Anda di halaman 1dari 6

PD III: Wawancara

Devina Nur
18081010
Setting Klinis
Wawancara Psikoanalisis 1

Diskripsi Masalah
Rissa adalah anak tunggal. Ia lahir dan tumbuh dalam lingkungan keluarga
harmonis dan bahagia. Rissa merupakan anak perempuan yang selalu ceria,
penurut, semangat dalam menggapai cita-cita nya, pandai bersosialisasi dengan
baik, dan juga ia anak yang rajin. Namun, sayangnya, tepat disaat ia menginjak
masa remaja, yaitu ketika ia duduk di bangku kelas 8 SMP, ia harus menerima
kenyataan bahwa kedua orang tua nya harus menjalani hidupnya masing-masing.
Sejak saat itu, semua kepribadian yang ia miliki telah sirna dan berubah menjadi
sosok anak perempuan yang tidak seceria dulu, menjadi pemurung, menyalahkan
diri sendiri, putus asa dan tidak percaya diri. Dengan perceraian kedua orang
tuanya, Ibunya pun khawatir, kemudian membawanya ke konselor untuk
mendapatkan penanganan. Berikut wawancaranya:
Konselor Isi Percakapan Komponen
Keterampilan
Konseli Tok… tok…! Assalamu’alaikum.., selamat siang.
Konselor Wa’alaikumsalam (membuka pintu dan menyambut Attending
dengan senyuman). Mari masuk, silahkan duduk.
Konseli Terima kasih, bu.
Konselor Sebelumnya perkenalkan nama Ibu Bella. (sambil Rapport
menunjukkan senyum di wajahnya). Kalau boleh Ibu
tahu nama kamu siapa?
Konseli Nama saya Rissa Purnama, biasa dipanggil Rissa.
Konselor Oke rissa. Ibu ingin tanya nih. Sebelum datang Terbuka
kesini, apa yang kamu lakukan?
Konseli Tidak melakukan apa-apa. (menunjukkan raut wajah
kusut).
Konselor Bagaimana dengan sekolah kamu? Tertutup
Konseli Yah, baik, bu.
Konselor Oke. Mari minumannya diminum dulu, rissa. Ohiya, Attending &
kedatangan kamu kemari atas keinginan sendiri atau Terbuka
ada pihak lain yang menyarankan kamu untuk
menemui Ibu?
Konseli Saya datang untuk menemui Ibu atas dasar keinginan
Ibu saya. Namun, awalnya saya enggan menemui
Ibu. Tetapi, akhirnya saya memberanikan diri untuk
datang, karena saya membutuhkan tempat untuk
berbagi cerita. (menunjukkan ekspresi sedih)
Konselor Baik. Sekarang kamu bisa mulai menceritakan Rapport
permasalahanmu kepada Ibu. (sambil memberikan
senyuman).
Konseli Saya merasa sedih dan sangat kacau, bu.
(menunjukkan raut wajah murung)
Konselor Apa yang membuat kamu memiliki perasaan seperti Terbuka
itu?
Konseli Karena perceraian kedua orang tua saya, bu.
Sebelum kedua orang tua saya berpisah, beberapa
bulan yang lalu kedua orang tua saya selalu
bertengkar, saya tidak tahu apa penyebab nya sampai
membuat mereka begitu marah dan bertengkar
dengan satu sama lain. Saat pertengkaran mereka
terjadi, saya mendengarnya dan itu membuat saya
ketakutan dan sedih. (menunjukkan ekspresi sedih
dan mimik suara terbata-bata)
Konselor Baik. Ibu mengerti apa yang kamu rasakan, rissa. Umpan Balik
(positive)
Konseli Setelah kedua orang tua saya berpisah, saya tidak
bisa untuk tidak menyalahkan diri saya sendiri, bu.
(mulai meneteskan air mata dan mimik suara
terdengar sesak)
Konselor Bagaimana bisa kamu merasakan hal itu, rissa? Terbuka
Konseli Saya tidak tahu, bu. Hanya saja saya berfikir bahwa
selama ini saya telah membuat kedua orang tua saya
begitu marah dan bertengkar, sehingga mereka
memutuskan untuk berpisah. (mimik suara terdengar
sesak dan muka merah menahan amarah)
Konselor Tidak, rissa. Umpan balik
(netral)
Konseli Lalu kesalahan siapa, bu? Mengapa kedua orang tua
saya memutuskan untuk berpisah? Apa mereka
sudah tidak mempedulikan saya? Apa mereka tidak
sayang lagi dengan saya? (sambil menangis)
Konselor Itu kesalahan orang dewasa, yang mana mereka tidak Umpan Balik
cukup mampu untuk menyelesaikannya. Suatu saat (positive)
nanti, seiring bertambahnya usia, kamu dapat
mengetahuinya. Juga, semua orang tua pasti sayang
dan selalu peduli dengan anaknya, begitupun juga
dengan kedua orang tua kamu, rissa. (menunjukkan
senyum simpul, sambil menenangkan klien).
Konseli Benarkah seperti itu, bu? (mencoba untuk
tersenyum). Saya juga sangat sayang dengan kedua
orang tua saya. Saya juga tidak ingin membuat kedua
orang tua saya kecewa, bu. (terdiam sesaat dengan
ekspresi wajah bingung). Tetapi, saat ini saya tidak
tahu bagaimana caranya untuk membuat kedua orang
tua saya bangga. Agar kedua orang tua saya bisa
kembali bersama.
Konselor Baik, rissa. Jadi, rissa sangat menyanyangi kedua Paraprashing
orang tua, ya dan ingin membuat kedua orang tua
bangga ya, rissa. Benar begitu? (memberikan
senyuman)
Konseli Iya, bu. Saya ingin menunjukkan kepada kedua
orang tua saya, bu. (membirkan sekilas senyuman)
Konselor Bagus, rissa. Kamu bisa menunjukkan kepada kedua Paraprashing
orang tuamu, kamu juga dapat membuat kedua orang
tuamu bangga. Namun, ada satu hal yang dapat kamu
pahami dan ketahui, rissa. (mengatakan dengan
sangat hati-hati)
Konseli Iya, bu. Apa yang akan saya pahami dan ketahui, bu?
Konselor Kamu dapat memahami bahwa, walaupun kedua Perception
orang tua kamu sudah tidak lagi bersama, kamu yang Checking
akan selalu menjadi orang yang mereka cintai.
(suaranya terdengar memberikan keyakinan penuh
dan semangat untuk klien)
Konseli Benarkah, bu? Lalu, saat ini apa yang dapat saya
lakukan, agar kedua orang tua saya bangga terhadap
saya, bu? Apa yang dapat saya tunjukkan kepada
kedua orang tua saya, bahwa mereka seterusnya akan
selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya?
Konselor Iya, rissa. Saat ini, kamu hanya perlu belajar dengan Umpan Balik
sebaik-baiknya. Menjadi seorang murid & anak yang (positive)
rajin, tetap percaya diri, tidak lagi menyelahkan diri
sendiri, dan juga tetap semangat dalam hal apapun
yang kamu kerjakan. Bagaimana rissa, apakah kamu
dapat melakukannya? (memberikan dukungan thd
klien)
Konseli Hmmm, iya bu akan saya coba. (berpikir sejenak dan
kemudian menganggukkan kepala).
Konselor Bagus, rissa. Ibu tahu, mungkin saat ini, kamu masih Rapport
membutuhkan waktu untuk kembali seperti kamu
yang dulu; rissa yang selalu ceria dan penuh
semangat. Tidak apa-apa, rissa.
Konseli Iya, bu.(suara terdengar ragu-ragu)
Konselor Pelan-pelan saja, rissa. Jangan terlalu memaksakan Rapport
diri, saya percaya bahwa kamu mampu untuk
melakukannya.
Konseli Baik, bu, akan saya lakukan secara perlahan.
Konselor Bagus, rissa. Sebelum pembicaraan ini kita tutup, Terbuka
bagaimana perasaan kamu setelah sesi konseling?
Konseli Saya merasa lega setalah melakukan konseling.
Kekecewaan dan perasaan bersalah yang saya alamai
mulai menurun.
Konselor Oke rissa. Setelah melakukan sesi konseling sekitar Paraprashing
45 menit, Jadi kesimpulannya adalah pertama, Rissa
akan belajar dengan sebaik-baiknya, kedua Rissa
akan melakukannya secara perlahan dengan seiring
berjalannya waktu. Apakah Rissa yakin akan
melakukan itu?
Konseli Iya bu, saya yakin. (tersenyum)
Konselor Apakah masih ada yang akan kamu ceritakan? Tertutup
Konseli Tidak Bu, saya kira cukup.
Konselor Bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya Attending
ucapkan terima kasih atas kesediaan kamu. waktunya
(sambil tersenyum dan berjabat tangan)
Konseli Sama-sama, Bu. Assalamu’alaikum wr.wb
Konselor Wa’alaikumsalam wr. wb

Anda mungkin juga menyukai