PERSOALAN : Jawablah dengan jelas dan terperinci persoalan yang ada di bawah ini !
1. Apakah penelitian kualitatif dapat disebut sebagai penelitian yang
ilmiah? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!) 2. Dalam penelitian kualitatif, apakah 2 peneliti yang memiliki topik penelitian dan subjek penelitian yang sama selalu menghasilkan temuan dan kesimpulan yang sama? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!) 3. Dalam pengambilan data penelitian kualitatif, apakah opini prasangka dan bias penelitian dapat berpengaruh terhadap data yang diperoleh dalam penelitian? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!) 4. Dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian, tetapi bukankah sebenarnya kehadiran peneliti dapat mengubah tingkah laku seseorang yang sedang diteliti menjadi tidak jujur dan tidak nyaman? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!) 5. Dapatkah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!) 6. Peneliti B ingin Peneliti B ingin meneliti kasus Covid-19 yang sedang marak dibicarakan. Peneliti ingin meneliti tentang level kecemasan pasien Covid-19. Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Supaya penelitian tersebut dapat disebut penelitian ilmiah dan memiliki bukti, peneliti harus melakukan perekaman. Tetapi ada peneliti terkendala perijinan dari RS karena pihak RS tidak bersedia jika pasiennya direkam. Hal ini juga didukung oleh keluarga pasien dan pasien sendiri yang tidak bersedia untuk direkam. Apabila Anda sebagai Peneliti B, apa yang akan Anda lakukan? 7. Peneliti C ingin meneliti kasus kecenderungan anak terhadap penggunaan gadget. Peneliti menemukan subjek (sebut saja adik Mawar) sebagai anak yang kecanduan gadget. Peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif. Setelah 2 minggu peneliti C melakukan observasi dan wawancara, adik Mawar tiba- tiba tidak bersedia untuk diteliti karena Ia merasa risih jika sering didatangi oleh peneliti C. Melihat keadaan tersebut, orang tua dari adik Mawar pun akhirnya juga melarang peneliti C untuk mendatangi anaknya. Apabila Anda sebagai Peneliti C, apa yang akan Anda lakukan? 8. Metode penelitian dengan jenis Cross-Setional Method adalah penelitian yang tidak mempertahankan subyek penelitian dalam jangka waktu lama, tetapi memunculkan subyek-subyek baru yang mengganti subyek lama dari berbagai kelompok umur. Berdasarkan definisi tersebut, berikan contoh judul penelitian kualitatif yang dapat menggunakan metode Cross-Sectional Method ! (jangan lupa berikan alasannya!). 9. Jelaskan definisi dari : a. Emergent Design dalam penelitian kualitatif b. Perspectif Emic dalam penelitian kualitatif 10. Dalam penelitian kualitatif, “peneliti harus mampu menjadi human instrumen yang baik.” Apakah maksud dari kata-kata tersebut? Jelaskan! 11. Dalam penelitian kualitatif, “penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf redundancy.” Apakah maksud dari kata-kata tersebut? Jelaskan! -Selamat mengerjakan. Semoga Sukses – JAWABAN
1. Tidak. Karena ketersediaan data pada penelitian kualitatif tidak konkret
atau empirik dan tidak dapat diukur dengan angka dalam rumus statistik. Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah jika hasil penelitian bisa digeneralisasikan, Sebab, tujuan penelitian kualitatif memang tidak untuk membuat generalisasi dari temuan yang diperoleh. 2. Tidak. Meskipun 2 peneliti yang memiliki topik penelitian dan subjek penelitian yang sama, belum tentu menghasilkan temuan yang sama. Karena tergantung peneliti melihat subjek dari segi apa, metode penggalian data atau metode lainnya yang digunakan juga akan berbeda antara kedua peneliti tersebut. Sehingga dapat menghasilkan temuan yang berbeda juga. Sebagaimana halnya, anak kembar identik itu tidak/belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Secara wajah mereka sama, namun secara kepribadian dan apa yang mereka sukai belum tentu sama. 3. Iya, dapat berpengaruh. Karena pada dasarnya penelitian kualitatif itu bersifat penemuan dan dapat dilakukan dalam kondisi alamiah. Jika adanya opini prasangka dan bias penelitian, maka hasil yang didapat akan tercampur dan sudah tidak lagi bersifat penemuan. Serta peneliti harus memiliki sikap Perspectif Emic, sehingga hasil yang didapat tidak ada opini prasangkan dan bias. 4. Iya. Peneliti dapat mengubah tingkah laku seseorang yang sedang diteliti menjadi tidak jujur dan tidak nyaman, jika peneliti tidak dapat membangun hubungan baik dengan subyek atau jika peneliti tidak memberikan edukasi diawal terkait maksud dan tujuan nya menjadikan subyek sebagai sumber data serta jika peneliti menggunakan unsur paksaan saat menggali informasi dari subyek. Tetapi, saya setuju kalau peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian. 5. Tidak. Karena penelitian kualitatif lebih cenderung menggunakan deskripsi untuk menggali data lebih mendalam dan subyek sasarannya satu atau dua subyek dengan pendekatan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi serta, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan skala aitem soal dan blue print dalam mengumpulkan data serta menggunakan spss untuk menguji data nya. Penelitian kualitatif memperoleh data dari pengamatan langsung di lapangan, sedangkan penelitian kuantitatif memperoleh data dari hasil angket atau skala aitem soal yang telah disebarkan pada subyek dengan jumlah banyak. 6. Sebelum melakukan observasi dan rekaman, peneliti memberikan edukasi kepada pimpinan RS, pasien dan keluarga pasien yang menjadi subyek penelitian serta meminta persetujuan pasien sebagai subyek penelitian, sehingga dalam proses wawancara (penelitian) tidak ada unsur paksaan. Tujuan edukasi ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa data pasien akan dirahasiakan dan proses perekaman akan dikondisikan tetap merahasiakan identitas pasien. Terkait tujuan penelitian, hasilnya akan bermanfaat bagi pasien covid yang menjadi subyek penelitian dan juga secara tidak langsung bermanfaat bagi pasien covid secara umum. 7. Memberikan kenyamanan kepada subyek selama proses observasi dan wawancara berlangsung, agar subyek tidak merasa terganggu dengan kehadiran peneliti (berusaha membangun keakraban dengan subyek layaknya seperti teman bagi subyek), dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat, perlu adanya kedekatan antara subyek dengan peneliti. Dengan cara berusaha meyakinkan adik mawar dan orang tua nya bahwa hasil penelitian ini juga akan memberikan manfaat untuk adik mawar yang bertujuan untuk mengurangi dampak kecanduan gadget. Atau mencoba melakukan pendekatan ulang dengan cara lain yang sekiranya bisa membuat subyek tidak merasa rish dan memberikan jeda waktu yang cukup saat melakukan observasi kembali. 8. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi penyakit anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL). Dimana subjek penelitian adalah ibu hamil, tetapi setelah ia melahirkan subjek penelitian selanjutnya adalah bayi. Tahap pertama; identifikasi variabel yang akan diteliti. Variabel defenden (efek): bobot bayi lahir. Variabel indefenden (risiko): Anemia besi pada ibu hamil. Tahap kedua; penetapan ranah studi penelitian yang meliputi sampel dan populasinya. Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari daerah mana mereka ini dapat hamil, apakah lingkup dirumah sakit umum, rumah sakit bersalin, atau rumah bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan. Kemudian, sampel yang akan diambil menggunakan teknik random atau non random. Tahap tiga; melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel defenden dan indefenden (dalam waktu yang sama). Caranya, dilakukan pengukuran berat badan bayi yang baru lahir dan dilakukan pemeriksaan kadar HB darah ibu. Tahap keempat; tahap pengolahan dan analisis data penelitian, dengan cara melakukan perbandingan antara berat badan bayi lahir terhadap kadar HB darah ibu. Dari hasil analisis, didapat bukti adanya atau tidak adanya keterkaitan antara anemia terhadap berat badan bayi lahir. 9. A. “Emergent design”. Rencana penelitian kualitatif tidak seperti penelitian kuantitati, mengacu pada “desain darurat” (emergent design. Dalam desain tersebut, setiap penambahan keputusan penelitian tergantung pada informasi sebelumnya. Desain darurat, dalam kenyataannya tampak “beredar” atau berputar (circular), karena proses sampling yang bertujuan (purposeful sampling), penghimpunan data, dan analisis data parsial dilakukan simultan dan interaktif, bukan langkah-langkah yang berlainan B. “Perspektif Emic” adalah peneliti sebagai orang dalam yang melakukan penelitian harus memperlakukan data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan. Jadi, pada intinya peneliti harus bersikap obyektif. 10. Human Instrument dalam penelitian kualitatif memiliki arti bahwa dalam penelitian kualitatif si peneliti sendiri yang menjadi alat penelitian. Serta berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2017). 11. Menurut Sugiyono (2012:220) bahwa penentuan informan dianggap memadai apabila telah sampai pada taraf redundancy (datanya telah jenuh dan informan sudah tidak mampu lagi memberikan informasi yang baru). Hal ini dipertegas oleh MoLeong (2006:224) bahwa jika dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi (saturated), maka peneliti tidak perlu lagi menentukan dan menemukan informan baru sehingga dapat dikatakan proses pengumpulan data dalam penelitian ini dianggap telah selesai. 12. instrument penelitian yang Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan mamiliki makna tau tidak bagi penelitian, Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Sebagai peneliti dapat menafsirkan lalu melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan dan melakukan testing hipotesis yang ditimbulkan seketika. Jadi, Ketika peneliti mulai melakukan penelitian, peneliti tidak boleh terpaku pada satu sumber saja. Peneliti harus bisa menuliskan hasil penelitian berdasarkan fakta dan kejadian nyata.