Anda di halaman 1dari 28

Kepemimpinan

(Leadership)
Kepemimpinan
(Leadership)

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman


kepada para Malaikat : “Aku hendak
jadikan khalifah di muka bumi.” Mereka
berkata : “Mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau ? Tuhan
berfirman : “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”.

QS Al Baqarah (Sapi Betina) 2 : 30


BEBERAPA PENGERTIAN :

1. Pemimpin (leader/khalifah) : orang yang bekerjasama dengan


orang lain untuk mencapai tujuan. Atau orang yang meraih tujuan
organisasi menggunakan orang lain.
2. Pimpinan (manajer).....................
3. Kepemimpinan (leadership) : Adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan (Stephen P.
Robbins).
4. Kepemimpinan adalah adalah proses untuk memberikan
pengarahan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan
dengan tugas anggota kelompok/organisasi (Stoner).
5. Kepemimpinan adalah sebagai : “Pengaruh (influence)”, suatu seni
atau proses mempengaruhi seseorang sehingga mereka mau
melakukan sesuatu untuk mencapai kelompok/organisasi (Koontz).
6. Kepemimpinan adalah pengaruh (influence), artinya seberapa
besar seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi para
pengikutnya, dalam rangka untuk mencapai tujuannya (Ary
Ginanjar).
 
PERBEDAAN PEMIMPIN DAN
MANAJER

Pemimpin Manajer

Pemimpin tidak selalu ada dalam Manajer selalu ada dalam organisasi,
organisasi. baik formal maupun non formal.

Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat Manajer selalu ditunjuk oleh


oleh anggotanya. anggotanya.

Pengaruh (influence) yang dimiliki Pengaruh yang dimiliki manajer


pemimpin disebabkan karena disebabkan memiliki otoritas formal.
memiliki kemampuan pribadi yang
lebih, dibandingkan dengan yang
lainnya.
Pemimpin memikirkan organisasi Manajer berfikir jangka pendek dan
secara lebih luas dan jangka panjang sebatas tugas dan tanggungjawab.
(memiliki visi yang luas).
Pemimpin memiliki ketrampilan Manajer menggunakan pendekatan
politik dalam menyelesaikan konflik. legal formal dalam menyelesaikan
konflik.
Pemimpin berfikir untuk kemajuan Manajer berfikir untuk kepentingan diri
dan perbaikan organisasi secara luas. dan kelompoknya secara sempit.

Pemimpin memiliki kekuasaan secara Manajer hanya memiliki wewenang


lebih luas. saja.

Sumber : Menurut Veithzal Riva’i.


UNSUR POKOK DALAM
KEPEMIMPINAN

1. Adanya orang
lain/pengikut/bawahan. Adanya
pengikut menimbulkan
tumbuhnya “Status” seseorang.
2. Adanya distribusi/pembagian
kekuasaan yang tidak seimbang
antara pemimpin dan bawahan.
3. Pemimpin dapat mempengaruhi
bawahan.
SUMBER KEKUATAN (POWER) PEMIMPIN

1. Reward power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk


memberikan balas jasa/ganjaran/gaji/upah/hadiah,
dll. untuk pelaksanaan tugas bawahannya.
2. Coercive power : kekuatan/kekuasaan pemimpin
untuk untuk menghukum bawahannya.
3. Legitimate power : kekuatan/kekuasaan pemimpin
yang didapat secara hukum (dimilikinya power
authority).
4. Referent power : kekuatan/kekuasaan pemimpin
untuk membuat orang lain mau meniru tingkah
laku/gaya/style-nya.
5. Expert power : kekuatan/kekuasaan pemimpin
yang didapat pemimpin dari kelebihan yang dimilikinya
dibidang pengetahuan / ketrampilan (ability to skill).
PENDEKATAN (APPROACH) DALAM MEMPELAJARI
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

1. Pendekatan sifat/ciri kepemimpinan (traits


approach) : pendekatan ini mencoba menelaah kepemimpinan melalui
sifat-sifat tertentu yang membedakan pemimpin dengan orang lain yang
bukan pemimpin.

2. Pendekatan Tingkah Laku (perilaku)


Kepemimpinan (Behavior Approach): Pendekatan ini
mencoba menelaah apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Bagaimana
mereka mendelegasikan tugas (task), berkomunikasi, memotivasi bawahan,
melaksanakan fungsinya, dsb. Dua fungsi utama yang dilakukan pemimpin
yang efektif :
a) Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) atau fungsi
pemecahan masalah pekerjaan. Yaitu suatu fungsi yang menyangkut
pemberian saran-saran kepada bawahan untuk menyelesaikan masalah,
informasi dan pendapat atas suatu masalah.
b) Fungsi pemeliharaan kelompok (human oriented) atau fungsi sosial.
Yaitu semua bentuk usaha yang dapat membantu kelompok berjalan lancar,
mencegah/menengahi beda pendapat, membuat kesimpulan rapat, dll.
PENDEKATAN (APPROACH) DALAM MEMPELAJARI
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

3. Pendekatan Ketergantungan pada Situasi


(Contingency Approach).
Pendekatan ini berkembang berdasarkan pemikiran dan
penelitian yang menunjukkan bahwa situasi yang
berkembang sangat berpengaruh terhadap
kepemimpinan seseorang. Artinya efektivitas
kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh situasi/kondisi
pada saat kepemimpinan itu dilakukan. Dpl. pemimpin
yang berhasil menjalankan kepemimpinannya pada
suatu situasi/kondisi tertentu belum dapat menjamin
keberhasilannya pada suatu situasi/kondisi yang lain.
Oki. pendekatan ini mencoba merumuskan gaya
kepemimpinan yang efektif untuk situasi/kondisi
tertentu pula.
4. Pendekatan Kepemimpinan Melalui Keteladanan Rosululloh
Muhammad SAW. (Ary Ginanjar Agustian)

Menurut Ary Ginanjar Agustian, ada 5 (lima) tangga


kepemimpinan yang harus dilalui oleh seorang pemimpin,
sebagaimana Rosululloh Muhammad SAW telah
melakukannya dengan sempurna, yaitu sebagai berikut :
1. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai, prinsip basmallah,
bismillahirrahmannirrahim
2. Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya, pemimpin yang
memiliki integritas (kejujuran) yang tinggi.
3. Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang dapat membimbing (tercipta
loyalitas, kader-kader penerus, sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya).
4. Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian (Pemimpin yg
tidak hanya berhasil memimpin orang lain tetapi juga berhasil memimpin dirinya
sendiri).
5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi (dikenang sepanjang
masa).
GAYA/TYPE KEPEMIMPINAN (STYLE OF
LEADERSHIP)

Gaya adalah suatu pola tingkah laku yang disusun/dirancang


untuk mengintegrasikan kepentingan individu dengan
kepentingan organisasi dalam mewujudkan tujuan (Flippo).
Ada dua dasar yang membedakan gaya kepemimpinan
seseorang, yaitu :
1. Orientasi Tugas (Task orientation)
Orientasinya terhadap tugas dalam arti seberapa
jauh perhatiannya terhadap cara melaksanakan
tugas.
Pada tingkat tertinggi, seorang pemimpin yang
task orientation style akan lebih mementingkan,
bagaimana melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya, tanpa memperhatikan peningkatan
kemampuan bawahannya. Cenderung tidak
manusiawi.
GAYA/TYPE KEPEMIMPINAN (STYLE OF LEADERSHIP)

2.Employee/Human orientation (Orientasinya


terhadap pengikut / karyawan)
Dalam arti seberapa jauh perhatiaanya terhadap
kepentingan karyawan. Pada tingkat tertinggi,
seorang pemimpin yang employee orinted style
akan lebih mementingkan karyawan dalam arti
akan berusaha memotivasi karyawan, kalau
perlu demi karyawanya, tugas dapat ditunda
pelaksanaanya.
Oki berdasarkan dua dasar gaya di atas, secara
umum gaya kepemimpinan yang ada berkisar
pada dua leadership style :
Total autocratic leadership
Total democratic leadership
TEORI CIRI

Teori ciri kepemimpinan adalah teori yang


mencari ciri-ciri kepribadian, sosial, fisik
atau intelektual yang membedakan
pemimpin dengan bukan pemimpin.
Pada jaman Yunani kuno orang percaya
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya
dibuat (melalui proses pendidikan).
The Great Man Theory menyatakan bahwa
seorang yang dilahirkan sebagai pemimpin,
ia akan menjadi pemimpin apakah ia
mempunyai sifat atau tidak mempunya sifat
sebagai pemimpin.
CIRI-CIRI YANG CENDERUNG KONSISTEN
DENGAN KEPEMIMPINAN ADALAH :

1.Ambisi dan energi,


2.Hasrat untuk memimpin,
3.Kejujuran dan integritas
(keutuhan/penyatuan),
4.Percaya diri,
5.Memiliki Kecerdasan,
6.Pengetahuan yang relevan dengan
pekerjaan,
7.Self monitoring yang tinggi.
EMPAT SIFAT UMUM LEADER YANG MEMPUNYAI PENGARUH
TERHADAP KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI

1. Kecerdasan. Hasil penelitian membuktikan bahwa


pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi di bandingkan dengan yang dipimpin.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial.
Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai
emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang luas
terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para
pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi
yang kuat untuk berprestasi.
4. Sikap-sikap hubungan kemanusian. Pemimpin-
pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan
kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak
kepadanya.
TEORI PERILAKU

Para pendukung teori perilaku :


1. Studi Universitas Ohio

2. Studi Universitas Michigan

3. Kisi Manajerial (Robert Blake &


Jane Mouton)
4. Studi Skandinavia
HASIL STUDI OHIO :

Dibuat kotak yang terdiri dari empat


bagian,
Sumbu tegak lurus menjelaskan
kecenderungan leader dalam hal
orientasinya kepada pengikut (tinggi atau
rendah) kemudian diberi nama consideran
tinggi atau rendah atau orientasi kepada
pengikut (human orientation) tinggi atau
rendah.
Sumbu horisontal menjelaskan
kecenderungan leader dalam hal
orientasinya terhadap pelaksanaan tugas,
kemudian diberi istilah initiating structure
(task orientation/orientasi tugas).
TEORI PERILAKU MENURUT STUDI
UNIVERSITAS OHIO
HASIL STUDI UNIV. OHIO (TEORI PERILAKU)

1. Leader yang memiliki struktur rendah, consideran rendah. Leader


yang memiliki struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas
yang rendah, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut
memiliki hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah).
Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.
2. Leader yang memiliki struktur rendah, consideran tinggi. Leader
yang memiliki struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas
yang rendah, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi). Dengan
perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.
3. Leader yang memiliki struktur tinggi, consideran tinggi. Leader yang
memiliki struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
tinggi, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi).
4. Leader yang memiliki struktur tinggi, consideran rendah. Leader
yang memiliki struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas
yang tinggi, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah). Dengan
perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah. 
MANAGERIAL GRID (KERANGKA MANAJERIAL)
ROBERT BLAKE & JANE MOUTON (TEORI
PERILAKU)

9 1.9 9.1
8 Country Club Team
7 Management Management
ORIENTASI 6
PADA 5 5.5
ORANG 4 Middle of the
3 Road Management
2 Improvised Authority
1 1.1 Management Management 9.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ORIENTASI PADA PRODUKSI (PEKERJAAN)

Gambar : Diagram Gaya Kepemimpinan


dari Robert Blake dan Jane Mouton.
MANAGERIAL GRID (KERANGKA MANAJERIAL)
ROBERT BLAKE & JANE MOUTON (TEORI
PERILAKU)

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa :


Style 1.1. Impoverished (laissez faire) management. Yaitu
pemimpin yang memiliki gaya berorientasi tugas rendah serta
berorientasi kemanusiaan juga rendah.
Style 1.9. Country club management. Yaitu pemimpin yang
memiliki gaya berorientasi tugas rendah serta berorientasi
kemanusiaan tinggi.
Style 9.1. Task/Authoritarian management. Yaitu pemimpin
yang memiliki gaya berorientasi tugas tinggi serta berorientasi
kemanusiaan rendah.
Style 5.5. Middle of the road management. Yaitu pemimpin
yang memiliki gaya berorientasi tugas “sedang” serta
berorientasi kemanusiaan juga “sedang”.
Style 9.9. Team/Democratic management. Yaitu pemimpin
yang memiliki gaya berorientasi tugas tinggi serta berorientasi
kemanusiaan juga tinggi.
TEORI KEMUNGKINAN/KETERGANTUNGAN
PADA SITUASI (SITUASIONAL) ; FRED
FIEDLER

Fiedler menyatakan bahwa : keberhasilan seorang pemimpin dlm.


Menjalankan kepemimpinannya ditentukan oleh faktor situasional dan
interaksi pemimpin tersebut dengan situasi yang berkembang
(kemampuannya memilih gaya kepemimpinan yang sesuai untuk situasi
tertentu).
Dengan menggunakan tiga elemen sebagai dasar, Fiedler merumuskan 8
macam situasi yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang paling
efektif.
Tiga elemen pokok itu meliputi :
1. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader–member–relation). Elemen
ini diukur dengan mengevaluasi tingkat penerimaan bawahan thd.
atasannya.
2. Struktur tugas (task structure). Diukur dengan mengevaluasi
sejauhmana kejelasan tentang tujuan yang harus dicapai, tingkat
berubah-ubahnya keputusan yang diambil, bagaimana keragaman
alternatif pemecahan.
3. Posisi leader (position power of the leader). Diukur dengan
mengevaluasi tingkat pengaruh pemimpin terhadap bawahan. Berapa
banyak hukuman harus dipergunakan untuk mempengaruhi bawahan.
HASIL PENELITIAN FRED FIEDLER
Style leadership yang Task Oriented atau Controlling Leader, lebih efektif
dipergunakan pada situasi 1, 2, 3 dan 8 (yaitu situasi paling mudah dan paling
sukar).
Permisive leader yang human oriented untuk situasi pertengahan (4, 5, 6, 7).
Sebagai kontrol thd. efektivitas gaya kepemimpinan, Fiedler menggunakan tingkat
nilai yang didapatkan seorang pemimpin dari Least Prefered Co-worker (LPC-nya).
LPC adalah pembantu/rekan kerja yang paling disukainya.
 
Least Prefered Co-worker (LPC)
Seorang leader dengan LPC tinggi, termasuk leader dengan consideration / human
oriented, efektif dengan permissive leadership. Seorang leader dengan LPC rendah,
termasuk leader dengan task oriented, efektif dengan controlling leadership. LPC
diperoleh melaui kuisioner untuk mengukur kecenderungan gaya kepemimpinan
dilihat dari penerimaan bawahan thd leader.
Alternatif jawaban kuisioner :
Menyenangkan 87654321 Tidak menyenangkan
Ramah 87654321 Tidak ramah
Menolak 87654321 Menerima
Tegang 87654321 Santai.
HASIL PENELITIAN FRED FIEDLER

Delapan Situasi Fiedler

Situation 1 2 3 4 5 6 7 8
Leader-member Good Good Good Good Poor Poor Poor Poor
relation
Task structure Structured Un-structured Structured Un-structured
Position power of Strong Weak Strong Weak Strong Weak Strong Weak
leader

Task oriented Human oriented Task


(LPC rendah) (LPC tinggi) Oriented

Gaya kepemimpinan Situasi 1,2,3. Situasi 4,5,6,7. Situasi 8.


yang diinginkan (Manajer kantor) (Perawat/penyelia) (Perekayasa
proyek)
PENDEKATAN KETERGANTUNGAN PADA SITUASI
(CONTINGENCY APPROACH), CONTOH ;
LIFE CYCLE THEORY OF LEADERSHIP OLEH
PAUL HARSEY & KENNETH H. BLANCHARD

Teori ini menjelaskan bahwa efektivitas


seorang leader tergantung pada kesiapan
(readyness) bawahan.
Semakin matang bawahan, maka leader harus
dapat mengurangi task oriented-nya, kemudian
mengubah menjadi pendelegasian/delegating,
artinya membagi kewenangan kepada bawahan
yang telah matang (Maturity).
Ada 4 kondisi kematangan bawahan, sbb :
ADA 4 KONDISI KEMATANGAN
BAWAHAN

Tinggi Sedang Rendah

R-4 R-3 R-2 R-1


( Maturity 4 ) ( Maturity 3 ) ( Maturity 2 ) ( Maturity 1 )
Orang-orang yang Orang-orang yang Orang-orang yang Orang-orang yang
mampu dan mampu tetapi tidak tidak mampu tetapi tidak mampu dan
bersedia bersedia bersedia tidak bersedia
melakukan tugas. melakukan tugas. mengerjakan tugas mengambil
dan mengambil tanggungjawab
tanggungjawab untuk melakukan
untuk melakukan sesuatu. Mereka
sesuatu. Mereka tidak kompeten
termotivasi tetapi atau tidak yakin.
kurang terampil.

Diarahkan Pengikut Diarahkan Pengikut


LIFE CYCLE THEORY OF LEADERSHIP OLEH
PAUL HARSEY & KENNETH H. BLANCHARD
Life Cycle Theory of Leadership dari
Paul Harsey & Kenneth H. Blanchard

R-3 R-2

Low task- High High task- High

relationship
relationship

Relationship
R-4 R-1

Low task- Low High task- Low

relationship relationship

Task Orientation
Mature Im-mature
EMPAT PERILAKU PEMIMPIN (LEADER) MENGHADAPI
EMPAT SITUASI DAN KONDISI KEMATANGAN BAWAHAN
:

1. R-1, High task-Low relationship : artinya pemimpin harus


orientasi tugas tinggi, hubungan rendah, oki pemimpin harus
mengatakan (telling). Pemimpin harus mendefinisikan peran dan
memerintahkan kepada bawahan mengenai apa (what), bagaimana
(how), kapan (when) dan di mana (where) melakukan tugas.
2. R-2, High task-High relationship : artinya pemimpin harus
menjual (selling), maksudnya orientasi tugas tinggi dan hubungan juga
tinggi. Pemimpin harus berperilaku mengarahkan dan mendukung.
3. R-3, Low task- High relationship : artinya pemimpin harus berperan
serta (participating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan
tinggi. Pemimpin dan pengikut bersama-sama mengambil keputusan,
dan peran utama pemimpin adalah mempermudah dan berkomunikasi.
4. R-4, Low task- Low relationship : artinya pemimpin harus
mendelegasikan (delegating), maksudnya orientasi tugas rendah dan
hubungan rendah. Pemimpin memberikan sedikit pengarahan dan
dukungan.
Sekian, dan terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai