Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PERTAMA

Judul Research And Development Of Classroom Action Research Process


To Enhance School Learning (Penelitian Dan Pengembangan Proses
Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Pembelajaran
Sekolah)
Nama Jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences
Download https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.248
Vol/No/Hal/Thn 171/./1315-1324/ 2015 
Penulis/Peneliti Nipaporn Kunlasomboon, Suwimon Wongwanich, Siripaarn
Suwanmonkha
Tempat Penelitian
Bangkok, Thailand
Metode Penelitian Pada proses Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan lima
disiplin ilmu dan pembelajaran sekolah menerapkan metode survei.
Peneliti menentukan ukuran sampel berdasarkan rumus Yamane
dengan koefisien kepercayaan 95% dan dengan kesalahan 5%.
Pada proses penerapan proses Penelitian Tindakan Kelas
menggunakan analisis penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan
desain nonrandomized pretest-posttest.
Subjek Penelitian Pada proses PTK untuk meningkatkan lima disiplin ilmu dan
pemebelajaran subjek penelitiannya yaitu Kantor Komisi
Pendidikan Dasar (OBEC); Departemen Pendidikan Administrasi
Metropolitan Bangkok (DEBM), Kementerian Dalam Negeri; dan
Kantor Komisi Pendidikan Swasta (OPEC), Kementerian
Pendidikan. Jumlah pejabat di masing-masing departemen adalah
sebagai berikut: 12.684; 11.971; dan 25.690 masing-masing.
Pada proses penerapan Penelitian Tindakan Kelas sampel yang
didapatkan dari 89 subjek yang merupakan guru dari 9 sekolah di
Bangkok
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengembangkan proses penelitian tindakan kelas (PTK)
untuk meningkatkan lima disiplin ilmu guru dan pembelajaran
sekolah,
2. Membandingkan disiplin guru dan pembelajaran sekolah
menggunakan dua metode pengembangan (yang menggunakan
proses PTK dan pembelajaran sekolah). mengandalkan
pelatihan).
3. Untuk mempelajari pendapat guru tentang pengembangan lima
disiplin ilmu dan pembelajaran sekolah.
Langkah-Langkah Pada proses PTK untuk meningkatkan lima disiplin ilmu dan
pemebelajaran, langkah-langkah penelitiannya sebagai berikut :
1. Kajian tersebut dibagi menjadi dua subtopik sebagai berikut:
a) Kajian prinsip-prinsip dalam mengembangkan proses PTK
b) Penelitian survei terhadap lima disiplin ilmu dan
pembelajaran sekolah.
2. Peneliti menentukan sampel berdasarkan subjek penelitian.
Besar sampelnya 400 guru. Untuk menampung penelitian,
jumlah sampel adalah 450 guru, yang dipilih secara acak oleh
peneliti dengan menggunakan multi-stage sampling.
3. Kemudian peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat
penelitian survei ini. Kuesioner terbagi menjadi 3 bagian. Bagian
pertama adalah informasi dasar. Bagian kedua adalah informasi
tentang penguasaan pribadi, model mental, visi bersama,
pembelajaran tim, dan pemikiran sistem. Bagian ini
dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan konsep
Senge. Bagian ketiga adalah informasi tentang pembelajaran
sekolah, Bagian ini dikembangkan oleh peneliti dengan
menggunakan konsep Lam
Pada proses penerapan Penelitian Tindakan Kelas, langkah-langkah
penelitiannya sebagai berikut :
1. Peneliti menggunakan desain nonrandomized pretest-posttest,
membagi peserta menjadi dua kelompok utama yaitu Control
Group (NO_CAR), terdiri dari 30 guru dari 3 sekolah yang tidak
menjalani pembinaan lima disiplin ilmu dan pembelajaran
sekolah dan kelompok eksperimen, terdiri dari para guru yang
menjalani peningkatan lima disiplin ilmu guru dan pembelajaran
sekolah melalui dua metode yang berbeda.
2. Selanjutnya Penelitian ini menggunakan empat perangkat
penelitian yaitu
a) angket tentang lima disiplin ilmu dan pembelajaran
organisasi
b) formulir observasi perilaku guru yang sedang menjalani
proses dan pelatihan PTK
c) bentuk evaluasi yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru
peserta tentang manfaat lokakarya baik di tingkat organisasi
maupun pribadi
d) laporan pembelajaran mandiri dari guru yang menjalani
proses PTK dan pelatihan.
3. Peneliti menganalisis data berdasarkan tujuan dan tahapan
penelitian. Analisis dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
Tahap pertama, analisis data proses perkembangan PTK untuk
meningkatkan pembelajaran lima disiplin dan sekolah. Ini dibagi
menjadi dua bagian: analisis isi dan analisis kuantitatif
Tahap kedua adalah analisis data untuk membandingkan lima
disiplin ilmu guru dan pembelajaran sekolah yang
dikembangkan dengan metode berbeda
Tahap ketiga adalah analisis data untuk mengkaji pendapat guru
tentang perkembangan melalui proses PTK dan pelatihan,
menggunakan analisis isi untuk menyajikan kesimpulan beserta
data pelengkap untuk mendukung dan menjelaskan temuan
analisis kuantitatif
Hasil Penelitian 1. Pengembangan Proses Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Disiplin Guru Dan Pembelajaran Sekolah
Hasil penelitian dengan pengembangan proses penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan disiplin guru dan pembelajaran
sekolah terbagi menjadi 3 bagian sebagai berikut
Bagian 1 terkait analisis isi dari dokumen. Difokuskan pada
proses baru penelitian tindakan kelas dengan beberapa konsep
penting, pedoman peningkatan PTK untuk diintegrasikan ke dalam
sistem kerja normal guru, konsep untuk meningkatkan diskusi
reflektif dan pedoman untuk mendukung pembelajaran tim
Bagian 2 terkait temuan survei. Pada temuan survei difokuskan
pada variable yang diamati dimana hal tersebut yaitu lima disiplin
ilmu. Berdasarkan variable yang diamati, peneliti mendapatkan
hasil survei yang menunjukka beberapa variable dengan tingkat
sedang (rata-rata antara 2,61 – 3,40). Beberapa masalah yang
ditemukan yaitu guru Thailand masih kurang pengetahuan dan
keterampilan dalam melaksanakan proses Penelitian Tindakan
Kelas. Karenanya mereka merasa kesulitan dalam menerapkan PTK
ini secara individu. Dalam temuan survei ini juga ditemukan bahwa
guru kurang memiliki keinginan untuk belajar, kurangnya refleksi
dalam proses PTK, dan juga kurangnya pemikiran reflektif.
Terdapat pula beberapa variabel yang diamati berada pada level
sangat rendah. Variabel-variabel ini adalah frekuensi untuk merevisi
tujuan kerja ( M = 1.459) dan frekuensi untuk melakukan percobaan
berbagai metode kerja ( M = 1.597). Peneliti mengasumsikan hal ini
terjadi karena buday kerja. Beberapa guru di Thailand percaya dan
menerapkan bahwa mereka barus bekerja sesuai dengan ketetapan
sekolah mereka. Sehingga menghambat mereka untuk mencoba
metode pengajaran yang baru. Keterbatasan waktu mengajar juga
menjadi penyebabnya. Banyak materi yang harus dipaparkan, tapi
terhambat oleh waktu pengajaran.
Bagian 3 Panduan untuk mengembangkan proses PTK untuk
meningkatkan disiplin guru dan pembelajaran sekolah. Berdasarkan
hasil temuan dokumen dan survei maka peneliti mengembangkan
proses PTK untuk meningkatkan disiplin guru dan pembelajaran
sekolah memiliki tiga poin penting sebagai berikut
1. Guru mempraktikkan PTK dalam pekerjaan sehari-hari.
2. Guru berbagi dan belajar dalam komunitas profesional di
sekolah.
3. Guru berlatih refleksi dan berpikir reflektif
2. Perbandingan Disiplin Guru Dan Pembelajaran Sekolah Antara
Kelompok Guru Yang Dikembangkan Dengan Metode Yang
Berbeda (Proses PTK, Kelompok Pelatihan Dan Kontrol)
Hasil dari MANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan statistik
yang signifikan dari lima disiplin ilmu dan pembelajaran sekolah
antara guru yang menjalani metode pengembangan yang berbeda.
Pada sarana mental dalam kelompok yang berbeda adalah 4.030
kelompok dengan proses PTK, 3.957 kelompok pelatihan dan
3.600 kelompok kontrol. Selain perbedaan signifikan dalam
variabel yang diamati dari lima disiplin ilmu yang diidentifikasi,
Pilai's Trace = 0,265, F ( 10, 154) = 2.356, p = 0,013, Lambda
Wilks = 0,746, F ( 10, 152) = 2.404, p = 0,011. Hasil ini
menunjukkan bahwa perbedaan metode pengembangan
berpengaruh terhadap beberapa variabel yang diamati di lima
disiplin ilmu. Pengujian lanjutan menunjukkan bahwa guru dengan
jenis perkembangan apa pun; Proses atau pelatihan PTK memiliki
model mental yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
berkembang (kelompok kontrol).
3. Pendapat Guru Tentang Metode Pengembangan
Adanya beberapa kesulitan dalam pelaksanaan proses PTK akan
tetapi memberikan banyak kesempatan kepada mereka untuk terus
belajar bersama secara terus menerus. Hal ini membuat guru dapat
bersikap positif
4. Pedoman Untuk Menerapkan Proses PTK Untuk Meningkatkan
Disiplin Guru Dan Pembelajaran Sekolah
Tiga syarat untuk melaksanakan proses CAR ini adalah
1. Kerjasama dari tingkat kepala sekolah dan administrasi,
kepala sekolah harus memahami pentingnya kerja tim.
2. Guru harus memiliki pengetahuan dasar dan pengalaman
dalam melaksanakan PTK. Ini akan membantu mereka
untuk berbagi dan belajar dengan mudah.
3. Jika guru tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman
untuk melakukan PTK, sebaiknya rekan kerja memberikan
saran.
Title Research And Development Of Classroom Action Research Process
To Enhance School Learning 
Journal Name Procedia - Social and Behavioral Sciences
Download https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.248
Vol / No / Hal / Yr 171 /./1315-1324/ 2015 
Author / Researcher Nipaporn Kunlasomboon, Suwimon Wongwanich, Siripaarn
Suwanmonkha
Research Place
Bangkok, Thailand
Research methods In the process Clasroom Action Research to improve the five
disciplines and school learning applying the survey method. The
researcher determined the sample size based on the Yamane
formula with a confidence coefficient of 95% and an error of 5% .
In the application process, the Classroom Action Research process
uses quantitative research analysis. Researchers used a
nonrandomized pretest-posttest design.
Research subject In the CAR process to improve five disciplines and
learning research subjects, namely the Office of the Commission on
Basic Education (OBEC); Bangkok Metropolitan Administrative
Education Department (DEBM), Ministry of Home Affairs; and the
Office of the Private Education Commission (OPEC), Ministry of
Education. The number of officers in each department is as follows:
12,684; 11,971; and 25,690 respectively.
In the application process of Classroom Action Research, samples
were obtained from 89 subjects who were teachers from 9 schools
in Bangkok
Destination The aim of this research is
1. To develop a classroom action research (CAR) process to
improve the five disciplines of teacher and school learning,
2. Comparing teacher discipline and school learning using two
development methods (using the CAR process and school
learning). rely on training).
3. To study teachers' opinions about the development of five
disciplines and school learning.
Steps In the CAR process to improve five disciplines and learning , the
research steps are as follows:
1. The study is divided into two subtopics as follows:   
a) Study principles in developing the process of CAR
b) Reserch survey of five disciplines and school learning.     
2. Researchers determine the sample based on the research
subject. The sample size is 400 teachers. To accommodate the
research, the number of samples was 450 teachers, who were
randomly selected by the researcher using multi-stage
sampling .   
3. Then the researcher used a questionnaire as a research tool for
this survey. The questionnaire is divided into 3 parts. The first
part is basic information. The second part is information on
personal mastery, mental models, shared vision, team learning,
and systems thinking. This section was developed by researchers
using the Senge concept. The third part is information about
school learning . This section was developed by researchers
using the Lam concept   
In the process of implementing Classroom Action Research , the
research steps are as follows:
1. The researcher used a nonrandomized pretest-posttest design,
dividing the participants into two main groups, namely
the Control Group (NO_CAR), consisting of 30 teachers from 3
schools who did not undergo five disciplines coaching and
school learning and an experimental group , consisting of
teachers who underwent improvement of the five disciplines of
teacher and school learning through two different methods .   
2. Furthermore , this study uses four research tools , namely   
a) a questionnaire about the five disciplines and organizational
learning  
b) the form of observing the behavior of teachers who are
undergoing the CAR process and training  
c) form of evaluation, namely evaluation conducted by
participant teachers about the benefits of the workshop at
both the organizational and personal levels  
d) l Reports independent learning of teachers who undergo the
process of PTK and the trainer 's.  
3. Researchers analyzed the data based on the objectives and stages
of the study. The analysis is divided into three parts as
follows:      
The first stage, analysis of CAR development process data to
improve learning in the five disciplines and schools. It is divided
into two parts: content analysis and quantitative analysis
The second stage is data analysis to compare the five disciplines
of teacher and school learning developed with different methods
The third stage is data analysis to examine teacher opinions
about progress through the CAR process and training, using
content analysis to present conclusions along with
complementary data to support and explain the findings of
quantitative analysis.
Research result 1. Development of Classroom Action Research Process to
Improve Teacher Discipline and School Learning
The results of research with the development of a classroom
action research process to improve teacher discipline and school
learning are divided into 3 parts as follows
Part 1 deals with the analysis of the contents of the
document. Focused on a new process of classroom action research
with several important concepts, guidelines for improving CAR to
be integrated into the normal work system of teachers, concepts to
enhance reflective discussion and guidelines to support team
learning.
Section 2 deals with survey findings. The survey findings
focused on the observed variables, which were the five
disciplines. Based on the observed variables, the researcher obtained
a survey result that showed several variables with a moderate level
(average between 2.61 - 3.40). Some of the problems found were
that Thai teachers still lacked knowledge and skills in carrying out
the Classroom Action Research process. Therefore they find it
difficult to apply this CAR individually. In the survey findings, it
was also found that teachers have less desire to learn, lack of
reflection in the CAR process, and also lack of reflective
thinking. There are also several variables that are observed to be at a
very low level. These variables are the frequency for revising work
objectives (M = 1.459) and the frequency for experimenting with
various work methods (M = 1.597). P eneliti assume this is
happening because of the work Cultural Studies. Some teachers in
Thailand believe and apply that they just work according to the
provisions of their school. Thus hindering them from trying new
teaching methods. The limited teaching time is also the cause. There
is a lot of material to be presented, but it is hampered by the time of
teaching.
Part 3 Guidelines for developing HTA processes for improving
teacher discipline and school learning. Based on the findings of
documents and surveys, the researchers developed the CAR process
to improve teacher discipline and school learning which has three
important points as follows
a) Teachers practice CAR in their daily work.
b) Teachers share and learn in the professional community at
school.\The teacher practices reflection and reflective
thinking
2. Comparison of Teacher Discipline and School Learning
between Teacher Groups Developed with Different Methods
( CAR Process , Training and Control Groups )
The results from MANOVA showed no statistically significant
differences between the five disciplines and school learning
between teachers who underwent different development
methods. The mental facilities in different groups
were 4,030 groups with the CAR process, 3,957 training groups
and 3,600 control groups. In addition to significant differences in
the observed variables of the five identified disciplines, Pilai's
Trace = 0.265, F (10 , 154) = 2.356, p = 0.013, Lambda Wilks =
0.746, F (10, 152) = 2.404, p = 0.011. These results indicate that
the differences in development methods have an effect on several
variables observed in the five disciplines. Follow-up testing shows
that teachers with any kind of development; The CAR process or
training had a higher mental model than the undeveloped (control
group).
3. Teacher Opinions About Development Methods
There were some difficulties in implementing the HTA process
but it provided many opportunities for them to continue to learn
together on an ongoing basis. This allows the teacher to be positive
4. Guidelines for Implementing the CAR Process to Improve
Teacher Discipline and School Learning
The three conditions for carrying out this CAR process are:
a) Cooperation from the principal and administration level, the
principal must understand the importance of teamwork.
b) Teachers must have basic knowledge and experience in
implementing CAR. This will help them to share and learn
easily.
c) If the teacher does not have the knowledge or experience to
do CAR, it is better for colleagues to provide advice.
 
 
JURNAL KEDUA
Judul Teacher Competency Development: Teaching with Tablet
Technology through Classroom Innovative Action Research (CIAR)
Coaching Process ( Pengembangan Kompetensi Guru: Mengajar
dengan Teknologi Tablet melalui Proses Pembinaan Classroom
Innovative Action Research (CIAR) )
Nama Jurnal
Procedia - Social and Behavioral Sciences
Download https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.723

Vol/No/Hal/Thn 174/./ 992-999/ 2015


Penulis/Peneliti Jaitip Nasongkhla, Siridej Sujiva
Tempat Penelitian
Bangkok, Thailand
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan
kuantitatif dengan menggunakan tes pengukuran, angket, dan daftar
pedoman observasi
Subjek Penelitian 23 Ahli Teknologi Instruksional, Sepuluh Guru dari dua sekolah
Tujuan Tujuan dari penelitian
1. Untuk mengembangkan "model pembinaan Penelitian Tindakan
Inovatif Kelas (CIAR)" yang meningkatkan kemampuan guru di
Thailand Kompetensi
2. Untuk menguji pengaruh proses CIAR terhadap kompetensi guru
dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Fase pertama. Pada tahap pertama studi, prosedur kualitatif
diterapkan dalam mengembangkan proses pembinaan CIAR.
Dijelaskan menjadi 3 langkah:
1. Review dokumen analitis menggunakan tabel dalam format
matriks untuk membandingkan dan membedakan DBR, CAR,
dan proses pengembangan partisipasi untuk proses pembinaan
CIAR.
2. Kemudian, satu set kuesioner berdasarkan hasil review analitik
dari proses pembinaan CIAR dan bersama-sama dengan modul
pembinaan CIAR diusulkan kepada kelompok sampel ahli,
dengan menggunakan teknik kelompok fokus.
3. Analisis isi oleh dua ahli Peneliti Pendidikan berada pada tahap
interpretasi data ke verifikasi proses pembinaan. Kemudian,
proses pembinaan yang diusulkan dikembangkan sepenuhnya
pada tahap ini.
Frase kedua. Frase kedua berisi 3 prosedur utama yang sesuai
1. Modul pembinaan yang dirancang berdasarkan "proses
pembinaan CIAR" diimplementasikan ke dua sekolah dari lima
sekolah percontohan proyek Teknologi Tablet Tahun 2013,
dalam jangka waktu semester sekolah.
2. Prosedur kualitatif juga diterapkan untuk mempelajari hasil
sebelum dan sesudah kompetensi guru sebagai siswa l
mendapatkan hasil. Seiring dengan prosedur ini, metode
pengumpulan data kelas kualitatif Pengamatan dan refleksi guru
dikumpulkan untuk menjelaskan suasana guru dan kelas selama
mereka penelitian kelas.
3. Akhirnya, berdasarkan hasil, proses pembinaan CIAR diubah
oleh peneliti dan diverifikasi oleh 3 ahli dan pembuat kebijakan
menjadi enam tahap dari proses pembinaan CIAR.
Hasil Penelitian Hasilnya disajikan menjadi dua bagian: (1) Proses pembinaan CIAR
(2) kompetensi guru dan siswa kompetensi dan hasil belajar.
1. Proses pembinaan CIAR
Proses pembinaan CIAR dikembangkan dan dimaksudkan
sebagai alat untuk pembinaan dalam layanan tentang integrasi
teknologi. CIAR terdiri dari 6 tahap pembinaan
a) Penilaian profil guru : analisis kesenjangan adalah
perbandingan kinerja aktual dengan potensi kinerja dengan
empat kegiatan penilaian yaitu Analisis rencana pelajaran,
Observasi kelas, Wawancara kesenjangan guru, dan Survei
rekan / supervisor.
b) Integritas akademik : pengetahuan dan nilai yang ditetapkan
untuk menjadi kesuksesan mendasar integrasi teknologi,
ketaatan pada prinsip moral dan etika dengan kegiatan yang
sesuai seperti mengakses opini guru, penggunaan informasi
secara etis dan lisensi Creative Common (CC), studi kasus
dan diskusi, dan pedoman etika digital komunitas yang
diusulkan.
c) Tantangan teknologi ruang kelas : melatih sesi guru tentang
teknologi tablet, mengajarkan praktik terbaik, dan
mengeksplorasi dan menganalisis masalah pembelajaran saat
ini
d) Pembinaan teman sebaya; guru mengimplementasikan
rencana pelajaran mereka dengan dukungan teknologi dan
pembinaan Penilaian belajar siswa, untuk membantu guru
dalam mengumpulkan data di kelas
e) Refleksi : Guru melakukan refleksi dari interpretasi data dari
kelas, dan memunculkan solusi baru untuk meningkatkan
ruang kelas dengan teknologi
f) Penerbitan : Hasil penelitian kelas diterbitkan untuk pelajaran
yang didapat dan untuk guru Profil
2. Kompetensi guru dan kompetensi siswa serta hasil belajar
Pada kompetensi guru ini dinilai oleh pengawas dimana hasilnya
menunjukkan bahwa guru memiliki nilai atau skor kompetensi yang
lebih tinggi daripada awal penggunaan ponsel dibidang
pengembangan diri. Namun, dibidang keterampilan analisis dan
penelitian tidak menunjukkan adanya peningkatan signifikan.
Sedangkan hasil belajar siswa diperiksa dalam 5 tingkatan. Hasil
belajar siswa dinilai dalam tiga bidang; prestasi belajar konten,
kreativitas, dan presentasi. Item pencapaian konten berada pada
tingkat tinggi di semua mata pelajaran dan lebih tinggi dari item
kreativitas dan presentasi.
Title Teacher Competency Development: Teaching with Tablet
Technology through Classroom Innovative Action Research (CIAR)
Coaching Process
Journal Name
Procedia - Social and Behavioral Sciences
Download https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.723
Vol / No / Hal / Yr 174 /./ 992-999 / 2015
Author / Researcher Jaitip Nasongkhla, Siridej Sujiva
Research Place
Bangkok, Thailand
Research methods Research uses a mix of qualitative and quantitative methods using
measurement tests, questionnaires, and a list of observation
Research subject 23 Instructional Technologists, Ten Teachers from two schools
Destination Purpose of research
1. To develop a "Classroom Innovative Action Research
(CIAR) coaching model" which enhances the competence of
teachers in Thailand Competencies
2. To examine the effect of the CIAR process on teacher
competence and student learning outcomes
Steps First phase. In the first phase of the study, qualitative procedures
were applied in developing the CIAR coaching process. Described
into 3 steps:
1. The analytical document review uses a table in a matrix
format to compare and contrast DBR, CAR, and participatory
development processes for the CIAR coaching process.
2. Then, a set of questionnaires based on the results of an
analytical review of the CIAR coaching process and together
with the CIAR coaching module was proposed to a sample group
of experts, using the focus group technique.
3. Content analysis by two Education Research experts was at
the data interpretation stage to verify the coaching
process. Then, the proposed coaching process is fully developed
at this stage.
Second phrase. The second phrase contains the corresponding 3
main procedures
1. The coaching module designed based on the "CIAR
coaching process" was implemented in two of the five pilot
schools for the Tablet Technology 2013 project, within the
school semester.
2. Qualitative procedures are also applied to study the results
before and after the competence of teachers as students to get
results. Along with this procedure, qualitative classroom data
collection methods Teacher observations and reflections were
collected to explain the atmosphere of the teacher and the class
during their classroom research.
3. Finally, based on the results, the CIAR coaching process
was changed by researchers and verified by 3 experts and policy
makers into six stages of the CIAR coaching process.
Research result The results are presented in two parts: (1) CIAR coaching process
(2) teacher competence and student competence and learning
outcomes.
1. CIAR coaching process
The CIAR coaching process was developed and intended as a
tool for in-service coaching on technology integration. CIAR
consists of 6 coaching stages
a) Teacher profile assessment : gap analysis is a comparison of
actual performance with potential performance with four
assessment activities, namely lesson plan analysis, classroom
observations, teacher gap interviews, and peer / supervisor
surveys .  
b) Academic integrity : knowledge and values set to be the
fundamental success of technology integration, adherence to
moral and ethical principles with appropriate activities such
as accessing teacher opinions, ethical use of information and
Creative Common (CC) licenses, case studies and
discussions, and proposed community digital ethics
guidelines.  
c) Classroom technology challenges : train teacher sessions on
tablet technology, teach best practices, and explore and
analyze current learning problems   
d) Peer development; teachers implement their lesson plans with
the support of technology and coaching student learning
assessments, to assist teachers in collecting data in the
classroom  
e) Reflection: The teacher reflects on the interpretation of the
data from the classroom, and comes up with new solutions to
improve the classroom with technology  
f) Publishing: The results of classroom research are published
for lessons learned and for the teacher profile    
2. Teacher competence and student competence as well as
learning outcomes
This teacher competency was assessed by the supervisor where
the results showed that the teacher had a score or competency score
that was higher than the initial use of cellphones in the field of self-
development. However, in the field of analytical and research skills
did not show any significant improvement. Meanwhile, student
learning outcomes are examined in 5 levels. Student learning
outcomes are assessed in three areas; learning achievement content,
creativity, and presentation. Content achievement items were at a
high level in all subjects and higher than creativity and presentation
items.

Anda mungkin juga menyukai