TINJAUAN PUSTAKA
1
3.2.2 Kubikasi Volume Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
Berikut ini beberapa contoh perhitungan volume bangunan yang dihitung tanpa
penambahan factor keamanan dan material terbuang yang biasanya ditambahkan
dalam perhitungan volume, yaitu :
2
B. Perhitungan Volume Besi
Apabila sebuah kolom dengan ukuran tinggi 3 meter dan memiliki 4 buah besi
berdiameter 10 meter yang digunakan sebagai tulang utama dari suatu bangunan
rumah, maka :
Catatan: jika berat besi memiliki ukuran diameter 10 / meter = 0,00065 x (10x10)
Pada umumnya panjang besi yang dijual dipasaran per satuannya adalah
sepanjang 12 meter. Jika ingin mengonversikan satu batang besi ke dalam satuan
kilogram (kg) maka rumus yang digunakan adalah = 12 meter dikalikan berat
besi setiap meternya.
Tata cara perhitungan volume kayu untuk bangunan rumah adalah sebagai
berikut:
Jika suatu jendela mempunyai ukuran kaca yakni 60 cm x 150 cm, maka volume
pada kaca sama dengan 0,6 meter x 1,5 meter = 0,9 m2. Cara lain yang dinilai
lebih praktis adalah dengan menggunakan volume kaca yang dihitung dengan
satuan unit.
3
E. Perhitungan Volume Urugan Dan Galian Tanah
Perhitungan dalam hal galian dan timbunan secara umum dihitung dalam satuan
m3 (meter kubik). Maka apabila hendak melakukan pekerjaan galian pada lahan
dengan luas 6 meter x 12 meter dengan ukuran tinggi timbunan tanah sebesar 2
meter. Dengan demikian hasil perhitungan volume tanah adalah 6 x 12 = 72 meter
perkubik.
4
Cara Perhitungan Volume Beton pada Kolom, Balok, dan Plat Lantai.
5
C. Volume Plat Lantai Beton
Untuk Perhitungan Volume Plat Lantai Beton biasa dilakukan dalam 2 cara (atas 2
Kepentingan), yaitu:
1. Volume Bersih Plat Lantai Beton (tidak termasuk Volume Plat Lantai
diatas Balok)
Cara ini biasa dilakukan untuk mengetahui Volume Beton yang diharapkan dalam
Rencana Pengecoran, sebab ini merupakan Nilai Real volume Beton yang
dibutuhkan dalam Pengecoran Plat Lantai nantinya.
6
2. Volume Kotor Plat Lantai Beton (termasuk Volume Plat Lantai diatas
Balok)
Cara ini biasa dilakukan untuk mengetahui Volume Beton dalam Menghitung
(membuat) Rencana Anggaran Biaya (RAB). Hal ini dilakukan untuk
menghindari kerugian dalam Pelaksanaan Pekerjaan dan Akurasi Perhitungan
Jumlah Besi Tulangan Plat Lantai Beton tersebut. Karena bagaimanapun juga
Pembesian (Tulangan) Plat Lantai dibentuk bertumpu pada Balok Beton
dibawahnya.
7
1. Beban Bahan Bangunan
Struktur yang kuat yaitu mampu menahan beban – beban yang harus ditanggung
atau istilahnya aksi = reaksi, untuk bisa mengetahui total beban maka diperlukan
rincian berat masing – masing bahan bangunan. Bahan – bahan yang akan dipakai
dalam proses perhitungan struktur beban ini bisa ditulis dalam symbol beban P.
2. Beban Hidup
Hampir sama dengan beban bahan bangunan, bedanya adalah beban hidup hanya
membebani struktur dalam waktu – waktu tertentu saja. Misalnya beban pekerja
bangunan, beban kendaraan lewat dll.
3. Beban Angin
Didapat dari hasil penelitian kekutan angin pada suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu. Hasil penelitian ini kemudian dijadikan standar suatu wilayah atau negara
sebagai pedoman dalam merencanakan bangunan agar kuat bertahan ketika
tertimpa angin.
4. Beban Gempa
5. Data Tanah
Diperlukan untuk perencanaan pondasi agar kuat menahan beban bangunan yang
berdiri diatasnya. Data tanah meliputi jenis tanah dan kekuatan tanah, didapat
melalui uji tanah seperti tes sondir, tes CBR tanah, dan tes tanah lainnya.
8
9