Anda di halaman 1dari 11

1.

Permasalahan Evaluasi
Bagus dan tidaknya kualitas pendidikan dapat
di ketahui dengan evaluasi,evaluasi berfungsi untuk
mengetahui keberhasilan ,perkembangan dan titik
kelemahan pendidikan serta sebagai solusi untuk
melakukan perubahan yang lebih baik . -Dalam
Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 di jeaskan
fungsi evaluasi adalah “Evaluasi pendidikan adalah
kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan(Depdiknas, 2003)
Evalusi pendidikan dan pengajaran di
maksudkan mendapatkan informasi data mengenai hasil
belajar mengajar,dengan menelaah hasil evaluasi, guru
dapat mengetahui apakah proses pembelajaran yang di
laksanakan sudah efektif atau belum ,sehingga akan
mengetahui hasil dari proses pembelajaran . Dalam
melaksanakan evaluasi guru harus mempunyai
ketrampilan dalam melaksanakan evaluasi , dengan
kemampuan yang baik maka guru dapat mengetahui
prestasi yang di capai oleh siswanya . tanpa evaluasi
maka tidak akan dapat di ketahui sejauh mana
keberhasilan pembelajaran .
Yang terlihat saat ini di dunia pendidikan
adalah kurangnya kemampuan guru dalam
melaksankan evaluasi sehingga menjadi permasalahan
yang serius ketika kemampuan guru stagnasi(Riadi,
2017b) dalam menghadapi peserta didik yang
mempunyai karakteristik yang majemuk dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. sehingga di perlukan
profesionalime guru dalam melaksanakan tugasnya.
Komponen –komponen yang menunjukan
ualitas guru dalam melakukan evaluasi dapat di capai
dengan cara;
1) Mempelajari fungsi penilaian.
2) Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur
penilaian.
3) Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
4) Mempelajari kriteria penilaian teknik dan prosedur
penilaian.
5) Menggunakan teknik dan prosedur penilaian
6) Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian
7) Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses
belajar mengajar
8) Menilai teknik dan prosedur penilaian
9) Menilai keefektifan program pengajaran(Riadi,
2017a)
Untuk melaksanakan evaluasi maka guru harus
berpedoman pada prinsip penilaian yaitu;
a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur;
b) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur
dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai;
c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
d) terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai, untuk memantau dan menilai
perkembangan kemampuan peserta didik;
g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara
berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah baku
h) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
dan
i) akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segimekanisme,
prosedur, teknik, maupun hasilnya(Kemendikbud,
2016).
1. Kondisi Idial
Kondisi idieal dalam pelaksanaan evaluasi guru
harus mengusai teknik evaluasi, kemampuan
melaksanakan evaluasi proses dan hasil serta manfaat
pembelajaran, evaluasi ini dilakukan sebagai wujud
tanggungjawab dan pengembangan sistem evaluasi
untuk memperbaiki kinerja proses belajar mengajar, hal
tersebut dapat di lakukan dengan cara:
1) Mengidentifikasi berbagai jenis alat atau cara
penilaian.
2) Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil
belajar.
3) Membuat dan mengembangkan alat evaluasi sesuai
kebutuhan.
4) Menentukan kriteria keberhasilan dalam melakukan
evaluasi.
5) Menganalisis hasil evaluasi dan melaksanakan
tindak lanjut.
Dengan demikian untuk mendapatkan hasil
evaluasi yang sebaik-baiknya, para evaluator dalam hal
ini para guru dituntut untuk memiliki hal hal sebagai
berikut :
a) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan
evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan
praktik.
b) Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari
program serta bagian program yang akan
dievaluasi.
c) Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan
pribadi, atau juga keinginan/tekanan dari pihak lain
agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan
keadaannya, selanjutnya dapat mengambil
kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan
yang harus diikuti.
d) Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas
dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam
bentuk menyusun proposal menyusun instrumen,
mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak
gegabah dan tergesa-gesa.
e) Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan
pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan,
namun apabila masih ada kekeliruan yang
diperbuat, berani menanggung resiko atas segala
kesalahannya
2. Keadaan Nyata
Pelaksanaan evaluasi yang di lakukan di setiap
