DOSEN PENGAMPU:
Dra. Anis Siti Hartati, M.Si.
DISUSUN OLEH:
Kelompok 12
Isnani Nur Fadlilah (142220333)
Khusnul Annisa Herawe (142220334)
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun salah satu langkah penting yang dapat dan harus diambil oleh seorang
pemimpin adalah mempelajari situasi baru yang dihadapinya dan menyesuaikan teknik
dan gaya kepemimpinannya dengan situasi nyata yang dihadapinya. Fungsi gaya
kepemimpinan yaitu memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau
iii
membangun motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan
komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan
perencanaan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Fokus dar riset kepemimpinan pada tahun 1920-an dan 1930-an terletak pada
memahami sifat pemimpin yaitu, karakteristik yang dapat membedakan antara pemimpin dan
nonpemimpin. Sifat-sifat yang dipelajari adalah fisik, penampilan, golongan sosial, stabilitas
emosi, kelancaran berbicara, dan kemampuan bersosial. Peneliti kepemimpinan pada akhir
tahun 1940-an sampai pertengahan tahun 1960-an lebih berkonsentrasi pada jenis perilaku
yang diinginkan yang ditunjukkan pemimpin. Peneliti ingin mengetahui apakah ada keunikan
dalam hal yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif atau dengan kata lain, dalam perilaku
mereka. Delapan sifat yang terkait dengan kepemimpinan:
1) Penggerak (drive)
1
Pemimpin memilik hasrat yang kuat untuk memengaruhi dan memimpin orang lain
serta mau menerima tanggung jawab.
Pengikut mencari pemimpin yang tidak ragu-ragu. Dengan demikia, para pemimpin
harus dapat menunjukkan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya terhadap
keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
5) Kecerdasan (intelligence)
7) Ekstraversi
Pemimpin adalah orang yang energik dan penuh semanga. Suka bergaul, tegas, dan
jarang sekali berdiam atau menarik diri.
2
bervariasi.
-Gaya autokrasi: mendikte
metode kerja, membuat keputusan
sepihak, dan membatasi
partisipasi.
3
2.3 Tiga Teori Kontigensi Utama Tentang Kepemimpinan
1. Model Fiedler
Kesimpulannya adalah pemimpin yang berorientasi pada tugas memiliki kinerja yang
lebi baik di situasi yang sangat menguntungkan dan paling tidak menguntungkan. Sebaliknya,
pemimpin yang berorientasi pada hubungan memiliki kinerja yang lebih baik pada situasi
yang cukup menguntungkan. Karena Fiedler menganggap gaya kepemimpinan indivudu
adalah tetap, hanya ada dua cara untuk memperbaiki efektivitas pemimpin. Pertama, dapat
mengusulkan pemimpin baru yang memiliki gaya yang lebih sesuai dengan situasi. Kedua
adalah mengganti situasi yang sesuai dengan pemimpinnya. Ini dapat dilakukan dengan
mengatur kembali pekerjaan; dengan meningkatkan atau menurunkan wewenang yang
dimiliki pemimpin atas beberapa faktor seperti: meningkatkan gaji, promosi, dan tindakan
disipliner; atau dengan memperbaiki hubungan pemimpin – anggota.
4
2. Teori Kepemimpinan Situasional Hesey dan Blanchard
• R1: orang tidak mampu dan tidak mau bertanggungjawab dalam melakukan suatu
pekerjaan.
• R3: Orang yang mampu namun tidak mau memenuhi keinginan pemimpinnya.
5
3. Teori Jalur-Tujuan
Teori jalur – tujuan (path-goal theory) menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah
membantu pengikutnya mencapai tujuan dan mengarahkan atau memberikan dukungan
sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa tujuan mereka sejalan dengan tujuan
kelompok atau organisasi. Teori ini mengambil elemen penting teori ekspektasi dari
motivasi. House berpendapat bahwa pemimpin bersifat fleksibel dan dapat menampilkan
satu atau seluruh gaya kepemimpinan manapun, tergantung pada situasi.
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku pemimpin tidak dapat berjalan dengan
efektif jika perilaku itu sama dengan struktur lingkungan yang ditawarkan atau tidak sesuai
dengan karakteristik bawahan.
6
Penelitian terhadap model jalur-tujuan tidaklah berjalan dengan mudah. Sebuah
tinjauan terhadap penelitian-penelitian itu menunjukkan hasil yang belum meyakinkan.
Kesimpulannya, kinerja karyawan dan tingkat kepuasan sering kali dipengaruhi secara
positif ketika pemimpin memilih gaya kepemimpinan yang dapat mengimbangi
kekurangan yang dimiliki oleh karyawan atau komdisi pekerjan. Namun, jika pemimpin
menghabiskan waktu menerangkan pekerjaan yang sudah jelas atau ketika karyawan
memiliki kemampuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugasnya tanpa gangguan,
karyawan dapat memandang perilaku mengarahkan ini menjad berlebihaan atau bahkan
melecehkan.
Sebuah studi LMX baru-baru ini menemukan bahwa pemimpin yang membangun
hubungan yang mendukung dengan bawahan utama dengan meneyediakan dukungan
emosi dan dukungan lainnya akan menghasilkan komitmen organisasi dari karyawan
tersebut, yang mengarah ke peningkatan kinerja karyawan. Ini mungkin tidak
mengherankan karena pemimpin menginvestasikan waktu dan sumber daya lainnya
kepada orang-orang yang mereka harapkan unttuk melakukan yang terbaik.
2. Kepemimpinan Transformasi-Transaksi
7
Bukti yang mendukung keunggulan kepemimpinan transformasi terhadap
kepemimpinan transaksi sangat mengesankan. Peneliti menyimpulkan bahwa pemimin
transformasi dinilai lebih efektif, memiliki kinerja yang lebih tinggi, lebih dapat
dpromosikan daripada manajer transaksi san juga lebih sensitif secara pribadi. Selain itu,
bukti mengindikasikan bahwa kepemimpinan transformasi memiliki kaitan kuat dengan
perputaran karyawan yang lebih rendah serta tingkat produktivitas, tingkat kepuasan
pegawai, kreativitas, pencapaian tujuan, kesejahteraan bawahan yang lebih tinggi, dan
kewirausahaan korporat.
3. Kepemimpinan Karismatik-Visioner
4. Kepemimpinan Tim
8
dalam menggambarkan tugas seseorang pemimpin tim adalah dengan focus pada dua
prioritas: (1) mengatur Batasan-batasan eksternal tim; dan (2) memfasiltasi proses tim.
Prioritas-prioritas ini membutuhkan empat kepemimpinan spesifik meliputi: menjadi
penghubung konsituen eksernal, memecahkan masalah, manajer konflik, dan pelatih.
1. Mengelola Kekuasaan
a. Kekuasaan sah: kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin akibat posisinya di dalam
organisasi.
e. Kekuasaan rujukan: kekuasaan yang muncul karena sumber atau sifat pribadi
seseorang yang diinginkan.
Survei menunjukkan bahwa kejujuran selalu terpilih sebagai karakteristik nomor satu
dari pemimpin yang dikagumi. Selain jujur, pemimpin yang dapat dipercaya adalah orang
yang berkompeten dan dapat menginspirasi. Pemimpin harus mampu menyampaikan
keyakinan dan antusiasme mereka secara efektif. Rasa percaya didefinisikan sebagai
keyakinan di dalam integritas, karakter, dan kemampuan seorang pemimpin. Peneliti telah
mengidentifikasi lima dimensi yang mendasari konsep rasa percaya:
• Konsistensi: dapat diandalkan, dapat diprediksi, dan penilaian yang baik dalam
menangani situasi
9
percaya diri yaitu: (1) mempraktikan keterbukaan; (2) adil; (3) katakana apa yang
dirasakan; (4) jujur; (5) menunjukkan konsitensi; (6) menepati janji; (7) menjaga
kepercayaan diri, dan (8) menunjukkan kompetensi.
3. Memberdayakan Karyawan
Penelitian oleh tim GLOBE berkesimpulan bahwa, pemimpin bisnis yang efektif di
negara manapun diharapkan oleh karyawan mereka untuk memberikan visi yang kuat dan
proaktif untuk membimbing perusahaan menuju masa depan, memiliki ketrampilaan
motivasi yang kuat untuk menstimulasi semua karyawan untuk menepati visi dan
kemampuan perencanaan yang baik untuk membantu mengimplementasikan visi itu.
Beberapa orang mengatakan bahwa daya tarik universal dari karakteristik pemimpin
transformasi ini adalah karena tekanan terhadap teknologi dan praktik manajemen umum,
akibat persaingan global dan pengaruh multinasional.
10
5. Menjadi Pemimpin yang Efektif
11
BAB III
STUDI KASUS
PT Asri Motor didirikan di Surabaya pada tahun 1984 dengan nama Trijaya Motor, didirikan
oleh pasangan suami istri, yaitu Bapak Aman Rasgiono dan Ibu Susanawati Tedjo. Nama Asri Motor
sendiri baru digunakan pada tahun 1985, yang bergerak dalam bisnis mobil bekas. Pada tahun 1988,
karena omzet terus meningkat serta penjualan yang sangat bagus, dealer mobil kenamaan Jepang,
TOYOTA, melantik Asri Motor menjadi authorized dealer. Maka dari itu, Asri Motor mengukuhkan
badan usahanya menjadi Perseroan Terbatas.
12
semangat bagi karyawan. Di sisi lain motivasi kerja karyawan PT. Asri Motor secara umum dikatakan
masih standar, dimana rata-rata jawaban pada variabel motivasi memiliki kategori cukup. Dari kedua
kategori rata-rata ini dapat disimpulkan bahwa tingginya gaya kepemimpinan partisipatif tidak dapat
menunjang motivasi karyawan PT. Asri Motor secara signifikan.
Kesimpulan
1. Hasil analisis Partial Least Square menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Asri Motor. semakin baik gaya kepemimpinan
partisipatif di PT. Asri Motor, maka kepuasan kerja dari karyawan akan semakin meningkat. Secara
umum gaya kepemimpinan partisipatif di PT. Arri Motor dinilai baik oleh karyawannya, sehingga hal
ini dapat menunjang kepuasan karyawan PT. Asri Motor.
2. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif tidak berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan PT. Asri Motor. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan di
PT. Asri Motor bukan merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan motivasi kerja dari karyawan.
5. Gaya kepemimpinan partisipatif berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asri Motor.
Artinya semakin baik gaya kepemimpinan di PT. Asri Motor, maka kinerja dari karyawan akan semakin
meningkat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, A. (2017). Pengaruh gaya kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja karyawan melalui
motivasi kerja dan kepuasan kerja. Agora, 5(2).
Stephen P. Robbins dan Mery Coulter, Manajemen, (Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2/Edisi Kesepuluh),
PT. Indeks Group Gramedia, Jakarta, 2012.
14