1. Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang
mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk
mendefinisikan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan
orang denan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam
mencapai tujuan bersama (Timpe, 2002:181). Hughesc dalam Ria (2009:11) menyatakan
bahwa kepemimpinan merupakan fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama yakni
pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena mengenai kepemimpinan ini diyakini memiliki
pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas kelompok (Bass dalam Ria, 2009:11).
Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana
memberdayakan bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan
kebijakan perusahaan melalui cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya
kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik individu pemimpin menghadapi bawahan
berdasarkan fungsinya sebagai atasan.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah
fleksibel dan harus disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi
lingkungan, kematangan dan situasi bawahan. Seorang pemimpin yang berhasil dan efektif
bila dapat melakukan gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi yang tepat. Terdapat
kriteria perilaku kepemimpinan yang dapat menentukan gaya kepemimpinan pengusaha
adalah: (1) gaya kepemimpinan diktator, (2) gaya kepemimpinan partisipasi, (3) gaya
kepemimpinan delegasi, (4) gaya kepemimpinan konsiderasi.
1.1 Diktator
Pada kepemimpinan diktator atau otokratis, pemimpin membuat keputusan sendiri
karena kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang. Pemimpin tersebut memikul tanggung
jawab dan wewenang penuh. Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan
dipaksakan dengan menggunakan imbalan dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada, maka
komunikasi bersifat turun kebawah. Bila wewenang dari pemimpin diktator bisa menjadi
otokrat kebapak-bapakan.
1.2 Partisipasi
Pola kepemimpinan partisipasi adalah pola kepemimpinan dimana atasan memotivasi
bawahan untuk berperan serta dalam organisasi terutama dalam pengambilan keputusan
sehingga akan mendatangkan gairah bagi para bawahan. Pada kepemimpinan ini
pendelegasian wewenang sangat diutamakan, sedangkan komunikiasi berjalan baik untuk
mencari solusi dalam setiap permaslahan yang ada. Pada kepemimpinan partisipasi,
pemimpin cenderung memberikan perhatian kepada bawahan dan pekerjaan sehingga
komunikasi berjalan berbagai arah (situasional dan diagonal). Kepemimpinan partisipasi ini
tidak efektif bila bawahan tidak menunjang keberhasilan perusahaan karena bawahan tidak
matang. Davis (1997) dalam Dalimunthe (2002: 80) menyatakan partisipasi adalah
keterlibatan dan emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong
mereka untuk memberikan sumbangan pada tujuan kelompok dan ikut serta
bertanggungjawab.
1.3 Delegasi
Mendelegsaikan adalah memberi tanggung jawab sepenuhnya kepada bawahan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan dan meminta pertanggungan jawab dari pelaksanaan pekerjaan.
Seorang pemimpin berhak mendelegasikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan, pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan penyelesaian
pekerjaan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan
tersebut, dan hanya melakukan sedikit kontak dengan bawahan.
1.4 Konsiderasi
Konsiderasi yang diberikan oleh pimpinan merupakan faktor yang penting dalam
mencapai tujuan organisasi. Sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin adalah
kemampuan memberikan perhatian pada bawahan, agar menghasilkan kerja yang optimal.
Konsiderasi yang diberikan merupakan motivasi kepada para bawahan untuk lebih giat
bekerja sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik. Para bawahan yang satu dengan yang
lainnya memiliki perbedaan, perbedaan ini seringkali didasarkan oleh tujuan dan kebutuhan
masing-masing yang berbeda dari bawahan.
2. Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata
kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata
kewirausahaan.Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya
memulai atau melaksanakan. Wiraswasta atau wirausaha berasal dari kata: Wira yaitu utama,
gagah berani, luhur; Swa: sendiri; Sta: berdiri; dan Usaha: kegiatan produktif. Hisrich, Peters,
dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan Kewirausahaan adalah proses penciptaan
sesuatuyang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung
risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang
dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan
usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau
dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar
dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Kata kunci dari kewirausahaan adalah:
1. Pengambilan resiko
2. Menjalankan usaha sendiri
3. Memanfaatkan peluang-peluang
4. Menciptakan usaha baru
5. Pendekatan yang inovatif
6. Mandiri
3. Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian
suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak
dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil
jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan
gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan
perusahaannya.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:
1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai sasaran.
2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
Orientasi Tugas Pemimpin
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:
1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.
2. Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang
diharapkan dari merekan.
3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk
mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan
membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam
berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan
persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.
Pemimpin dan Manajer
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan
adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan
mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari
manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin
dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama
ditekabkan pada isu perilaku.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan
moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap,
sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Kekuatan dan keunggulan
sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya merupakan perangsang psikososial yang bisa
memunculkan reaksi-reaksi bawahan secara kolektif. Selanjutnya akan dimunculkan
kepatuhan, loyalitas, kerjasama, dan respek dari para anggota kelompok kepada
pemimpinnya.
Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan seperti mengendarai sesuatu yang kita
tidak terbiasa di dalam suatu lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya danipada
yang kita perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menanrik diri kepada
kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat
bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa terlalu
memikirkan bagaimana kita melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan
memahami pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita
dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
Di dalam makalah ini, kami akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan
dengan kepemimpinan kewirausahaan yang berpengaruh dengan paencapaian tujuan
wirausaha.
B.Rumusan Masalah
Dalam Penulisan Makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah,yaitu sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Kepemimpinan?
2. Apa saja Sifat-Sifat Pemimpin yang harus dimiliki?
3. Apa saja Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan?
4. Bagaimana Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan?
5. Bagaimana Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dalam kewirausahaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Terdapat banyak pengertian tentang definisi kepemimpinan, diantaranya yaitu
menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Menurut George
R. Terry, Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-
orang itu mencapai tujuan kelompok. Sedangkan menurutGarry Yukl menyimpulkan
definisi yang mewakili tentang kepemimpinan antara lain yaitu kepemimpinan adalah
prilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu
tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal). Menurut Hemhill & Coons Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan
melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
Setelah melihat definisi tersebut,maka bisa disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah
proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan
dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti
arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin
para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada
pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan.[1]
B. Sifat-sifat Pemimpin
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan
mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai
kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut membuahkan
teori yang disebut sebagai The tritist Theory of leadership (Teori sifat atau kesifatan dari
kepemimpinan).
Ordway Tead mengemukakan sepuluh sifat kepemimpinan sebagai berikut:[2]
1. Energi jasmaniah dan mental
2. Kesadaran akan tujuan dan arah
3. Antusiasme
4. Keramahan dan kecintaan
5. Intigritas
6. Pengasaan teknis
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan
8. Kecerdasan
9. Ketrampilan mengajar
10. Kepercayaan
George R. Terry dalam bukunya Principal Of Mangement 1964 menuliskan sepuluh
sifat yang unggul yaitu:[3]
1. Kekuatan
2. Stabilitas emose
3. Pengatahuan tentang relasi insani
4. Kejujuran
5. Objekti
6. Dorongan pribadi
7. Ketrampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Ketrampilan sosial
10. Kecakapan menejerial.
C. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Berikut ini 10 prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan menumbuhkan prinsip
kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha kepada seluruh
organisasi,yaitu sebagai berikut:[4]
1. Purposeful (Mmemiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan
akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya
merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
2. Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur.
Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan
merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain
membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini akan
mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar
sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.
3. Integritas (Nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan
kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang
benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
4. Nonconformity (Ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus
memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari
tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi
ke genarasi.
5. Coureqeous (Keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dan
mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang
berkembang secara alami.
6. Intuitive (Keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan
keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting
dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
7. Patience (Kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya
sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun
maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari
relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki
kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.[5]
8. Listen (Mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area
utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu
areapertama berkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan.
Area kedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya
selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega koleganya.
Area ketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada
kenyataan dipasaran.
9. Enthusiasm (Antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang
yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain.
Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang
mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
10.Service (Layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu
dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang
maksimal melalui kesempatan /peluang.
D. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan
dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi
kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem-
bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan
Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan
cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan
organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan identifikasi problem yang dihadapi dan
berakhir dengan evaluasi dari solusi-solusi yang diimplementasi. Kelima macam langkah
dalam pengambilan keputusan adalah:[6]
1. Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi
2. Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan
3. Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi
4. Menerapkan solusi tersebu
5. Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai.
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan,
merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-
pertimbangan. Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat
merumuskan sebuah atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang
mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra
berbagai pilihan tindakan diidentifikasi. Selanjutnya, pada langkah ketiga telah diambil
sebuah keputusan, guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal tersebut
dilakukan dan oleh siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada masing-masing situasi
problem.
Setelah mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan
yang tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan dimana
penentuan arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pemecahan masalah. Terakhir adalah eveluasi, proses pengambilan keputusan
tidaklah lengkap, sampai hasil-hasil dievaluasi. Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak
dicapai, maka proses yang bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya
tindakan-tindakan korektif.
E.Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang
apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka
waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:[7]
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek ekonomis
dan teknis)
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi:
a. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu yang makin ekonomis dan efesien.
b. The right man in the right place, dengan pendelegasian wewenang yang luas.
c. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua bagian.
d. Target dan sasaran yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal
waktu.
e. Organisasi dengan cepat dan tepat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan perkembangan dan
perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis)
3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya,
antara lain berupa:[8]
a. Terdapat iklim psikis yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang bekerja.
b. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
c. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
d. Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
e. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
f. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi
g. Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-
orang itu mencapai tujuan kelompok.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan
dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi
kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem-
bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, maka ia disebut sebagai
pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya
dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang
gagal.
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif.
B. Saran
Mengingat pentingnya Kepemimpinan dalam kewirausahaan,maka perlu kiranya
masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami Kepemimpinan,
maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin
sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang Kepemimpinan baik secara
individu maupun kelompok.
Agar suatu organisasi yang dipimpin itu berhasil para anggota harus saling
bekerjasama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat
diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses kepemimpinan dalamorganisas