Anda di halaman 1dari 11

Artikel

mengenai
Saham di BEI
Pengantar Akuntansi

Mayang Sari
XI AK 3
SMK Neg 04 Makassar

Tahun Pembelaaran 2017-2018


Saham Kapitalisasi Besar Picu Penguatan
IHSG Sepekan

Agustina Melani
08 Apr 2017, 09:36 WIB

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan
(IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017).
(Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level tertinggi
dalam sejarah pada pekan ini. Kenaikan IHSG sepekan didorong oleh kinerja saham berkapitalisasi
besar.
Pada perdagangan saham Kamis 6 April 2017, IHSG sempat sentuh level tertinggi dalam sejarah di
kisaran 5.680. Dalam sepekan periode 31 Maret-1 April 2017, IHSG naik 1,52 persen dari level
5.568 menjadi 5.653.
Mengutip riset PT Ashmore Assets Management, seperti ditulis Sabtu (8/4/2017), kenaikan IHSG
didorong saham-saham berkapitaliasi besar. Aliran dana investor asing juga masih masuk ke pasar
saham mencapai US$ 124 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun (asumsi kurs Rp 13.324 per dolar
Amerika Serikat).
Sedangkan pasar obligasi atau surat utang terkoreksi pada pekan ini dengan imbal hasil obligasi
bertenor 10 tahun naik 0,7 persen dari 7,04 menjadi 7,12. Aliran dana investor asing yang masuk ke
pasar obligasi sekitar US$ 352 juta atau sekitar Rp 4,68 triliun.
BACA JUGA
 Investor Asing Buru Saham, IHSG Mendatar Selama Sepekan
 Aksi Beli Investor Asing Topang IHSG Sepekan

 Kepastian Kenaikan Bunga The Fed Picu IHSG Perkasa

Ada pun sejumlah sentimen pengaruhi IHSG antara lain rencana bank sentral Amerika Serikat (AS)
atau the Federal Reserve untuk mengurangi neraca keuangan (balance sheet). The Federal
Reserve melihat kesempatan untuk mengurangi US$ 4,5 triliun dalam neraca keuangan hingga akhir
tahun jika ekonomi sesuai jalur. Langkah the Federal Reserve ini akan berdampak ke pasar
keuangan, dan juga mengindikasikan kenaikan suku bunga the Federal Reserve.

Selain itu sentimen lainnya ada serangan rudal Amerika Serikat (AS) ke Suriah meningkatkan risiko
geopolitik. AS menyerang dengan 59 rudal pada Kamis sore waktu setempat. Serangan ini sebagai
respons serangan senjata kimia oleh pimpinan Suriah Bashar Al-Assad terhadap rakyat sipil.

Dari internal, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia almi deflasi 0,02 persen pada
Maret 2017. Inflasi menjadi sekitar 3,61 persen pada 2017. Deflasi pada Maret 2017 didorong harga
pangan murah.

Selain itu, pemerintah berencana menerapkan pajak untuk sektor properti. Salah satunya penerapan
pajak terhadap aset tanah menganggur. Sentimen lainnya yaitu rilis Bank Indonesia (BI) mengenai
cadangan devisa yang tercatat US$ 121,81 miliar pada Maret 2017. Cadangan devisa Indonesia
naik dari Februari sekitar US$ 119,86 miliar. Harga komoditas menguat dan dana repatriasi dari
program pengampunan pajak atau tax amnesty menjadi kontribusi kenaikan cadangan devisa itu.

Kemudian apa yang dicermati selanjutnya?

Ashmore menyebutkan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memasuki penurunan usai
capai level tertinggi. Pada 2013, IHSG sempat turun 24 persen dalam 65 hari usai capai level
tertinggi pada Marer 2013. Pada 2015, IHSG melemah 25 persen dalam 115 hari usai capai level
tertinggi pada April 2015. Kemudian pertanyaan selanjutnya apakah kenaikan IHSG yang sudah
terjadi akan alami situasi sama?

Laju IHSG

Ada sejumlah kondisi berbeda antara pergerakan IHSG terjadi pada 2013, 2015 dan 2017. Kondisi
itu mulai dari kebijakan moneter AS, valuasi pasar saham, dan kondisi makro ekonomi.
Pada 2013 dan 2015, awal the Federal Reserve memperketat kebijakannya. Saat itu ada
ketidakpastian kapan the Federal Reserve menghentikan quantative easing dan kenaikan suku
bunga.

Sementara itu, kondisi sekarang mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter untuk tahap
menengah. Selain itu, ratio price earning (PE) atau penilaian harga wajar IHSG pada 2013 sekitar
16,57 kali dan pada 2015 sekitar 16,71 kali. Saat ini, rasio PE sekitar 16,01 kali. Dengan situasi
sekarang juga pasar mempertimbangkan rilis laporan keuangan kuartal I.

 Simak Saham Pilihan Ini Usai IHSG Cetak Rekor


 Strategi Investasi Saat IHSG Tembus Rekor Tertinggi

 IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan, Awasi Saham Pilihan Ini

“IHSG akan bergerak di kisaran 5.598-5.697,” ujar William dalam ulasannya, Senin (10/4/2017).

Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Perusahaan
Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Sedangkan Bima memilih saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Jafpa Comfeed Tbk (JPFA),
dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Pada perdagangan saham Jumat 7 April 2017,IHSG melemah 26,75 poin atau 0,47 persen ke level
5.653,48. Meski tertekan, aliran dana investor asing masuk ke pasar saham mencapai Rp 1,3 triliun.
Tercatat sepanjang 2017, aksi beli investor asing mencapai Rp 11,35 triliun.
IHSG Berpeluang Turun, Awasi 7 Saham
 

Pilihan Ini

Agustina Melani
10 Apr 2017, 07:15 WIB

Ilustrasi laju IHSG


Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada
perdagangan saham awal pekan ini. Sentimen internal dinilai akan pengaruhi laju IHSG.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan IHSG berpeluang lanjutkan pelemahan.
IHSG akan bergerak di kisaran 5.624-5.692. Sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain dari
domestik yaitu data penjualan ritel. Bila positif maka indikasi penjualan ritel masih tumbuh baik.
Sedangkan dari eksternal sepi sentimen.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG masih
memiliki kemampuan besar terus cetak rekor. Ini didukung dari aliran dana investor asing yang
masuk ke pasar saham Indonesia dan fundamental ekonomi stabil. Selain itu dari penguatan harga
komoditas juga memberikan kontribusi terhadap kenaikan IHSG.
BACA JUGA

 Saham Kapitalisasi Besar Picu Penguatan IHSG Sepekan


 Sektor Tambang Dorong IHSG Cetak Level Tertinggi di 5.645

 IHSG Berpeluang Naik, Cermati Saham Pilihan Ini

Kinerja pasar modal tercatat positif sepanjang pekan. Hal ini tercermin dari laju Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).

IHSG sempat menembus rekor pada perdagangan saham Kamis (6/4/2017) yang tercatat di level
5.680,23. Namun, akhirnya melemah di Jumat (7/4/2017) di level 5.653,48.

"Meski demikian, secara akumulasi mingguan, pada pekan ini IHSG masih terpantau menguat 1,53
persen dibandingkan penutupan perdagangan pekan lalu yang ditutup di level 5.568,11," jelas dia.

Kapitalisasi pasar juga mencapai rekor pada Kamis pekan ini dengan mencapai Rp 6.179,27 triliun.
Kemudian turun jelang akhir pekan menjadi Rp 6.150,17 triliun.
"Secara akumulasi mingguan, pekan ini nilai kapitalisasi pasar BEI masih lebih tinggi 1,57 persen
dibandingkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir pekan lalu sebesar Rp 6.055,23 triliun," ungkap dia.

