Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Laporan Magang 1 ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah program Magang 1.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
Penyusun,
DAFTAR ISI
A. Hasil Pelaksanaan..................................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................................
A. Simpulan ...............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
Lampiran .............................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN
A. Visi
Terwujudnya Lulusan Berbudi Pekerti luhur, Teguh dalam Imtaq, Unggul dalam Iptek,
Berbudaya, dan Berwawasan Lingkungan berakar pada Budaya Bangsa Indonesia.
B. Misi Sekolah
5. Membantu peserta didik agar dapat mengenali dan memahami potensinya agar dapat
dikembangkan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat secara optimal
6. Memastikan peserta didik agar mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya
7. Mengoptimalkan dan mensinergikan seluruh potensi sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang ada guna mewujudkan visi sekolah
8. Menjalin hubungan yang harmonis sesama warga sekolah, antara sekolah dengan wali/orang
tua siswa, masyarakat, instansi dan lembaga terkait
9. Memberikan layanan informasi yang cepat, akurat, responsif dan terkini kepada pihak-pihak
terkait
10. Menerapkan manajemen partisipatif dalam rangka mempercepat terwujudnya iklim sejuk,
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sekolah
11. Menumbuhkan sikap dan kebiasaan untuk peduli dan menjaga lingkungan agar selalu bersih,
sehat, indah, asri, dan nyaman
B. Profil Sekolah
SMAN 3 Klaten yang biasa di sebutkan SMAGA ini merupakan salah satu sekolah menegah
a. Ruangan Pokok
b. Ruangan Penunjang
*Kegiatan Ekstrakulikuler
a. Pramuka
b. Bola Volly
c. Tenis Meja
Bab II PROSEDUR PELAKSANAAN MAGANG
a. Jumlah Siswa
SMAN 3 Klaten yang dapat dikatakan berada di sudut kota Klaten,merupakan salah satu
Kelas X 8 kelas dengan jumlah siswa 217 yang masing-masing laki-laki berjumlah 77 orang
Kelas XI 8 kelas dengan jumlaah siswa 225 yang masing-masing laki-laki berjumlah 106
Kelas XII 8 kelas dengan jumlah siswa 226 yang masing-masing laki-laki berjumlah 96
dengan alamat Jl. Mayor Sunaryo 42 Klaten Utara,Klaten. Untuk pengamatan di dalam kelas
saya melakukannya di kelas XII IPA, yang pada saat itu belajar tentang bola voly yang di
Jangka waktu yang diberi dalam melaksanakan magang 1 adalah mulai tanggal 06 Mei
A. Hasil Pelaksanaan
Istilah kultur pada mulanya datang dari disiplin ilmu Antropologi Sosial. Apa yang tercakup
dalam definisi budaya sangatlah luas. Istilah kultur dapat diartikan sebagai totalitas pola
perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran
manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan
bersama. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya (cultural) diartikan sebagai pikiran, adat
istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah.
Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi
(tradition). Dalam hal ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide umum, sikap dam kebiasaan dari
masyarakat yang nampak dari perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam
masyarakat tersebut.
Deal dan Kent mendefinikan kultur sekolah sebagai keyakinan dan nilai-nilai milik bersama
yang menjadi pengikat kuat kebersamaan sebagai warga suatu masyarakat. Menurut definisi
ini, suatu sekolah dapat saja memiliki sejumlah kultur dengan satu kultur dominan dan sejumlah
kultur lainnya sebagai subordinasi. Sejumlah keyakinan dan nilai disepakati secara luas di
sekolah dan sejumlah kelompok memiliki kesepakatan terbatas di kalangan mereka tentang
kultur sekolah adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan oleh suatu kelompok
tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-masalah yang berhasil baik serta dianggap valid dan
akhirnya diajarkan ke warga baru sebagai cara-cara yang dianggap benar dalam memandang,
Jadi, kultur sekolah merupakan kreasi bersama yang dapat dipelajari dan teruji dalam
memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi sekolah dalam mencetak lulusan yang cerdas,
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara
berkelanjutan. Mungkin pernyataan tersebut menjadi alasan sehingga terbuatnya sumber air
berupa sumur di SMAN 3 KLATEN sehingga kebutuhan akan air bersih dapat terpenuhi.
SMAN 3 KLATEN memiliki dua sumur yang merupakan sumber air yang berada masing-
masing di dalam pagar dan luar pagar sekolah. Sumur yang di dalam pagar sekolah digunakan
seperti di kamar kecil, menyiram tanaman, membersihkan atau mengepel lantai. Sedangkan
sumur yang berada di luar pagar sekolah di gunakan seperti berwudhu dan mandi.
Kamar kecil/toilet juga tidak kalah penting disediakan dalam sebuah sekolah, begitupun di
SMAN 3 KLATEN yang menyediakan beberapa toilet di beberapa sudut sekolah. Toilet untuk
siswa berjumlah 6 toilet yang bersifat umum (tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan).
Sedangkan toilet untuk guru dan stafnya berada di dalam kantor. Untuk kebersihan toilet siswa
di berikan jadwal untuk siswa yang membersihkan setiap harinya secara bergantian.
Sekolah ini juga memiliki bak sampah di depan setiap kelasnya, karena setiap wali kelas
menugaskan siswanya untuk membuat bak sampah dengan tujuan menjaga kebersihan bersama.
Tidak hanya itu, bahkan ada beberapa kelas yang mempunyai tempat sampah di dalam ruangan
kelas.
Jika berbicara kebersihan, sekolah ini juga memiliki kebersihan yang menurut saya patut
dicontoh. Setiap kelas di sekolah ini tidak di perbolehkan siswa memasuki ruangan dengan
menggunakan alas kaki bahkan gurunya sekalipun meskipun tidak semua guru melakukannya.
Jika kita melihat di halaman sekolah, sampah yang terlihat kebanyakan daun yang berserakan
dibanding sampah seperti bungkus makanan. Karena sebagian besar warga sekolah membuang
sampah pada tempatnya. Sampah yang sudah terkumpul di bak sampah akan di buang ke suatu
Lapangan olah raga di SMAN 3 KLATEN tidak terlalu memadai, hal ini di karenakan
kondisi halaman sekolah tidak memungkinkan seperti sempitnya lokasi halaman sekolah, tanah
halamannya tidak rata dan lain sebagainya. Lapangan olah raga yang ada hanya beberapa sepreti
lapangan futsal, sepak takraw, bola voly dan tenis meja, itu-pun lapangan sepak takraw di
gabung dengan lapangan bola voly sehingga jika di pakai bermain takraw tidak bisa bermain
voly begitupun sebaliknya. Namun, ada beberapa olah raga yang di pakai di lapangan futsal
Tata tertib kelas di sekolah ini memang ada namun tidak terpampang di dalam ruangan
kelas, hanya ada dalam bentuk berkas yang di berikan kepada setiap siswa yang baru masuk di
sekolah itu. Meskipun demikian, setiap guru juga mempunyai peraturan tersendiri yang
diberlakukan pada saat mengajar di dalam ruangan seperti halnya di perkuliahan yang biasa di
Kedisiplinan
bisa dikatakan kedisiplinan siswanya kurang, karena tidak sedikit siswa terlambat setiap harinya
karena banyak yang beralasan rumah mereka jauh dari sekolah sehingga mendapat hukuman dan
hukuman yang di beripun cukup logis seperti membersihkan halaman sekolah, membersihkan
toilet. Masih ada beberapa pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa, seperti tidak
lengkapnya aksesoris yang dikenakannya pada saat upacara setiap hari senin.
Dalam refleksi hasil pengamatan proses pembelajaran ini guru mepaparkan beberapa hal
kepada saya bahwa dalam pembelajan beliau tidak bisa terlalu menekan siswa untuk mengerti
pembelajanya karna jika demikian peserta didik malah akan semakin malas untuk belajar dan
tidak senang dengan matapelajaran yang di bawakan. Guru berpendapat bahwa dalam
pembelajaran kita herus tahu benar setiap karakter sisiwa yang ada sehingga kita bisa
B. Pembahasan
Dari sekian banyak penjelasan di atas, dapat diingat kembali di poin pembahasan ini.
Seperti visi misi yang terdapat di SMAN 3 KLATEN bahwa visi misi tersebut di susun oleh
kepala sekolah, guru dan komite sekolah namun visi misi tersebut hanya terpampang dalam
ruangan kepala sekolah, Sekolah ini juga memiliki RKS dan data inventaris sekolah.
Ketersediaan sumber air bersih dalam sekolah ini juga memadai dan digunakan dalam berbagai
ruangan maupun di luar kelas. Tidak ketinggalan lapangan olahraga seperti lapangan futsal, bola
voly, sepak takraw dan tenis meja. Tata tertib di sekolah ini juga ada meskipun tidak terpampang
di dalam ruangan kelas. Kedisiplinan siswa sekolah ini bisa dikatakan kurang karena tidak
Guru yang mengajar pada saat saya melakukan pengamatan di kelas, beliau mampu dan
terampil dalam mengelola pembelajaran sehingga peserta didik mudah memahami apa yang
sudah dijelaskan. mempunyai kepribadian yang dewasa dan berwibawa serta patut menjadi
teladan bagi peserta didik karena beliau sangat memperhatikan kedisiplinan. Guru di SMAN 3
KLATEN juga memiliki kempetensi yang terbilang baik karena tidak jarang mereka
mengundang orang tua murid untuk berdiskusi berbagi pemikiran tentang suatu masalah.
Siswa SMAN 3 KLATEN sebagian besar bisa langsung memahami pelajaran yang mereka
pelajari dari beberapa guru, mereka menyenangi cara mengajar gurunya yang menggunakan
metode berpariasi sehingga mereka tidak bosan untuk belajar dan selalu penasaran dengan
metode yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut merupakan metode
Problem Solving, karena gurunya selalu merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas
berfikir untuk memecahkan suatu permasalahan. Interaksi dalam kelaspun begitu hidup, karena
keterlibatan siswa sebagian besr aktif. Pengelolaan siswa dalam kelas bervariasi, sesuai dengan
materi pembelajaran siswa dan guru menggunakan media seperti memberikan conto konkrit dan
menghubungkan antara teori dan praktek dan merangsang anak berfikir kritis. guru
menggunakan media seperti memberikan conto konkrit dan menghubungkan antara teori dan
*Gambar
1.Pencapaian Prestasi
2. Lapangan
3. Ekstra kulikuler
Bab V SIMPULAN dan SARAN
A. Simpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SMAN 3 KLATEN merupaka
sekolah yang berstatus Negeri yang guru-grunya mampu memahami peserta didik nya meskipun
tidak semua guru. Mereka menempatkan dirinya sebagai guru pada saat mengajar dan mampu
B. Saran
Sebagai sekolah yang berstatus Negeri sebaiknya meningkatkan lagi kedisiplinan siswanya
terutama dalam keterlambatan siswanya, sebaiknya dicarikan solusi agar siswanya yang
terlambat dapat memperbaiki kesalahannya. Dalam laboratorium juga sebaiknya alat-alat yang
di perlukan dalam laboratorium di perlengkapa lagi agar siswa tidak tertinggal dari sekolah
sekolah lain.