Anda di halaman 1dari 16

Moral, Etika dan Kode

Etik Psikologi

ILMIAH, M.SI., PSIKOLOG


18 MARET 2020
UMA KAMPUS 2
Cinta, kesetiaan, Takut, cemas,
kepedulian thdp benci, prasangka,
sesama, tanggung Cari aman
jawab, kejujuran, Cari enak
kemampuan Cari gampang
menghargai,
toleransi
Moral dan Etika

Di zaman apapun, moral tetap ada dan dibutuhkan


Moral : pemahaman atau pengertian tentang hal yang baik
dan tidak baik
Moralitas sudah ada sejak dahulu kala dan diwariskan secara
turun temurun, terus berubah dan berkembang sesuai kondisi
sosial budaya dan daya kritis manusia.
Etika : kumpulan nilai-nilai moral, sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan sebagai individu maupun ketika hidup
bersama dengan orang lain.
Etika : cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya
Etika Profesi

Yaitu sikap etis yang dimiliki pemegang profesi


sebagai bagian intergral sikap hidup dalam
mengemban tugasnya
Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai
konsumen
Dibuat dan disepakati bersama oleh pihak-pihak
yang berada di lingkup kerja tertentu. Misal :
psikolog, dokter, jurnalis, guru, engineer, ilmuwan
dan profesi lainnya
Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi
Prinsip tanggung jawab. Setiap profesional bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan juga hasilnya serta dampak
yang mungkin terjadi akibat profesinya bagi kehidupan orang lain atau
masyarakat umum
Prinsip keadilan. Setiap profesional dituntut untuk mengedepankan
keadilan dalam menjalankan pekerjaannya. Keadilan harus diberikan
kepada siapa saja yang berhak
Prinsip otonomi. Setiap profesional memiliki wewenang dan
kebebasan dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya.
Artinya, seorang profesional memiliki hak untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik profesi
Prinsip integritas moral, yaitu kualitas kejujuran dan prinsip moral
dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam
menjalankan profesinya. Artinya seorang profesional harus memiliki
komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya dan
masyarakat.
Fungsi Etika Profesi

Pedoman bagi semua anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang ditetapkan untuk
dipatuhi
Alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap
suatu profesi tertentu, sehingga professional tidak
semena-mena
Sarana untuk mencegah campur tangan pihak lain di
luar organisasi, terkait hubungan etika dalam
keanggotaan suatu profesi
Tujuan Kode Etik Profesi

Menjunjung tinggi martabat suatu profesi


Menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota
profesi
Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Membantu meningkatkan mutu suatu profesi
Meningkatkan pelayanan suatu profesi diatas
keuntungan pribadi
Menentukan standar baku bagi suatu profesi
Meningkatkan kualitas organisasi agar lebih
profesional dan terjalin dengan erat
Profesi

Yaitu pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan


penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
Biasanya memiliki asosiasi, kode etik, proses
sertifikasi dan lisensi khusus untuk bidang profesi
tersebut
Seseorang yang memiliki kompetensi di suatu
profesi tertentu disebut profesional
Psikolog dan Ilmuwan Psikologi

Psikolog : lulusan pendidikan profesi yang berkaitan dengan


praktek psikologi, berlatar belakang pendidikan sarjana
psikologi (S1 ) program lama atau S2 profesi.
Psikolog memiliki kewenangan memberi layanan psikologi
meliputi praktek klinis dan konseling, penelitian,
pengajaran, assessment psikologis, konsultansi organisasi,
perancangan & evaluasi program  wajib memiliki SIPP
Ilmuwan psikologi : ahli dalam bidang keilmuan psikologi
dengan latar belakang pendidikan S1, S2, S3 dalam bidang
psikologi dan memiliki kewenangan layanan penelitian,
pengajaran, konseling sederhana, konsultasi organisasi,
asesor asesmen centre, asisten psikolog.
Syahrina, S.Psi.
Syafrizaldi, M.Psi.
Syailendra, M.Si.
Syahrizal, M.Psi., Psikolog
Dra. Sri Supriyantini, Psikolog
Atin Nuryatin, S.Psi., Psikolog
Ilmiah, M.Si., Psikolog
Rahmadani, S.Psi., M.Kes., Psikolog
Laili Alfita, MM., M.Psi., Psikolog
Profesi Psikologi
Berhubungan secara langsung dengan manusia yang merupakan elemen
fungsional masyarakat  ada relasi antara psikolog dengan klien  ada
unsur penilaian  kedudukan psikolog seolah lebih berkuasa atas
kliennya
Mendampingi dan melayani orang-orang yang mengalami masalah
ringan maupun gangguaan kejiwaan
Bagaimana memperlakukan manusia lain dengan berbagai latar belakang
pribadi, sosial dan masalah yang dihadapi dengan tujuan idealnya
membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan psikologisnya
Ada tuntutan memahami manusia dan upaya profesional psikolog
dengan menerapkan psikologi sebagai alat analisis dan/atau teknik
intervensi yang dilakukan
Merupakan officium nobile (pekerjaan luhur), melebihi pengertian
fungsionalnya sebagai sumber nafkah  menyangkut tata nilai,
trustworthiness, empati, penajaman kepekaan untuk menghayati tp tidak
larut dlm masalah klien
Kode Etik Psikologi

Yaitu : seperangkat nilai-nilai untuk ditaati dan


dijalankan dengan sebaik-baiknya dalam
melaksanakan kegiatan sebagai psikolog dan
ilmuwan psikologi di Indonesia. Dibangun dari nilai-
nilai luhur UUD 45
Prinsip umum kode etik psikologi :
 Penghormatan kepada harkat martabat manusia
 Integritas dan sikap ilmiah
 Profesional
 Keadilan
 Manfaat
Struktur Isi Kode Etik Psikologi 2010

Anda mungkin juga menyukai