Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355460756

MAKALAH PERAN ORMAS ISLAM DALAM MODERASI BERAGAMA DI


INDONESIA

Article · October 2021

CITATIONS READS

0 2,863

1 author:

Wildan Nawawi
universitas islam negeri walisongo, indonesia , semarang
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

implementasi moderasi beragama di indonesia View project

All content following this page was uploaded by Wildan Nawawi on 21 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH
PERAN ORMAS ISLAM DALAM MODERASI
BERAGAMA DI INDONESIA

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Islam dan Moderasi Beragama

Disusun oleh :
1. Ruqoyah (2102026095)
2. Wildan Nawawi (2102026100)
3. Ine Juliani (2102026117)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
segala puji hanya bagi-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada utusan-
Nya Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, para pengikut dan para juru
dakwah yang menyeru kebenaran sampai hari pembalasan.

Berkat inayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis


ilmiah berupa makalah ini sebagai rangka dalam memenuhi tugas dari salah mata
kuliah di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Makalah yang berjudul
“Peran Ormas Islam Dalam Moderasi Beragama di Indonesia” ini berisi tentang
hasil penelitian penulis tentang apa itu pengertian ormas, dan peran ormas islam
dalam moderasi beragama di Indonesia. Agar para pembaca bisa mengetahui apa
itu pengertian dari ormas, bagaimana peran ormas islam dalam moderasi beragama
di Indonesia.

Dengan segala kerendahan hati dan tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
menyampaikan ucapan penghargaan sebagai ungkapan rasa terimakasih atas segala
partisipatisinya dalam memberikan dorongan dan stimulasi guna tersusunnya
makalah ini kepada yang terhormat:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, do’a, waktu,
tenaga, pikiran dan kasih sayang kepada penulis serta dorongan moral
maupun materil yang tak terhingga dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak M. Khoirur Rofiq, SHI., MSI. selaku dosen pengampu yang telah
memberikan banyak masukan ilmu, waktu, semangat, pengarahan dan izin
kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu dosen tercinta yang telah membekali penulis dengan
berbagai ilmu yang sangat bermanfaat.
4. Kepada keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan do’a.
5. Teman-teman seperjuangan, serta kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas semua
dorongan dan motivasi yang telah diberikan.

i
Tak ada gading yang tak retak. Penulis sadari bahwa penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi masyarakat umum, para pembaca dan
juga bagi penulis sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan kita semua
berada dalam keridhoan-Nya dalam menempuh hidup ini. Aamiin

Ciamis, 10 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II ISI/PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. Definisi Ormas .............................................................................................. 3
B. Peran Ormas Islam Dalam Moderasi Beragama Di Indonesia ..................... 3
1. Ormas Islam penerus moderasi beragama Walisongo di Indonesia........ 3
2. Ormas Islam dalam membagun tradisi moderasi beragama di Indonesia3
3. Ormas Islam dalam mewujudkan moderasi beragama di Indonesia ....... 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Moderasi islam kembali disebut-sebut belakangan ini. Salah satu
penyebabnya adalah fenomena ekstrimisme berdasar agama. Jika menengok sedikit
kebelakang, moderasi bukanlah hal baru bagi umat islam di Indonesia. Sebagian
wilayah di pulau jawa, tercatat dalam sejarah peran Sembilan tokoh islam, yang
dikenal walisongo. Tokoh-tokoh ini tidak dikenal hanya sebagai penyebar agama
islam pada masanya, melainkan dikenal juga dengan sikapnya yang moderat.
Moderasi sendiri memiliki makna mengambil posisi di tengah, tidak condong
kelompok kanan maupun kiri. Yang dimaksud dengan kelompok kanan cenderung
kepada ekstrimisme, sedangkan kelompok kiri lebih mengarah kepada liberal yang
serba permisif. Moderat bermakna diantara keduanya, tidak hanya melawan
ekstrimisme tetapi juga melawan yang dominan liberal. Membahas moderasi, tak
jauh-jauh dari yang namanya organisasi masyarakat. Yang dimana ormas ini sendiri
sebagai pelopor penerus perjuangan para wali. Pergerakannya yang bisa membawa
dan mengarahkan masyarakat kepada prinsip-prinsip islam, namun tetap dengan
kemoderatannya. Maka masyarakat perlu tahu bahwa ormas sendiri memiliki jejak-
jejak perjuangan untuk mencapai hari ini.
Banyaknya keberagaman membuat timbul aliran-aliran, yang terkadang searah,
terkadang pula menyesatkan. Adapun yang ingin tetap berpegang teguh terhadap
agama, tetapi tidak mengikuti perkembangan zaman. Maka yang terjadi,
dianggapnya di mata masyarakat sebagai suatu yang ekstrim. Lain hal dengan yang
sudah mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak menerapkan syariat islam
dengan baik. Maka yang demikian perlu diluruskan bersama, terutama terhadap
pemahaman moderasi beragama dan sejarahnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ormas?
2. Bagaimana peran ormas islam dalam moderasi beragama di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu ormas.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran ormas islam dalam moderasi Bergama
di Indonesia.

2
BAB II
ISI/PEMBAHASAN

A. Definisi Ormas
Berdasarkan UU RI No. 17 Th 2013 pasal 1 ayat 1 organisasi
kemasyarakatan atau yang baisa disingkat ormas adalah organisasi yang didirikan
dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi,
kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila. Ormas islam bisa diartikan dengan organisasi berbasis
massa yang disatukan tujuan yang satu, yaitu untuk memperjuangkan tegaknya
dinul islam sesuai al quran dan as sunnah, dan memajukan umat islam dalam segala
bidang, seperti agama, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya.

B. Peran Ormas Islam Dalam Moderasi Beragama di Indonesia


1. Ormas Islam Sebagai Penerus Moderasi Beragama Walisongo di
Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan keragaman budaya, ras, suku
bangsa, kepercayaan agama dan juga bahasa. Meskipun begitu, keragaman
tersebut tidak membuat Indonesia terpecah belah, sesuai dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika tak luput di dalamnya pun terdapat keindahan dan
kekayaan alam. Karena kebergaman tersebut, terlahirlah banyak aliran dan
organisasi islam. Yang apabila ditelusuri kembali, sebagian besar aliran-
aliran tersebut berbeda pendapat dalam memahami masalah teologi tasawuf
dan juga fiqih. Untuk saat ini, terdapat dua aliran besar dikalangan umat
islam, yakni Syiah dan Ahlussunnah Waljamaah (Sunni). Lalu di Indonesia
terdapat dua organisasi islam sunni yang memiliki banyak pengikut,
Muhammadiyah (1912) dan Nahdlatul Ulama (1962). Keduanya memiliki
popularitas paling tinggi dibandingkan ormas lain di berbagai pulau. Umat
islam di berbagai pulau mengenal NU khususnya di pulau Sumatera, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, hingga Papua. Sedangkan

3
Muhammadiyah sangat dikenal di Sulawesi dibandingkan dengan ormas
lain.
Penyebaran islam yang dipelopori walisongo merupakan
pengorbanan dan perjuangan yang cemerlang. Penyebaran yang
penerapannya menggunakan cara-cara sederhana yakni dengan
menunjukkan jalan dan alternatif baru, serta tidak mengusik tradisi
setempat, lalu menggunakan pendekatan-pendekatan yang konkrit dan
realistis dan menyatu dengan kehidupan masyarakat. Hal tersebut
menunjukkan keunikan sufi jawa yang mampu menyerap elemen lokal dan
asing, tetapi di waktu yang sama masih tetap pada prinsip-prinsip islam.
Faktanya, moderasi islam terbentuk dari lika-liku sejarah islam Indonesia
yang cukup panjang. Muhammadiyah dan NU, dua organisasi islam yang
sudah lama dalam memperjuangkan bentuk-bentuk moderasi islam, baik
melalui Pendidikan yang dikelola maupun melalui sosial-politik dan
keagamaan yang mereka perankan. Oleh karena itu, keduanya disebut Civil
Society yang amat penting bagi proses moderasi dalam negeri. Keduanya
berperan aktif dalam merawat, membangun, menguatkan jaringan dan
Lembaga penunjang moderasi islam, bahkan menjadikan Indonesia sebagai
bahan percontohan toleransi bagi dunia luar.
Dalam hal moderasi beragama, sebenarnya Muhammadiyah sudah
dibangun sejak awal oleh sang pendiri K.H. Ahmad Dahlan, bahwa salah
satu pelajaran yang paling penting dari kepemimpinan beliau adalah
komitmen kuatnya kepada sikap moderat dan toleransi beragama selama
kepemimpinannya dapat terlihat adanya kerjasama kreatif dan harmonis
dengan hampir semua kelompok masyarakat. Sedangkan NU, pada
dasarnya tidak terlepas dari aqidah Ahlussunnah Waljamaah (aswaja), yang
dapat digolongkan pada paham moderat. Dalam anggaran dasar NU,
dikatakan NU sebagai jam’iyyat Diniyah Islamiyah berakidah islam.
Menurut faham Ahlussunnah Wal Jamaah dengan mengakui mazhab empat
yaitu Hanafi, Maliki Syafi'I, dan juga Hambali, keberagamaan NU dan

4
Muhammadiyah mungkin disebut tepat jika dikatakan sebagai pewaris para
wali di Indonesia.
Usaha para walisongo menggunakan berbagai unsur yang islami
merupakan suatu pendekatan yang bijak dalam menstabilkan
perkembangan. Masyarakat kalangan NU selalu menghargai budaya dan
tradisi lokal, cara-cara mereka sesuai ajaran islam yang lebih toleran pada
budaya setempat. Hal yang sama merupakan cara persuasif yang
dikembangkan walisongo dalam membumi islamkan bumi jawa dan
menggantikan kekuatan hindu-budha pada abad ke-16 dan 17. Apa yang
terjadi bukanlah sebuah terobosan, melainkan sebuah akulturasi hidup
berdampngan secara damai. Hal ini merupakan ekspresi dari islam kultural
atau islam moderat. Yang didalamnya ulama berperan sebagai agen
perubahan sosia yang telah memelihara dan menghargai tradisi lokal dengan
cara mensubordinat budaya tersebut kedalam nilai-nilai islam.
2. Ormas Islam Dalam Membagun Tradisi Moderasi Beragama di
Indonesia
Dalam membangun tradisi, ormas islam salah satu dari jabatan
fungsional di kementrian agama republik Indonesia. Penyuluh agama
sebagai ujung tombak pemerintah dalam menyampaikan pesan agama
maupun program pemerintah. Peran ormas dalam masyarakat sangat
penting, karena masyarakat masih memandang sosok ideal para figur.
Karena hal itulah, penyuluh agama pada ormas-ormas islam memiliki
potensi untuk ditempatkan sebagai figur atau tokoh agama di masyarakat.
Jika dilihat dari teori strukturisasi, eksistensi penyuluh agama dapat dilihat
sebagai agen yang dapat membentuk struktur dalam masyarakat.
3. Ormas Islam Dalam Mewujudkan Moderasi Beragama di Indonesia
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat religious akan
agamanya dan sekaligus majemuk. Meskipun bukan negara berdasar agama
tertentu, masyarakat kita sangat lekat dengan kehidupan beragama. Nyaris
tidak ada satupun urusan sehari-hari yang tidak berkaitan dengan agama.
Maka dari itu kemerdekaan beragama juga dijamin oleh konstitusi

5
Indonesia. Tugas ormas islam adalah bagaimana menjaga keseimbangan
antara kebebasan beragama itu dengan komitmen kebangsaan untuk
menumbuhkan cinta tanah air, tidak membedakan satu orang dengan orang
lainnya. Keragaman dalam bidang apapun pasti menimbulkan adanya
perbedaan, terlebih yang berkaitan dengan agama dan harus diakui bahwa
memang terdapat perbedaan yang signifikan. Apapun itu akan selalu
memunculkan potensi konflik, jika tidak dikelola dengan baik potensi
konflik seperti ini dapat melahirkan sikap ekstrem dalam membela tafsir
klaim kebenaran versi masing-masing kelompok yang berbeda. Pencegahan
konflik bertujuan untuk mencegah timbulnya permasalahan yang keras,
penyelesaian konflik bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan
melalui persetujuan damai, pengelolaan konflik bertujuan untuk membatasi
dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif
bagi pihak-pihak yang terlibat. Dapat disimpulkan bahwa moderasi
beragama adalah solusi untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial,
sekaligus menjaga kebebasan dalam menjalankan kehidupan beragama,
menghargai keragaman tafsir dan perbedaan pandangan, serta tidak terjebak
pada ekstremisme, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Dengan
komunikasi yang baik juga dapat menghasilkan masyarakat yang moderat
dimana masyarakat yang berperilaku saleh, berpegang teguh pada nilai
moral dan esensi ajaran agama, serta memiliki sikap cinta tanah air, toleran,
anti kekerasan, dan ramah terhadap keragaman budaya lokal. Agar
termotivasi dan membangun kesadaran serta bersikap moderasi beragama,
ormas islam diharapkan berfungsi sebagai:
a. Informatif dan edukatif, ormas Islam memposisikan diri sebagai juru
dakwah yang berkewajiban mendakwahkan ajaran agamanya,
menyampaikan penerangan tentang agamanya dan mendidik
masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agama.
b. Konsultatif, ormas Islam menyediakan penyuluh agama untuk turut
memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi

6
masyarakat, baik secara pribadi keluarga maupun sebagai
masyarakat umum.
c. Administratif, ormas Islam memiliki tugas untuk merencanakan,
melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan dan
bimbingan yang telah dilakukannya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan UU RI No. 17 Th 2013 pasal 1 ayat 1 organisasi


kemasyarakatan atau yang baisa disingkat ormas adalah organisasi yang
didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya
tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
2. Ormas Islam memiliki peran yang sangat oenting dalam moderasi
beragama di Indonesia. Adapun peran-peran tersebut adalah: peran
ormas islam sebagai moderasi beragama walisongo di Indonesia, peran
Ormas Islam dalam membangun tradisi moderasu beragama di
Indonesia, dan peran Ormas Islam dalam Mewujudkan moderasi
Beragama di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.voaindonesia.com/a/walisongo-dan-sejarah-islam-moderat-di-
indonesia/5505159.html

https://ngada.org/uu17-2013.htm

http://prosiding.iahntp.ac.id/index.php/seminar-
nasional/article/download/118/109/

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai