Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL

T.A. 2019/2020

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualititatif

PERSOALAN :
Jawablah dengan jelas dan terperinci persoalan yang ada di bawah ini !

1. Apakah penelitian kualitatif dapat disebut sebagai penelitian yang


ilmiah? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!)
2. Dalam penelitian kualitatif, apakah 2 peneliti yang memiliki topik
penelitian dan subjek penelitian yang sama selalu menghasilkan
temuan dan kesimpulan yang sama? (Jika Iya/Tidak berikan
alasannya!)
3. Dalam pengambilan data penelitian kualitatif, apakah opini
prasangka dan bias penelitian dapat berpengaruh terhadap data yang
diperoleh dalam penelitian? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!)
4. Dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat utama
yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian, tetapi
bukankah sebenarnya kehadiran peneliti dapat mengubah tingkah
laku seseorang yang sedang diteliti menjadi tidak jujur dan tidak
nyaman? (Jika Iya/Tidak berikan alasannya!)
5. Dapatkah penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif digunakan
secara bersama-sama dalam suatu penelitian? (Jika Iya/Tidak
berikan alasannya!)
6. Peneliti B ingin Peneliti B ingin meneliti kasus Covid-19 yang
sedang marak dibicarakan. Peneliti ingin meneliti tentang level
kecemasan pasien Covid-19. Jenis penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti ialah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan teknik observasi dan wawancara. Supaya penelitian tersebut
dapat disebut penelitian ilmiah dan memiliki bukti, peneliti harus
melakukan perekaman. Tetapi ada peneliti terkendala perijinan dari
RS karena pihak RS tidak bersedia jika pasiennya direkam. Hal ini
juga didukung oleh keluarga pasien dan pasien sendiri yang tidak
bersedia untuk direkam. Apabila Anda sebagai Peneliti B, apa yang
akan Anda lakukan?
7. Peneliti C ingin meneliti kasus kecenderungan anak terhadap
penggunaan gadget. Peneliti menemukan subjek (sebut saja adik
Mawar) sebagai anak yang kecanduan gadget. Peneliti memutuskan
untuk menggunakan metode penelitian kualitatif. Setelah 2 minggu
peneliti C melakukan observasi dan wawancara, adik Mawar tiba-
tiba tidak bersedia untuk diteliti karena Ia merasa risih jika sering
didatangi oleh peneliti C. Melihat keadaan tersebut, orang tua dari
adik Mawar pun akhirnya juga melarang peneliti C untuk
mendatangi anaknya. Apabila Anda sebagai Peneliti C, apa yang
akan Anda lakukan?
8. Metode penelitian dengan jenis Cross-Setional Method adalah
penelitian yang tidak mempertahankan subyek penelitian dalam
jangka waktu lama, tetapi memunculkan subyek-subyek baru yang
mengganti subyek lama dari berbagai kelompok umur.
Berdasarkan definisi tersebut, berikan contoh judul penelitian
kualitatif yang dapat menggunakan metode Cross-Sectional
Method ! (jangan lupa berikan alasannya!).
9. Jelaskan definisi dari :
a. Emergent Design dalam penelitian kualitatif
b. Perspectif Emic dalam penelitian kualitatif
10. Dalam penelitian kualitatif, “peneliti harus mampu menjadi human
instrumen yang baik.”
Apakah maksud dari kata-kata tersebut? Jelaskan!
11. Dalam penelitian kualitatif, “penentuan sampel dianggap telah
memadai apabila telah sampai pada taraf redundancy.”
Apakah maksud dari kata-kata tersebut? Jelaskan!
-Selamat mengerjakan. Semoga Sukses –
JAWABAN

1. Tidak. Karena ketersediaan data pada penelitian kualitatif tidak konkret


atau empirik dan tidak dapat diukur dengan angka dalam rumus statistik.
Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah jika hasil penelitian bisa
digeneralisasikan, Sebab, tujuan penelitian kualitatif memang tidak untuk
membuat generalisasi dari temuan yang diperoleh.
2. Tidak. Meskipun 2 peneliti yang memiliki topik penelitian dan subjek
penelitian yang sama, belum tentu menghasilkan temuan yang sama.
Karena tergantung peneliti melihat subjek dari segi apa, metode
penggalian data atau metode lainnya yang digunakan juga akan berbeda
antara kedua peneliti tersebut. Sehingga dapat menghasilkan temuan yang
berbeda juga. Sebagaimana halnya, anak kembar identik itu tidak/belum
tentu memiliki kepribadian yang sama. Secara wajah mereka sama, namun
secara kepribadian dan apa yang mereka sukai belum tentu sama.
3. Iya, dapat berpengaruh. Karena pada dasarnya penelitian kualitatif itu
bersifat penemuan dan dapat dilakukan dalam kondisi alamiah. Jika
adanya opini prasangka dan bias penelitian, maka hasil yang didapat akan
tercampur dan sudah tidak lagi bersifat penemuan. Serta peneliti harus
memiliki sikap Perspectif Emic, sehingga hasil yang didapat tidak ada
opini prasangkan dan bias.
4. Iya. Peneliti dapat mengubah tingkah laku seseorang yang sedang diteliti
menjadi tidak jujur dan tidak nyaman, jika peneliti tidak dapat
membangun hubungan baik dengan subyek atau jika peneliti tidak
memberikan edukasi diawal terkait maksud dan tujuan nya menjadikan
subyek sebagai sumber data serta jika peneliti menggunakan unsur
paksaan saat menggali informasi dari subyek. Tetapi, saya setuju kalau
peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan alat utama yang digunakan
untuk mengumpulkan data-data penelitian.
5. Tidak. Karena penelitian kualitatif lebih cenderung menggunakan
deskripsi untuk menggali data lebih mendalam dan subyek sasarannya satu
atau dua subyek dengan pendekatan berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi serta, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan skala
aitem soal dan blue print dalam mengumpulkan data serta menggunakan
spss untuk menguji data nya. Penelitian kualitatif memperoleh data dari
pengamatan langsung di lapangan, sedangkan penelitian kuantitatif
memperoleh data dari hasil angket atau skala aitem soal yang telah
disebarkan pada subyek dengan jumlah banyak.
6. Sebelum melakukan observasi dan rekaman, peneliti memberikan edukasi
kepada pimpinan RS, pasien dan keluarga pasien yang menjadi subyek
penelitian serta meminta persetujuan pasien sebagai subyek penelitian,
sehingga dalam proses wawancara (penelitian) tidak ada unsur paksaan.
Tujuan edukasi ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa
data pasien akan dirahasiakan dan proses perekaman akan dikondisikan
tetap merahasiakan identitas pasien. Terkait tujuan penelitian, hasilnya
akan bermanfaat bagi pasien covid yang menjadi subyek penelitian dan
juga secara tidak langsung bermanfaat bagi pasien covid secara umum.
7. Memberikan kenyamanan kepada subyek selama proses observasi dan
wawancara berlangsung, agar subyek tidak merasa terganggu dengan
kehadiran peneliti (berusaha membangun keakraban dengan subyek
layaknya seperti teman bagi subyek), dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang akurat, perlu adanya kedekatan antara subyek dengan peneliti.
Dengan cara berusaha meyakinkan adik mawar dan orang tua nya bahwa
hasil penelitian ini juga akan memberikan manfaat untuk adik mawar yang
bertujuan untuk mengurangi dampak kecanduan gadget. Atau mencoba
melakukan pendekatan ulang dengan cara lain yang sekiranya bisa
membuat subyek tidak merasa rish dan memberikan jeda waktu yang
cukup saat melakukan observasi kembali.
8. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi penyakit
anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL).
Dimana subjek penelitian adalah ibu hamil, tetapi setelah ia melahirkan
subjek penelitian selanjutnya adalah bayi.
Tahap pertama; identifikasi variabel yang akan diteliti.
Variabel defenden (efek): bobot bayi lahir.
Variabel indefenden (risiko): Anemia besi pada ibu hamil.
Tahap kedua; penetapan ranah studi penelitian yang meliputi sampel
dan populasinya.
Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu
dibatasi dari daerah mana mereka ini dapat hamil, apakah lingkup dirumah
sakit umum, rumah sakit bersalin, atau rumah bersalin. Demikian pula
batas waktunya juga ditentukan. Kemudian, sampel yang akan diambil
menggunakan teknik random atau non random.
Tahap tiga; melakukan pengumpulan data, observasi atau
pengukuran terhadap variabel defenden dan indefenden (dalam waktu
yang sama). Caranya, dilakukan pengukuran berat badan bayi yang baru
lahir dan dilakukan pemeriksaan kadar HB darah ibu. 
Tahap keempat; tahap pengolahan dan analisis data penelitian, dengan
cara melakukan perbandingan antara berat badan bayi lahir terhadap kadar
HB darah ibu. Dari hasil analisis, didapat bukti adanya atau tidak adanya
keterkaitan antara anemia terhadap berat badan bayi lahir.
9. A. “Emergent design”. Rencana penelitian kualitatif tidak seperti
penelitian kuantitati, mengacu pada “desain darurat” (emergent design.
Dalam desain tersebut, setiap penambahan keputusan penelitian tergantung
pada informasi sebelumnya. Desain darurat, dalam kenyataannya tampak
“beredar” atau berputar (circular), karena proses sampling yang bertujuan
(purposeful sampling), penghimpunan data, dan analisis data parsial
dilakukan simultan dan interaktif, bukan langkah-langkah yang berlainan
B. “Perspektif Emic” adalah peneliti sebagai orang dalam yang melakukan
penelitian harus memperlakukan data bukan “sebagaimana seharusnya”,
bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan
sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan. Jadi, pada intinya peneliti
harus bersikap obyektif.
10. Human Instrument dalam penelitian kualitatif memiliki arti bahwa dalam
penelitian kualitatif si peneliti sendiri yang menjadi alat penelitian. Serta
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2017).
11. Menurut Sugiyono (2012:220) bahwa penentuan informan dianggap
memadai apabila telah sampai pada taraf redundancy (datanya telah jenuh
dan informan sudah tidak mampu lagi memberikan informasi yang baru).
Hal ini dipertegas oleh MoLeong (2006:224) bahwa jika dalam proses
pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi
(saturated), maka peneliti tidak perlu lagi menentukan dan menemukan
informan baru sehingga dapat dikatakan proses pengumpulan data dalam
penelitian ini dianggap telah selesai.
12. instrument penelitian yang Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi
terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan
mamiliki makna tau tidak bagi penelitian, Peneliti sebagai alat dapat
menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dapat mengumpulkan
aneka ragam data sekaligus, Peneliti sebagai instrument dapat segera
menganalisis data yang diperoleh. Sebagai peneliti dapat menafsirkan lalu
melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan
dan melakukan testing hipotesis yang ditimbulkan seketika. Jadi, Ketika
peneliti mulai melakukan penelitian, peneliti tidak boleh terpaku pada satu
sumber saja. Peneliti harus bisa menuliskan hasil penelitian berdasarkan
fakta dan kejadian nyata.

Anda mungkin juga menyukai