Anda di halaman 1dari 26

BAB 5

AKUNTANSI KAS

A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kas sangat penting baik di dalam rumah tangga
konsumsi maupun rumah tangga produksi (Perusahaan). Hampir setiap kegiatan
dalam perusahaan berkaitan dengan dana kas.
Karena sifatnya, antara lain : volume fisik kecil, nilainya tetap sebesar nilai nominal)
tidak adanya identifikasi pemilikan dan sangat mudah untuk dipindah tangankan,
maka untuk mencegah terjadinya penyelewengan perlu diadakan poengawasan yang
ketat terhadap kas.
1. Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Kas dapat berupa uang tunai atau simpanan pada bank yang dapat digunakan
dengan segera dan diterima sebagai alat pembayaran sebasar nilai nominalnya.
Yang termasuk kas antara lain :
a. Uang kertas dan logam
b. Chek dan Bilyet Giro
c. Simpanan di bank dalam bentuk Giro
d. Travelers Chek, yaitu cek yang dikeluarkan khusus untuk perjalanan

(Turisme

Bisnis).
e. Money Order, yaitu surat perintah membayar sejumlah uang tertentu berdasarkan
keperluan pengguna.
f.

Chashiers Chek, yaitu cek yang dibuat oleh suatu bank, untuk suatu saat
dicairkan di bank itu juga.

g. Bank Drafit, yaitu cek atau perintah membayar dari suatu bank yang mempunyai
rekening di bank lain, yang dikeluarkan atas permintaan seseorang atau nasabah,
melalui penyetoran lebih dulu di bank pembuat.
Ciri-ciri khas adalah dapat digunakan segera sebesar nilai nominalnya. Sehingga yang
tidak dapat digunakan segera sebagai alat pembayaran dan tidak sesuai dengan nilai
nominalnya tidak dapat digolongkan sebagai Kas. Antara lain :
a. Cek mundur (Past Dated Chec)
b. Deoisito Berjangka (Certyificate of Deposit)
c. Wesel/Promes (Notes)

d. Surat Berharga (Marketable Securities)


e. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dalam bentuk Dana (funds).
Misalnya disisihkan untuk pembayaran deviden, untuk pelunasan pinjaman
obnligasi dan lain-lain.
Sesuai dengan uraian di atas, maka fungsi kas dalam suatu perusahaan sangat
penting, karena hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu
berkaitan dengan kas.
Tanpa kas suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar.
2. Pengawasan Kas
Karena sifatnya yang mudah dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan
pemilikannya, kemungkinan terjadi penyelewengan akan besar, maka perlu adanya
pengawasan yang ketat terhadap kas.
Pengawasan intern perusahaan terhadap kas antara lain dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Dalam penerimaan uang :
1. Menentukan fungsi-fungsi dalam penerimaan secara jelas, dan menetapkan
agar setiap penerimaan kas segera dicatat dan disetorkan ke Bank.
2. Mengadakan pemisahan fungsi antara pengurus/perusahaan (penerima dan
penyimpan) dengan pencatatan kas.
3. Mengadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas.
4. Menetapkan pelaksanaan laporan kas setiap hari.
b. Dalam Perjalanan
1. Semua pengeluaran uang dalam Cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran
kecil dibayar dari kas kecil.
2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat
3. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumendokumen yang lengkap, atau digunakan system Voucher.
4. Mengadakan pemisahaan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat
pengeluaran kas.
5. Melakukan pemeriksaan intern dalam waktu yang tidak tentu
6. Menetapkan membuat laporan kas harian.
Untuk menetapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti
tersebut di atas, perlu :
a. Pembentukan Dana Kas Kecil (Petty Cash Funds)

b. Diadakan Rekonsiliasi antara saldo kas menurut laporan bank untuk setiap
periode.
c. Menggunakan system voucher dalam melakukan pembayaran/pengeluaran
uang.
3. Perhitungan Uang Kas
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran pencatatan uang kas, perlu
diadakan penghitungan uang kas yang dapat dilakukan dengan dua cara :
a. Pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, yaitu saldo awal ditambah
penerimaan kas dan dikurangi pengeluaran kas.
b. Memeriksa saldo kas secara fisik, yaitu menghitung uang yang ada dalam kas dan
menghitung semua yang termasuk kas.
Untuk melakukan pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, secara umum
dibuat bagan sebagai berikut :
Saldo kas awal bulan .......................................................

Rp.

XXX

Penerimaan kas selama satu bulan..................................

Rp.

XXX +

Rp.

XXX

Pengeluaran kas selama satu bulan ................................

Rp.

XXX

Saldo kas akhir bulan .......................................................

Rp.

XXX -

Rp.

XXX

Pemeriksaan saldo kas secara fisik, dilakukan dengan cara menghitung fisik uang
tunai yang ada pada brankas serta semua yang termasuk kas (cek, bilyet giro, buku
simpanan pada bank dan lain-lain)
Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pemeriksa, disaksikan oleh dua orang atau lebih
dan diawasi oleh akuntan (jika perusahaan menggunakan jasa akuntan).
Perhitungan uang kas secara fisik dapat dibuat dengan bagan sebagai berikut :
I.

Uang Kertas :
lembar @ Rp. 50.000,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp. 20.000,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp. 10.000,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp.

5.000,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp.

1.000,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp.

500,00

= Rp.

XXX

lembar @ Rp.

100,00

= Rp.

XXX +
Rp.

XXX

II. Uang Logam :


keping @ Rp.

500,00

= Rp.

XXX

keping @ Rp.

100,00

= Rp.

XXX

. . keping @ Rp.

50,00

= Rp.

XXX

keping @ Rp.

25,00

= Rp.

XXX +
Rp.

