Anda di halaman 1dari 8

1

Nama : Togi Lestari Manurung


NIM : F2161171020
No. Presentasi : 20
Hari/ Tanggal : Sabtu, 16 Desember 2017
Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif
Tanda Tangan :

UJIAN AKHIR SEMESTER I


PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2017/ 2018

1. Buatlah rumusan masalah dari suatu desain/ paradigma penelitian


berikut ini!
a. Penelitian Asosiatif

X1
Y
X2

(X1) = disiplin belajar


(X2) = motivasi belajar
(Y) = prestasi belajar Prodi Bahasa Indonesia mahasiswa FKIP Untan

Jawab:
1. Adakah hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa
Prodi Bahasa Indonesia FKIP Untan?
2. Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa
Prodi Bahasa Indonesia FKIP Untan?
3. Adakah hubungan antara disiplin dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia FKIP Untan?
2

Saran teknik analisis data inferensial yang digunakan


Dalam rumusan masalah penelitian asosiatif korelatif di atas, teknik analisis yang
dapat digunakan adalah Korelasi Product Moment.
Rumus Umum Korelasi Product Moment
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋 2 } {𝑁 ∑ 𝑟 2 − (∑ 𝑟)2 }

Keterangan:
rxy : Koefisien validitas
N : Banyaknya subjek
X : Nilai pembanding
Y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

b. Penelitian Komparatif
b.1 tiga rumusan masalah deskriptif
Jawab:
1. Bagaimana kemampuan menulis puisi menggunakan majas oleh siswa kelas
XII SMA Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/2018?
2. Bagaimana kemampuan menulis puisi menggunakan penginderaan oleh
siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/2018?
3. Bagaimana kemampuan menulis puisi menggunakan bahasa konotatif oleh
siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/2018?

Saran teknik analisis data inferensial yang digunakan


Teknik analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
presentase. Berikut ini adalah rumus deskriptif presentase.

𝑛
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100%
𝑁
Keterangan:
% : Presentase
n : Jumlah skor yang diperoleh dari data
N : Jumlah skor maksimal
3

b.2 empat rumusan masalah komparatif


Jawab:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai keterampilan
menyimak oleh siswa program IPS dengan siswa program IPA kelas X
SMA Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/ 2018?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai keterampilan
berbicara oleh siswa program IPS dengan siswa program IPA kelas X SMA
Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/ 2018?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai keterampilan
membaca oleh siswa program IPS dengan siswa program IPA kelas X SMA
Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/ 2018?
4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai keterampilan
menulis oleh siswa program IPS dengan siswa program IPA kelas X SMA
Negeri 1 Pontianak tahun pelajaran 2017/ 2018?

Saran teknik analisis data inferensial yang digunakan


Teknik analisis data yang dapat digunakan adalah Uji Non Parametrik untuk dua
sampel tidak berhubungan (two independent samples) dengan menggunakan
rumus kolmogorov-Smirnov Test.
D = maksimum [Sn 1 (X) – Sn2 (X)]

1.36 𝑉 𝑛1 + 𝑛2
𝐾𝐷 =
𝑛1 𝑛2

2. Bagaimanakah hasil belajar satu kelas eksperimen dalam Tiga Tahap


Pengukuran sebelum dan sesudah 2 bulan dan 4 bulan memakai metode
X
Hasil belajar sebelum Hasil belajar setelah memakai Hasil belajar setelah memakai
memakai Metode X ( X1 ) Metode X 2 bulan ( X2 ) Metode X 4 bulan ( X2 )
Kelas Interval F FR Kelas Interval F FR Kelas Interval F FR
15,00 – 16,16 7 21% 17,00 – 18,03 5 15% 19,00 – 19,67 7 21%
16,17 – 17,33 4 12% 18,04 – 19,07 6 18% 19,68 – 20,35 5 15%
17,34 – 18,50 6 18% 19,08 – 20,11 5 15% 20,26 – 21,03 7 21%
18,51 – 19,67 7 21% 20,12 – 21,15 7 22% 21,04 – 21,71 0 0%
19,68 – 20,84 6 18% 21,16 – 22,19 6 18% 21,72 – 22,39 9 27%
20,85 – 22,01 3 9% 22,20 – 23,23 4 12% 22,40 – 23,07 5 15%
Jumlah 33 100% Jumlah 33 100% Jumlah 33 100%
*25 soal yang diujikan
Ket.
F : Frekuensi
FR : Frekuensi Relatif
4

