UANG
A. PENGERTIAN UANG
Di dalam ekonomi islam, secara etimologi uang sendiri berasal dari
kata al-naqdu-nuqud. Maksud dari kata al-naqdu ini sendiri ialah yang
baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan dirham sedangkan
al-naqd yang berarti tunai. Dalam Al-Qur’an dan Hadis kata nuqud tidak
terdapat didalamnya karena pada saat itu bangsa Arab tak menggunakan
kata ‘’nuqud’’ untuk menunjukkan sebuah harga. Pada saat itu mereka
yakni bangsa Arab menggunakan wariq untuk dapat menunjukkan dirham
perak. Dalam Ilmu ekonomi modern, uang merupakan sebagai sesuatu
yang telah tersedia serta dapat diterima secara universal atau umum
sebagai salah satu alat pembayaran dalam membeli barang serta kekayaan
lainnya.
Pengertian uang menurut para ahli :
Menurut para fuqaha tak hanya sebatas emas dan perak saja yang dicetak
akan tetapi seluruh jenis dinar, dirham, dan fulus.
Menurut para ahli ekonomi kontemporer, uang ini dapat didefenisikan
dengan benda yang disetujui oleh para masyarakat sebagai salah satu
alat perantara dalam mengadakan tukar-menukar atau aktivitas
perdagangan serta sebagai alat standar nilai.
Menurut Hubbar, ‘’money is anyting that people are willing to accept in
payment for goods and services or to pay off debts’’ yang artinya ‘’uang
merupakan segala sesuatu yang dapat diterima orang sebagai
pembayaran barang serta jasa ataupun untuk melunasi sebuah hutang’’.
Secara konvensional (umum) uang merupakan salah satu benda yang
diterima secara umum sebagai salah satu alat tukar-menukar dalam
kegiatan bertransaksi barang dan jasa. Uang sendiri dapat ditinjau dari
berbagi macam aspek yakni : aspek ekonomi, aspek politik, dan hukum.
58
Aspek hukum : uang ialah salah satu alat pembayaran yang sah.1
C. FUNGSI UANG
Di dalam sistem ekonomi konvensional (umum), uang memiliki
beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai alat tukar-menukar dalam aktivitas perdagangan (medium
of exchange)
Dalam fungsinya uang sebagai alat tukar-menukar dalam kegiatan
perekonomian menjadi sangat penting karena menjadi alat transaksi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan hidup setiap manusia. Disamping itu, dalam
ekonomi konvensional uang juga memiliki fungsi sebagai alat dalam
menyimpan kekayaan dan pembayaran tertunda.
2. Sebagai alat standar harga atau satuan hitung (unit of account)
Dengan adanya uang, maka dapat dinyatakan suatu barang dengan
harga yang dapat menunjukkan nilai suatu barang sehingga dapat
dibandingkan dengan barang yang lain. Dengan hal itu, maka dapat
memudahkan para produsen dalam memutuskan nilai suatu produk.
3. Sebagai alat penyimpan nilai suatu kekayaaan (store of value)
1
Rozalinda, EKONOMI ISLAM : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014) h.283
Nurul Jannah, Ekonomi Moneter dan Keuangan Perspektif Integratif, (Medan : FEBI
UIN-SU Press, 2020), h.2-3
M.Natsir, Ekonomi Moneter Teori & Kebijakan, (Semarang : Polines Semarang, 2012),
h. 4
59
Secara nyata atau riil, dalam kehidupan sehari-hari seseorang perlu
dalam menyimpan uang agar dapat menghadapi hal yang tidak terduga
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab itu, uang akan
memiliki fungsi sebagai alat penyimpan nilai suatu kekayaan.
4. Sebagai alat standar dalam pembayaran yang ditangguhkan atau
ditunda
Uang dapat memberikan pinjaman serta pelunasan akan tetapi dengan
waktu yang berbeda sehingga
Sedangkan menurut ekonomi islam, uang memilki beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai alat satuan nilai atau harga (unit of account)
2. Sebagai alat atau media dalam pertukaran (medium of exchange)2
60
digunakan yaitu : pertama, gold standard, merupakan emas
sebagai standar nilai, kedua bimetallic (sistem dua jenis logam)
merupakan emas serta perak yang digunakan sebagai standar
nilai. Awal mula islam, Nabi SAW telah menerapkan sistem
dua jenis logam dalam kegiatan berdagang dan ini berlanjut
sampai akhirnya pemerintah islam menerapkan uang fulus
dalam sebagai mata uang perekonomian.
5. Uang Kertas
Merupakan uang yang terbuat dari sebuah kertas dengan
menggunakan cap serta gambar tertentu serta merupakan suatu
alat pembayaran yang sah. Telah dijelaskan dalam UU No. 23
Tahun 1999 mengenai Bank Indonesia, uang kertas merupakan
uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas
atau bahan lainnya. Beberapa pertimbangan kertas digunakan
dalam mencetak sebuah uang yaitu : kertas sifatnya lebih
ringan serta dapat dibawa kemana saja, dalam proses
pembuatannya relatif lebih murah daripada uang logam,
persediaan kertas yang jumlahnya relatif banyak sehingga
sewaktu-waktu ingin menambah jumlahnya tidak mengalami
kesulitan.
6. Uang Giral
Merupakan suatu uang yang dicetak langsung oleh bank
umum. Dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan uang
giral merupakan jenis tagihan yang terdapat di bank umum
61
serta dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai suatu alat
pembayaran. Uang ini biasa digunakan jika melakukan
transaksi dengan nilai yang sangat besar.
62
dirham setimbangan 15 karat. Ternyata tindakan yang dilakukan Abdul
Malik ibn Marwan ini mampu merealisasikan stabilitas politik serta
ekonomi, dan mampu mengurangi pemalsuan serta aktivitas
pemanipulasian terhadap uang. Kegiatan dalam menjalankan kebijakan
pemerintah ini terus dilanjutkan oleh kedua penggantinya yaitu Yazid ibn
Abdul Malik dan Hisyam ibn Abdul Malik. Oleh sebab itu hal ini berlanjut
sampai dengan masa awal pemerintahan dinasti Abasiyah (132 H) yang
tidak diubah sedikit pun kecuali ukirannya.
Namun pada saat diakhir masa pemerintahan dinasti ini tepatnya pada
pemerintahan mulai dicampuri oleh para Mawali (pembantu) dan orang-
orang Turki, mulailah terjadi penurunan nilai bahan baku uang dan
dicampur dengan tembaga dalam proses percetakan mata uang dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari percetakan uang yang
dilakukan. Akivat dari hal tersebut, terjadi inflasi, serta harga-harga
melambung tinggi. Akan tetapi, masyarakat pada saat itu masih
menggunakan dirham-dirham tersebut dalam aktivitas perdagangan.
Keadaan ini terus berlangsung sampai dengan dinasti Fatimiyah, kurs
dinar terhadap dirham adalag 34 dirham. Padahal selama ini kurs dinar dan
dirham ialah 1:10.
Pencetakan uang tembaga atau yang disebut dengan fulus mulai
dilakukan pada masa Mamalik tepatnya pada masa khalifah al-Zhahir
Barquq. Pada masa ini uang fulus / tembaga menjadi mata uang utama,
sedangkan pencetakan dirham saat itu dihentikan dikarenakan terjadinya
aktivitas penjualan perak ke Eropa dan aktivitas impor tembaga dari Eropa
yang semakin meningkat. Kemudian, terjadinya peningkatan kegiatan
produksi pelana kuda dan bejana dari perak. Akibat yang ditimbulkan dari
kebijakan ini ialah terjadi inflasi terus-menerus. Oleh sebab itu, Al-
Maqrizi menyikapi keadaan ini dengan menulis kitab Syuzur al-Nuqud Fi
Zikr al-Nuqud ‘’ia menyatakan, penyebab terjadinya inflasi ini ialah
pengukuhan sistem mata uang tembaga.
Dalam hal ini hal serupa juga diungkapkan oleh Ibn Taimiyah (1263-
1328) mengungkapkan bahwa hal sama sebagai bentuk tanggapan atas
kondisi menurunnya atau turunnya nilai mata uang yang terjadi di Mesir
pada masa dinasti Mamluk. Ia memberikan nasehat atau anjuran kepada
pemerintah agar tidak mempelopori bisnis mata uang dengan membeli
tembaga. Lalu, mencetaknya menjadi mata uang koin. Seharusnya
pemerintah mencetak mata uang dengan nilai yang sebenarnya tanpa harus
mencari keuntungan dari kegiatan percetakan tersebut. Pemerintah harus
melaksanakan kebijakan moneter yakni dengan cara mencetak mata uang
sesuai dengan nilai kegiatan transaksinya di tengah masyarakat tanpa
63
adanya unsur mendzalimi. Oleh sebab itu, hal ini sangat menjadi perhatian
bagi Ibn Taimiyah untuk memperhatikan nilai instrinsik mata uang sesuai
dengan nilai logamnya. Dengan ini Ibn Taimiyah menjelaskan, jika mata
uang koin memiliki nilai nominal yang sama akan tetapi terbuat dari
logam yang tidak sama nilainya, mata uang yang berasal dari bahan yang
lebih murah akan menyingkirkan mata uang lainnya dalam peredaran.
Mata uang yang berasal dari logam lebih baik akan ditimbun, dilebur atau
di ekspor dikarenakan lebih menguntungkan. Teori Ibn Taimiyah (1263-
1328) ini dikenal dengan hukum Gresham ‘’bad money drives out good
money’’ yang dilahirkan oleh Sir Thomas Gresham (1519-1579).
Pada masa dinasti Usmaniyah, pada tahun 1534 mata uang resmi yang
berlaku ialah emas dan perak dengan perbandingan 1:15. Kemudian, pada
tahun 1839 pemerintah Usmaniyah mulai menerbitkan mata uang yang
berbentuk kertas banknote dengan nama yang sama. Akan tetapi nilainya
terus mengalami kemerosotan sehingga rakyat tidak mempercayainya.
Pada saat perang Dunia I tahun 1914, Turki seperti negara lainnya mulai
memberlakukan mata uang kertas sebagai uang yang sah serta
membatalkan berlakunya emas dan perak sebagai mata uang. Dari mulai
sejak itulah diberlakukan uang kertas sebagai satu-satunya mata uang yang
ada di seluruh dunia. Jadi uang sangatlah dibutuhkan bagi negara-negara
majunya khususnya Amerika Serikat dan Jepang dalam peranannya uang
sangat diperlukan karena seiring mengalami kemajuan perekonomian
maka akan menyebabkan uang akan semakin penting dalam peredaran
serta peranannya.4
F. PERUBAHAN UANG EMASDAN PERAKKE UANG
KERTAS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan uang
emas dan perak menjadi uang kertas yaitu :
Faktor Militer
Tepatnya pada tahun 1914 saat terjadinya Perang Dunia I
yang mendorong beberapa sebagian negara yang terlibat dalam
aktivitas perang dalam rangka untuk mempersiapkan cadangan
emas dan perak untuk dapat membiayai perang mereka. Namun,
mereka mendapat kesulitan untuk mengangkat emas serta perak
mereka ke tempat dimana kekuatan militer mereka berada sehingga
4
Rozalinda, EKONOMI ISLAM : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 286-287
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar : Edisi Ketiga, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2019), h.33-34
64
membuat pembiayaan bertambah. Namun, kondisi buruk serta
kacau membuat rush orang untuk berbondong-bondong menarik
cadangan simpanan mereka dalam bank dengan bentuk kertas-
kertas banknote. Sehingga, banyak berbagai negara yang
meninggalkan uang emas dan perak dan menggantinya dengan
uang kertas.
Faktor Politis
Sebelum terjadinya Perang Dunia I, negara arab yang
berada di bawah dinasti Ottoman masih menggunakan uang emas
dan perak dan hal yang sama juga terjadi dengan negara lainnya.
Akan tetapi, ketika terjadi Perang Dunia I, negara kolonial
melakukan eksploitasi kekayaan negara jajahannya. salah satunya
dengan cara mengubah uang emas dan perak menjadi uang kertas.
Sehingga kekayaan serta sumber perekonomian yang ada di negara
jajahan dapat dikuasai. Contohnya yakni : negara Mesir yang
dijajah oleh Inggris beralih sistem keuangannya dari dinar dan
dirham ke Poundsterling kertas. Dan negara kolonial ini
memberlakukan uang kertas di daerah yang menjadi daerah koloni
mereka dengan tujuan untuk menguasai perekonomian serta
sumber-sumber tambang emas dan perak negara jajahan.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi ini terbagi menjadi 3 yaitu :
G. PERAN UANG
Motif permintaan terhadap uang bagi konvensional ini terbagi menjadi
3 motif yang dapat mempengaruhi seseorang memiliki uang, ialah :
1. Money Demand for Transaction (Permintaan akan Uang Untuk
Transaksi)
Alasan ataupun penyebab utama orang membutuhkan uang
adalah untuk membeli kebutuhan, seperti makanan dan pakaian
(primer), membayar listrik, serta kebutuhan lainnya (seperti
5
Rozalinda, EKONOMI ISLAM : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 291-292
65
sekunder ataupun tersier). Dalam fungsinya uang sebagai motif
permintaan ialah sebagai alat dalam kegiatan tukar-menukar
dari kegiatan transaksi rumah tangga, industri ataupun
pemerintah untuk barang ataupun jasa dalam jangka pendek.
2. Money Demand for Precautionary (Permintaan akan Uang
untuk berjaga-jaga)
Permintaan uang ini tujuannya ialah untuk memenuhi
beberapa kemungkinan yang tidak terduga. Dalam kehidupan
sehari-hari seseorang perlu menyimpan uang untuk dapat
menghadapi hal yang tidak terduga, menyimpannya ini baik di
bank ataupun rumah.
3. Money Demand for Speculation (Permintaan akan Uang untuk
spekulasi)
Alasan atau penyebab permintaan seseorang dalam motif
permintaan ini yaitu untuk mendapatkan keuntungan di pasar
valas. Menurut Keynes, money demand for transaction dan
money demand for precautionary ditentukan oleh tingkat
pendapatan, sedangkan money demand for speculation
ditentukan oleh tingkat suku bunga. Motif transaksi di pasar
valas telah berubah menjadi perdagangan derivatif yang penuh
dengan motif spekulasi. Dalam ekonomi islam, motif yang
dibenarkan seseorang dalam memiliki uang hanya untuk
transaksi dan berjaga-jaga. Dan dalam islam sendiri seseorang
yang memiliki uang untuk spekulasi dilarang dikarenakan uang
menurut Islam hanya sebagai alat tukar-menukar dan standar
nilai.
Oleh sebab itu al-Ghazali mengemukakan pendapatnya,
perdagangan uang dengan uang terlarang karena akan
memenjarakan fungsi uang sebagai alat dalam pertukaran.
Maka dalam perdagangan uang ini dapat membukakan pintu
kedzaliman bagi penduduk seluas-luasnya. Dan dalam islam
membolehkan proses pertukaran uang (valas) dengan syarat
tertentu yakni transaksi ini ada pergerakan atau serah terima
(taqabul) uang yang dipertukarkan dan tidak adanya penundaan
(hulul) pembayaran. Dan zaman sekarang, di pasar valas
banyaknya transaksi yang dilakukan yang notabenenya
merupakan bentuk spekulasi yang dilarang dalam islam, seperti
transaksi margin trading, transaksi option, transaksi future dan
transaksi swap. Transaksi margin trading ialah transaksi jual
beli valas tanpa diiringi dengan pergerakan dana dengan
menggunakan cash margin dalam persentase tertentu sebagai
66
jaminan. Transaksi future ialah transaksi yang dilakukan pada
hari ini dengan pembayaran pada masa yang akan datang.6
6
Rozalinda, EKONOMI ISLAM : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 292-294
67
Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu
ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik,
maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan
hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun’’.7
INFLASI
A. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi merupakan suatu proses terjadinya peningkatan atau
meningkatnya harga-harga suatu barang secara umum dan terus-menerus
(kontinu) yang terjadi dalam kurun waktu jangka panjang. Inflasi ini
sendiri juga berkaitan dengan mekanisme pasar dan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor di antara lain : permintaan konsumen yang meningkat.
Inflasi ini juga dapat diartikan meningkatnya persediaan uang yang dapat
dilihat sebagai penyebab meningkatnya suatu harga. Sesuai dengan
sejarahnya, fenomena inflasi ini sebetulnya muncul sebagai akibat
diberlakukan serta beredarnya dinar dan dirham yang tidak murni
(campuran). Kemudian, pada masa sekarang fenomena inflasi ini semakin
bertambah dengan seiringnya diterapkan mata uang kertas. Sebenarnya hal
ini telah diberitahukan oleh para ulama, seperti Imam Syafi’I yang telah
melarang pemerintah mencetak dirham yang tidak murni (campuran)
karena dapat merusak nilai mata uang. Sehingga menyebabkan terjadinya
kenaikan harga atau naiknya harga, dan hal itu dapat merugikan orang
banyak serta dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan. Ibnu Taimiyah
(1263-1328) pada masa Daulah Bani Mamluk juga telah memberitahukan
keadaan ini, ia menyatakan bahwa uang yang memiliki kualitas buruk
dapat menyingkirkan mata uang yang berkualitas baik dari peredaran.
Apabila fulus dibiarkan beredar sebagai alat tukar (transaksi), maka
niscaya dinar dan dirham akan menghilang dari peredaran. Tingkat inflasi
biasanya dinyatakan sebagai tingkat pertumbuhan tahunan pada harga
bahkan jikalau diukur dalam periode waktu yang lebih singkat.
Pengertian inflasi menurut para ahli :
68
merupakan suatu fenomena ataupun gejala kenaikan tingkat harga
umum secara terus-menerus.
Menurut Taqyuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441)
mengemukakan, seperti yang dikutip Euis Amalia dalam bukunya
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Harga
Kontemporer, bahwa inflasi dapat terjadi ketika harga-harga secara
umum mengalami kenaikan yang berlangsung secara terus-
menerus . dan pada saat itu persediaan barang dan jasa mulai
mengalami kelangkaan, sementara para konsumen harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa
yang sama. 8
69
terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan seperti
lebaran, Natal dan Tahun Baru. Pada expected inflation tingkat
suku bunga pinjaman riil setara dengan tingkat suku bunga
pinjaman nominal dikurangi inflasi.
Spiralling Inflation
Spiraling inflation merupakan inflasi yang diakibatkan oleh
inflasi yang terjadi terlebih dahulu atau sebelumnya.
C. JENIS-JENIS INFLASI
Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 berdasarkan tingkat keparahannya
yaitu :
1. Inflasi ini dapat digolongkan menurut besarnya, yakni :
a. Inflasi ringan (low inflation), inflasi ini biasanya disebut juga
dengan inflasi satu dijit (single digit inflation), ialah inflasi
dibawah 10% per tahun. Inflasi ini masih dianggap normal.
Dalam rentang inflasi ini orang masih percaya dengan uang
dan masih ingin memegang uang. Dan bagi negara yang tingkat
perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar
antara 2-4% per tahun.
b. Inflasi sedang (galloping inflation) atau (double digit) atau
bahkan triple digit inflation merupakan inflasi antara 20% -
200% per tahun. Inflasi seperti ini biasanya terjadi karena
pemerintah lemah, perang, revolusi, dan kejadian lain yang
mampu menyebabkan barang tidak tersedia dan sementara
uang berlimpah sehingga orang tidak percaya pada uang. Dan
9
Muh Abdul Halim,Teori Ekonomi Makro, ( Jakarta : Mitra Wacana Media, 2018)Hal :
113-114
70
pada keadaan seperti inilah orang hanya ingin memegang uang
seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan dalam bentuk
aset-aset riil (nyata). Orang-orang akan mulai menumpuk
barang saja serta membeli rumah dan tanah.
c. Inflasi Berat (hard) merupakan inflasi yang terjadi antara 30%-
100% per tahun.
d. Hyperinflation atau hiper inflation merupakan inflasi di atas
200% per tahun. Dalam keadaan seperti ini, orang tidak
percaya pada uang. Akan lebih baik jika membelanjakan uang
dan menyimpan dalam bentuk barang seperti emas, tanah, serta
bangunan dikarenakan barang jenis ini kenaikan harganya
setara dengan inflasi. Inflasi ini sangat berbahaya muncul
sebagai akibat dari : munculnya kehancuran sosial serta
runtuhnya aktivitas ataupun kegiatan perekonomian,
ketidakmampuan pemerintah untuk mengamankan situasi serta
kehilangan kekuasaan terhadap rakyat, serta terjadinya perang
yang dapat menghancurkan contohnya seperti yang telah
terjadi terhadap mata uang Irak sejak tahun 1999 setelah
perekonomian negara tersebut diboikot dan diserang oleh
Amerika dan sekutunya. Indonesia juga pernah mengalami
hiperinflasi pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650%.
71
produksi dapat terus berlanjut. Inflasi ini merupakan inflasi
yang terjadi akibat dari adanya kenaikan suatu biaya produksi
yang cukup pesat dibandingkan dengan tingkat
produktivitasnya serta efisiensi yang membuat perusahaan
mengurangi supply barang dan jasa.
72
2. Awal mula inflasi mata uang dinar dimulai bahkan ketika Irak
sedang berada dalam puncak kejayaannya.
73
Di negara Indonesia jumlah pengangguran terus meningkat setiap saat
sedangkan lapangan pekerjaan yang disediakan sangat sedikit sehingga
tidak bisa menampung para pengangguran, Kondisi seperti ini semakin
membesar setelah krisis ekonomi sampai tahun 2005. Semenjak adanya
krisis ekonomi di Indonesia juga terjadi pemutusan hubungan kerja atau
PHK. sehingga tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin tinggi dan semakin banyak terjadi.
74
percetakan uang yang berlebihan. Iya berpendapat, pemerintah seharusnya
mencetak uang sesuai dengan nilai yang adil atas transaksi masyarakat
agar tidak memunculkan kecurigaan dan kezaliman terhadap mereka.
G. PENETAPAN HARGA
12
Naf’an, Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah, (Yogyakarta : GRAHA ILMU,
2014), h. 312-313
75
objek cek barang cacat yang dijual, perebutan kekuasaan, membuang
jaminan atas harga milik, dan sebagainya.
STUDI KASUS
Di Indonesia mengalami angkat tingkat pengangguran yang cukup
tinggi dan berlangsung secara terus-menerus serta kondisi ini semakin
memburuk ketika terjadinya krisis ekonomi sampai dengan tahun 2005.
13
Isnaini Hrp, Yenni Samri Juliati Nst, Marliyah, Rahmi Syahriza “ Hadis-Hadis
Ekonomi” (PT. Balebat Dedikasi Prima) Hal: 107
76
Seiring dengan terjadinya krisis ini maka tingkat pengangkatan tenaga
kerja baru serta penyediaan lapangan pekerjaan semakin rendah, dan akan
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menyebabkan tingkat
pengangguran di Indonesia makin meningkat.
Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah tingkat angka
pengangguran di Indonesia telah mengalami penurunan dibanding dengan
tahun sebelumnya seperti yang dipaparkan pada tabel di bawah ini :
77
ekonomi. Dikarenakan, pertumbuhan ekonomi ialah suatu akibat
terjadinya suatu peningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan
dari peningkatan investasi. Dengan terjadinya peningkatan investasi maka
permintaan tenaga kerja akan semakin bertambah, sehingga pertumbuhan
ekonomi yang dapat diakibatkan adanya peningkatan investasi dapat
memengaruhi angka penurunan tingkat pengangguran. Maka dapat
dipastikan apabila pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, maka
tingkat angka pengangguran akan menurun. Maka dapat dipastikan angkat
inflasi juga akan mengalami penurunan jika angka pertumbuhan ekonomi
mengalami kenaikan.14
DAFTAR PUSTAKA
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas
Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
14
Rozalinda, EKONOMI ISLAM : Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi,
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 310-312
78
Jannah, Nurul. 2020. Ekonomi Moneter dan Keuangan Perspektif
Integratif. Medan : FEBI UIN-SU Press.
Natsir, M. 2012. Ekonomi Moneter Teori dan Kebijakan. Semarang :
Polines Semarang.
Ekana Nainggolan, Lora, dkk. 2021. Ekonomi Moneter.
Sukirno, Sadono. 2019. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Kholiq, Ahmad. 2016. Teori Moneter Islam. Cirebon : CV. ELSI PRO.
Naf'an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah. Yogyakarta :
GRAHA ILMU.
Teddy Chandra, Priyono. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Jawa Timur :
Zifatama Publishing.
Abdul Halim, Muh. 2018. Teori Ekonomi Makro. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Harahap, Isnaini, dkk. 2017. Hadis- Hadis Ekonomi. Jakarta : Kencana.
79