XXX

III. Lain-lain :
1 lembar cek BBD No.

= Rp.

XXX

1 lembar cek BRI No.

= Rp.

XXX +
Rp.

XXX

Jumlah . Rp.

XXX

Saldo kas menurut buku menunjukkan jumlah yang sama dengan saldo kas
menurut perhitungan secara fisik dari brankas.
Kegiatan tersebut ditungkan dalam berita acara perhitungan uang kas.
Contoh :
Berita Acara Perhitungan Uang Kas
PT. COCA COLA JAKARTA
31 Desember 1994
Saldo buku per 1 Desember 1994..............................

Rp.

5.000.000,00

Jumlah penerimaan bulan Desember 1994 ............... Rp. 361.450.000,00 +


Rp. 366.450.000,00
Jumlah pengeluaran bulan Desember 1994 .............. Rp. 350.227.000,00 Saldo buku kas per 31 Desember 1994...................... Rp.

16.222.500,00

Perhitungan uang kas per 31 Desember 1994 menghasilkan jumlah sebagai


berikut :
I.

Uang Kertas :
100 lembar @ Rp. 50.000,00

= Rp. 5.000.000,00

200 lembar @ Rp. 20.000,00

= Rp. 4.000.000,00

500 lembar @ Rp. 10.000,00

= Rp. 5.000.000,00

100 lembar @ Rp.

5.000,00

= Rp.

500.000,00

300 lembar @ Rp.

1.000,00

= Rp.

300.000,00

200 lembar @ Rp.

500,00

= Rp.

100.000,00

50 lembar @ Rp.

100,00

= Rp.

5..000,00 +
Rp. 14.905.000,00

II. Uang Logam :


145 Keping @ Rp.

1.000,00

= Rp.

145.000,00

300 Keping @ Rp.

500,00

= Rp.

150.000,00

100 Keping @ Rp.

100,00

= Rp.

10.000,00

200 Keping @ Rp.

50,00

= Rp.

10.000,00

100 Keping @ Rp.

25,00

= Rp.

2.500,00 +
Rp.

317.500,00

III. Uang Giral (lain-lain) :


1 lembar cek No. 0251 Bank Bumi Daya

Rp. 1.000.000,00
Rp. 16.222.500,00

Saldo buku kas per 31 Desember 1994 sama dengan uang kas yang dihitung
pada tanggal tersebut.
Jakarta, 31 Desember 1994
Akuntan

Saksi :

Petugas Pemeriksa

1. (Angga)
(Drs. Jati Prihatno)

2. (Bayu)

(Aji Laksono)

4. Selisih Kas
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa saldo kas menurut buku sam dengan hasil
perhitungan secara fisik, namun dalam praktek sering terdapat perbedaan.
Jika ternyata terdapat perbedaan/selisih antara jumlah uang kas menurut buku
dengan jumlah yang ada secara fisik, perlu diadakan penelitian secara seksama,,
untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perbedaan tersebut :
a. Kesalahan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas ataupun jurnal
pengeluaran kas
b. Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehan (kecil), kemudian
dibulatkan ke atas/ke bawah
c. Adanya uang palsu
d. Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui
a. Jika selisih yang terjadi karena kesalahan pencatatan atau sebab-sebab lain yang
dapt diketahui, maka untuk memperbaikinya harus dibuat jurnal perbaikan (koreksi)
Contoh :
1. Saldo rekening kas pada tanggal 31 Januari 1994 Rp. 4.570.000,- tetapi
berdasarkan perhitungan secara fisik Rp. 4.750.000,Setelah dilakukan penelitian, ternyata pembelian peralatan kantor secara tunai
pada tanggal 20 Januari 1994 Rp. 1.570.000,- dicatat Rp. 1.750.000,-

Kesalahan tersebut diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :


Tgl.
Jan 31 Kas

Uraian

D
Rp. 180.000,-

Peralatan Kantor

K
Rp. 180.000,-

Penjelasan : Pada waktu membeli peralatan tanggal 20 Januari 1994 harusnya dicatat
dalam jurnal pengeluaran Kas Rp. 1.570.000,- ternyata dicatat
Rp. 1.750.000,Jadi ada kelebihan mencatat dijurnal pengeluaran kas maupun pada rekening kas
sisi kredit Rp. 180.000,- Maka untuk perbaikkannya rekening kas harus didebit
sejumlah kelebihan tersebut.
2. Saldo rekening kas tanggal 28 Pebruari 1994 Rp. 9.270.000,- tetapi berdasarkan
perhitungan secara fisik Rp. 9.770.000,- setelah dilakukan penelitian, ternyata
penerimaan tagihan dari seorang debitur pada tanggal 15 Pebruari 1994 Rp.
1.500.000,- dicatat Rp. 1.000.000,Kesalahan tersebut diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :
Peb 28 Kas

Rp. 500.000,Piutang

Rp. 500.000,-

Penjelasan : Pada waktu menerima tagihan tanggal 15 Februari 1994 harusnya dicatat
dalam Penerimaan Kas Rp. 1.500.000,- ternyata dicatat Rp. 1.000.000,berarti ada kekurangan mencatat di Jurnal Penerimaan Kas maupun pada
rekening Kas sisi Debit Rp. 500.000,Maka untuk perbaikannya rekening kas harus didebit sejumlah kekurangan
tersebut.
Kesimpulan : 1. Jika kesalahan mencatat terlalu besar, perbaikannya ditulis disisi yang
berlawanan sebesar kelebihan.
2. Jika kesalahan mencatat terlalu rendah, perbaikannya ditulis disisi
yang sama sebesar kekurangannya.

b. Jika selisih yang terjadi karena sebab-sebab yang belum atau tidak diketahui harus
ditampung didalam rekening selisih Kas.
Contoh :

1. Saldo rekening kas pada tanggal 31 Maret 1994 berjumlah Rp. 13.450.000,- tetapi
jumlah uang kas yang ada sebenarnya Rp. 13.464.500,- setelah diteliti tidak
ditemukan sebab-sebabnya. Maka selisihnya harus dimasukkan kerekening Selisih
Kas, melalui jurnal :
Jan

31 Kas

Rp. 14.500,Selisih Kas

31/3 Rp.

Kas
13.450.000

31/3 Rp.

14.500

Rp. 14.500,Selisih Kas


31/3 Rp.14.500,-

2. Saldo rekening kas pada tanggal 30 April 1994 Rp. 15.675.000,- ternyata uang kas
yang ada sebenarnya Rp. 15.673.400,- Setelah diteliti tidak ditemukan sebabsebabnya. Maka selisihnya harus dimasukkan kerekening Selisih Kas melalui jurnal
:
Apr

30 Selisih Kas

Rp. 1.600,-

Kas
Kas
31/3 Rp. 15.675.000 30/4 Rp. 1.600

Rp. 1.600,Selisih Kas


31/3Rp. 1.600,-

Kesimpulan : 1. Jika jumlah uang yang ada lebih besar dari saldo rekening kas, maka
kelebihan tersebut dicatat disisi debit rekening Kas dan disisi kredit
rekening Selisi Kas.
2. Jika jumlah yang ada lebih rendah dari saldo rekening Kas, maka
kekurangannya dicatat disisi kredit rekening Kas dan disisi debit
rekening Selisih Kas.
B. Kas Kecil (Bon Cash)
Dana kas kecil adalah uang yang disediakan untuk membayar pengeluaranpengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Dana kas kecil ini diserahkan kepada seorang kasir kas kecil, yang akan
mempertanggung jawabkan setiap pengeluaran.
Pengisian dana kas kecil dapat dilakukan berdasarkan permintaan pemegang kas
kecil jika dana kas kecil sudah menitip, atau dapat pula dilakukan secara periodic
(seminggu atau setengah bulan sekali).
Cara pencatatan dana kas kecil ada dua cara, yaitu Sistim dana tetap dan sistim dana
tidak tetap.
1. Sistim Dana Tetap (Imprest Fund System)

Dalam metode ini dana kas kecil besarnya selalu tetap, sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh manajemen, sehingga tidak setiap pengeluaran dicatat dalam kas
kecil.
Pencatatan dalam kas kecil hanya dilakukan jika ada penambahan/pengisian kembali
dana kas kecil. Dalam hal ini kasir harus mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran dan
membuat catatan intern yang akan digunakan untuk mengajukan penggantian pada
kas pusat.
Agar supaya jelas rincian tentang pengeluaran kas kecil, pemegang kas kecil harus
membuat buku kas kecil, yang kolom-kolomnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Bentuk buku kas kecil antara lain sebagai berikut :

TGL.

NO.
BKT

KETERANGAN

PENE-

PENGE-

RIMAAN

LUARAN

BIAYA
TELP.

REKENING YANG DIDEBIT


BIAYA
SERBA-SERBI
SUPLAY

REKENING

JUMLAH

KANTOR

2. Sistem Dana Tidak Tetap (Fluctuation Fund System)


Dalam metode ini dana kas kecil berubah-ubah sesuai dengan transaksi yang
menyangkut kas kecil. Setiap terjadi perubahan jumlah uang dalam kas kecil selalu
diadakan pencatatan.
Perbedaan cara pencatatan dana kas kecil dengan system dana tetap/imprest fund
system dengan system dana tidak tetap/fluctuation fund system, dapat digambarkan
dengan bagan berikut ini.

1.

Pembentukan dana

PENCATATAN DALAM JURNAL


SISTEM DANA TETAP
SISTEM DANA TIDAK TETAP
Kas Kecil
Rp. Xx
Kas Kecil
Rp. xx

2.

kas kecil
Pengeluaran dari

Kas
Tidak dijurnal

NO

TRANSAKSI

Kas Kecil, (seperti :


pembelian
perangko, materai,
pembayaran
rekening listrik, air

Rp. xx

Kas
Biaya perangko

Rp. xx

Dan Materai Rp. xx


Biaya Listrik,
Air dan Tlp.
Biaya ..
Kas Kecil

Rp. xx
Rp. xx
Rp.

3.

dan lain-lain)
Pengisian kembali
dana Kas Kecil

Xx
Kas Kecil

Biaya perangko
Dan materai Rp. xx

Rp. xx

Kas

Biaya listrik,

Rp.

Xx

Air dan Telp Rp. xx

4.

Penyetoran kembali
ke Kas, karena

Biaya ..

Rp. xx

Kas
Kas Kecil

Rp. Xx

Kas

Rp. xx
Kas Kecil
Rp. xx

dana kas kecil

Rp. xx

Kas

Rp.

Xx

dianggap terlalu
besar

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini :


Contoh Soal 1 :

PD. Subur Jaya menyelenggarakan Kas Kecil untuk pengeluaranpengeluran kecil.


Kas kecil tersebut mulai dibuka pada tanggal 1 Desember 2004
dengan menerima uang sebanyak Rp. 200.000,- dari Kas Pusat.
Untuk selanjutnya Kas Kecil diisi setiap tanggal 10 dan 25.
transaksi yang berhubungan dengan Kas Kecil selama bulan
Desember 2004 adalah sebagai berikut
Des 3, Dibayar perangko Rp. 10.000,- dan materai Rp. 10.000,(suplais/perlengkapan kantor)
Des 7, Dibayar rekening listrik Rp. 40.000,- dan air Rp. 20.000,Des 10, Dana Kas Kecil diisi kembali
Des 12, Dibayar biaya telegram Rp. 15.000,- dan biaya iklan pada
harian Umum Kompas Rp. 40.000,Des 15, Dana Kas Kecil dianggap terlalu besar, maka Rp. 50.000,disetor kembali ke kas.
Des 18, Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp. 25.000,Des 22, Dibayar biaya telegram Rp. 20.000,Des 25, Dana Kas Kecil diisi kembali
Des 26, Dibeli suplais kantor Rp. 25.000,-

Des 28, Dibayar untuk pengobatan karyawan yang sakit Rp.


15.000,- (biaya rupa-rupa)
Des 30, Dibayar biaya angkut barang yang dibeli Rp. 30.000,Diminta :
Catatlah transaksi di atas ke dalam :
a. Buku Kas Kecil
b. Jurnal Umum, jika menggunakan metode/system :
1. Sistem dana tetap (Imperest Fund System)
2. Sistem dana tidak tetap (Fluctuation Fund System).

a. Buku Kas Kecil

Tgl.

No.
Bukti

Keterangan

Penerimaan

Pengeluaran

Biaya

Rekening Yang Didebit


Biaya angkut
Suplair

Serba-serbi
Rekening
Jumlah
Rp.
-

Telegram
Rp.
-

pembelian
Rp.
-

kantor
Rp.
-

Rp. 20.000

Rp.

Rp.

Rp.

Rp. 40.000

Rp.

Rp.

Rp.

air & Listrik

Rp. 40.000

Rp. 20.000

Rp.

Rp.

Rp.

air & Listrik

Rp. 20.000

Rp. 80.000

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Telegram

Rp.

Rp. 15.000

Rp. 15.000

Rp.

Rp.

Rp.

07.

Iklan Harian Kompas

Rp.

Rp. 40.000

Rp.

Rp.

Rp.

biaya iklan

Des 15

08.

Dikembalikan ke kas pusat

Rp.

Rp. 50.000

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Des 18

09.

Biaya angkut barang

Rp.

Rp. 25.000

Rp.

Rp. 25.000

Rp.

Rp.

Des 22

10.

Telegram

Rp.

Rp. 20.000

Rp. 20.000

Rp.

Rp.

Rp.

Des 25

11.

Pengisian kembali

Rp. 100.000

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Des 26

12.

Suplair kantor

Rp.

Rp. 25.000

Rp.

Rp.

Rp. 25.000

Rp.

Des 28

13.

Pengobatan karyawan

Rp.

Rp. 15.000

Rp.

Rp.

Rp.

Des 30

14.

Biaya angkut barang

Rp.
Rp. 380.000

Rp. 30.000
Rp. 300.000

Rp.
Rp. 35.000

Des 1

01.

Pembentukan dana

Rp. 200.000

Rp.

Des 3

02.

Perangko dan materai

Rp.

Des 7

03.

Rekening listrik

Rp.

Des

04.

Rekening air

Rp.

Des 10

05.

Pengisian kembali

Des 12

06.

Des

Rp. 30.000
Rp. 55.000

Rp.
Rp. 45.000

Rp.

Rp. 40.000

biaya rupa2 Rp. 15.000


-

Rp.
Rp. 115.000

b. Jurnal Umum :
1. Sistem Dana Tetap
Tgl.
Des
1

2. Sistem Dana Tidak Tetap

Uraian
Kas Kecil

D
Rp. 200.000

Kas
Des

Tgl.
Des
1

Uraian
Kas Kecil

Rp. 200.000
-

D
Rp. 200.000

Kas
Des

Suplais Kantor

Rp. 200.000
Rp.

20.000

Kas Kecil
Des

Des

Biaya air dan Listrik

Rp.

10

Suplais Kantor

Rp.

20.000

Biaya Air dan Listrik

Rp.

60.000

Kas
Des

12

Des

10

Kas Kecil

Rp.

15

Kas

Des

Rp.
Kas Kecil

50.000

Des
Rp.

Rp.

60.000

Rp.

80.000

Rp.

55.000

Rp.

50.000

80.000
12

Biaya Telegram

Rp.

15.000

Biaya Iklan

Rp.

40.000

Kas
Des

20.000

80.000

Kas
Rp.

Rp.
60.000

Kas Kecil
Des

50.000

15

Kas

Rp.
Kas Kecil

50.000

Des

18

Des

18

Biaya Angkut Pembelian

Rp.

25.000

Kas Kecil
Des

22

Des

22

Biaya Telegram

Rp.

25

Biaya Telegram

Rp.

35.000

Biaya Iklan

Rp.

40.000

Biaya Angkut Pembelian

Rp.

25.000

Kas
Des

26

Des

25

Kas Kecil

28

Kas

30

20.000

Rp. 100.000

Rp. 100.000
-

Des

26

Suplais Kantor

Rp.

25.000

Des

28

Biaya rupa-rupa

Rp.

Des

30

Biaya Angkut Pembelian

Rp.

Rp. 430.000

25.000

Rp.

15.000

30.000

Kas Kecil
Rp. 430.000

Rp.
15.000

Kas Kecil
Des

Rp.
Rp. 100.000

Kas Kecil
Des

25.000

20.000

Kas Kecil
Des

Rp.

Rp. 680.000

Rp. 30.000
Rp. 680.000

3. Mencatat Saldo Kas Kecil di Neraca


a. Jika menggunakan sistim dana tetap, saldo kas kecil dicatat sebesar dana kas
kecil yang ditetapkan.
Dari contoh di atas, maka di neraca kas kecil dicatat sebesar Rp. 150.000,(Ditetapkan Rp. 200.000,- kemudian dikembalikan sebesar Rp. 50.000,- karena
dianggap terlalu besar).
Karena kas kecil hanya diisi kembali tiap tanggal 10 dan 25, maka sampai dengan
tanggal 31 Desember 1994 terdapat pengeluaran kas kecil yang belum diganti
Rp. 70.000,- yaitu pengeluaran tanggal 26, 28, dan 30 Desember 1994.
Sehingga pada tanggal 31 Desember 1994 perlu disesuaikan dengan membuat
jurnal penyesuaian sebagai berikut :
1994
Des

31 Suplai Kantor

Rp. 25.000,-

Biaya rupa-rupa

Rp. 15.000,-

Biaya Angkut Pembelian

Rp. 30.000,-

Kas Kecil

Rp. 70.000,-

Pada awal tahun berikutnya (1 Januari 1995) perlu dibuat jurnal pembalik
(reversing Entries/Readjustment) agar saldo rekening kas kecil tetap seperti
semula, dan pengisian kembali kas kecil berikutnya sesuai dengan cara yang
dilakukan sebelumnya.
Jurnal pembalik/readjustment.
1994
Des

31 Kas Kecil

Rp. 70.000,-

Suplais Kantor

Rp. 25.000,-

Biaya rupa-rupa

Rp. 25.000,-

Biaya Angkut Pembelian

Rp. 30.000,-

Tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 1994 adalah


untuk menyamakan jumlah saldo rekening kas kecil dengan saldo uang yang
sebenarnya ada.

Sedang tujuan dibuatnya jurnal pembalik adalah untuk mengembalikan posisi kas
kecil seperti semula, sehingga pada waktu diadakan pengisian kembali dapat
dilakukan seperti yang sudah lazim dilaksanakan dan tidak terjadi kesalahan.
b. Jika menggunakan sistim dana tidak tetap, saldo kas kecil dicatat sebesar sisa
dana kas kecil yang sebenarnya pada saat itu.
Dari contoh di atas saldo kas di neraca dicatat Rp. 80.000.
(Rp. 150.000,- - Rp. 70.000,-)
dalam sistim dana tidak tetap, saldo dana kas kecil yang sebnarnya ada, harus
sama dengan saldo menurut catatan (Buku), karena setiap terjadi penerimaan
maupun pengeluaran selalu dicatat dalam rekening kas kecil, sehingga tidak perlu
dibuat jurnal penyesuaian.
C. Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation)
1

Pengertian Rekonsiliasi Bank


Pada

umumnya

perusahaan-perusahaan

uangnya

di

Bank,

dan

melakukan

pembayaran dengan cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil.


Dalam hal ini perusahaan membuka rekening Bank. Untuk mencatat setiap terjadi
penyetoran ke Bank, pengambilan dan pembayaran dengan cek.
Saldo rekening Bank menunjukkan jumlah uang perusahaan yang disimpan di Bank
dalam bentuk Giro/rekening Koran (demand deposit), maka dicatat di sisi debet oleh
perusahaan.
Pihak Bank juga mencatat tentang utang rekening Koran dengan setiap nasabahnya.
Saldo utang rekening Koran menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh
Bank, maka dicatat di kredit oleh Bank.
Secara teoritis saldo rekening Bank di perusahaan dan utang rekening Koran di Bank
selalu sama, tetapi dalam praktek tidak selalu demikian.
Ketidaksamaan antara saldo buku (rekening Bank di perusahaan) dengan saldo Bank
(menurut rekening Koran yang dibuat oleh Bank), disebabkan oleh beberapa factor
seperti berikut ini :
a. Transaksi-transaksi yang mempengaruhi saldo rekening Koran
1.

Simpanan/setoran dalam proses (diposit in transit), yaitu simpanan yang


dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir bulan), tetapi oleh Bank
belum dicatat (baru dicatat pada awal bulan berikutnya). (+)

2.

Cek dalam peredaran (out standing checks), yaitu cek yang telah dikeluarkan
perusahaan, tetapi oleh pemegang belum diuangkan ke Bank, sehingga
pengeluaran tersebut belum dicatat oleh Bank. (-)

3.

Uang tunai yang tidak atau belum disetorkan ke Bank. (+)

4.

Kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan oleh Bank. (+/-)

b. Transaksi-transaksi yang mempengaruhi saldo kas perusahaan


1.

Adanya hasil inkaso tranfer Bank yaitu penagihan piutang atau wesel atas
nama perusahaan oleh Bank, tetapi belum dilaporkan kepada perusahaan. (+)

2.

Cek tidak cukup dana (cek kosong), yaitu cek yang diterima perusahaan
kemudian didepositokan ke Bank, akan tetapi oleh Bank dikembalikan karena
tidak cukup dana (not sufficien funds). (-)
Dalam hal ini perusahaan telah mencatat sejumlah uang sebagai setoran
tetapi Bank tidak mencatatnya atau setelah mencatat kredit kemudian
mengeluarkan kembali dengan mendebit, karena tidak cukup dana.

3.

Cek ditempat(counter check) yaitu pengambilan uang dari Bank dengan tidak
menggunakan buku cek melainkan dengan formulir khusus di Bank. (-)

4.

Biaya Bank, yaitu biaya-biaya yang dibebankan Bank kepada perusahaan,


seperti : biaya administrasi, biaya inkaso (penagihan) dan lain-lain. (-)

5.

Jasa Giro, yaitu biaya yang diberikan Bank kepada perusahaan atas saldo
rekeningnya. (+)

6.

Kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan. (+/-)


Seperti : mencatat pada sus cek, terlalu besar/kecil.
Untuk dapat mengetahui saldo kas yang benar, sehingga saldo rekening Bank
di perusahaan sama dengan saldo rekening Koran di Bank, perlu dilakukan
penelitian, penganalisaan dan pencatatan dalam suatu daftar yang disebut
Bank Reconciliation (Bank Rekonsiliasi).
Untuk lebih jelasnya, kasus yang mempengaruhi saldo Kas/Bank, dapat
digambarkan dengan bagan berikut ini :

Kasus yang mempengaruhi saldo Kas/Bank


A. Menurut Catatan Perusahaan :
B. Menurut Catatan Rekening Koran Bank :
+ Penerimaan yang sudah dicatat oleh

+ Setoran/penerimaan yang sudah dicatat

Bank, belum dicatat oleh Perusahaan

oleh perusahaan, belum dicatat oleh

Contoh : -

Bank.

Transfer Bank

Jasa Giro

- Setoran dalam proses

Hasil Inkaso Bank

- Penerimaan tagihan belum disetor ke


Bank.

+ Kesalahan

mencatat

pengeluaran

tinggi.

terlalu besar/tinggi.
+ Kesalahan

mencatat

terlalu rendah.

+ Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu

penerimaan

+ Kesalahan mencatat penerimaan terlalu


rendah.

- Pengeluaran yang sudah dicatat oleh

- Pengeluaran yang sudah dicatat oleh

Bank, belum dicatat oleh Perusahaan.

perusahaan, belum dicatat oleh Bank.

Contoh : - Biaya administrasi Bank

Contoh : Cek dalam peredaran

Cek ditempat, yaitu


- Kesalahan

peng- ambilan uang dari


Bank, tidak

mencatat

pengeluaran

terlalu rendah.

mempergunakan cek,
melainkan

- Kesalahan mencatat penerimaan terlalu

menggunakan formulir

tinggi.

khusus di Bank.
- Kesalahan

mencatat

pengeluaran

terlalu rendah.
- Kesalahan

mencatat

penerimaan

terlalu tinggi.
- Setoran cek yang ditolak/tidak cukup
dana.
B.

Penyusun Rekonsiliasi
Rekonsiliasi Bank dapat disusun dalam bentuk :
a. Skontro (account form)
Dalam bentuk ini saldo rekening Bank menurut catatan perusahaan dan saldo
rekening Koran Bank diperbaiki dengan bentuk sebelah menyebelah.
b. Laporan (Report form)
Dalam bentuk ini rekening Bank menurut catatan perusahaan dan saldo rekening
Koran Bank diperbaiki dengan bentuk vertical.

Contoh Soal 1 :
Saldo rekening Bank Danamon di PT. Aji Jaya pada tanggal 31
Agustus 2004 menunjukkan jumlah Rp. 2.750.0500,-. Saldo menurut
rekening Koran pada tanggal tersebut Rp. 63.500.000,-.
Setelah diadakan penelitian, perbedaan itu disebabkan hal-hal
sebagai berikut :

a. Tiga lembar cek berjumlah Rp. 24.375.000,- yang telah dikeluarkan


oleh PT. Aji Jaya, ternyata belum ditukarkan oleh penerima ke
Bank.
b. Setoran dari langganan melalui Bank untuk pembayaran utangnya
Rp. 6.975.000,- Bank Danamon baru memberi tahu kepada PT. Aji
Jaya bersama rekening Koran.
c. Setoran pada tanggal 31 Agustus 2004 sebesar Rp. 6.000.000,belum dibukukan oleh Bank.
d. Sebuah cek yang diterima dari seorang debitur sejumlah Rp.
4.000.000,- telah didepositokan ke Bank, ternyata dikembalikan
karena tidak cukup dana.
e. Cek No. 451 yang ditarik oleh PT. Abadi Jaya sebesar Rp.
7.500.000,- telah salah dibukukan oleh Bank kedalam rerkening PT.
Aji Jaya.
f. Cek No. 215 D X sebesar Rp. 15.275.000,- untuk pelunasan utang
kepada Fa. Sejahtera, oleh PT. Aji Jaya telah dicatat dengan jumlah
Rp. 12.575.000,g. Biaya Bank untuk bulan agustus 2004 sebesar Rp. 900.000,- belum
dicatat oleh perusahaan.
h. Bank memberikan jasa giro kepada PT. Aji Jaya Rp. 500.000,Diminta :
a. Buatlah Rekonsiliasi Bank untuk PT. Aji Jaya 31 Agustus 2004 :
Dalam bentuk Skontro
b. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan

JAWAB :
PT. AJI JAYA
REKONSILIASI BANK
31 Agustus 1994
a.1. Bentuk Skontro

A. Saldo kas menurut catatan perusahaan sebelum rekonsiliasi

B. Saldo menurut rekening Koran sebelum rekonsiliasi

Rp. 52.750.000
Ditambah :

Rp. 63.500.000
Ditambah :

b) Penerimaan tagihan melalui Bank Rp. 6.975.000

c) Simpanan dalam proses

Rp. 6.000.000

h) Jasa Giro (Pendapatan Bunga)

e) Koreksi Cek No. 451

Rp. 7.500.000

Rp.

500.000
Rp.

7.475.000

Rp. 13.500.000

Rp. 60.225.000

Rp. 77.000.000

Dikurangi :

Dikurangi :

d) Cek tidak cukup dana (dari debitur)

a) Cek dalam peredaran

Rp.24.375.000

Rp. 4.000.000

Rp. 24.375.000

f) Cek No. 215 D X untuk pelunasan


utang dicatat terlalu rendah
g) Biaya Administrasi Bank

Rp. 2.700.000
Rp.

900.000
Rp.

Saldo Kas setelah rekonsiliasi/disesuaikan =

7.600.000

Rp. 52.625.000

Saldo Bank setelah rekonsiliasi/disesuaikan =

Rp. 52.625.000

a.2. Bentuk Stefel


PT. Aji Jaya
Rekonsiliasi Bank
31 Agustus 1994

A. Saldo kas menurut catatan perusahaan


sebelum rekonsiliasi

Rp.

52.750.000,-

Rp.

7.475.000,-

Rp.

60.225.000,-

Rp.

7.600.000,-

Rp.

52.625.000,-

Rp.

63.500.000,-

Rp.

13.500.000,-

Rp.

77.000.000,-

Rp.

24.375.000,-

Rp.

52.625.000,-

Ditambah :
b) Penerimaan tagihan melalui Bank

Rp.

6.975.000,-

h) Jasa giro (pendapatan bunga)

Rp.

500.000,-

Dikurangi :
d) Cek tidak cukup dana dari Debitur

Rp.

4.000.000,-

Rp.

2.700.000,-

Rp.

900.000,-

f) Cek No. 215 D X untuk pelunasan


utang dicatat terlalu rendah
g) Biaya Administrasi Bank
Saldo kas setelah rekonsiliasi (disesuaikan)

B. Saldo menurut rekening Koran sebelum


Rekonsiliasi
Ditambah :
c) Simpanan dalam proses

Rp.

6.000.000,-

e) Koreksi cek No. 451

Rp.

7.500.000,-

Dikurangi :
a) Cek yang sedang beredar

Rp.

24.375.000,-

Saldo Bank setelah rekonsiliasi (disesuaikan)

b. Jurnal Penyesuaian 31 Agustus 1994


Ags

31 Kas

Rp. 7.475.000,-

Piutang Dagang

Rp. 6.975.000,-

Pendapatan bunga

Rp.

31 Piutang Dagang

500.000,-

Rp. 4.000.000,-

Utang Dagang

Rp. 2.700.000,-

Biaya Bank

Rp.

900.000,-

Kas

Rp. 7.600.000,-

CATATAN :
Jurnal penyesuaian yang dibuat hanyalah yang mempengaruhi jumlah saldo kas
(Rekening Bank di perusahaan).
Sedang yang mempengaruhi saldo rekening Koran tidak perlu dijurnal, karena pihak Bank
yang akan memperbaiki.

Penjelasan :
a. Cek yang telah dikeluarkan oleh PT. Aji Jaya Rp. 74.375.000,- berarti sudah dicatat
sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh pemiliknya belum diuangkan ke Bank yang
harus disesuaikan (ditulis sebagai pengurangan).
b. Setoran dari langganan melalui Bank Rp. 6.975.000,- sudah dicatat oleh Bank, tetapi
perusahaan belum mencatatnya, maka saldo kas harus disesuaikan (ditulis sebagai
penambahan).
c. Setoran Rp. 6.000.000,- sudah dicatat oleh perusahaan, sebagai penambahan tetapi
Bank belum mencatatnya, maka saldo Bank harus disesuaikan dengan mencatat
sebagai penambahan.
d. Cek sejumlah Rp. 4.000.000,- oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan,
tetapi oleh Bank dikembalikan karena tidak cukup dana, maka perusahaan harus
mencatat kembali sebgai pengurangan kas.
e. Kesalahan mencatat cek PT. Abadi Jaya ke rekening PT. Aji Jaya Rp. 7.500.000,- oleh
Bank, berarti Bank telah mencatat adanya pembayaran pengurangan atas nama PT.
Aji Jaya, padahal PT. Aji Jaya tidak melakukan pembayaran (tidak mengeluarkan cek).
Maka saldo Bank harus dibetulkan dengan mencatatnya kembali jumlah

Rp.

7.500.000,- sebagai penerimaan kembali/penambahan.


f.

Kesalahan mencatat pembayaran utang sebear Rp. 2.700.000,- (Rp. 15.275.000,dicatat Rp. 12.575.000,-) oleh PT. Aji Jaya, berarti pengeluaran dicatat terlalu rendah,

maka harus disesuaikan dengan mencatat sebagai pengurangan tambahan oleh


perusahaan.
g. Biaya Bank Rp. 900.000,- yang dibebankan oleh Bank kepada PT. Aji Jaya harus
dicatat sebagai pengurangan saldo kas.
h. Jasa giro yang diberikan Bank kepada perusahaan Rp. 500.000,- berarti menambah
saldo kas.
D. Sistem Voucher
Sistem voucher adalah suatu metode dan prosedur pencatatan yang dilaksankan untuk
mengadakan pengawasan secara efektif terhadap pembayaran-pembayaran atau
pengeluaran-pengeluaran uang.
Prosedur pencatatan dalam sistim voucher :
1

Setiap kewajiban yang pada kahirnya harus diselesaikan dengan pengeluaran kas
harus dicatat dalam voucher.
Voucher adalah merupakan bukti adanya persetujuan untuk mengeluarkan uang.
Dalam voucher harus ada kolom yang dapat menunjukkan adanya persetujuan yang
berwenang.

Semua voucher yang dikeluarkan dicatat dalam voucher register, dan diarsipkan
dalam suatu file.
Voucher register adalah jumlah khusus untuk mencatat semua voucher yang
dikeluarkan.

Pada saat akan melakukan pembayaran, voucher diambil dari file, kemudian
dibuatkan cek.
Pada saat ini kolom pembayaran dalam voucher maupun dalam voucher register diisi.

Semua cek yang dikeluarkan dicatat dalam chek register.


Chek register adalah buku untuk mencatat setiap ada pengeluaran cek, dengan
mendebit rekening utang voucher dan mengkreditkan rekening Kas/Bank.

Memposting voucher register ke rekening buku besar masing-masing, seperti halnya


dari jurnal pembelian dan pengeluaran kas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan system voucher adalah untuk
mengadakan pengawasan terhadap pengeluaran kas secara efektif. Sehingga dapat
dihindarkan terjadinya kelalaian ataupun kecurangan terhadap pengeluaran kas
tersebut.

Contoh Voucher :

PD. Mekar Jaya di Jakarta, pada tanggal 2 Januari 1995 membeli barang dari Fa. Melati
seharga Rp. 2.000.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
Pada tanggal 10 Januari 1995 dilakukan pembelian atas pembelian tanggal 2 Januari
tersebut.
Jika PD. Mekar Jaya menggunakan sistim voucher, maka transaksi diatas dapat dibuat
voucher sebagai berikut :

PD. MEKAR JAYA JAKARTA


VOUCHER
Dibayarkan kepada :

Voucher No. 2001

FA. MELATI

Tanggal : 2 Januari 1995

Jl. Tenggiri No. 39


Jakarta

REKENING YANG DIDEBIT

NOMOR

JUMLAH

REKENING

Utang Dagang
Total Utang Voucher

201

Rp. 2.000.000,-

229

Rp. 2.000.000,-

Untuk keperluan : Pembayaran utang atas pembelian barang dagang :


Fa. Melati tanggal 2 Januari 1995.
KOLOM PEMBAYARAN

KOLOM ADMINISTRASI
Voucher disetujui oleh : Hadi S.

Utang Voucher

Rp. 2.000.000,-

Pembayaran disetujui oleh : Rini

Potongan Pembelian

Rp.

Pembebanan disetujui oleh : Ahmad

Jumlah yang dibayar


Tanggal :

Rp. 1.960.000,Cek No :

10 1 1995

422 K

40.000,-

Dicatat di Check Register oleh : Endang M.

Catatan :
a. Voucher ini dibuat pada waktu menerima faktur dan barang yang dibeli.
b. Kolom pembayaran baru diisi pada saat akam melakukan pembayaran.
Contoh Soal :
PD. Mekar Jaya pada tanggal 1 Januari 1994 mempunyai saldo kas sebesar Rp.
14.250.000,- Dalam pengeluaran uang, PD. Mekar Jaya menggunakan sistim voucher.

Selama bulan Januari 1994, pada perusahaan tersebut terdapat transaksi-transaksi


sebagai berikut :
Jan 2

Debeli dari Fa. Melati, barang dagang Rp. 2.000.000,- syarat pembayaran 2/10,
n/30.

Jan 5

Dibeli tunai bahan habis pakai (BHP) Toko Rp. 150.000,- dari Toko Dahlia,
dengan cek no. 421 K.

Jan 10

Dibayar kepada Fa. Melati, untuk pelunasan faktur tanggal 2 Januari 1994
dengan cek no. 422 K.

Jan 13

Dibeli dari CV. Kenanga, Barang Dagang Rp. 3.000.000,- dengan syarat 2/10,
n/30.

Jan 15

Dibayar biaya angkut barang yang dibeli tanggal 13 Januari 1994, kepada CV.
Angkutan Lancar Rp. 50.000,- dengan cek no. 423 K.

Jan 18

Dibeli tunai barang dagang Rp. 1.000.000,- dari CV. Mawar, dengan cek no. 424

Jan 20

Dibayar iklan kepada Harian Pelita Rp. 75.000,- dengan cek no. 425 K.

Jan 23

Dibayar kepada CV. Kenanga dengan cek no. 426 K

Jan 25

Dibeli barang dagang Rp. 2.500.000,- dari Fa. Melati, dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30.

Jan 27

Dibayar dengan cek no. 427 K, kepada CV. Angkutan Lancar, untuk barang yang
dibeli tanggal 25 Januari 1994 Rp. 60.000,-

Jan 30

Dibeli dari Toko Dahlia, Peraltan Kantor Rp. 200.000,- syarat pembayarannya
2/10, n/30.

Diminta :
Catatlah semua transaksi diatas ke dalam :
a. Voucher Register (Voucher dimulai dengan no. 200)
b. Cek Register
c. Postinglah voucher register dan cek register ke rekening buku besar yang
bersangkutan.

er

a. Voucher Register

Dibayar Kepada

Bulan Januari 1994

Pembayaran

Kredit

Cek

Utang

Nomor

Voucher

Tgl.

Debit
Biaya
Pembelian

Angkut

Serb

Perlengkapan

Pembelian

Toko

Rekening

Fa. Melati

10-1

422 k

Rp. 2.000.000

Rp. 2.000.000

Rp.

Rp.

Toko Dahlia

5-1

421 k

Rp.

Rp.

Rp.

Rp. 150.000

CV. Kenanga

23-1

426 k

Rp. 3.000.000

Rp. 3.000.000

Rp.

Rp.

CV. Angkutan Lancar

15-1

423 k

Rp.

Rp.

Rp. 50.000

Rp.

CV. Mawar

18-1

424 k

Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000

Rp.

Rp.

Harian Pelita

20-1

425 k

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

biaya iklan

Rp. 2.500.000

Rp. 2.500.000

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp. 60.000

Rp.

Rp. 200.000
Rp. 9.035.000

Rp.
Rp. 8.500.000

Rp. Rp. 110.000

Rp. Rp. 150.000

(201)

(501)

(503)

Fa. Melati
CV. Angkutan Lancar
Toko Dahlia

27-1

427 k

150.000
50.000
75.000
60.000

(104)

Catatan : Kolom pembayaran (Tgl. Dan Cek Nomor) baru diisi pada saat akan melakukan
pembayaran, dengan mengeluarkan cek.

b. Check Register Bulan Januari 1994

perl.kantor

Anda mungkin juga menyukai