Anda di halaman 1dari 9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Kubikasi Volume Pekerjaan


Kubikasi Volume Pekerjaan merupakan masalah yang selalu kita hadapi
bagi seorang Civil Engineer. Setiap pekerjaan atau proyek yang kita laksanakan
maka volume memiliki peranan penting. Maka pada kesempatan ini kita akan
membahas tentang pengertian Volume Pekerjaan.

Yang di maksud dengan Kubikasi Volume Pekerjaan adalah menghitug


jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satuan. Volume juga disebut sebagai
kubikasi pekerjaan. Jadi Volume (Kubikasi) suatu pekerjaan, bukanlah merupakan
volume (Isi Sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam
suatu satu kesatuan.

3.2 Jenis - Jenis Volume


Pada umumnya Kubikasi Volume dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

3.2.1 Kubikasi Volume Balok


Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga
pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di
antaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8
titik sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun
disebut sebagai kubus.

1. Panjang adalah rusuk terpanjang dari alas balok


2. Lebar adalah rusuk terpendek dari alas balok
3. Tinggi adalah rusuk yang tegak lurus terhadap panjang
dan lebar balok

1
3.2.2 Kubikasi Volume Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur.

3.2.3 Kubikasi Volume Plat Lantai


Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan
tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok – balok yang bertumpu
pada kolom – kolom bangunan. Ketebalan Plat lantai ditentukan oleh :

1. Besar lendutan yang diinginkan


2. Lebar bentangan atau jarak antara balok – balok pendukung
3. Bahan komstruksi dan Plat lantai.

Berikut ini beberapa contoh perhitungan volume bangunan yang dihitung tanpa
penambahan factor keamanan dan material terbuang yang biasanya ditambahkan
dalam perhitungan volume, yaitu :

A. Perhitungan Volume Beton

Dalam tata cara perhitungan volume beton biasanya menggunakan satuan m3


(meter per kubik). Apabila sebuah beton dengan ukuran 0,25 meter x 0,25 meter
dengan ukuran tinggi 3 meter, maka volume beton tersebut ialah 0,25 meter x 0,25
meter x 3 meter = 0,1875m3

2
B. Perhitungan Volume Besi

Perhitungan volume besi untuk bahan bangunan rumah umumnya menggunakan


system perhitungan satuan kilogram. Berikut contoh cara perhitungan pada
volume besi :

Apabila sebuah kolom dengan ukuran tinggi 3 meter dan memiliki 4 buah besi
berdiameter 10 meter yang digunakan sebagai tulang utama dari suatu bangunan
rumah, maka :

Volume besi beton sebanyak 4 buah x 3 meter = 12 meter.

Catatan: jika berat besi memiliki ukuran diameter 10 / meter = 0,00065 x (10x10)

Pada umumnya panjang besi yang dijual dipasaran per satuannya adalah
sepanjang 12 meter. Jika ingin mengonversikan satu batang besi ke dalam satuan
kilogram (kg) maka rumus yang digunakan adalah = 12 meter dikalikan berat
besi setiap meternya.

C. Perhitungan Volume Kayu

Tata cara perhitungan volume kayu untuk bangunan rumah adalah sebagai
berikut:

Sebuah balok kayu yang berukuran 8 / 12 dengan rentangan sepanjang 6 meter


dan mempunyai volume sebesar 0,08 x 0,12 x 6 = 0,0576 meter kubik (m3). Maka
kayu yang dibutuhkan adalah sejumlah 6 : 4 = 1,5 batang kayu

D. Perhitungan Volume Kaca

Jika suatu jendela mempunyai ukuran kaca yakni 60 cm x 150 cm, maka volume
pada kaca sama dengan 0,6 meter x 1,5 meter = 0,9 m2. Cara lain yang dinilai
lebih praktis adalah dengan menggunakan volume kaca yang dihitung dengan
satuan unit.

3
E. Perhitungan Volume Urugan Dan Galian Tanah

Perhitungan dalam hal galian dan timbunan secara umum dihitung dalam satuan
m3 (meter kubik). Maka apabila hendak melakukan pekerjaan galian pada lahan
dengan luas 6 meter x 12 meter dengan ukuran tinggi timbunan tanah sebesar 2
meter. Dengan demikian hasil perhitungan volume tanah adalah 6 x 12 = 72 meter
perkubik.

