Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KEPRIBADIAN, TEMPERAMEN, DAN WATAK

KELOMPOK 6 :

KURNIASIH (F1051181044)
PITRI KURNIASIH (F1051181023)
SITI NURJANAH ( F1051181032)
UMI KALSUM (F1051181009)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah
Kewirausahaan tentang Kepribadian,Temperamen, dan Watak ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Kewirausahaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kepribadian, Temperamen, dan watak bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Musa Syarief,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 17 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................................. 3
BAB II Pembahasan
A. Kepribadian ......................................................................................................... 4
B. Kepribadian yang Produktif ................................................................................ 5
C. Temperamen ........................................................................................................ 8
D. Watak ................................................................................................................... 9
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................ I

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang, wirausaha bukan hal yang asing. Keberadaan
seorang wirausaha sangat penting karena mereka adalah penggerak pembangunan
ekonomi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kewirausahaan mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
memiliki andil dalam mendorong praktik-praktik entrepreneurial yang pada
akhirnya mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa
baru.
Dewasa ini banyak orang yang belum mendapatkan pekerjaan untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal
tersebut, diantaranya minimnya pendidikan, tidak memiliki keterampilan yang
cukup, sempitnya lapangan pekerjaan, serta kurang adanya perhatian dari
pemerintah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Generasi penerus bangsa
harus mampu menciptakan peluang usaha agar tidak menambah jumlah
pengangguran di Indonesia. Para pemuda harus memiliki pola pikir yang dinamis
dan kreatif dalam upaya meminimalisasi adanya krisis ekonomi dan berusaha
untuk mengembangkan kewirausahaan dalam rangka menyejahterakan
masyarakat. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah pengangguran
terbuka di Indonesia per Februari 2017 mencapai 7,01 juta orang. Turun sekitar 20
ribu orang dibanding Agustus 2016 dan berkurang 10 ribu dibandingkan periode
yang sama 2016.
Kewirausahaan terbukti dapat membuka peluang kerja, membuka pasar
baru, dan dalam jangka panjang mampu menciptakan stabilitas perekonomian
secara menyeluruh sebagai dampak dari pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Definisi wirausaha menurut Scarborough, Zimmerer dan Wilson dalam Franky

1
dkk (2016:3) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil
risiko ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan yang
signifikan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber-
sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya tersebut dapat
dikapitalisasikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah usaha menurut
hasil sementara pendaftaran usaha Sensus Ekonomi (SE) 2016 sebanyak 26,7
juta wirausahawan non-pertanian atau naik sekitar 17,6 persen atau sekitar 4 juta
orang dari hasil SE 2006 sebesar 22,7 juta wirausahawan.
Menurut Hawkins dan Turla (1986), pola tingkah laku kewirausahaan
akan tergambar dalam kehidupan dalam kepribadian, kemampuan berhubungan,
kemampuan pemasaran, keahlian mengatur, dan sikap terhadap uang. Kepribadian
wirausaha tercermin dalam kreativitas, disiplin, kepercayaan diri, keberanian
menghadapi risiko, dan dorongan dari kemauan diri yang kuat.
Dalam menumbuhkan minat berwirausaha, salah satu faktor yang
mendorong keberhasilan usaha adalah kepribadian. Feist (2006) berpendapat,
bahwa setiap orang tentu memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Secara umum
kepribadian (personality) merupakan suatu pola watak yang relatif permanen, dan
sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi
perilaku seseorang.
Menurut Allport (2010), kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis,
yang mencakup perilaku tampak dan pikiran yang terungkap. Kepribadian bukan
hanya sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu. Kepribadian merupakan substansi
sekaligus perubahan, produk sekaligus proses, dan struktur sekaligus pertumbuhan
(Karnia Putri, 2018).
Selain kepribadian, temperamen dan watak juga memengaruhi wirausaha.
Istilah temperamen menunjukkan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat
tetap, sedangkan istilah watak dibentuk oleh pengalaman pengalaman semasa
kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya

2
pengalaman-pengalaman baru. Temperamen ini akan diimbangi oleh watak.
Temperamen ini akan diimbangi oleh watak.
Dari latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai kepribadian, temperamen, dan watak dalam berwirausaha.

B. Rumusan masalah
Bagaimana kepribadian, temperamen, dan watak dalam kewirausahaan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui kepribadian, temperamen, dan watak dalam kewirausahaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian seseorang tidak persis sama dengan kepribadian orang lain.
Kepribadian ini adalah sangat , dinyatakan oleh para ahli. Dengan kepribadian
yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi Simpati
padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, orang terkesima olehnya.
Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam
menjalankan usahanya. Ada pula wirausahawan yang secara fisik tidak
meyakinkan, tidak menarik, tetapi setelah mengobrol (lobby) rasanya tersimpan
suatu daya tarik, Sehingga calon relasi tadi makin tertarik, akhirnya menjurus ke
arah hubungan lebih dekat dan saling memberi harapan. Kepribadian semacam
inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha. Sekarang timbul pertanyaan,
Apakah kepribadian itu? Dapatkah kepribadian itu diperbaiki? Bagian-bagian
manakah dari unsur kepribadian yang dapat diperbaiki dan manakah yang sudah
pembawaan sejak lahir.
Uraian ini kami kemukakan dengan menampilkan sebuah definisi
kepribadian yang dalam bahasa Inggris disebut personality dikemukakan oleh
Erich From (1975) : By para peneliti I understand the totality of inherited aquired
psycihic which are characteristic of one individual and which make the individual
unique. Bila diartikan secara bebas rumusan diatas berbunyi: kepribadian adalah
merupakan keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas
pada seseorang yang membuatnya unik. Mengenai bagian mana dari kepribadian
yang diwarisi dan bagian mana yang diperoleh akan dibahas pada bagian
selanjutnya. Sutan Takdir Alisjahbana mencoba membedakan pengertian
personaliti dengan pengertian individu dan person.
Perkataan individu berasal dari individu (Latin) = atom on yang diartikan
sebagai indivisible entity, the living organism neutrality as unit. Jadi, individu itu

4
merupakan hal yang hidup suatu organisme yang bulat dan utuh sebagai suatu
kesatuan. Person berasal dari Persona yaitu theatrical mask, atau merupakan
topeng seperti orang main di panggung. Jadi, person ialah person behind the mask
= orang yang di belakang topeng. Sebagai kesimpulan tentang rumusan
personality ini: personality is the total of human mind ( Sutan Takdir alisyahbana,
1975) . Mind di sini diartikan sebagai keseluruhan karakteristik dari diri seseorang,
bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, berupa temperamen, watak atau
karakter.

B. KEPRIBADIAN YANG PRODUKTIF


Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kepribadian yang
produktif. Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan
kegunaan (utility). Ada empat macam utility, yaitu :
1. Utility of place (kegunaan tempat)
2. Utility of time (kegunaan waktu)
3. Utility of form (kegunaan bentuk)
4. Utility of ownership/possesion (kegunaan kepemilikan)
Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda
disebut produktif. Misalnya beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah),
kursi diruang kuliah berserakan, lalu disusun rapi (nilai gunanya bertambah), ini
disebut place utility. Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik
(time utility). Karet mentah diubah bentuk menjadi ban mobil (from utility).
Kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli (ownership utility).
Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang produktif (productive person)
ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya.
Seorang wirausaha selalu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya, antara
lain menampung tenaga kerja, memberi sumbangan social, menjaga kebersihan,
bergaul dengan sesama, memiliki perasaan tanggung jawab tinggi terhadap
lingkungannya.

5
Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu:
1. Skill of Social Interactive, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam
masyarakat
▪ Qualities of Spontaneity
▪ Friendliness
▪ Tolerance
▪ Open Relationship
2. Value Structure, memiliki struktur nilai :
▪ Deep empaty
▪ Concem for Others
Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus
senang berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki
rasa empati, menolong orang lain yang membutuhkan penolongannya.
Tidak semua orang sama produktifnya, umumnya ada variasi:
• Produktif Tinggi
• Produktif Rata-rata
• Produktif Rendah
Pribadi produktif rendah ini adalah orang yang emotionally and mentally
handicapped and whose relationship to society is essentially a dependent one
(Gilmore). Jadi dia secara emosional dan mentalnya cacat dan sangat tergantung
kepada orang lain.
Lain halnya dengan seseorang yang produktif, ia memiliki sikap percaya
diri, kapabilitas, self esteem-nya tinggi, self esteem is more basic and
comprehenshive psychological traits which fundamental to the productive
personality in general (Rosenberg).
Gilmore menyatakan self esteem may be briefly defined as the
individual’s evalute attitude boward him self (Gilmore).

6
Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang
memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif,
bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain.
Seorang yang produktif ini adalah individu yang matang (maturity).
Matang di sini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi lebih banyak mengandung
aspek psikologis. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah:
1. Tidak banyak tergantung pada orang lain
2. Memiliki rasa tanggung jawab
3. Objektif dan kritis (tidak asal terima isu)
4. Emosinya stabil
5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok dia akan tampil ke depan.
Dalam lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak.
6. Keyakinan agama. Yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang
kematangan yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan
kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang
non produktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah:
1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik tidak
pernah mengemukakan ide titik dia tidak bisa mengatakan "tidak" dia lebih
senang mengatakan "Ya".
2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi, tidak pernah Ia
keluarkan kembali .
4. Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu.
5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah
pikirannya.
6. Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas
jasa/honor.

7
7. Self-esteem nya goyang, dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain
terhadapnya.
I am as you desire me!
Tipe pribadi non produktif ini adalah pribadi yang immaturity ( belum
matang) . Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri:
1. Lebih bersikap pasif
2. Ketergantungan kepada orang lain
3. Tidak punya pandangan kedepan
4. Posisinya selalu dibawah
5. Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya.
Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek
dan tidak mencintai dirinya sendiri titik konsep cinta yang dikemukakan di sini
ialah konsep cinta yang disebut erotic love, Maternal love, the feeling of human
solidarity, and also self love. Jelas tipe pribadi yang non produktif ini bukan tipe
seorang wirausaha. Pribadi wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif
sebagaimana yang telah diuraikan diatas.

C. TEMPERAMEN
Istilah temperamen menunjukkan cara bereaksi atau bertingkah laku yang
bersifat tetap, sedangkan istilah watak dibentuk oleh pengalaman pengalaman
semasa kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena
diperolehnya pengalaman-pengalaman baru.
Hippocrates membedakan empat macam temperamen:
1. Choleric
2. Sanguine
3. Melancholic
4. Phlegmatic (Erich Fromm, 1975).
Secara simbolik dapat disamakan:
Choleric = Api, panas, cepat, dan kuat = easily angered = gampang marah.

8
Sanguine= udara, panas dan lembab, cepat dan lemah, dalam istilah lain = over
estimated = terlalu optimis.
Melancholic disimbolkan dengan bumi, dingin, kering, lemah dan kuat, dan
pendiam. Jadi tipe ini kuat dalam kelemahannya yang bersifat pendiam
(depressed).
Phlegmatic, simbolnya air, dingin, lembap dan lemah ( too slow )
Temperamen ini menunjukkan pada cara bereaksi yang bersifat tetap dan
tidak berubah titik tempramen ini akan diimbangi oleh watak, yaitu suatu pola
tingkah laku yang khas yang terdapat pada seseorang. Berbagai bentuk
temperamen di atas tidak boleh didekatkan ini jelek, itu bagus. Temperamen ini
akan diimbangi oleh watak. Seorang bertemperamen choleric bereaksinya sangat
cepat. Bila ia berwatak produktif dan pencinta keadilan maka ia akan mencintai
dan berlaku adil. Tetapi bila wataknya sadistik maka ia cepat menganiaya dan
merusak.

D. WATAK
Character is defined as the pattern of Behavior characteristic for a a Beyonce
given Individual
(Leland E. Hinsie, Jacob Satzky).
Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat sifat watak dapat disamakan
dengan sifat tingkah laku (behavior) . Sedangkan menurut socio-psikologis
manusia selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan
berhubungan dengan dirinya sendiri. Cara manusia berhubungan itu bermacam-
macam, enam, marah, kasihan, benci, sayang, cinta, bekerjasama, bersaing, dan
sebagainya. bersaing, dan sebagainya. Dengan segala cara berhubungan itu,
manusia berusaha menyesuaikan diri kau mencoba beriorientasi dengan sesama
mencoba beriorientasi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri.
dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.

9
Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus
mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang
terdapat pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau
lingkungannya. Bahkan seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang
berkat pengetahuan pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan
lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang
kita miliki diantaranya:
a. Pikiran
b. Perasaan
c. Pertambangan
d. Sikap
Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan
kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir sistematis dan terarah pada tujuan
disamping terbukanya kemungkinan bertambahnya pengetahuan. Perasaan akan
berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar, sehingga tumbuh
daya energi yang agresif, berani, sabar dan penuh perhitungan dalam menguji
perasaan orang lain. Setiap wirausaha harus dapat memberikan keterangan
keterangan kepada relasi dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya
harus meyakinkan dan setiap keberatan orang lain harus dapat dijawab dengan
tepat dan memuaskan titik memang seorang wirausaha itu perlu mempunyai
kecakapan untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan ke arah proses
lancarnya pembicaraan.
Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang
wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian titik pada
saat saat menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. sehingga,
Setiap keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan
dengan relasi akan semakin harmonis. Dengan demikian, wirausaha dapat
membuka hati dan pikirannya lebar-lebar dalam menerima tambahan pengetahuan

10
kecakapan dan keterampilan sehingga membentuk pribadi yang betul-betul teruji
dan menyenangkan (Buchari, 2017).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian merupakan keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh
yang khas pada seseorang yang membuatnya unik. Seorang wirausaha adalah
seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Produktif ialah kegiatan yang
menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Selain kepribadian, juga ada
yang dinamakan temperamen dan watak. Istilah temperamen menunjukkan cara
bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat tetap, sedangkan istilah watak dibentuk
oleh pengalaman pengalaman semasa kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-
batas tertentu karena diperolehnya pengalaman-pengalaman baru. Ketiga hal
tersebut, yaitu kepribadian, temperamen, dan watak sangat penting dalam
menentukan kesuksesan seseorang dalam berwirausaha.

B. Saran
Kepribadian, temperamen, dan watak sangat baik dipahami untuk berwirausaha.
Untuk itu, seseorang sebaiknya belajar dan terus berproses agar dirinya bisa
memiliki ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Alma. (2017). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Donni Juni Priansa.


(2015).
Karnia Putri, Marriva. 2018. Pengaruh Faktor Kepribadian dan Lingkungan Keluarga
terhadap Minat Berwirausaha. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Anda mungkin juga menyukai