Motivasi adalah suatu proses internal (dari dalam diri seseorang) yang mengaktifkan, membimbing dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu tertentu (Baron, 1992; Schunk 1990).
Motivasi dan Teori Disonan Kognitif Teori ini berperinsip bahwa orang akan mengalami ketegangan atau ketidaknyamanan apabila nilai atau keyakinan yang dipegang secara kuat tidak cocok oleh keyakinan atau perilaku yang tidak konsisten secara psikologi (Hal 11)
Motivasi dan Teori Kepribadian
Teori ini berperinsip bahwa motivasi sering dipandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil (Motivasi sebagai karakteristik pribadi) yang agak berbedah dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam suatu situasi tertentu (motivasi situsional) (Hal 14)
Motivasi
dan
Teori
Atribusi
Teori ini berperinsip bahwa suatu penjelasan terhadap motivasi yang memusatkan pada bagaimana orang menjelaskan sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan mereka sendiri. Ini berasumsi bahwa orang akan berupaya mempertahankan gambaran diri yang positif (Hal 16)
Motivasi Berprestasi
Keinginan untuk mengalami keberhasilan dan berperanserta dalam kegiatan dimana keberhasilan bergantung pada upaya dan kemampuan seseorang Seseorang cenderung berupaya sampai berhasil dan memilih kegiatan yang mengarah pada tujuan dan keberhasilan/kegagalan (Hal 27)
Tujuan-tujuan Belajar
Orientasi motivasi dari siswa yang menempatkan penekanan utama pada pencapaian pengetahuan dan perbaikan diri. Juga disebut tujuan-tujuan ketuntasan
Tujuan-tujuan Penampilan
Orientasi motivasi dari siswa yang menempatkan penekanan utama pada perolehan pengakuan dari orang lain dan mendapatkan nilai bagus (Hal 29)
Ketidak berdayaan belajar dapat timbul dari asuhan atau didikan anak dan bisa juga timbul dari penggunaan penghargaan dan hukuman yang tidak konsisten yang menyebabkan siswa yakin bahwa sedikit yang dapat mereka lakukan agar berhasil Cara Menghindari atau dikurangi yaitu dengan memberi siswa kesempatan untuk berhasil dalam langkah-langkah kecil, umpan balik segera, dan yang lebih penting harapan dan tindak lanjut yang konsisten (Alderman, 1990) (hal 36)
a. Menonjolkan Hal positif b. Singkirkanlah hal Negatif c. Mulailah dari hal Yang dikenal Ke hal yang baru d. Menciptakan Tantangan dalam mana siswa secara aktif menciptakan masalah dan memecahkannya dengan menggunakan pengetahuan (Hal 37-39)
Penelitian menyimpulkan bahwa menjanjikan ganjaran ekstrinsik untuk suatu kegiatan yang secara intrinsik menarik dapat merusak minat intrinsik dengan membuat siswa mengharapkan suatu hadiah untuk melakukan apa yang pada mulanya dilakukan untuk tidak menerima sesuatu. Dalam hal ini jika memberitahu mereka akan diamati akan memiliki pengaruh yang merusak serupa dengan pengaruh hadia yang dijanjikan (Hal 45-46)
Penggunaan
Nilai
Sebagai
Insentif
Jika Nilai sebagian besar didasarkan pada kemampuan dari pada upaya, maka nilai kurang ideal untuk memotivasi siswa untuk mencurahkan upaya maksimum, disamping itu, pemberian nilai terlalu jarang sehingga kurang berguna baik sebagai balikan maupun sebagai insentif. Nilai akan berfungsi sebagai insentif karena nilai itu memperbesar makna ganjaran lain yang diberikan berdekatan waktunya dengan perilaku-perilaku yang diperkuat nilai itu, disamping itu orang tua sangat menghargai nilai itu sebagai ukuran kemampuan anaknya yang pada akhirnya akan memberikan pujian atau ganjaran
Pertanyaan :
1. Cara-cara apakah yang ditempuh seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ? Jawaban : (Hal 47 52)
2. Menurut Tobin, 1986 hal 40 memberikan waktu yang lama kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan akan dapat mengkomunikasikan harapan tinggi dan meningkatkan prestasi siswa. Pertanyaannya : Apakah hal ini tidak mengurangi keefektivitasan, efisiensi dan ketuntasan materi dalam proses belajar mengajar.