Disusun Oleh
Mentarie (11180820000074)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang
berjudul “LATIHAN SPIRITUAL MENUJU PERSONAL MASTERY” pada mata
kuliah Studi Islam 1. Serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Saw. atas petunjuk dan risalahnya, dan atas doa restu serta dorongan
dari berbagai pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam
pembuatan makalah ini.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………......11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Menemenuhi tugas makalah kelompok Studi Islam 1 oleh Mahfudzi, MA.
1.3.2 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai pengertian personal
mastery.
1.3.3 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai aspek-aspek
personal mastery.
1.3.4 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai persiapan menuju
personal mastery.
1.3.5 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai cara
mengembangkan personal mastery.
1.3.6 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai latihan spiritual
yang dapat meningkatkan personal mastery.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk memberikan informasi mengenai pengertian personal mastery.
1.4.2 Untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek personal mastery.
1.4.3 Untuk memberikan informasi mengenai persiapan menuju personal
mastery.
1.4.4 Untuk memberikan informasi mengenai cara mengembangkan personal
mastery.
1.4.5 Untuk memberikan informasi mengenai latihan spiritual yang dapat
meningkatkan personal mastery.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Senge (1990:412). ada dua gerakan di dalam diri yang akan terjadi
ketika PM telah menjadi sebuah kemampuan yang tinggi. Pertama, orang akan
senantiasa tergerak untuk mencari tahu apa yang hal terpenting dalam hidup
seseorang dan memusatkan perhatian atau seluruh hidup untuk hal tersebut. Visi
pribadi yang luhur perlu dibangun dengan sebaik-baiknya. Kedua, orang dengan PM
yang telah menyatu di dalam diri akan senantiasa berupaya untuk untuk melihat
kenyataan yang ada saat ini dengan lebih jernih. Hal ini penting agar kita dapat
terhindar dari kepuasan semu dan kelambanan di dalam menyadari masalah-masalah
yang dapat menghambat pencapaian visi pribadi yang luhur. [2]
Ketika terjadi kesenjangan di antara apa yang ideal, yaitu visi pribadi yang
luhur dan kenyataan saat ini terjadilah situasi “tegangan kreatif” (“creative
tension”). Kesenjangan ini semestinya menjadi sumber motivasi untuk
pembelajaran. Kondisi yang ada perlu diubah agar semakin mendekati visi pribadi.
Perubahan yang nyata bagi organisasi dapat dihasilkan ketika keinginan yang kuat
untuk berubah timbul dari dalam hati dan pikiran yang jernih dari setiap pribadi yang
bergabung di dalam organisasi.
[1]
peter senge, school that learn, (London, Nicholas brealey, 2012), h.126
[2]
peter senge, school that learn, (London, Nicholas brealey, 2012), h.142
Orang-orang yang memiliki PM yang tinggi tidak akan pernah berhenti belajar.
4
Mereka tidak pernah merasa telah tuntas dalam menguasai sesuatu ketrampilan.
Mereka bagaikan orang-orang yang sedang di dalam perjalanan atau pencaharian
tanpa henti menuju tujuan hidup yang bermutu tinggi.
Faktor mental memiliki pengaruh yang sama pentingnya dengan aspek fisik.
Seorang individu pada dasarnya merupakan perpaduan dari mental dan fisik
6
yang berkoordinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Aspek mental tersebut
terdiri atas:
"Visi pribadi adalah sebuah kunci untuk membuka kekuatan dari sebuah
tujuan. Sebuah visi pribadi sangat kuat sejauh yang mengungkapkan tujuan yang
mendasari seseorang. Personal vision merupakan suatu kendaraan yang
mengantarkan tujuan ke sebuah tindakan dan komitmen.
Sejauh mana visi pribadi 7kita, tujuan, nilai-nilai dan perilaku adalah
kongruen dengan satu sama lain. Ketika hal-hal ini cocok erat, jumlah besar
kekuatan positif dan energi dapat dilepaskan. dan kami menemukan kapasitas
kreatif untuk kembali bentuk dan merubah diri kita sendiri. Pemimpin yang out-
of-touch atau out-of-synch dengan hal-hal ini, sering mengejar program tindakan
yang menciptakan inner-konflik; membatasi kekuasaan mereka atau potensial
dan memimpin mereka untuk mengadopsi perilaku yang merugikan.
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan, bahwa salah satu dari
aspek personal mastery yaitu aspek spiritual merupakan aspek yang sangat penting
untuk menguasai Personal Mastery dalam diri kita. Hal ini begitu penting mengingat
personal mastery tidak hanya sebagai pencapaian dunia saja. Karena segala sesuatu
hal di dunia tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kehendak dari yang Maha Kuasa.
Senge,P.M. 1990. The Fifth Discipline: The art and the practice of learning
organization. [online] available at www.4grantwriters.com [accessed march, 10
2013]
Christine Leonardi. The practice of personal mastery : Tap into your full potential”.
University of Pretoria's Gordon Institute of Business Science's online journal.
accessed may, 25/2015.
11