3. Jelaskan arti dari masing-masing teknik sampling berikut ini!


a. Random Sampling
Menurut Nasution (2003: 2) Teknik Pengambilan Sampel Random Sampling atau
Probability Sampling adalah
“pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor
pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-
mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan
terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil
mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang
representatif.”
(Sumber: Nasution, Rozaini. 2003. “Teknik Sampling”. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diakses pada 16
Desember 2017.)
Selain itu, menurut Finch (2013: 6) dalam buku yang berjudul Probability and
Statistics: Module 23 Random Sampling tersampaikan pengertian dari random
sampling.
“perhatikan dua kata dalam istilah sampel acak. Seperti kata-kata dalam
istilah tersebut, ini melibatkan data 'sampel' atau diambil dari sesuatu
yang lain. Kata sifat “acak” menunjukkan bahwa mekanisme yang
digunakan untuk memperoleh sampel didasarkan pada probabilitas dan
tidak pada preferensi sadar atau tidak sadar. Pengambilan sampel secara
acak memiliki aspek yang hampir tidak kentara bila dipertimbangkan
secara formal.”
“consider the two words in the term random sample. As the noun in the
phrase suggests, this involves data ‘sampled’, or taken from, something
else. The adjective, ‘random’, indicates that the mechanism used in
obtaining the sample is based on probability, and not on conscious or
unconscious preferences. Random sampling has subtle aspects when
considered formally.”
(Sumber: Finch Sue. 2013. Random Sampling – A Guide for Teacher
(Years 11-12). Australia: Education Services Australia.)
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Teknik
Pengambilan Sampel Random Sampling adalah pengambilan sampel secara
random atau acak. Pengambilan sampel yang acak artinya mekanisme yang
digunakan dalam menentukan sampel didasarkan pada probabilitas dan tidak pada
preferensi sadar atau tidak sadar sehingga bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil
mungkin. Teknik analisis ini merupakan satu di antara usaha untuk mendapatkan
sampel yang representatif.
5

b. area sampling
Menurut Sugiyono (2015: 121), Cluster Sampling atau Area Sampling adalah
“teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang
akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.”
Sedangkan terdapat menjelasan yang lebih terperinci berdasarkan pernyataan
Ahmed (2009: 2), yaitu
“dalam cluster sampling, cluster, yaitu sekelompok elemen populasi,
merupakan unit sampling, bukan satu elemen populasi. Alasan utama
untuk cluster sampling adalah "efisiensi biaya". Keuntungan: 1)
menghasilkan kerangka pengambilan sampel untuk cluster secara
ekonomis, dan keranka sampling sering tersedia di tingkat cluster; 2)
bentuk sampling paling ekonomis; 3) sampel yang lebih besar dengan
biaya yang tetap sama; 4) memerlulan waktu yang singkat untuk
pencatatan dan implementasi; 5) juga cocok untuk survei institusi.
Kekurangan: 1) mungkin tidak mencerminkan seluruh keragaman
masyarakat; 2) elemen lain dalam kelompok yang sama mungkin memiliki
karakteristik serupa; 3) memberikan sedikit informasi di setiap
pengamatan dari pada SRS yang sama ukurannya (informasi yang
berlebihan: informasi serupa dari cluster yang lain); 4) kesalahan-
kesalahan standar dalam mengestimasi cenderung tinggi dibandingkan
dengan pengambilan sampel lainnya dengan ukuran desain yang
sampelnya sama.”
“in cluster sampling, cluster, i.e., a group of population elements,
constitutes the sampling unit, instead of a single element of the population.
The main reason for cluster sampling is “cost efficiency”. Advantages: 1)
generating sampling frame for clusters is economical, and sampling frame
is often readily available at cluster level; 2) most economical form of
sampling; 3) larger sample for a similar fixed cost; 4) less time for listing
and implementation; 5) also suitable for survey of institutions.
Disadvantages: 1) may not reflect the diversity of the community; 2) other
elements in the same cluster may share similar characteristics; 3) provides
less information per observation than an SRS of the same size (redundant
information: similar information from the others in the cluster); 4)
standard errors of the estimates are high, compared to other sampling
designs with same sample size.”
(Sumber: Ahmed, Saifuddin. 2009. “Methods in Sample Surveys. Cluster
Sampling”. Jurnal pada Jurusan Biostatistik Sekolah Kesehatan
Masyarakat Universitas Johns Hopkins Amerika.
6

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik Area Sampling adalah teknik
sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas atau sekolompok elemen populasi, bukan
satu elemen populasi. Teknik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu ekonomis,
pelaksanaannya memerlukan waktu yang singkat, dan cocok untuk survey
institusi. Kekurangannya, yaitu tidak selalu merepresentasikan seluruh
keragaman masyarakat, daerah yang dipilih mungkin saja memiliki karekteristik
yang sama dengan daerah lainnya, cenderung memberikan sedikit informasi, dan
kemungkinan menimbulkan kesalahan estimasi yang cukup tinggi.

c. sampling quota
Berikut ini adalah penjelasan mengenai Quota Sampling menurut Yang (2014: 5).
“Dalam kuota sampling, seluruh populasi terbagi menjadi strata yang
relevan, seperti jenis kelamin, usia, kelas, dll. Strata ini disebut 'kontrol
kuota' dan hal-hal tersebut dipilih sesuai relevansinya dengan topik yang
diminati. Jumlah elemen di tiap-tiap strata dalam populasi diperkirakan
dengan data eksternal seperti hasil sensus. Kemudian, jumlah unit di setiap
strata dalam sampel adalah produk dari proporsi yang sesuai pada populasi
dan ukuran sampel yang telah ditentukan. Akhirnya, untuk mendapatkan
proporsi yang sama (atau paling tidak sangat mirip) untuk tiap-tiap strata
dalam sampel, pewawancara diperbolehkan memilih dari populasi
menghitung jumlah unit di setiap strata, dan mereka bebas memilih siapa
saja orang yang memenuhi persyaratan strata. Orang yang tidak mau
berpartisipasi hanya digantikan oleh orang lain yang ada.”
“In quota sampling the entire population is divided into relevant strata,
such as gender, age, class, etc. These strata are called 'quota controls' and
they are chosen according to their relevancy to the topic of interest. The
number of elements in each stratum in the population is estimated with
external data such as census results. Then the total number of units in
each stratum in the sample is the product of the corresponding proportion
in the population and the predetermined sample size. Finally, in order to
obtain the same (or at least very similar) proportion for each stratum in
the sample, interviewers are allowed to select from the population the
calculated number of units in each stratum, and they are free to choose
anyone as long as the person meets the requirements of the stratum.
People who are not willing to participate are simply replaced by other
people who are.”
(Sumber: Yang, Keming dan Ahmad Banamah. 2014. “Quota Sampling as
an Alternative to Probability Sampling? An Experimental Study”. Jurnal
dalam Penelitian Sosiologis Daring pada Universitas Durham.
7

Sama halnya dengan penjelasan di atas, di Institut Pertanian Bogor pada


pembelajaran penelitian disampaikan bahwa
“teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan
saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan
perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang
pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel
pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12
orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.”
(Sumber: Bahan Ajar (power point) Perkuliahan Institut Pertanian Bogor
yang berjudul “Non Probability Sampling”)
Berdasarkan kedua penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknik Quota
Sampling adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional. Dalam
kuota sampling, seluruh populasi terbagi menjadi strata yang relevan, seperti
jenis kelamin, usia, kelas, dll. Strata ini disebut 'kontrol kuota' dan hal-hal
tersebut dipilih sesuai relevansinya dengan topik yang diminati. Misalnya, di
sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang
peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka
dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan
pegawai perempuan 12 orang. Intinya, agar mendapatkan proporsi yang sama
(atau paling tidak sangat mirip) untuk tiap-tiap strata dalam sampel,
pewawancara diperbolehkan memilih dari populasi menghitung jumlah unit di
setiap strata, dan mereka bebas memilih siapa saja orang yang memenuhi
persyaratan strata. Orang yang tidak mau berpartisipasi hanya digantikan oleh
orang lain yang ada atau secara kebetulan.

d. snowball sampling
Menurut Etikan (2017: 2) teknik pengambilan sampel snowball sampling adalah
“suatu proses desain selektif yang biasanya dilakukan dengan
menggunakan, jaringan. Hal ini berguna bila peneliti tidak tahu banyak
tentang kelompok atau organisasi untuk dikaji; hubungan dengan beberapa
individu akan mengarahkannya ke kelompok lain. Pemilihan sampel
penelitian akan berguna sebagai aspek komunikasi dalam mengambil
keputusan atau penyebaran pengetahuan kepada orang. Kerugiannya
adalah teknik ini akan sulit untuk digunakan saat sampel menjadi lebih
besar dan lebih besar.”
“is a design process of selection usually done by using, networks. It is
useful when the researcher know little about a group or organization to
study; contact with few individuals will direct him to other group. The
8

selection of the study sample will be useful for communication aspect, in


making decision or diffusion of knowledge to people. The disadvantage is
It will difficult to use when the sample becomes larger and larger.”
(Sumber: Etikan, Ilker and Kabiru Bala. 2017. “Sampling and Sampling
Methods”. Jurnal Internasional Biometrik dan Biostatistik pada Jurusan
Biostatistik Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Near East Siprus.)
Sejalan dengan penjelasan di atas, Sugiyono (2015: 125) mengemukan bahwa
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya hingga
jumlah sampel semakin banyak.
(Sumber: Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Berdasarkan kedua pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik Snowball
Sampling adalah suatu proses desain selektif yang dilakukan dengan
menggunakan pola jaringan, yaitu penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang berangsur
membesar. Karena data yang didapat kurang lengkap, peneliti mencari orang lain
yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan.
Kerugiannya adalah teknik ini akan sulit untuk digunakan saat sampel menjadi
lebih besar dan lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai