Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Kepemimpinan dalam
Berwirausaha

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 -------------- Teaching Utama

Abstract Kompetensi
Materi berkaitan dengan pengertian Mahasiswa mampu menjadi seorang
kempimpinan, gaya kepemimpinan Leader dalam Berwirausaha
dan kepemimpinan dalam bisnis.
Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah subyek yang paling penting untuk manager, karena peran kritis yang
dimainkan oleh pemimpin adalah efektifitas kelompok dalam organisasi. Kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan aktifitas yang
berkaitan dengan tugas, seperti; Menegakan disiplin, Melaksanakan tugas dengan benar,
Mengarahkan kelompok dan Memberikan motivasi. Tugas pokok kepemimpinan yang
berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan
sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M. agar para bawahan mengikuti
jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila
seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Seorang pemimpin
bukan hanya melakukan pekerjaan seorang manajer tetapi seorang pemimpin adalah
seseorang yang memiliki visi dan mampu merubah organisasi ke arah yang lebih baik.
Seorang pemimpin biasanya seorang manager, dan seorang manager bekum tentu
seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan
moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap,
sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Kekuatan dan keunggulan
sifat-sifat pemimpin itu pada akhirnya merupakan perangsang psikososial yang bisa
memunculkan reaksi-reaksi bawahan secara kolektif. Selanjutnya akan dimunculkan
kepatuhan, loyalitas, kerjasama, dan respek dari para anggota kelompok kepada
pemimpinnya.

Perbedaan Manager dan Pemimpin:

Manager Pemimpin

Seorang administrator Seorang inovator

Seorang peniru Seorang yang kreatif & original

Tugas mempertahankan organisasi Tugas mengembangkan organisasi

Berfokus pada sistem dan struktur Berfokus pada orang

Mengandalkan pengawasan Menginspirasi kepercayaan & komitmen

Wawasan jangka pendek Wawasan jangka panjang

Bertanya bagaimana dan kapan Bertanya apa dan mengapa

Melihat bottom line Melihat horizon

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


2 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Menerima & mempertahankan status quo Menentang status quo & memberi
perubahan
Melakukan sesuatu dengan benar
Melakukan sesuatu yang benar (Do the right
(Do things right)
things)

Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya


ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku, dan
kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya.
Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin
dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang dipimpinnya ke arah
pencapaian tujuan organisasi.

Kekuasaan dalam arti sempit menurut Robert A. Dahl adalah jika orang A yang
memiliki kekuasaan ata orang B sehingga orang A dapat meminta orang B untuk melakukan
sesuatu yang jika tanpa kekuasaan orang A tersebut tidak dapat melakukan sesuatu.
Konsep kekuasaan hubungannya erat sekali dengan konsep kepemimpinan, dalam hal ini
Hersey, Blandchard dan Natemeyer merasakan bahwa para pemimpin seharusnya tidak
hanya menilai perilakuknya sendiri agar mereka mengerti bagaimana mereka
mempengaruhi orang lain, akan tetapi mereka harus meniti posisi dan cara menggunakan
kekuasaan.

Power should be used to influence and control others for the common good rather seeking to
exercise control for personal satisfaction.
Two sources of managerial power:
 Position power.
 Personal power.

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


3 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Teori-teori Kepemimpinan (Leadership Theory)
Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan dan
bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut dilahirkan. Great Man
Theory ini berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan
kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat
dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang  mengakui bahwa hanya satu
orang diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk menjadi
pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan muncul saat
dalam menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam
bukunya yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang dilahirkan atau
dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam peran
kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab,
disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan sosial untuk
mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum diantara para pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat
tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga
berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat sifat kepribadian
utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


4 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
 Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat diprediksi
terutama pada saat mengalami tekanan.
 Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi mengakui
kesalahan tersebut.
 Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan menyakinkan
orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan.
 Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai bidang daripada
hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan tertentu saja.
Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural Theories ini
memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para
pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang
dengan Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang pemimpin adalah
dibawa dari lahir dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang sukses adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan
bukan hanya dari bawaan sejak lahir.
Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara yang paling
baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan
pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin
berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun
kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau
ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga
sering disebut dengan Teori Situasional.
Beberapa Model Teori Kontingensi atau Situasional yang terkenal diantaranya adalah Teori
Kepemimpinan Kontigensi Fiedler, Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard, Teori
Kepemimpinan Kontigensi Vroom-Yetten, Teori Kontingensi Path-Goal Robert House dan
Teori Kontigensi Strategis.
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional serta Kepemimpinan Tim
Suatu organisasi, dimana pemimpin yang menggunakan gayak kepemimpinan
transformasional memiliki peran dimana pemimpin akan meningkatkan sumber daya
manusia dan berusaha akan memberikan reaksi yang akan menimbulkan semangat dan
kinerja para pengikut yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi apabila seorang pemimpin
memberikan contoh gaya kepemimpinan yang baik dan patut untuk ditiru. 