F. Perhitungan Volume Batu Bata

Perhitungan volume pasangan batu bata dalam perhitungan rencana anggaran


biaya dapat dihitung dengan ukuran m2, misalnya sebuah pekerjaan pemasangan
dinding bata berukuran 3m x 3m = 9m2. Untuk menghitung jumlah batu bata
dapat dilakukan dengan cara mengalikan luas pasangan batu bata dengan jumlah
kebutuhan batu bata per m2. Untuk lebih tepatnya sabaiknya dilakukan
perhitungan jumlah bata per m2 sesuai pengalaman masing – masing.

4
Cara Perhitungan Volume Beton pada Kolom, Balok, dan Plat Lantai.

A. Volume Kolom Beton

Volume Kolom = 0,25m x 0,35m x 3,8m x 6 Unit = 1,995 m3

B. Volume Balok Beton

(Denah, Balok diatas Kolom, satuan dalam CM)

Volume Balok = (0,25m x 0,45m x 4,5m x 4 Unit) + (0,25 x 0,40 x 4m x 3 Unit)


= 3,225 m3

5
C. Volume Plat Lantai Beton

(Plat Lantai Beton, satuan dalam CM)

Untuk Perhitungan Volume Plat Lantai Beton biasa dilakukan dalam 2 cara (atas 2
Kepentingan), yaitu:

1. Volume Bersih Plat Lantai Beton (tidak termasuk Volume Plat Lantai
diatas Balok)

Volume Plat Lantai Beton = (0,10m x 4,25m x 3,75m) x 2 Unit = 3,1875 m3

Cara ini biasa dilakukan untuk mengetahui Volume Beton yang diharapkan dalam
Rencana Pengecoran, sebab ini merupakan Nilai Real volume Beton yang
dibutuhkan dalam Pengecoran Plat Lantai nantinya.

6
2. Volume Kotor Plat Lantai Beton (termasuk Volume Plat Lantai diatas
Balok)

Volume Plat Lantai Beton = (0,10m x 9,25m x 4,25m) = 3,93125 m3

Cara ini biasa dilakukan untuk mengetahui Volume Beton dalam Menghitung
(membuat) Rencana Anggaran Biaya (RAB). Hal ini dilakukan untuk
menghindari kerugian dalam Pelaksanaan Pekerjaan dan Akurasi Perhitungan
Jumlah Besi Tulangan Plat Lantai Beton tersebut. Karena bagaimanapun juga
Pembesian (Tulangan) Plat Lantai dibentuk bertumpu pada Balok Beton
dibawahnya.

Data Untuk Menghitung Struktur Balok Kolom Dan Plat Lantai

Bangunan yang kuat harus melewati proses perhitungan struktur yang


benar dan teliti. Misalnya pada rumah 2 lantai atau gedung bertingkat tinggi dan
bisa juga mall maka dalam proses perencanaan ini dibutuhkan data untuk
menghitung struktur balok kolom maupun plat lantai.

Rumus Perhitungan Bangunan

Bisa diperoleh dengan menggunakan standar rumus yang digunakan


perusahaan, negara atau internasional misalnya untuk bangsa Indonesia maka
menggunakan standar nasional Indonesia (SNI). Peraturan perencanaan bangunan
gedung Indonesia (PBBI). Kemudian bangunan ini juga bisa di uji coba atau
beban yang harus diketahui yaitu sebagai berikut :

7
1. Beban Bahan Bangunan

Struktur yang kuat yaitu mampu menahan beban – beban yang harus ditanggung
atau istilahnya aksi = reaksi, untuk bisa mengetahui total beban maka diperlukan
rincian berat masing – masing bahan bangunan. Bahan – bahan yang akan dipakai
dalam proses perhitungan struktur beban ini bisa ditulis dalam symbol beban P.

2. Beban Hidup

Hampir sama dengan beban bahan bangunan, bedanya adalah beban hidup hanya
membebani struktur dalam waktu – waktu tertentu saja. Misalnya beban pekerja
bangunan, beban kendaraan lewat dll.

3. Beban Angin

Didapat dari hasil penelitian kekutan angin pada suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu. Hasil penelitian ini kemudian dijadikan standar suatu wilayah atau negara
sebagai pedoman dalam merencanakan bangunan agar kuat bertahan ketika
tertimpa angin.

4. Beban Gempa

Bangunan tahan gempa juga perlu memperhitungkan ketahanan apabila bencana


gempa terjadi.

5. Data Tanah

Diperlukan untuk perencanaan pondasi agar kuat menahan beban bangunan yang
berdiri diatasnya. Data tanah meliputi jenis tanah dan kekuatan tanah, didapat
melalui uji tanah seperti tes sondir, tes CBR tanah, dan tes tanah lainnya.

8
9

Anda mungkin juga menyukai