Anda di halaman 1dari 18

Oraganisasi Islam Di Indonesia

Guru pembimbing
Muhamad Mudhofir, S.Pd.I

Disusun oleh
Ahmad yusuf(01)
Dewi nuriya putri khananda(06)
Famella Ajeng lestari (08)
M. Zabid Salaffudin Al Ayubi (14)
Moch Aji maulana akbarr( 16)
Muhammad Lutfi Nur Fajrin(19)
MAN 4 KEDIRI
Tahun pelajaran 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi
Maha Penyayang. Selain itu, Kami juga memanjatkan puji syukur
atas limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan
makalah tentang organisasi Islam di indonesia bisa kami
rampungkan dengan baik. Kami juga berharap, agar makalah ini
bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca guna meningkatkan
wawasan tentang organisasi Islam di indonesia
Makalah ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang
yang masih awam dapat memahami mengenai informasi yang
berkaitan dengan organisasi i slam di indonesia. Kami juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata, sehingga kami
membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat


dan memberiwawasan serta pahaman bagi seluruh orang yang
membaca. Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi
sumber informasi pencetus dari munculnya pemahaman tentang
organisasi Islam di indonesia. Sekian
2 Februari 2022

Penulis

Daftar Isi
Cover........................................................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................................
2
PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.1 LatarBelakang....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................................
2.1 Latar Belakang atau Sejarah BerdirinyaOrganisasiIslam..................................................
2.1.1 jamiyatul khair
2.1.2 Syarekat islam(SI-indonesia)
2.1.3 persatuan umat Islam(PUI
2.1.4 Muhammadiyah
2.1.5 Al-irsyad Al islamiyah..................................................................................................
2.1.6 persatuan islam(PERSIS)
2.1.7 NahdlatulUlama(NU)....................................................................................................
2.1.8 majelis islam Al ala indonésia(MIAI)
2.2 Visi,Misi, dan TujuanOrganisasiIslam...............................................................................
2.2.1 jamiyatul khair
2.2.2 Syarekat islam(SI-indonesia)
2.2.3 persatuan umat Islam(PUI
2.2.4 Muhammadiyah
2.2.5 Al-irsyad Al islamiyah..................................................................................................
2.2.6 persatuan islam(PERSIS)
2.2.7 NahdlatulUlama(NU)....................................................................................................
2.2.8 majelis islam Al ala indonésia(MIAI)
2.3 Fokus dan Arah Pergerakan Organisasi Islam...................................................................
2.3.1 amiyatul khair
2.3.2 Syarekat islam(SI-indonesia)
2.3.3 persatuan umat Islam(PUI
2.3.4 Muhammadiyah
2.3.5 Al-irsyad Al islamiyah..................................................................................................
2.3.6 persatuan islam(PERSIS)
2.3.7 NahdlatulUlama(NU)....................................................................................................
2.3.8 majelis islam Al ala indonésia(MIAI)
2.3.9
PENUTUP................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
3
3.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perkembangan islam di Indonesia ditandai dengan munculnya fenomena
menguatnya religuisitas umat islam. Fenomena yang sering ditengarai seabagai
kebangkitan islam ini muncul dalam bentuk meningkatnya kegiatan peribadatan,
semakin banyaknya pengajian, merebaknya busana yang islami, dan munculnya
partai-partai serta organisasi yang memakai platform islam. Pada masa setelah
kemerdekaan banyak organsasi dan partai-partai islam yang bermunculan dengan
corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik,
sosial budaya, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Namun, semuanya memiliki
tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat islam.
Begitu banyak organisasi- organisasi islam yang muncul di Indonesia, baik
yang sudah berdiri sebelum masa kemerdekaan maupun setelah masa
kemerdekaan. Beberapa organisasi islam yang besar di Indonesia yaitu, jamiyatul
khair,syarekat islam(SI-indonesia),persatuan umat
Islam(PUI) ,Muhammadiyah,Al-irsyad Al islamiyah,persatuan islam(PERSIS) ,
Nahdhotul Ulama (NU), majelis islam Al ala indonésia(MIAI) 8. organisasi islam
tersebut memiliki peran yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
dalam makalah ini saya akan membahas mengenai ketiga organisasi islam
tersebut. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
lebih kepada pembaca menegenai organisasi-organisasi islam tersebut. Sehingga
kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari semangat perjuangan organisasi-
organisasi islam tersebut.

1.2 RumusanMasalah
4
1. Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi islam jamiyatul
khair,syarekat islam(SI-indonesia),persatuan umat Islam(PUI) ,Muhammadiyah,Al-
irsyad Al islamiyah,persatuan islam(PERSIS) , Nahdhotul Ulama (NU), majelis islam
Al ala indonésia(MIAI) ) ?
2. Bagaimana Visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut?
3. Bagaimana fokus dan arah pergerakan organisasi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi
jamiyatul khair,syarekat islam(SI-indonesia),persatuan umat
Islam(PUI) ,Muhammadiyah,Al-irsyad Al islamiyah,persatuan islam(PERSIS)
, Nahdhotul Ulama (NU), majelis islam Al ala indonésia(MIAI)
2. Mengetahui visi dan misi serta tujuan oraganisasi islam yang ada di indonesia
3. Mengetahui fokus dan arah pergerakan organisasi Islam di indonesia

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang atau Sejarah Berdirinya Organisasi Islam


2.1.1 Jamiyatul khair
Jam'iyatul khair (1905 M)
Didirikan pada 17 Juli 1946 dijakarta,organisasi ini awalnya beraktivitas di bidang pendidikan
modern Indonesia. Guru-guru ya didatang kan dari tunisia,sudan,maroko, mesir Dan Arab.
5
Korespondi mereka adalah tokoh-tokoh pergerakkan Dan juga surat kabar di luar negeri turut
menyebarkan kabar mengenai kekejaman pemerintah belanda. Guru yang terkenal dari sini adalah
Syekh Ahmad Surkati dari sudan. Para tokoh ulama Indonesia kebanyakan lahir dari organisasi ini
seperti KH. Ahmad Dahlan, H.O.S Tjokroaminoto,H. samanhudi,Dan H.agus salim.
2.1.2 Syarekat islam
Kebangkitan nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20 Masehi berawal dari kemunculan
organisasi-organisasi pergerakan nasional di Indonesia.Salah satu organisasi pergerakan nasional
yang teguh dalam memeperjuangkan hak-hak masyarakat pribumi adalah Sarekat IslamPada
awalnya, Sarekat Islam adalah organisasi dagang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
didirikan oleh K.H Samanhudi pada 16 Oktober 1905.
Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam dengan tujuan untuk menggalang kerja sama antara
pedagang Islam demi memajukan kesejahteraan pedagang Islam pribumi.Selain itu, Samanhudi juga
ingin meruntuhkan dominasi pedagang-pedagang etnis China di sektor perekonomian IndonesiaPada
tahun 1912, H.O.S Tjokroaminoto mengubah nama organisasi Sarekat Dagang Islam menjadi
Sarekat Islam.
Perubahan nama tersebut bertujuan agar keanggotaan organisasi tidak hanya terbatas pada golongan
pedagang, namun juga terbuka bagi seluruh umat Islam di Indonesia..

2.1.3 Persatuan umat Islam (PUI)


Persatuan umat Islam (1911 M)
Persatuan umat Islam (PUI) Didirikan oleh KH.Abdul halim,yang merupakan seseorang ulama
pengasuh di pondok pesantren majalengka,Jawa barat pada tahun 1911. PUI Adalah gabunggan dari
dua organisasi Islam yang ada di Jawa barat yaitu persyarikatan umat Islam Dan organisasi AL-
Ittihad Al-islamiyah pemimpin KH. Ahmad sanusi Di sukabumi. PUI kemudian mendirikan banyak
sekolah serta pondok pesantren di Jawa barat.
2.1.4 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M. Muhammadiyah didirikan oleh
Muhammad Darwis yang kemudian dikenal sebagai K.H Ahmad Dahlan. Beliau
adalah pegawai kesultanan kraton Yogyakarta,sebagai seorang khatib, dan
seorang pedagang. Melihat keadaan umat islam pada waktu itu jumud, beku, dan
penuh amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan Al-
Qur’an dan hadits. Oleh karena itu, beliau memberikan pengertian keagamaan
dirumahnya ditengah kesibukan beliau sebagai khatib dan pedagang.
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas
dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan K.H
Ahmad Dahlan yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke

6
Tanah Suci dan bermukim kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai
menyemaikan benih pembaruan di tanah air. Gagasan pembaruan itu diperoleh
Kyai Dahlan setelah berguru kepada ualam-ulama Indonesia yang bermukim di
Makkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari
Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.
Selain itu, Kyai Dahlan juga memperoleh ide pembaruan di tanah air setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru islam seperti Ibn Taimiyah,
Muhammad bin Abdil Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan
Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim
di Saudi Arabia dan bacaan karya-karya atas para pembaru islam itu telah
menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Ahmad Dahlan. Jadi
sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan
pembaruan. Bukan malah konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya yang merupakan hasil interaksi Kyai
Dahlan dengan kawan-kawa dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah
agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo.
Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di
Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara
ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar
kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri
tetapi oleh organisasi agar terdapat kesinambungan setelah setelah Kyai wafat.
Nama Muhammadiyah pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus
sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu. Kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat Istikharah. Secara etimologi nama
Muhammadiyah artinya pengikut Nabi Muhammad SAW. Organisasi
Muhammadiyah ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912
dengan mengirim “statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah
yang pertama tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubenur Jenderal
Belanda pada 22 Agustus 1914.
2.1.5 Al-Irsyad al Islamiyah
Al-irsyad Al-islamiyah (1914M)
Perhimpunan Al-irsyad Al-islamiyah (jam'iyat al-islah wal irsyad Al-islamiyah) berdiri pada 15
syawal 1332 H/6 September 1914. Tanggal tersebut mengacu pada pendirian madrasah Al-irsyad
Al-islamiyah yang pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumannya sendiri baru dikeluarkan pemerintah
kolonial belanda pada 11 Augustus 1915.
7
Tokoh sentral pendirian Al-irsyad adalah Al-'almah Syekh Ahmad Surkati Al-Anshori, seorang
ulama besar mekkah yang berasal dari sudan. Pada mulanya Syekh Surkati datang di Indonesia atas
permintaan perkumpulan jami'at khair yang mayoritas anggota pengurusnya terdiri dari orang-orang
Indonesia keturunan Arab golongan sayyid,Dan berdiri pada 1905.
Al-irsyad di masa-masa awal kelahirannya dikenal sebagai kelompok pembaharu Islam di Indonesia,
bersama muhammadiyah dab persatuan Islam (persis). Tiga tokoh itama organisasi ini: Ahmad
Surkati,Ahmad Dahlan,Dan Ahmad Hassan (A Hassan),Sering disebut sebagai "Trio pembaharu
Islam Indonesia."
Sejak awal berdirinya, Al-irsyad Al-islamiyah bertujuan memurnikan tauhid,Ibadah amliyah Islam.
Al-irsyad sudah mendirikan ratusan sekolah formal Dan Lembaga pendidikan non-formal yang
tersebut diseluruh Indonesia.
2.1.6 Persatuan Islam
Persatuan Islam berdiri pada permulaan tahun 1920-an, tepatnya tanggal 12 September 1923 M di
Bandung. Idenya bermula dari seorang alumnus Dar al-Ulum Mekkah bernama H. Zamzam yang
sejak tahun 1910- 1912 menjadi guru agama di sekolah agama Dar al-Muta’allimin. Ia bersama
teman dekatnya H. Muhammad Yunus seorang pedagang sukses yang sama- sama kelahiran
Palembang, yang dimasa mudanya memperoleh pendidikan agama secara tradisional dan menguasai
bahasa arab, sehingga ia mampu autodidak melalui kitab-kitab yang jadi perhatiannya. Latar
belakang pendidikan dan kultur yang sama ini, menyatukan mereka dalam diskusi- diskusi
keislaman. Tema diskusi biasanya mengenai beberapa masalah di sekitar gerakan keagamaan yang
berkembang pada saat itu, atau masalah agama yang dimuat dalam majalah al-Munir terbitan Padang
dan al-Manar terbitan Mesir, yang telah lama menjadi bacaan dan perhatian mereka.
Dalam setiap diskusi, H.Zamzam dan H. Muhammad Yunus, merupakan pembicara utama,keduanya
banyak mengemukakan pikiran baru. Keduanya memang memiliki kapasitas dan wawasan
pengetahuan yang cukup luas dalam masalah keagamaan, apalagi ditunjang oleh profesi sebagai
guru agama, seperti halnya H. Zamzam. Disamping itu, mereka memang memilki latar belakang
pendidikan keagamaan yang kuat dimasa mudanya.
Suatu saat diskusi mereka berlangsung seusai acara kenduri di rumah salah seorang anggota
keluarga yang berasal dari Sumatera,tetapi telah lama tinggal di Bandung. Materi diskusi saat itu
adalah mengenai perselisihan
paham keagamaan antara al Irsyad dan Jami’at Khair. Sejak saat itu, pertemuan-pertemuan
berikutnya menjelma menjadi kelompok penelaah, semacam studi club dalam bidang keagamaan.
Diskusi tersebut menjadi semakin intensif dan menjadi tidak terbatas dalam bidang keagamaan saja,
tetapi juga menyentuh pada masalah-masalah komunisme yang menyusup ke dalam Syarikat Islam
(SI), dan juga usaha-usaha orang islam yang berusaha menghadapi pengaruh komunisme tersebut.
Maka sejak saat itu, timbullah gagasan di kalangan mereka untuk mendirikan organisasi Persatuan
Islam atau nama lain yang diajukan oleh kelompok ini yaitu Permukapatan Islam, untuk
mengembalikan ummat islam kepada Al-Qur’an dan Hadits. Organisasi ini untuk menampung kaum
muda dan kaum tua, yang memiliki perhatian pada masalah-masalah agama. Kegiatan utamanya
adalah diskusi.
Berdirinya organisasi PERSIS bukan atas dasar kepentingan pendirinya, namun atas dasar syi’ar
islam. Para pendiri PERSIS mendirikan organisasi ini karena merasa terpanggil untuk memperbaiki
ummat, dan para pendirinya
tidak mendapatakan kepentingan di dalamnya. Berdirinya organisasi PERSIS saat itu hanya
bertujuan untuk mengangkat ummat islam dari kejumudan berpikir dan ketertutupan pintu ijtihad.
2.1.7 Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama atau yang biasa disingkat NU merupakan organisasi yang didirikan oleh para
ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M di Surabaya. Secara etimologi Nahdlatul
Ulama berarti kebangkitan ulama. Latar belakang berdirinya NU berkaitan erat dengan
perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia islam kala itu. Salah satu faktor pendorong

8
lahirnya NU adalah karena adanya tantangan yang bernama globalisasi yang terjadi dalam dua hal :
Globalisasi Wahabi,pada tahun 1924, Syarief Husein, Raja Hijaz (Makkah) yang berpaham sunni di
taklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran Wahabi.Tersebarlah berita penguasa baru itu
akan melarang semua bentuk amaliyah keagamaan kaum sunni, yang sudah berjalanberpuluh-
puluhtahundiTanahArab,danakanmenggantinya
dengan ajaran wahabi.
Globalisasi Imperialisme fisik konvensional yang di Indonesia dilakukan oleh Belanda, Inggris, dan
Jepang. Sebagaimana juga terjadi dibelahan bumi Afrika,Asia,Amerika Latin, dan negeri-negeri lain
yang dijajah Eropa.
Pada bulan Juni 1926, penguasa Hijaz yang baru mengundang pemimpin- pemimpin islam seluruh
dunia untuk menghadiri Mukatamar Islam di Makkah. Di Indonesia kebetulan waktu itu sudah
terbentuk CCC (Centra Comite Chilafat) disebut Komite Khilafat, dan duduk di dalamnya berbagai
wakil organisasi Islam, termasuk K.H Wahab Hasbullah. CCC yang akan menentukan utusan
Indonesia ke Muktamar tersebut.
Berhubungan dengan itu, maka K.H Wahab Hasbullah bersama-sama para ulama’ dengan restu K.H
Hasyim Asy’ari memutuskan untuk mengirimkan delegasi sendiri ke Muktamar tersebut dengan
membentuk komite Hijaz. Pada tanggal 31 Januari 1926 komite mengadakan rapat di Surabaya
dengan mengundang para ulama’ terkemuka di Surabaya dan dihadiri K.H Hasyim Asy’ari dan K.H
Asnawi Kudus sebagai delegasi Komite Hijaz menghadiri Muktamar Dunia Islam di Makkah.
Komite Hijaz inilah yang kemudian dikenal dengan Nahdlatul Ulama (NU). Beberapa tokoh dibalik
berdirinya NU yaitu K.H Kholil, K.H Hasyim Asy’ari, dan K.H Abdul WahabHasbullah.

2.1.8 Majelis Islam a'la indonesia


Majelis Islam a'la Indonesia atau MIAI adalah badan federasi bagi ormas Islam
yang dibentuk dari hasil pertemuan 18-21 September 1937.

MIAI mengoordinasikan berbagai kegiatan dan menyatukan umat Islam di


Indonesia dalam menghadapi politik Belanda seperti menolak undang-undang
perkawinan dan wajib militer bagi umat Islam. KH Hasyim Asy'ari menjadi
ketua badan legislatif dengan 13 organisasi tergabung dalam MIAI.MIAI dapat
berkembang menjadi organisasi besar yang mendapat simpati dari seluruh umat
islam Indonesia sehingga Jepang mulai mengawasi kegiatannya.

Setelah Jepang datang, MIAI dibubarkan dan digantikan dengan Masyumi.


2.2 Visi, Misi, dan Tujuan OrganisasiI slam
2.2.1 Jamiyatul khair
Visi

Menjadi lembaga pendidikan dasar yang unggul dalam pembinaan keIslaman, keilmuan,
kemandirian dan ke Indonesia

Misi

Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlakul
karimah dan berkepribadian Indonesia dengan kemampuan kompetitif.
Melakukan inovasi kurikulum dengan penekanan pada pembinaan keIslaman, sains dan teknologi
serta menyikapi kecenderungan globalisasi dengan tetap komitmen pada kepribadian Indonesia.
Mengopitimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai sumber belajar siswa, sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat belajar.
Memiliki bersama, mulai dari manajmen puncak hingga seluruh jajaran pegawai dalam mewujudkan

9
lembaga pendidikan yang dimaksud dalam visi.
Melakukan pembinaan bagi tenaga kependidikan, baik dalam aspek keilmuan, skil keguruan maupun
kemampuan adaptasi dengan globalisasi.
Melakukan pembinaan kemandirian melalui berbagai aktifitas belajar intra dan ekstra kulikuler.
Peduli terhadap lingkungan setempat, sebagai wujud dari pengabdian lembaga pada masyarakat.
Tujuan

Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun


Mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya
Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan.
2.2.2 Syarekat islam
.

Tujuan Sarekat Islam

Salah satu tujuan Sarekat Islam yang paling utama ada pada bidang sosial-ekonomi. Adapun tujuan
Sarekat Islam di bidang sosial-ekonomi, yaitu untuk memajukan perdagangan masyarakat pribumi.
Sementara itu, di bidang agama bertujuan untuk mengembangkan ajaran Islam.

Menurut anggaran dasarnya, ada beberapa tujuan Sarekat Islam, di antaranya:

Penemuan pemakaman kuno dari tahun 300 Masehi di Chile


1. Tujuan Sarekat Islam adalah untuk memberikan pertolongan kepada para anggota yang
mengalami kesulitan.

2. Memajukan kepentingan jasmani dan rohani bagi kaum bumi putra.

3. Memajukan kehidupan Islam.

4. Menggerakkan hati umat Islam agar bersatu dan saling tolong menolong.

5. Melakukan segala daya upaya untuk mengangkat derajat rakyat untuk kemakmuran tumpah
darahnya.
2.2.3 Persatuan umat Islam
Visi Menjadi organisasi dan komunitas gerakan Islam yang unggul, mandiri
dan bermartabat.
Misi Umum Mewujudkan ummatan wasathan dengan menjalankan delapan
perbaikan (ishlah al-tsamaniyah). Misi Khusus – Menjadi organisasi (jam'iyah)
dan komunitas (jama'ah) gerakan Islam yang mandiri dan amanah. –
Meningkatkan kegiatan organisasi di bidang dakwah, pendidikan dan pelayanan
kepada masyarakat dengan berorientasi keummatan.
Tujuan
Tujuan Organisasi Terwujudnya pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan
peradaban yang diridhai Allah subhanahu wa ta'ala
2.2.4 Muhammadiyah
Visi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-

10
Sunnah dengan watak Tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif
dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang
dalam upaya mewujudkan islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menuju
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Misi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar
mempunyai misi :
1. Menegakkan keyakinan Tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah
SWT yang dibawa oleh para Nabi/Rasul sejak Nabi Adam a.s hingga
Nabi Muhammad SAW
2. Memahami agama Islam dengan menggunakan akal pikiransesuai
dengan jiwa ajaran Islam
3. MenyebarluaskanajaranislamyangbersumberkepadaAl-Qur’an
sebagai kitab Allah SWT terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman
hidup umat manusia
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga,
dan masyarakat.
Tujuan Muhammadiyah
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2.2.5 Al irsyad ala Islamiyah
VISI
Menjadi Lembaga Dakwah Pendidikan Terdepan Dalam Akhlak & Prestasi
Serta

Menjadi Teladan Bagi Lembaga Lain

MISI
(1) Menanamkan aqidah Islamiyah, ibadah shohihah, dan akhlakul karimah
berdasarkan Al Quran dan As Sunnah

(2) Menyelenggarakan pendidikan yang mengaplikasikan nilai-nilai qurani

(3) Membiasakan berinteraksi dengan Al Quran dan Hadits

(4) Aktif membentuk generasi yang sholih dan cerdas

11
(5) Mewujudkan generasi yang berprestasi dan memiliki semangat kompetisi

(6) Membentuk generasi mandiri dan memiliki jiwa kepemimpinan islami

(7) Membentuk jiwa sosial dan membangun rasa peduli terhadap lingkungan

TUJUAN
(1) Membentuk santri yang beriman dan bertaqwa, cerdas, dan berakhlak
mulia

(2) Menumbuhkembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap terpuji


sesuai tahap perkembangan sebagai bekal kehidupannya

(3)Menumbuhkan jiwa kepedulian, kreatif, dan kompetitif

(4) Menumbuhkan rasa cinta terhadap agama, bangsa, dan negara

(5) Membentuk jiwa mandiri dan kepemimpinan Islami

(6) Menciptakan budaya hidup sehat


2.2.6 NahdlatulUlama
Visi Nahdlatul Ulama
Berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah Wal Jamaah dan
menurut salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat
yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Uud 1945 dan
Pancasila.
Misi Nahdlatul Ulama
1. Di bidang organisasi melakukan penguatan jam’iyyah (capacity
building), baik melalui kegiatan pelatihan,training,
workshop,upgrading,networking, maupun lainnya
2. Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut faham Ahlussunnah Wal Jamaah dan menurut salah satu
madzhabempat,melaluidakwahIslamiyahdanamarma’rufnahi
munkar
3. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk
membina umat agar menjadi muslim yang taqwa, berbudi luhur,
12
berkarakter, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi
agama,bangsa, dan negara, melalui jalur pendidikan formal, nonformal
dan kegiatan budaya yang dinafasi nilai-nilai islam.
4. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahirdan
batin bagi rakyat Indonesia
5. Di bidnag ekonomi, mengupayakan terwujudnya pembangunan
ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmatihasil-
hasil pembangunan, dan mengutamakan tumbuh dan berkembangnya
ekonomi kerakyatan.
6. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
banyak guna terwujudnya KhairuUmmah.
Tujuan Nahdlatul Ulama
1. Untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan
ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah serta menganut
salah satu madzhab empat, guna mempersatukan langkah para ulama
dan pengikutnya dalam melakukan kegiatan yang bertujuan
menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, ketinggian
harkat dan martabatmanusia.
2. Membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang
bertaqwa kepada Allah SWT,cerdas,terampil,berakhlak
mulia,tenteram,adil, dansejahtera.

2.2.7 Majelis Islam ala indonésia


Tujuan
Untuk menyatukan oraganisasi Islam sebelum masa kemerdekaan, untuk menentang politik Belanda
yang memecah belah para ulama dan partai islam, karena itulah majelis islam ala indonésia
dibentuk dengan tujuan menyantukan umat Islam.
2.3 Fokus dan Arah Pergerakan OrganisasiIslam

2.3.1 Jamiyatul khair


aktivitas Jamiat Kheir kala itu lebih mengarah pada masalah sosial
kemasyarakatan, yang menitik-beratkan pada masalah penanggulangan
kemiskinan dan kebodohan yang diderita oleh umat Islam akibat penjajahan.

Kegiatan santunan orang yang tidak mampu, yatim, orang jompo sangat
mendominasi program Jamiat Kheir dibuktikan kemudian oleh pengurus
13
dengan membuat panti asuhan Daarul Aitam, yang secara khusus merawat dan
mendidik anak-anak yatim yang hingga saat ini masih aktif.

Dan yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui adalah bahwa Jamiat Kheir
ketika itu memiliki reputasi internasional melalui hubungan dengan kaum
muslimin di timur tengah. Dengan dasar ukhuwah Islamiyah, Jamiat Kheir
banyak membantu secara finansial untuk korban perang di Tripoli (Libya),
membantu pembangunan jalan kereta api di Hijaz yang menghubungkan kota
Madinah Almunawwarah dengan daerah-dearah disekitar Syam (Yordania,
Palestina, Syria, Irak) dan lain-lain.
2.3.2 Syarekat islam
untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang
batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada
saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju
usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi daripada penduduk
Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah
Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena
timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai
Inlanders.
2.3.3 Persatuan umat Islam (PUI)
PUI adalah gabungan dari dua Organisasi Islam yang ada di Jawa Barat yaitu
persyarikatan umat Islam dan organisasi al-ittihad al Islamiyah pimpinan kh.
Ahmad Sanusi di sukabumi. PUI kemudian mendirikan banyak sekolah serta
pondok pesantren di Jawa Barat
2.3.4 Muhammadiyah
Dengan mlihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan
Muhammadiyah sejak kelahirannya, secara jelas dapat diamati dengan mudah
oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan
Muhammadiyah sebagai berikut :
1. Muhammadiyah adalah gerakanIslam
Muhammadiyah dibangun oleh K.H Ahmad Dahlan sebagai
hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman terhadap Al-Qur’an. Faktor
inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya
Muhammadiyah, sedangkan faktor-faktor lain dapat dikatakan sebagai
faktor penunjang. Dari latar belakang berdirinyaMuhammadiyah
tersebut jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu
tidak lain karena diilhami,dimotivasi,dan disemangati oleh ajaran-
ajaran Al-Qur’an karena itulah seluruh gerakannya tidak ada motif lain
kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam.
2. Muhammadiyahadalahgerakandakwahislamamarma’rufnahi
munkar
14
Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan tetap
melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Gerakan
Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-
benar dapat menyentuh hajat orang banyak. Semua amal usaha
Muhammadiyah tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah
islamiyah.
3. Muhammadiyah adalah gerakantajdid.
Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah
satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran AgamaIslam,
sekaligus membersihkan amalan umat yang terng-terangan
menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun
bid’ah lewat gerakan dakwah. Salah satu dari gerakan tajdid yaitu
memerangi secara total berbagai penyimpanagan ajaran islam. Sifat
Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhamamdiyah sebenarnya tidak
hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai
kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk
upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaruancara-cara
pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
2.3.5 Al irsyad ala Islamiyah
Gerakan Al-Irsyad didasarkan pada lima prinsip berikut:

Untuk memegang kepercayaan Keesaan Allah dengan memurnikan ketaatan


dan ibadah dari kontaminasi oleh elemen kemusyrikan
Untuk mewujudkan kesetaraan di antara umat Islam dan untuk mencari
penilaian hukum yang ditemukan dalam Quran dan Sunnah dan untuk
mengikuti cara salaf dalam solusi untuk semua masalah agama yang
diperselisihkan.
Untuk memerangi apa yang disebut taqlid a'ma (penerimaan buta) yang
bertentangan dengan aqli (akal) dan naqli (Alquran dan Hadis)
Untuk menyebarkan ajaran Islam dan budaya Arab yang disetujui oleh Allah
Berusaha menciptakan saling pengertian antara Muslim Indonesia dan Arab
2.3.6 Persatuan Islam(PERSIS)
Organsisasi PERSIS, di awal berdirinya sudah menampakkan perbedaan
coraknya dengan kelompok pergerakan lainnya, dan berdirinya PERSIS
dititikberatkan pada pembentukan faham keagamaan, sedangkan kelompok-
kelompok pergerakan yang telah diorganisasikan, misalnya Budi Utomo, yang
didirikan pada tahun1908, pergerakannya dengan menitikberatkan pada bidang
pendidikan bagi orang-orang pribumi (khususnya orang-orang jawa),

15
sementara itu, Syarikat Islam yang didirikan pada tahun 1912, organisasi ini
bergerak dalam bidang perdagangan dan politik, dan Muhammadiyah yang
berdiri pada tahun 1912, gerakan organisasi
inidikhususkanbagikesejahteraansosialmasyarakatmuslimdankegiatan
pendidikan keagamaan.
PERSIS juga tidak banyak menekankan pengembangan jumlah anggotanya,
tetapi PERSIS masih tetap sebuah organisasi yang relatif kecil dengan struktur
yang longgar. Sedangkan popularitas PERSIS dapat dirasakan dibeberapa
tempat, dan hal ini nampaknya terlihat pada bidang pendidikan agama yang
ditawarkannya, masjid-masjid, sikapnya yang jelas terhadap isu- isu
kontroversial, serta pada kontak sosial dan perhelatan yang diorganisasikan
oleh para aktifisnya melalui berbagai macam pertemuan,pengajian dan
perdebatan, karena itu reputasi PERSIS tidak banyak bergantung pada prestasi-
prestasi organisasionalnya, akan tetapi lebih karena kemampuannya dalam
menciptakan sebuah kesetiakawanan, sebuah ciri khas, sebuah pandangan,
sebuah idiologi yang memandang Islam sebagai inti kehidupan, dengan
menggantungkan secara langsung segala macam persoalan pada
pendirian itu.
Dalam perkembangan selanjutnya perjuangan PERSIS memiliki dua macam,
yaitu: pertama: perjuangan kedalam, yang secara aktif membersihkan Islam
dari faham-faham yang tidak berdasarkan al-Qur’an dan Hadits , terutama yang
menyangkut masalah akidah dan ibadah serta menyeru ummat Islam supaya
berjuang atas dasar al-Qur’an dan Sunnah . kedua: perjuangan keluar, yang
secara aktif menentang dan melawan setiap aliran dan gerakan anti Islam yang
hendak merusak dan menghancurkan Islam di Indonesia, karena itulah segala
aktifitas dan perjuangannya ditekankan pada usaha menyiarkan, menyebarkan
dan menegakkan faham al-Qur’an dan Sunnah . Dengan demikian, usaha
mengembangkan organisasi tidak mendapat perhatian yang wajar, disamping
tidak diniatkan, dan PERSIS hanya mencari kualitas bukan kuantitas, PERSIS
mencari isi bukan mencari jumlah

2.3.7 NahdlatulUlama
Pada awal pembentukannya NU adalah organisasi sosial keagamaan,
hal ini terlihat pada dokumen pendiriannya, NU menitikberatkan kepada 3
bidang yaitu sosial, pendidikan, dan perekonomian. Di bidang sosial, NU
berupaya menciptakan kenyamanan masyarakat Islam dalam melakukan
aktivitas ritualnya. Di samping itu NU juga berusaha mencari jalan keluar atas
problem yang dihadapi fakir miskin dan anak yatim piatu. Di bidang
pendidikan, NU berupaya meningkatkan kualitas lembaga-lembaga
pendidikan, pesantren, dan mendirikan madrasah atau sekolah di tengah
masyarakat umum. Di bidang perekonomian, NU berusahamelakukan

16
modernisasi di bidang pertanian, perdagangan, dan isndutri. Menjelang
berakhirnya masa kekuasan Jepang, NU melebarkan cakupan perjuangannya
dengan terjun ke dalam dunia politik praktis. NU semakin menancapkan
kukunya di bidang politik ketika menyatakan bahwa ia secara organisatoris
memisahkandiridariPartaiMasyumipada8April1952danbeberapabulan
kemudian secara independen menyatakan diri sebagai organisasi sosial politik.
Setelah cukup lama terjun dalamdunia politik, NU mengalami
beberapa kondisi yang sulit. Dihadapkan pada situasi tersebut, di kalangan
ulama dan aktivis NU muncul pikiran untuk kembali ke khittah NU, yakni NU
sebagai organisasi sosial keagamaan. Pada MUNAS Alim Ulama di Situbondo
bulan Desember 1983, para ulama berhasil menyepakati NU kembali ke
khittahnya. Dalam pokok-pokok pikiran tersebut dinyatakan bahwa NU adalah
organisasi sosial keagamaan yang tidak berafiliasi terhadap partai politik
manapun. Meskipun demikian, NU memperbolehkan warganya untuk
berpolitik dan berafiliasi dengan partai manapun.

2.3.8 Majelis islam ala Indonésia


(MIAI) merupakan wadah bagi Ormas Ormas islam di indonesia pada zaman
sebelum kemerdekaanm pada awalnya MIAI hanya menjadi koordinator untuk
berbagai kegiatan, kemudian dikembangkan untuk mempersatukan para umat
Islam tanah air untuk menghadapi politik Belanda yang memecah belah para
ulama dan partai islam. Pada periode 1939-1945 para ulama bergabung
bersama dalam satu majelis, pada tahun 1943 MIAI dibubarkan, diganti dengan
majelis syura muslimin Indonesia (MASYUMI)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibrah
1. Kemajuan umat Islam di dunia menambah sampai Indonesia berkat interaksi Antara
parlajar islam Indonesia dengan masyarakat Di Timur tenggah. Dampak baik ini
kemudian membawa Indonesia ke dalam era modernisasi.
2. Dengan muncul nya pembaruan dalam berbagai bidang khususnya dalam poltik Dan
kemasyarakatan,menumpuk rasa nasionalisme sehingga terus menguatkan jiwa
perjuanggan untuk bangkit melawan penjajah.
3. Kemerdekaan menjadi kuncii untuk menghadirkan kemakmuran Dan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat. Tidak ada kemakmuran Dan kesejahteraan tanpa Kemerdekaan.
Maka setiap bangsa bangkit Dan berjuang melawan penjajahan,termasuk Indonesia.
Kemerdekaan membutuhkan perjuanggan tidak hanya sekedar manteri Dan
17
pikiran,dengan air mata,darah Dan nyawa.

3.2 Saran
1. Meskipun terdapat banyak organisasi islam di Indonesia sebaiknya kitatetap
dapat menjaga ukuwah islamiyyah (pesrsaudaraan antar sesama muslim).
2. Apabila kita hendak mengikuti oraganisasi islam sebaiknya kita terlebihdahulu
memahami visi, misi dantujuannya.

DAFTAR PUSTAKA
Julianto, T. (2012, Desember 12). Google. Dipetik Juni 5, 2016, dari Wordpress:
http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-muhammadiyah-

Najib, M. (2013, September 3). Google. Dipetik Juni 4, 2016, dari Blogspot: http://my-
dock.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-singkat-kelahiran-nahdlatul.html

Setyady. (2012, Maret 3). Google. Dipetik Juni 4, 2016, dari Blogspot:
http://setyadyc.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-persis-persatuan-islam.html

MOH. SULAIMAN, Sejarah kebudayaan Islam, tahun 2020,

18

Anda mungkin juga menyukai