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


5 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi kinerja yang luar biasa.
Gaya kepemimpinan transformasional memiliki berbagain cara untuk memberikan motivasi
kepada pengikutnya agar dapat meningkatkan kinerja pengikutnya dengan cara memberikan
dorongan yang lebih kepada pengikut, memberikan contoh untuk lebih mementingkan
kelompok dari pada individu untuk kebaikan bersama, dan memberikan fasilitas kepada
pengikut untuk lebih semangat dalam bekerja.
Sedangkan, sebuah organisasi yang menerapkan gaya kepemimpinan transaksional,
pemimpin akan meningkatkan kinerja dengan memotivasi pengikutnya dengan memberikan
sebuah penghargaan untuk memberikan semangat kerja kepada pengikutnya. Pemimpin
akan memberikan penghargaan berupa kenaikan gaji, promosi, dan hal - hal lain yang
bersifat akan memberikan dampak yang positif bagi para pengikut tersebut. Pemimpin
sengaja melakukan hal tersebut untuk memberikan keuntungan sendiri bagi organisasi yang
akan membantu untuk memajukan tujuan dari organisasi tersebut. Pemimpin yang
memberikan dampak positif bagi pengikutnya, maka pemimpin akan dapat menerima hal
yang baik juga dari pengikutnya dimana pengikut akan memberikan hasil kerja yang bagus
untuk organisasi tersebut. 
Apabila pemimpin tersebut tidak memberikan pengahargaan terhadap pengikut yang
memiliki kinerja yang baik maka pengikut tersebut nantinya akan menunjukan hasil kerja
yang menurun sehingga dapat menurunkan atau memperlambat untuk mencapai tujuan
suatu organisasi tersebut. Dalam hal ini dapat menunjukan bahwa gaya kepemimpinan
transaksional dalan sebuah organisasi ini harus berdasarkan dengan adanya penghargaan
untuk memberikan semangat kepada pengikut untuk kepentingan organisasi dan juga
kelompok itu sendiri.
Selanjutnya, kepemimpinan Tim adalah kelompok di dalam organisasi yang anggota-
anggotanya saling bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan
oleh adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka. Koordinasi
tersebut dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari sebuah tim adalah tim
manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim pengembang organisasi. Di dalam
tim, fungsi utama kepemimpinan adalah berupaya mencapai tujuan organisasi (tim) secara
kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki seorang pemimpin yang telah ditentukan.
Pemimpin tersebut dapat berasal dari dalam tim itu sendiri maupun dari luar. 
Peran kepemimpinan di dalam tim dapat saja dirotasi sehingga mungkin saja diisi
oleh para anggota lain antarwaktu. Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa disebar di
antara sejumlah anggota tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin secara formal.
Kepemimpinan yang tersebar tersebut umum ditemukan dalam kepemimpinan tim. Posisi
kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu pemimpin formal selaku pemegang

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


6 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
tanggung jawab utama melainkan jatuh ke tangan beberapa orang yang berpengalaman di
dalam tim.

Followers vs Leader

Leadership adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan untuk mencapai sesuatu yang
merefleksikan tujuan mereka bersama.
Followership adalah interaksi yang timbul ketika bawahan bekerja bersama-sana dengan
pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.
Ciri-ciri pengikut (follower) yang berharga:
- Memiliki skill / keterampilan
- Bekerja secara mandiri
- Berpartisipasi secara aktif di dalam kelompok
- Menginvestasikan waktu dan tenaganya dalam pekerjaan
- Berpikir secara kritis
- Memiliki ide-ide baru

Empat (4) tipe follower menurut Tittman, Rosen Bach dan Potter:
1. Subordinates: bawahan yang bersifat bawahan, tidak terlibat aktif
2. Contributors: bawahan tipe ini melakukan pekerjaannya dengan baik dan
terus mengikuti atasannya tanpa berpikir kritis.
3. Politicians: bawahan ini bersifat politik, melakukan pekerjaan karena ada “sesuatu”
4. Partners: bekerja dengan baik, berpikir kritis, menganggap atasannya sebagai teman
kerja tapi tetap menghargainya. Biasanya dilihat sebagai pemimpin selanjutnya,

Tips menjadi follower yang baik


- Bila menemukan masalah, informasikan pada pemimpin atau tim
- Bila memungkinkan tulis saran Anda
- Bersiap menerima ide dan arahan yang baru
- Saat tidak setuju, jelaskan alas an mengapa tidak setuju
- Tetap belajar
- Bagikan apa yang sudah Anda pelajari.

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


7 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Follower yang mendukung para pemimpin ini adalah cikal bakal kepemimpin yang
kemudian. Bernhard Sumbayak founder dari Indonesia Leadership Model memiliki konsep
yang kuat kaitan followership dan leadership. Bernhard menyatakan followership dan
leadership adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling terkait
satu dengan yang lain, untuk menjadi ‘good leader’ maka seseorang harus menjadi ‘good
follower’ terlebih dahulu. Bernhard pernah melakukan penelitian untuk Followership Habit
dan hasilnya bagi seorang follower yang paling penting adalah ‘be a trustworthy
person’ mereka dapat menjadi orang yang dipercaya. Bernhard melihat ada 2 hal terpenting
untuk menjadi trustworthy, satu terkait dengan karakter yang lainnya adalah competence,
seseorang dapat menjadi trustworthy apabila memiliki keduanya.
‘Be willing to take initiative’ dipandang sebagai Followership Habit yang kedua terpenting.
Pemimpin menginginkan supaya anak buah dapat berinisiatif dalam mengerjakan tugas,
tanpa harus menunggu perintah dahulu.  Inisiatif dalam hal ini bisa berupa ide ataupun
tindakan.
Habit ‘developable’ dan ‘be willing to collaborate’ sama-sama dipilih oleh responden dan
menempati ranking ke-3. Seorang follower diharapkan untuk mengembangkan knowledge,
skill, serta ability-nya demi growth diri mereka sendiri serta untuk tim mereka juga. Dengan
memberi kesempatan diri mereka sendiri untuk berkembang, maka jiwa kepemimpinan pada
diri mereka akan berkembang. Selain itu, seorang follower diharapkan untuk bisa diajak
bekerjasama dalam tim.
Pemimpin juga mengharapkan supaya follower dapat memecahkan masalah begitu
mereka menemukannya, dengan begitu, hasil yang dicapai jadi lebih baik. Mmiliki visi yang
sama maka seorang follower dan sang leader saling mendukung, berani bertindak untuk
masa depan bersama.

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


8 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Kepemimpinan Wirausaha

Pada dasarnya, seorang wirausaha merupakan pemimpin bagi diri dan perusahaanya.
Kepemimpinan merupakan keinginan untuk mencapai suatu komunikasi yang berdampak
dan berakibat dalam mempengaruhi tindakan orang lain. Kepemimpinan adalah kegiatan
membujuk orang untuk bekerja sama dalam pencapaian suatu tujuan.
Suryana dan Bayu (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan yang baik adalah
semakin besar perhatian kita kepada karyawan kita, semakin keras mereka bekerja untuk
kita. Gaya kepemimpinan sesuai dengan pemimpinnya. Jika benar-benar mementingkan
para karyawan kita, kemungkinan sukses kita lebih besar jika kita bersifat manusiawi
dengan hubungan kita dengan  karyawan, hal ini hampir pasti akan membawa efisiensi dan
laba yang lebih besar.
Karakter yang harus di  miliki oleh seorang wirausaha pada jiwa kepemimpinan wirausaha
yaitu:
a. Keberanian untuk Bertindak (Dare to Act)
Keberanian seseorang dalam berwirausaha yang senantiasa dihadang oleh risiko
merupakan wujud dari keberanian menembus ketidakpastian usaha. Oleh karena itu,
wiraswasta membutuhkan perhitungan yang cermat, hati-hati, dan bersifat antisipatif
terhadap dengan segala kemungkinan timbulnya risiko.
b. Membangun tim yang baik (Good Team Leader)
Untuk mewujudkan komitmen perusahaan mutlak di perlukan kebersamaan langkah semua
karyawan yang di kendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan dalam
intern perusahaan ini mencerminkan keterlibatan dan kontribusi tenaga dan pikiran seluruh
karyawan dengan membentuk tim yang baik sehingga target perusahaan dapat diwujudkan
bersama.
c. Menjadi pendengar yang baik (Eager to Learning)
Berfikir dan berjiwa besar merupakan ahli dalam menciptakan gambar yang positif,
memandang kedepan, optimis baik dalam pikiran mereka sendiri maupun orang lain. maka
dari itu hendaklah pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan
masukan-masukan yang di berikan karyawannya untuk mencapai tujuan bersama.
d. Berani mengambil risiko
Kemauan untuk mengambil risiko menempatkan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau
berinisiatif. Seorang yang berani mengambil risiko adalah orang yang selalu ingin jadi
pemenang dengan cara yang baik.
e. Having Mentor

