertingkat pun juga direkomendasikan
memakai pondasi dalam.

Dari dua jenis pondasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pondasi dipilih berdasarkan
jenis tanah dan juga jenis bangunan. Karena dalam metode pelaksanaan gedung maka yang
diperlukan adalah pondasi dalam.
1.2.3 Pekerjaan Struktur Beton Bertulang (Ratri)

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural

Pekerjaan arsitektur merupakan pekerjaan non structural, yang dilakukan setelah


pekerjaan struktur telah dilakukan, pekerjaan ini sering disebut dengan finishing. Pada
pekerjaan ini terdapat beberapa pekerjaan sebagai berikut :

1.3.1 Pekerjaan Dinding

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding diperlukan beberapa peralatan yang digunakan


sebagai berikut :

1. Trowel

2. Palu Karet

3. Water pass

4. Besi siku

5. Gegaji

6. Ramset

7. Garukan Perata

Pemasangan dinding juga diperlukan hal-hal yang diperhatikan agar dalam pemasangannya
tidak mengalami kerusakan atau kegagalan, berikut adalah hal-hal yang diperhatikan :

1. Pemasangan habel harus zig-zag dengan overlap yang diijinkan min.10 cm

2. Derah pertemuan antara habel dan struktur harus diberikan adukan elastis 1 pc : 6 ps

3. Hasil akhir pemasangan habel yang benar ditandai dengan tidak adanya lubang-lubang
sinar yang muncul dari dinding permukaan pasangan hebel.

4. Penggunaan beton praktis mengikuti aturan dari pabrik habel.

5. Pemasangan habel yang baik adalah dengan menggunakan alat trowel selebar tebal hebel.

6. Pm-100 yang menempel pada hebel yang akan direkatkan satu dengan yang lain harus
dalam kondisi beralur- alur agar pada saat direkatkan dan kemudian dipukul-pukul dengan
palu karet akan menghasilkan rekatanya benar-benar rapat (tidak ada celah).
Gambar 1.3 Pemasangan Dinding Hebel

Sumber : Google (2024)

1.3.2 Pekerjaan Finishing Dinding

Setelah pemasangan dinding, hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan difinshing.
Sebelum dilakukan pekerjaan ini, diperlukan alat kerja dan juga persiapan. Berikut alat yang
diperlukan untuk melakukan plesteran :

1. Steger
2. tangga kerja
3. Molen kecil
4. Meteran
5. Siku besi
6. Ember
7. Palu & paku
8. Waterpas
9. Kawat ayam
10. Benang
11. Dolak/alat takar
12. Unting-unting/lot
13. Kotak tempat adukan
14. Drum air
15. Sendok semen&roskam
16. Alat penampung adonan yang jatuh
17. Selang plastic
18. Jidar alumunium

Alat-alat yang telah dipersiapkan maka dilakukanlah persiapan pekerjaan sebagai berikut :

1. Umur pasangan batu bata minimal 1 hari (24jam) dan dinding beton minimal 14 hari.
2. Bersihkan area plesteran dan permukaan dindingnya dari kotoran dengan sapu lidi.
3. Pada dinding beton, permukaannya terlebih dahulu diciping atau dapat juga dikamprot
dengan bahan tile additive, lalu dibiarkan selama 24 jam sampai kering.
4. Apabila terdapat pertemuan antara dinding beton dengan pasangan batu bata dan tidak
ditentukan dalam spesifikasi serta tidak ada tali air, maka sepanjang pertemuannya
dipasang kawat ayam dengan cara dipaku.
5. Berilah marking bidang yang akan diplester dengan memaku keempat sudutnya dan
jika tidak ditentukan di spek, pakukan sudut atas 25m lebih tinggi dari elevasi
plafondnya. Kemudian tariklah benang horisontal dan vertikal dari paku satu ke yang
lain. Jarak antara benang dan permukaan dinding merupakan ketebalan plesteran
nantinya.
6. Pasanglah alas kayu untuk menampung adonan yang jatuh.
7. Periksalah vertikalitas benang dengan dilot
8. Tariklah benang berikutnya pada keempat sisi bidang plesteran dengan jarak 5cm dan
benang horisontal dan vertikal selanjutnya ditarik dengan jarak antar benang 1,5m.
Kemudian siramlah dinding yang akan diplester dengan air bersih.
9. Persiapkan adukan plesteran sesuai spesifikasi di dalam kotak kayu tempat adukan
atau menggukan molen kecil dan adonan haruslah rata, homogen dan tidak
menggumpal. Jika adonan terlalu kental, boleh ditambahi air sedikit selama umur
adonan belum melebihi ½ jam sejak awal pengadukan. Umur adonan dan tidak boleh
lebih dari 2jam, karena daya rekatnya ,emjadi berkurang, oleh sebab itu, buatlah
adonan secukupnya
Gambar 1.4 Persiapan Plaster

Sumber : Elita

Selanjutnya pelaksanaan pekerjaan pelesteran dinding dengan runtutan sebagai berikut :

1. Buatlah caplakan pada setiap persilangan benang dan ratakan permukaan adukan
dengan sendok semen sampai mencapai ketebalan yang diinginkan (jarak antara
benang dan permukaan dinding)
2. Buatlah caplakan pada setiap persilangan benang dan ratakan permukaan adukan
dengan sendok semen sampai mencapai ketebalan yang diinginkan (jarak antara
benang dan permukaan dinding)
3. Pada pertemuan 2 dinding di sisi dalam, buatlah salah satu klabangan mepet dengan
siku dalam pada dinding, dan berkaitan jarak 5cm untuk klabangan dinding
berikutnya.
4. Sebelum melaksanakan plesteran, cek kelembaban pada dinding yang akan diplester
dan jika diperlukan siram lagi dinding dengan air bersih. Lakukan plesteran dengan
mengguinakan sendok semn atau roskam, ratakan serta padatkan permukaan dengan
jidar aluminium. Pada pertemuan anatra sudut, plesteran dibuat dengan lurus.
Gambar 1.5 Pelaksanaan Plesteran

Sumber : Elita

1.3.3 Pekerjaan Plafond

Pekerjaan arsitektural salahsatunya dengan pekerjaan plafond, dimana pekerjaan ini berfungsi
untuk menampilkan keindahan atap dalam suatu bangunan. Berikut adalah cara pemasangan
plafond :

1. Tentukan elevasi plafon dan buat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruang serta
titik-titik palu dengan jarak sesuai shopdrawing.
2. Pasang paku kait pada marking titik-titik yang ada
3. Pasang penggantung rangka plafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster
dengan posisi tegak lurus.
4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angel profil L 40x40 mm atau Moulding
Profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan benang sebagai
pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
6. Pasang frame utama / Top Cross Rail dengan jarak yang telah ditentukan dalam
gambar
7. Pasang rangka pembagi dengan melakukan pengecekan elevasi dan jarak rangka
plafond, dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
8. Pasang plafond akustik pada rangka dengan sekrup plafond menggunakan obeng
berjarak 60 cm dan tiap sambungan rangka harus tepat
9. Cek kerapian dan keratkan bidang plafond dengan waterpass
10. Perataan sambungan plafond menggunakan lakban, lalu tutp dengan paper tape dan
compound plafond setelah itu diamplas.

Gambar 1.6 Contoh Pemasangan Plafond

Sumber : Elita

1.3.4 Pekerjaan Kusen

Pekerjaan kusen merupakan salah satu aspek penting dalam metode perencanaan
gedung, terutama pada tahap desain dan konstruksi. Dalam metode perencanaan gedung,
pekerjaan kusen melibatkan desain, pemilihan material, dan pemasangan rangkaian kusen
untuk jendela, pintu, dan elemen-elemen bangunan lainnya yang memerlukan struktur
penopang atau pembatas. Pada tahap perencanaan, pekerjaan kusen melibatkan pemilihan
jenis material yang sesuai untuk kusen, seperti kayu, aluminium. Keputusan ini dipengaruhi
oleh pertimbangan seperti kekuatan, keawetan, tampilan estetika, serta biaya. Selain itu,
desain kusen juga harus memperhitungkan spesifikasi teknis, ukuran, dan fungsi dari jendela
atau pintu yang akan dipasang.

Selanjutnya, dalam tahap konstruksi, pekerjaan kusen melibatkan pemasangan kusen


sesuai dengan desain yang telah disetujui. Proses ini melibatkan pemotongan,
penyambungan, dan pemasangan kusen secara presisi untuk memastikan kekokohan dan
ketepatan ukuran. Selama proses pemasangan, kualitas kerja harus diperhatikan secara cermat
untuk menghindari kebocoran udara atau air, serta memastikan kinerja keseluruhan
bangunan. Berikut kelebihan dan kekurangan penggunaan kusen kayu dan aluminium :

1. Kusen Material Kayu


Kelebihan :

a. Adanya beragam variasi sesuai dengan kebutuhan


b. Lebih fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti bentuk lurus atau
melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar ruangan.
c. Memiliki tampilan yang lebih natural disbanding dengan material lainnya

Kekurangan :

a. Sulit didapatkan dengan kualitas yang baik.


b. Mudah dimakan rayap, perawatan secara berkala dengan cat atau coating agar tetap
awet, dan menyerap air sehingga menyebabkan volume kayu berubah-ubah.
Akibatnya pintu atau jendela sulit dibuka
c. Lebih mahal disbanding aluminium, dan juga perawatan lebih susah

2. Kusen Material Aluminium

Kelebihan :

a. Tahan terhadap cuaca karena bersifat korosi


b. Tahan terhadap rayap dan juga jamur yang sering menjadi masalah untuk material
kayu
c. Memiliki bobot yang relative lebih ringan disbanding kayu
d. Pemasangan dan perawatannya lebih mudah dan murah disbanding material kayu

Kekurangan :

a. Desain yang tersedia relative terbatas


b. Rentan terhadap kebocoran
c. Harus dengan tenaga ahli atau professional dalam pemasangannya
Gambar 1.7 Kusen Kayu dan Aluminium

Sumber : Google (2024)

1.3.5 Pekerjaan Keramik

Pekerjaan keramik merupakan salah satu tahapan penting dalam tahap penyelesaian
interior maupun eksterior bangunan. Pekerjaan ini melibatkan pemasangan ubin atau
lapisan keramik pada permukaan dinding, lantai, atau langit-langit bangunan sesuai
dengan desain yang telah direncanakan.

Tahap awal dari pekerjaan keramik adalah persiapan. Ini melibatkan persiapan
permukaan yang akan ditutupi dengan keramik, termasuk pembersihan, pengecatan
primer, dan pengaturan tata letak yang sesuai dengan desain yang telah disetujui. Setelah
persiapan selesai, langkah selanjutnya adalah pemasangan ubin keramik secara presisi
sesuai dengan tata letak yang telah ditentukan. Proses ini melibatkan pemotongan ubin,
penerapan lem atau semen, serta pemasangan ubin dengan rapi dan sejajar.

Selama proses pemasangan, kualitas kerja harus diperhatikan dengan cermat untuk
memastikan bahwa setiap ubin terpasang dengan kokoh dan sejajar, serta tidak memiliki
celah atau retakan yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Setelah
pemasangan selesai, langkah terakhir adalah penyelesaian dan pengeleman, di mana celah
antara ubin diisi dengan material pengisi dan permukaan keramik dibersihkan dan
dikelem.
Pekerjaan keramik dalam metode pelaksanaan gedung tidak hanya memberikan tampilan
estetika yang menarik, tetapi juga meningkatkan kekuatan, keamanan, dan fungsionalitas
bangunan. Dengan penerapan yang cermat dan teliti, pekerjaan keramik dapat menjadi
elemen penting dalam menciptakan bangunan yang berkualitas tinggi dan tahan lama.

Gambar 1.8 Contoh Pemasangan Keramik

Sumber : Google (2024)

1.3.6 Pekerjaan Pengecatan

Proses ini dimulai dengan persiapan permukaan yang mencakup pembersihan dan
pengamplasan untuk memastikan keseimbangan cat yang baik. Setelah itu, cat
diaplikasikan menggunakan teknik yang sesuai untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tahap akhir melibatkan penyelesaian dan pemeliharaan, termasuk pembersihan area kerja
dan sentuhan akhir. Pekerjaan pengecatan tidak hanya memberikan tampilan yang
menarik, tetapi juga menjaga kekuatan permukaan bangunan dari kerusakan akibat cuaca
dan penggunaan sehari-hari, sehingga memberikan nilai tambah pada keseluruhan
bangunan.

Gambar 1.9 Contoh Pekerjaan Pengecatan

Sumber : Google (2024)

Anda mungkin juga menyukai