satuan pendidikan adakalanya waktunya bersamaan
seperti; Assesmenn nasional, Ujian Sekolah, penilaian
akhir semester(PAS), penilaian akhir tahun(PAT) dan
ada juga yang dilakukan tidak bersama hal ini
tergantung pada evaluatornya seperti penilian harian
(PH).idealnya evaluasi pembelajran di lakukan pada
setiap akhir pengajaran namun banyak di temukan di
sekolah –sekolah tidak melaksanakan hal
ini,kebanyakan guru merasa enggan melaksanakan
evaluasi diakhir pelajaran, karena keterbatasan waktu,
dan juga mungkin belum mengetahui teknik-teknik
evaluasi yang baik Mereka beranggapan lebih baik
menjelaskan semua materi pelajaran sampai tuntas
untuk satu kali pertemuan, dan pada pertemuan
berikutnya di awal pelajaransiswa diberi tugas atau
soal-soal yang berhubungan dengan materi  tersebut.
Contoh lain ada juga guru yang berpendapat, bahwa
penilaian tidak mutlak dengan tes tertulis. bisa juga
dengan tes lisanatau tanya jawab. Kegiatan dirasakan
lebih praktis bagi guru, karena guru tidak usah bersusah
payah mengoreksi hasil evaluasi anak.
Beberapa permasalahan-permasalahan evaluasi
dapat di kelompokan menjadi tiga yaitu:
a) Tinjauan dari Guru
1) Guru menaikkan nilai raport hasil belajar siswa
dengan tujuan agar siswanya dapat tuntas semua
dalam mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Namun, pada kenyataannya masih
banyak siswa yang nilainya belum mencapai
KKM yang telah ditetapkan. Sehingga nilai yang
diterima siswa bukan nilai asli dari hasil belajar
siswa itu sendiri.
2) Guru tidak melakukan perubahan dalam
penyampaian materi kepada siswanya. Padahal,
dari hasil belajar siswa telah terlihat bahwa
tingkat pemahaman dan penangkapan materi
oleh siswa sangat rendah sehingga nilai hasil
belajarnya pun juga rendah.
3) Nilai hasil belajar siswa rendah bahkan jelek
yang dipengaruhi strategi belajar guru kurang
sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa
merasa jenuh dengan pembelajaran. Dalam hal
ini, biasanya guru sudah mengetahui penyebab
nilai hasil belajar siswa yang rendah. Akan
tetapi, guru tetap menggunakan strategi
pembelajaran tersebut di kelas.
4) Guru memberikan soal-soal ujian kepada siswa,
namun soal-soal tersebut tidak sesuai dengan
materi yang telah disampaikan kepada siswanya
selama pembelajaran di kelas. Hal tersebut
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
b) Tinjauan Dari Orang Tua
1) Orang tua menerima saja program-program yang
disampaikan oleh pihak sekolah tanpa
mengetahui bagaimana pelaksanaan dari
program-program yang disampaikan. Dalam hal
ini, orang tua hanya menganggap bahwa
program-program yang disampaikan sekolah
adalah program yang terbaik untuk pendidikan
anaknya.
2) Orang tua tidak mengkonsultasikan mengenai
hasil belajar anaknya. Apakah nilai yang
diperoleh anaknya itu nilai yang asli ataukah
nilai hasil manipulasi.
3) Orang tua memberikan sumbangan kepada
pihak-pihak tertentu dalam sekolah agar
anaknya dapat naik kelas meskipun nilai
anaknya jelek dan belum tuntas jika
dibandingkan dengan KKM yang telah
ditetapkan.
4) Orang tua memberikan uang suap sebagai jalan
untuk memperlancar agar anaknya dapat
diterima di perguruan tinggi favorit sesuai
dengan yang diinginkannya. Sedangkan
berdasarkan hasil tes, anaknya tidak lulus untuk
masuk perguruan tinggi tersebut.
c) Tinjauan dari lembaga
1) Sekolah maupun lembaga pendidikan tidak
melakukan pembaharuan program yang akan
datang.
2) Kebijakan yang di putuskan lembaga tidak
memperhatikan sumber daya sekolah ,
karakteristik peserta didik yang berbeda .
Contoh : Sekolah melaksankan penilaian
akhir semester gasal atau penilaian akhit
tahun dengan menggunakan soal –soal dari
MKKS yang di coordinator oleh
MGMP,yang sebenarnya untuk pembuatan
soal menjadi tanggung jawab guru di masing
masing ssatuan pendidikan yang mengetahui
secara langsung keadaan kemampuan peserta
didiknya .Dengan di berlakukan soal dari
MKKS maka menyebabkan guru enggan
melakukan koreksi karena materi pelajaran
yang diberikan mungkin akan ada perbedaan
dengan yang diberikan pada sekolah masing-
masing.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum, 6. Retrieved from http://stpi-
binainsanmulia.ac.id/wp-
content/uploads/2013/04/Lamp_2_UU20-2003-Sisdiknas.doc
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016.
https://doi.org/10.31227/osf.io/munp2
Riadi, A. (2017a). Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan
Volume, 15(28), 52–67.
Riadi, A. (2017b). Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran.
Ittihad: Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 15(27), 1–12.
Retrieved from https://jurnal.uin-
antasari.ac.id/index.php/ittihad/article/view/1593

Anda mungkin juga menyukai