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


9 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Kemampuan seorang pemimpin wirausaha dan karyawannya mungkin ada batasnya dan
kekurangan, oleh karena itu perlu untuk menggunakan mentor atau orang yang akan
membimbing dan membina untuk mengembangkan usaha baik dalam bisang teknis,
maupun menajemen usaha.
f.  Pikiran yang terbuka (Open Mided)
Seorang wirausaha yang terbuka terhadap ide baru inilah merupakan wirausaha yang
inovatif dan kreatif yang di temukan di dalam jiwa kewiraushaan. Pikiran yang luas dinamik
dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri,
tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, dan pengalaman yang banyak.
g. Adanya kepercayan (Trusted)
Kepercayaan diri merupakan suatu penduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan
sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan,
optimisme, individualistis, dan ketidak ketergantungan. Seseorang yang memiliki keyakinan
akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan seperti mengendarai sesuatu yang kita
tidak terbiasa di dalam suatu lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya daripada
yang kita perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menarik diri kepada
kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita
dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa terlalu
memikirkan bagaimana kita melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan
dengan memahami pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai
tujuan kita dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
Kewirausahaan dengan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan
cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil
jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi
mereka dalam memajukan perusahaannya.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


10 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai
sasaran.
2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
Orientasi Tugas Pemimpin
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:
1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.
2. Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa
yang diharapkan dari merekan.
3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk
mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan
khas.
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada tujuan.
5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan
dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan
daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan
adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan
mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari
manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin
dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama
ditekabkan pada isu perilaku.
Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha
1. (Purposeful) - MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI: tujuan yang
sesungguhnya
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan
keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya
merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat
dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan,
namun banyak orang yang belum memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat
diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan
kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul
tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau
gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar.
Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


11 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu
tindakan, Anda akan menuju arah yang salah.
2. (Responsible) - TANGGUNG JAWAB: kehandalan yang sejati.
Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan menjadi seperti apa
perusahaan saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai berikut: Menanamkan
akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur.
Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan
dan lakukan menupakan hal bernilai untuk dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang
sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur.
Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan
pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang
lain. Sebagian besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih
berlandaskan pada ‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada
‘seberapa balk yang telah Anda lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan
secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga memuji.
3. (Integrity) — INTEGRITAS: nilai yang sejati
Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran
wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu
yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain.
Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti
memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa
yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi
hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat
kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang
telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab:
‘Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang
berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui
diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba
melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena hidup saya terancam.
Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk memimpin suatu
kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan lebih memilih untuk memberikan hidupnya
dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai
melakukan apa yang Anda ajarkan.
4. (Nonconformity) - KETIDAKCOCOKAN: kreativitas yang sesungguhnya
Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal ketaatan
mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang sesungguhnya untuk
menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang mudah cocok (konformis). Namun dalam

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


12 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
bisnis, banyak orang berpegang teguh pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung
mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini
bisnis menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan tanpa
terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena dia
adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut.
5. (Coureqeous) – KEBERANIAN : kekuatan yang sejati
Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan keberanian untuk menjadi diri
Anda sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai yang terbaik, kekuatan Anda
yang sejati berkembang secara alami. Di dalamnya, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman ditinjau ulang dan diperhatikan, sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan
daripada apa yang dianggap sebagai kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih
pada yang pertama daripada yang terakhir secara sungguh-sungguh, sekalipun salah
pedoman, kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi perhatian.
6. (Intuitive) — INTUITIF : keputusan yang sesungguhnya
Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan apa yang
anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang akan Anda beli.
Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan
keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu
kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
Saya percaya bahwa itu sama pentingnya dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu
saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri. Hidup ini akan
menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat keputusan yang
sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita
dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat
sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap
untuk menjadi yang terbaik.
7. (Patience) — KESABARAN: hubungan yang sesungguhnya
Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu hasil yang
diinginkannya dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu saja, mudah bersikap
sabar terhadap sesuatu yang ihasilnya sudah ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit
ruang untuk kecemasan. Terdapat hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran
dan kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar
untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda bertanya-tanya apakah akan
terjadi demikian. Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai
benar, pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir
bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya hingga
sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam rasio Anda,

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


13 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan, akan
tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang terlalu lambat untuk apa yang Anda
inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.
8. (Listen) — MENDENGARKAN: pasar yang sesungguhnya
Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran
bagaimana keberhasilan suatu bisnis bergantung sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya.
Pemasaran mengajarkan, jika kita mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan
konsumen, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan strategi internal.
Aneh,nya pemasaran sangat jarang digunakan untuk hal ini. Bukan berarti ‘siapakah
konsumen kita’ , pemasaran telah menjadi sekadar alat pendukung penjualan dengan
bertanya ‘bagaimana kita dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan telah
beralihnya kita dari budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi
lebih penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan
dibanding masa-masa sebelumnya.
9. (Enthusiasm) – ANTUSIASME : komunikasi yang sesungguhnya
Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun pesimisme atau
pandangan-pandangan negatif sering kali memungkinkan untuk dikedepankan. Pesimisme
datang dan kekecewaan, dari suatu impresi buruk yang terbentuk karena rintangan yang
terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman,
namun yang baik adalah untuk berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi
di depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian
keberhasilan.
10. (Service) — LAYANAN: tindakan yang sesungguhnya
Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap orang berpikir
bahwa mreka mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan. Walaupun begitu, persepsi
konsumenlah yang benar-benar harus diperhitungkan. Memahami persepsi konsumen
terhadap Anda, produk Anda, layanan Anda, dan bisnis Anda merupakan kunci untuk
membangun hubungan jangka panjang dan keberhasilan dalam menumbuhkan penjualan.
Meskipun demikian, kecuali kita mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan,
kita akan dapat memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki konsumen.
Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima masukan
tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang diperlukan.
Mengapa Kepemimpinan Penting dalam Berwirausaha:
1. Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan baik.
2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung
jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


14 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting
dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab
tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-
lain.
4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi
kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan
kebangkrutan.
5. Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha

Daftar Pustaka
‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi
15 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id
Jones, Garet R. & George, Jennifer M. (2016). Cotemporary Management. McGraw-Hill
Education Australia.
Stoner, James A. F. & Freeman, Edward. (1994). Management. Prentice - Hall of India.
Robbin & Coulter. (2018). Management. Pearson.
Wiludjeng, Sri. (2007). Pengantar Manajemen. Graha-Bandung.
Whitehead, D. K., Weiss, S, A., Tappen, R. M. (2010). Essential of nursing leadership and
management (5th ed.). Philadelphia: F. A Davis Company.
Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kreativitas Karyawan:
Analisis Pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik pada Karyawan di
Industri Media.
Timpe, Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia – Kepemimpinan, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta
http://bamzofimagination.blogspot.com/2013/05/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html
http://nugraha0215.blogspot.com/2013/09/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-definisi-
leadership/
https://www.kompasiana.com/fajaria98559/5b66c01a5a676f187c5a2627/penerapan-gaya-
kepemimpinan-transformasional-dan-transaksional-dalam-organisasi
http://arkakus.blogspot.com/2014/04/pengertian-kepemimpinan-karismatik.html
http://nlm-trilia.blogspot.com/2013/09/pemimpin-manager-dan-pengikut.html
https://www.blj.co.id/2020/01/29/ketika-leader-dan-follower-saling-mendukung/
https://www.kajianpustaka.com/2015/08/kepemimpinan-wirausaha.html
http://kurniawaalex.blogspot.com/2015/05/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html
https://www.quizony.com/are-you-a-leader-or-follower/index.html
https://hawthornenterprisecentre.com.au/what-makes-great-entrepreneurial-leader

‘20 Entrepreneurship: Kreativitas Inovasi


16 dan Business Planning Biro Akademik dan Pembelajaran
Teaching Utama\ http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai