Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

LATIHAN SPIRITUAL MENUJU PERSONAL MASTERY

Makalah Ini Disusununtuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam 1

Dosen Pengampu: Mahfudzi, MA

Disusun Oleh

Fauziah Aprilia (11180820000031)

Mentarie (11180820000074)

Mulia Saba Bilkis (11180820000033)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang
berjudul “LATIHAN SPIRITUAL MENUJU PERSONAL MASTERY” pada mata
kuliah Studi Islam 1. Serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Saw. atas petunjuk dan risalahnya, dan atas doa restu serta dorongan
dari berbagai pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tangerang Selatan, 07 September 2018

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Lantar Belakang......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................2

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Personal Mastery................................................................................4

2.2 Aspek-Aspek Personal Mastery.............................................................................5

2.3 Persiapan Menuju Personal Mastery......................................................................7

2.4 Cara Mengembangkan Personal Mastery...............................................................8

2.5 Latihan Spiritual Untuk Meningkatkan Personal Mastery………………….……9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………......11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman identik dengan modernisasi dan pertumbuhan


yang pesat di segala bidang, hal ini memaksa setiap organisasi untuk terus
berkembang dan tumbuh mengikuti zaman. Sehingga setiap organisasi harus
melakukan perubahan dan berbagai perbaikan seperti memberikan pelayanan
yang terbaik bagi konsumen/klien, merekrut SDM terbaik, serta memperbaiki
sistem agar tetap dapat bertahan.

Kunci sukses sebuah perubahan terletak pada sumber daya manusia


yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentuk proses
serta budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan
organisasi. Keanekaragaman sumber daya manusia dalam organisasi cukup
tinggi, sehingga kemampuan sumber daya manusia tersebut sebagai “agent of
change” juga berbeda-beda. Namun demikian, usaha perubahan suatu organisasi
akan tercapai jika setiap karyawan memiliki kemauan untuk berubah, tidak
hanya mengandalkan kemampuan saja.

Cara berfikir sistem merupakan suatu pemecahan masalah medrnisasi


saat ini. Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar
manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih
menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat
dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah
sistem secara efektif. selain itu, “Personal Mastery” juga merupakan sebuah
pondasi untuk memindset diri menuju kesuksesan pribadi maupun didalam
organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan personal mastery?
1.2.2 Apa saja aspek-aspek personal mastery?
1.2.3 Apa saja persiapan menuju personal mastery?
1.2.4 Bagaimana cara mengembangkan personal mastery?
1.2.5 Latihan spiritual seperti apa yang meningkatkan personal mastery?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Menemenuhi tugas makalah kelompok Studi Islam 1 oleh Mahfudzi, MA.
1.3.2 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai pengertian personal
mastery.
1.3.3 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai aspek-aspek
personal mastery.
1.3.4 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai persiapan menuju
personal mastery.
1.3.5 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai cara
mengembangkan personal mastery.
1.3.6 Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai latihan spiritual
yang dapat meningkatkan personal mastery.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk memberikan informasi mengenai pengertian personal mastery.
1.4.2 Untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek personal mastery.
1.4.3 Untuk memberikan informasi mengenai persiapan menuju personal
mastery.
1.4.4 Untuk memberikan informasi mengenai cara mengembangkan personal
mastery.
1.4.5 Untuk memberikan informasi mengenai latihan spiritual yang dapat
meningkatkan personal mastery.

2
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Personal Mastery

Senge (1990:126) memaksudkan personal mastery sebagai disiplin


pertumbuhan dan pembelajaran pribadi. Dijelaskannya bahwa orang-orang yang
memiliki tingkat PM yang tinggi sangat diperlukan bagi pembelajaran
organisasi (organizational learning, OL).  Pernyataannya menarik untuk
disimak. “… People with high levels of personal mastery are continually expanding
their ability to create the results in life they truly seek. From their quest for
continual learning comes the spirit of the learning organization.” (Senge,
1990:126). [1]

Menegaskan pandangannya di atas, PM diyakninya sebagai sebuah landasan


esensial bagi LO, bahkan dikatakan sebagai fondasi spiritual bagi LO (Senge,
1990:412). Dalam konteks ini, PM merupakan sebuah disiplin yang ditandai oleh
upaya terus-menerus yang dilakukan untuk memperjelas dan memperdalam visi
pribadi, memusatkan energi, mengembangkan kesabaran, dan memahami realitas
dengan obyektif (Senge, 1990:142).

Menurut Senge (1990:412). ada dua gerakan di dalam diri yang akan terjadi
ketika PM telah menjadi sebuah kemampuan yang tinggi. Pertama, orang akan
senantiasa tergerak untuk mencari tahu apa yang hal terpenting dalam hidup
seseorang dan memusatkan perhatian atau seluruh hidup untuk hal tersebut. Visi
pribadi yang luhur perlu dibangun dengan sebaik-baiknya.  Kedua, orang dengan PM
yang telah menyatu di dalam diri akan senantiasa berupaya untuk untuk melihat
kenyataan yang ada saat ini dengan lebih jernih. Hal ini penting agar kita dapat
terhindar dari kepuasan semu dan kelambanan di dalam menyadari masalah-masalah
yang dapat menghambat pencapaian visi pribadi yang luhur. [2]

Ketika terjadi kesenjangan di antara apa yang ideal, yaitu visi pribadi yang
luhur dan kenyataan saat ini terjadilah situasi “tegangan kreatif” (“creative
tension”). Kesenjangan ini semestinya menjadi sumber motivasi untuk
pembelajaran. Kondisi yang ada perlu diubah agar semakin mendekati visi pribadi.
Perubahan yang nyata bagi organisasi dapat dihasilkan ketika keinginan yang kuat
untuk berubah timbul dari dalam hati dan pikiran yang jernih dari setiap pribadi yang
bergabung di dalam organisasi.

[1]
peter senge, school that learn, (London, Nicholas brealey, 2012), h.126
[2]
peter senge, school that learn, (London, Nicholas brealey, 2012), h.142

Orang-orang yang memiliki PM yang tinggi tidak akan pernah berhenti belajar.
4
Mereka tidak pernah merasa telah tuntas dalam menguasai sesuatu ketrampilan.
Mereka bagaikan orang-orang yang sedang di dalam perjalanan atau pencaharian
tanpa henti menuju tujuan hidup yang bermutu tinggi.

Beberapa ciri pokok dari orang-orang  yang memiliki PM tinggi di antaranya


adalah adanya perasaan terpanggil untuk mengerjakan sesuatu hal penting yang
dicerminkan oleh visi pribadinya; mau menerima kenyataan yang ada dan berusaha
3
memperbaikinya terus-menerus; memiliki keinginan yang kuat untuk mencari tahu
tentang keadaan yang ada dan cara-cara untuk memperbaikinya secara mendasar;
merasakan satu kesatuan dengan orang-orang lain dan kehidupan itu sendiri tanpa
kehilangan keyakinan diri atas keunikan dirinya; menempatkan diri sebagai bagian
dari proses kreatif yang luas dan tidak dapat mengendalikannya secara sepihak
(Senge, 1990:412). [3]

Karakter orang-orang dengan PM yang tinggi menunjukkan ciri pembelajar


seumur hidup. Kehidupan yang lebih baik menuntut inisiatif, ketekunan, dan
kesediaan untuk melewati kesulitan-kesulitan di dalam mengusahakan perubahan. Di
sisi lain diperlukan juga kemampuan untuk kemampuan untuk menghadapi ketidak-
pastian di masa depan. Perubahan organisasi sering melibatkan pertimbangan
mengenai kepentingan-kepentingan dari berbagai pihak yang ada kalanya bertolak
belakang dan memerlukan sinkronisasi  yang tidak mudah. Semuanya ini relevan
dengan situasi dunia saat ini yang lebih cednderung pada kondisi kompleksitas
dinamis (dynamic complexity), terutama karena dipicu oleh perkembangan teknologi
informasi dan teknologi.

Gambaran di atas menunjukkan adanya kemampuan untuk pembelajaran


seumur hidup yang mengintegrasikan pembelajaran dalam konteks kecerdasan
inetektual, emosional, spiritual. Adversity quotient dan kemampuan untuk
memahami bekerjanya kekuasaan dan seni penggunaan politik organisasi untuk
kebaikan umum pun tidak dapat diabaikan.

2.2 Aspek-Aspek Personal Mastery

Seseorang  yang  telah  menguasai Personal Mastery  memiliki komitmen


yang tinggi terhadap suatu hal, sering mengambil insiatif, terus menerus
mengembangkan kemampuan untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan
yang diinginkan. Metavarsity Course menyebutkan bahwa Personal
Mastery memiliki empat aspek, yaitu:
[3]
peter senge, school that learn, (London, Nicholas brealey, 2012), h.412

2.2.1 Aspek Emosional

Personal Mastery  berkaitan erat dengan aspek emosional yang terdapat


5
dalam diri seseorang. Hubungan tersebut bisa memunculkan sifat atau perilaku
seseorang seperti berikut ini:

a. Memahami emosi diri sendiri dan akibat emosi

b. Memahami orang lain dan emosi yang dialami

c. Berdaya secara emosional dan nyata

d. Menjadi terbuka dengan suatu hubungan

2.2.2 Aspek Spirital

Faktor spiritual menjadi aspek yang tidak terpisahkan dengan Personal


Mastery. Hal ini disebabkan spiritual bisa menjadi dasar yang cukup kuat
keyakinan seseorang dalam melakukan sesuatu. Aspek spirital terdiri atas:

a.Berkaitan dengan inner self.

b. Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain.

c. Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain.

d. Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup

2.2.3 Aspek Fisik

Kondisi fisik seseorang juga berpengaruh cukup kuat dalam


implementasi personal mastery. Tanpa kondisi fisik yang prima, personal
mastery seseorang bisa terpengaruh atau bahkan tereduksi. Berikut ini
beberapa contoh aspek fisik, yakni:

a. Berada secara fisik dan dalam lingkungan

b. Memahami hubungan antara ‘mind-body’

c. Bertanggung jawab dan membuat keputusan positif

d. Me-manage stress dan mencapai keseimbangan

2.2.4  Aspek Mental

Faktor mental memiliki pengaruh yang sama pentingnya dengan aspek fisik.
Seorang individu pada dasarnya merupakan perpaduan dari mental dan fisik

6
yang berkoordinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Aspek mental tersebut
terdiri atas:

a. Memahami cara kerja pikiran dan cara menciptakan realitas

b. Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi

c. Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif

d. Menciptakan realitas yang diinginkan.

Dengan  menguasai 4 aspek diatas, diharapkan seseorang dapat


menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah mampu
menguasai 4 aspek tersebut, dapat  dikatakan telah menguasai Personal
Mastery . Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki
komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif,
secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan
hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.

2.3 Persiapan Menuju Personal Mastery

Fact-file 7 : Personal Mastery-Putting “me” in leadership


mengemukakan bahwa terdapat 7 hal seseorang dapat memiliki Personal
Mastery, yaitu :

2.3.1      Personal Vision/Visi pribadi

Banyak pemimpin memiliki tujuan tetapi sangat sedikit yang memiliki


personal vision. sebuah kemampuan yang menggambarkan secara jelas
pemimpin terbaik yang  dapat dan bekerja secara fokus dengan tekad dan
ketekunan. Visi pribadi memberikan energi dan dorongan untuk berubah.

"Visi pribadi adalah sebuah kunci untuk membuka kekuatan dari sebuah
tujuan. Sebuah visi pribadi sangat kuat sejauh yang mengungkapkan tujuan yang
mendasari seseorang. Personal vision merupakan suatu kendaraan yang
mengantarkan tujuan ke sebuah tindakan dan komitmen.

2.3.2      Personal Purpose/Tujuan Pribadi

Definisi singkat mengenai personal purpose, sejauh mana seseorang


dapat mengubah kehidupan yang mereka inginkan.

2.3.3      Personal Values/Nilai Pribadi


hal yang paling penting bagi kita adalah pembentukan dasar dari visi
pribadi. Leader yang berlatih Personal Mastery dipandu dan di dorong untuk
keluar dari nilai-nilai dikehidupan mereka.

2.3.4      Personal Allignment/Pribadi yang selaras

Sejauh mana visi pribadi 7kita, tujuan, nilai-nilai dan perilaku adalah
kongruen dengan satu sama lain. Ketika hal-hal ini cocok erat, jumlah besar
kekuatan positif dan energi dapat dilepaskan. dan kami menemukan kapasitas
kreatif untuk kembali bentuk dan merubah diri kita sendiri. Pemimpin yang out-
of-touch atau out-of-synch dengan hal-hal ini, sering mengejar program tindakan
yang menciptakan inner-konflik; membatasi kekuasaan mereka atau potensial
dan  memimpin mereka untuk mengadopsi perilaku yang merugikan.

2.3.5      Personal Perception/Persepsi Pribadi

Persepsi Pribadi yaitu menyadari cara tertentu Anda yang cenderung


melihat hal-hal yang frame menjadi acuan yang Anda gunakan untuk melihat
orang lain, peristiwa dan situasi. Ini juga tentang 'identitas diri' dan 'konsep diri',
yang merupakan sumber dari 'harga diri' anda dan sejauh mana Anda belajar
untuk memahami diri sendiri secara akurat.

2.3.6      Personal Awareness/Kesadaran Pribadi

Seberapa banyak Anda tahu (atau bersedia untuk mengetahui) tentang


diri Anda. Tujuan anda, keinginan Anda, mengendalikan diri anda, kebutuhan
anda , keinginan dan  preferensi. hal Ini bisa melangkah mundur dan anda
dapat  mengamati  apa yang benar-benar anda sukai: pola berpikir Anda,
perasaan dan berperilaku; melihat bagaimana pola-pola berdampak pada orang
lain dan mempengaruhi kualitas interaksi Anda; memperkuat mereka yang
mendapatkan hasil yang baik dan mengubah mereka yang tidak.

2.3.7      Personal Transformation/Transformasi Pribadi

Transformasi pribadi adalah kapasitas kreatif kita untuk bentuk kembali,


memulai kembali  atau  kembali menciptakan diri kita untuk menjadi lebih
selaras dengan Visi pribadi, nilai-nilai dan tujuan. Kemampuan untuk
menjembatani kesenjangan tersebut tidak dapat dihindari antara visi pribadi dan
kenyataan saat ini adalah tombol aksi-unsur Personal Mastery.

2.4 Cara Mengembangkan Persoanal Mastery


Untuk mengembangkan “Personal Mastery” dibutuhkan proses seumur
hidup, dan tidak pernah ada kata terlambat untuk memulainya. Banyak hal yang
terjadi tentang bagaimana cara kita berfikir dan bagaimana cara kita memandang
dunia dimana tempat kita hidup dan bekerja. Untuk dapat meningkatkan
“Personal Mastery” disini ada beberapa hal yang dapat kita coba :

2.4.1 Berfikir Secara Sistematik


8
Ketika kamu  meghadapi suatu  hasil yang tidak diinginkan  atau hal
yang tidak terduga, sebaiknya memikirkan suatu proses/penyelesaian  dari
masalah tersebut ketimbang mencari seseorang untuk disalahkan.

2.4.2      Menaksir Kenyataan Sekarang

Dalam menaksirkan Kenyataan sekarang ini, dibutuhkan kesadaran akan


asumsi-asumsi yang ada disekitar.

2.4.3      Jaga keseimbangan pembelaan dengan pemeriksaan

Didalam suatu diskusi, kebanyakan orang mempertahankan  pendapat


yang menurutnya benar. hal ini, bukan berarti bahwa kita tidak bisa
mendengarkan pendapat dari orang lain. Dengan menyembangkan antara
melindungi pendapat pribadi dan melakukan pemeriksaan pada pendapat orang
lain kita dapat memahami tentang sudut pandang orang lain sama halnya dengan
cara kita menjelaskan sudut pandang kita sendiri.

2.4.4      Membuat makna bersama

Seseorang yang memiliki “Peronal Mastery” yang baik mengetahui


bahwa sesuatu yang dimilikinya tidaklah sempurna oleh karena itu, dengan
banyak berkomunikasi dan bertanya kepada orang lain tentang sudut pandang
orang tersebut kita dapat mengetahui kekurangan pada diri kita dan mencari
kesamaan dari sudut pandang orang tersebut.

2.5 Latihan Spiritual Untuk Miningkatkan Personal Mastery

Tentunya untuk menjadi personal mastery, seseorang akan dituntut


memiliki penguasaan diri berupa konsistensi minat demi terwujudnya
pencapaian yang dituju. Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan yakni
latihan spiritual. Hal ini begitu penting mengingat personal mastery tidak hanya
sebagai pencapaian dunia saja. Karena segala sesuatu hal di dunia tidak akan
bisa terjadi tanpa adanya kehendak dari yang Maha Kuasa. Selain itu, latihan
spiritual dapat membantu seseorang dalam mengatur berupa emosional dan
tindakan.
BAB 3
9
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan, bahwa salah satu dari
aspek personal mastery yaitu aspek spiritual merupakan aspek yang sangat penting
untuk menguasai Personal Mastery dalam diri kita. Hal ini begitu penting mengingat
personal mastery tidak hanya sebagai pencapaian dunia saja. Karena segala sesuatu
hal di dunia tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kehendak dari yang Maha Kuasa.

Personal Mastery merupakan bagian dari pengembangan dari pengembangan


atmosfer psikologis dalam organisasi. Personal Mastery adalah faktor dari individu
manusia, dimana terjadi sebuah proses berkesinambungan bagi individu untuk
memperdalam visi dan energi. Personal mastery tidak saja baik bagi diri sendiri
namun juga mempengaruhi lingkungan kerja dan lingkungan tempat tinggal dengan
cara yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Jacobs, Marty. 2007. Personal Mastery: The First Discipline of Learning


Organizations. Vermont Business Magazine  

Marquardt, Michael J. 2002. Building The Learning Organization: Mastering The 5


Element for Corporate Learning. United States of America. Davies-Black
Publishing, Inc

Senge,P.M. 1990. The Fifth Discipline: The art and the practice of learning
organization. [online] available at www.4grantwriters.com [accessed march, 10
2013]

Navaro J. Andres, dkk. The influence of CEO perceptions of personal mastery,


shared vision, environment and strategic proactivity on the level of learning: Level I
learning and Level II learning. Business Department University of Granada, Spain

Bill Cropper. 2004. “Fact-File7: “Personal Mastery-Putting the “me” in Leadership”.


LCL.  S. Karthikeyan & A. Savarimuthu, “International Journal : Hospitals as
Learning Organizations: An Explication Through a Systems Model” – (ICAM 2015).

Christine Leonardi. The practice of personal mastery : Tap into your full potential”.
University of Pretoria's Gordon Institute of Business Science's online journal.
accessed may, 25/2015.

Karen Childress. 2007. “REAPING THE REWARDS OF Personal Mastery”.


accessed may, 25/2015.

L. Michael Hall, Ph.D. 2000. Secrets of Personal Mastery: Awakening Your Inner


Executive. 

Yohanna Sondang,dkk. 2009. “Pengaruh Organisasi Pembelajar terhadap


Kompetensi Pegawai Bank”. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm. 25-35 Volume 16 Nomor 1 ISSN 0854-3844.

Ekawati, Susana, 2009. Disiplin Kelima Peter Senge. Program Pascasarjana


Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

Jacobs, Marty. 2007. Personal Mastery: The First Discipline of Learning


Organizations. Vermont Business Magazine.

11

Anda mungkin juga menyukai