Kemudian, rata-rata frekuensi perdagangan harian tumbuh 0,81 persen menjadi 338,52 ribu kali
transaksi dari 335,81 ribu kali transaksi pada akhir pekan lalu.

Sementara, rata-rata volume perdagangan harian turun 1,93 persen menjadi 11,68 miliar unit saham
dari 11,91 miliar unit saham dibanding sepekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi perdagangan
harian mengalami penurunan 8,56 persen menjadi Rp 7,26 triliun dari Rp 7,94 triliun

Dalam Sepekan, Asing Catatkan Beli Bersih


Saham Rp 3 Triliun

Achmad Dwi Afriyadi


08 Apr 2017, 12:00 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah tipis 0,55% dalam sepekan seiring
dana asing masih masuk ke bursa saham Indonesia.
Liputan6.com, Jakarta Investor asing mencatatkan beli bersih saham sebesar Rp 3 triliun dalam
sepekan ini. Secara akumulasi dari awal tahun, aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 11,35
triliun.
"Investor asing kembali mencatatkan beli bersih senilai Rp 3 triliun sepanjang pekan ini. Secara
akumulasi tahunan, aliran dana investor asing di transaksi saham tahunan Bursa Efek Indonesia
(BEI) tercatat beli bersih sebesar Rp 11,35 triliun," kata Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI
Yulianto Adi Sadono, Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
BACA JUGA
Mengawali Pekan, Bursa Asia Bergerak di
Zona Hijau

Zulfi Suhendra
10 Apr 2017, 08:45 WIB

(Foto: Reuters)
Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia menguat di awal pekan ini. Penguatan saham-saham di Asia ini
ditopang oleh pelemahan yen yang mendorong kenaikan saham di Jepang.
Melansir Bloomberg, Senin (10/4/2017) penguatan juga ditopang oleh pengaruh dari laporan tenaga
kerja Amerika Serikat dan rencana pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat.
BACA JUGA

 Investor Tunggu Laporan Tenaga Kerja AS, Bursa Asia Menguat


 Investor Antisipasi Pertemuan Trump-Xi Jinping, Bursa Asia Turun

 Korea Utara Luncurkan Rudal, Bursa Asia Bergerak Mendatar

Ekuitas di Tokyo dan Sydney naik, sementara saham di Korea Selatan tergelincir, di mana
pedagang di Asia Pasifik mengambil kesempatan untuk bereaksi pada data tenaga kerja Amerika
Serikat. Yen melemah terhadap mata uang AS untuk hari ketiga.

Pasar keuangan menunjukkan ketahanan pada angka penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat
yang keluar Jumat pekan lalu. Meski angkanya lebih rendah dari yang dibayangkan, angka tersebut
konsisten dengan pertumbuhan ekonomi AS tahun ini.

Indeks Topix naik 0,7 persen sementara Indeks Hang Seng melonjak 0,2 persen.

Bergerak ke Australina, indeks SP/ASX 200 naik 0,6 persen dan indeks New Zealand S&P/NZX 50
juga sedikit berubah. Sementara indeks Korea Selatan tutun 0,7 persen.

Pada pekan ini, investor akan melihat banyak peristiwa yang berpengaruh pada pasar. Di antaranya,
Argentina, Brasil, Kanada, Chile dan Korea Selatan akan menaikkan suku bunga pada pekan ini.

Kemudian bank-bank Amerika Serikat akan melaporkan pendapatan kuartal pertama mereka, yaitu
Citigroup, JPMorgan, juga Wells Fargo.

 
IHSG dan Kapitalisasi Pasar
BEI Cetak Rekor Pekan Ini
Yanuar Riezqi Yovanda
Sabtu, 25 Maret 2017 - 11:56 WIB

Sepanjang 20-24 Maret 2017, IHSG meningkat dibanding pekan sebelumnya. Foto/SINDOnews
A+ A-
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini kembali ditutup di
level tertingginya sepanjang sejarah berdirinya Bursa Efek Indonesia (BEI) di 5.567,13 poin.
Sejalan dengan penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar BEI jelang akhir pekan ini juga ditutup
di rekor tertingginya di Rp6.050,10 triliun. 
Sepanjang periode 20 Maret hingga 24 Maret 2017, IHSG berhasil menguat 0,48% dari pekan
sebelumnya di level 5.540,43 poin. Adapun nilai kapitalisasi pasar BEI juga meningkat 0,52%
dari Rp 6.018,79 triliun di penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 
Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan Yulianto Aji Sadono mengatakan, rata-rata nilai transaksi
harian mengalami perubahan 12,93% menjadi Rp9,17 triliun dari Rp8,12 triliun pada pekan
sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian berubah 11,55% menjadi 12,79 miliar unit
saham dari 14,46 miliar unit saham pada akhir pekan lalu.
"Serta rata-rata frekuensi transaksi harian BEI berubah 2,37% menjadi 321,50 ribu kali
transaksi dari 329,29 ribu kali transaksi," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu
(25/3/2017). 
Sementara, kata dia, investor asing mencatatkan beli bersih Rp2,84 triliun di sepanjang pekan
ini. Pada tahun ini investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp7,13 triliun. 
Pada pekan ini juga, terdapat beberapa pencatatan obligasi yang terdiri dari Obligasi
Berkelanjutan IIIb Adira Finance Tahap V tahun 2017 senilai Rp2,014 triliun, dan Sukuk
Mudharabah Berkelanjutan II Adira Finance Tahap III tahun 2017 senilai Rp386 miliar yang
dicatatkan Kamis (23/3). Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan tersebut
diterbitkan oleh Adira Dinamika Multi Finance Tbk. 
"Selain itu, masih ada Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance dengan tingkat Bunga Tetap
Tahap IV tahun 2017 yang diterbitkan Indomobil Finance Indonesia (IMFI) dengan total nilai
emisi Rp410 miliar," pungkasnya. 
Dengan kedua pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI
berjumlah 321 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp320,32 triliun dan USD 67,5
juta, diterbitkan oleh 108 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah
95 seri dengan nilai nominal Rp1.872,39 triliun dan USD1.240 juta, serta 7 emisi Efek Beragun
Aset senilai Rp2,79 triliun. 

PaninBank Genjot
Pertumbuhan Investor Baru
di Pasar Modal
Rabu, 5 April 2017 11:37 WIB

Seno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PaninBank resmi menjadi bank administrator
Rekening Dana Nasabah (RDN), setelah disetujui oleh PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI).
Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo, mengatakan dengan menjadi bank
administrator RDN, maka melengkapi portfolio di industri keuangan sekaligus
mewujudkan komitmen perseroan dalam memberikan layanan terbaik khususnya
dalam membangun kepercayaan.
"Dengan 565 kantor yang terbesar di seluruh wilayah di Indonesia, kehadiran
kami sebagai bank RDN akan membantu akses keuangan para investor,
terutama yang berada di daerah-daerah dalam mempercepat pembukaan
rekening dan mempermudah aktifitas investasi mereka di pasar modal,"
tutur Herwidayatmo, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu
(5/4/2017).
Sebagai tindak lanjut persetujuan sebagai bank administrator RDN, PaninBank
melakukan penandatanganan kerja sama dengan lima perusahaan efek, yakni
PT Panin Sekuritas Tbk, PT First Asia Capital, PT Panca Global Securities, PT
Evergreen Sekuritas dan PT RHB Securities Indonesia.
Dengan kerjasama ini, kata Herwidayatmo, nasabah yang ingin melakukan
transaksi melalui lima perusahaan efek tersebut dapat memilih PaninBank untuk
rekening dana nasabah.
"Bagi perusahaan efek yang bermitra dengan PaninBank, kerjasama ini dapat
mempercepat proses akuisisi nasabah yang akan memperbesar peluang
masuknya calon investor baru," ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai