Anda di halaman 1dari 6

Tugas 3 KODE ETIK PSIKOLOGI Universitas Tama Jagakarsa

Nama Kelompok : Semester VII (C)

1). Ratinia Sarani (19700046)

2). Dhea Ayu Ardani (19700047)

1. Kenapa perlu pembelajaran etika dalam ilmu psikologi ?


Jawaban:
Dalam psikologi klinis masalah etika merupakan yang sangat penting, kenapa?
Karena yang menjadi kasus klinis umumnya ialah orang-orang yang berpredikat
“sub” atau “ab”. Biasanya hal ini akan menimbulkan rasa malu pada orang yang
bersangkutan.
Seorang psikolog harus memahami dan mengerti akan kode etik yang ada. Dan dari
adanya prinsip kode etik yang telah ada, psikolog dapat menghargai dan
memberikan solusi yang tepat untuk kliennya. Seorang psikolog juga harus
melindungi privasi dari kliennya.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika profesi  ?


Jawaban:
Menurut seorang ahli bernama Suseno, etika profesi adalah sub sistem dari etika
sosial yang diartikan sebagai filsafat atau pemikiran kritis yang rasional tentang
kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia.
Kemunculan etika profesi adalah untuk menyempurnakan perilaku kerja ke arah
yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Etika pofesi harus dipahami
sebagai rambu-rambu yang disepakati bersama pelaku profesi yang sama dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini supaya profesi berjalan sesuai dengan rambu-
rambu yan ada dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan.  Dengan demikian,
etika profesi sangat penting bagi setiap kelompok profesi agar bisa mencapai
tujuan yang diinginkan. Bahkan seringkali pekerja terlihat kaku dalam memahami
etika profesi.

3. Jelaskan perbedaan antar Profesi, Profesional, Profesionalisme, sikap professional ?


Jawaban:
- Profesi merupakan jabatan atau pekerjaan pada bidang tertentu yang menuntut
keahlian dan dapat dipertanggungjawabkan. Keahlian tersebut diperoleh dari
pendidikan dan pelatihan resmi. Di dalam pengertian luas, profesi adalah kegiatan
apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan keahlian
tertentu.
- Profesional merupakan orang yang yang menyandang suatu pekerjaan atau jabatan
yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan tinggi. Seorang profesional
mampu hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau terlibat dalam
kegiatan tertentu menurut keahlian di bidangnya.
- Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari anggota suatu profesi untuk selalu mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesinya. Profesionalisme menunjukkan perpaduan antara kompetensi yang
dikuasai dengan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab secara moral.
- Sikap profesional dapat mendorong seorang pekerja menuju kesuksesan di tempat
kerjanya. Karena reputasi profesional yang kuat mengacu pada etos kerja tinggi dan
secara tak langsung membuat pekerja menjadi unggul di tempat kerja. menjadi
profesional tidak sekadar kualitas kerja yang mumpuni, tetapi, juga menunjukkan
perilaku yang positif.

4. Bagaimana menurut anda perwujudan orientasi nilai dalam ilmu dan prosfesi
psikologi ?
Jawaban:
Aksiologi adalah bagian filsafat yang membahas masalah nilai kegunaan dari nilai
pengetahuan dan sifat, watak serta kebiasaan merupakan istilah yang merujuk pada
etika. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia berupa
perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas, sedangkan objek formal etika
adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku
tersebut (Suriasumantri, 1987). Penerapan etika sangat butuhkan dalam berbagai
disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu psikologi. Aliran Yunani menjelaskan
bahwa bentuk tertinggi dari ilmu adalah kebijaksanaan, di sini terlihatlah suatu
sikap etika.
Dalam membangun kepercayaan masyarakat untuk menghargai profesi psikolog,
maka diperlukan kepastian jaminan perwujudan dari upaya meningkatkan
kesejahteraan psikologi bagi seluruh masyarakat dan tata nilainya yang dibuat oleh
komunitas psikologi. Sehingga HIMPSI sebagai satu-satunya wadah komunitas
psikologi di Indonesia, telah menghimpun nilai-nilai moral yang hakiki dalam
bentuk Kode Etik Psikologi Indonesia yang berfungsi sebagai standar pengaturan
diri bagi Psikolog dan Ilmuwan Psikologi. Hal ini bertujuan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Salah satu penekanan nilai profesionalisme seorang psikolog terletak pada etika
dalam menyampaikan hasil pemeriksaan psikologis dengan menjaga kejujuran dan
kerahasiaan data.
Kerahasiaan data adalah suatu keharusan utama yang harus di perhatikan dan
diprioritaskan oleh para praktisi kesehatan mental. Kerahasiaan bahkan oleh para
psikolog dianggap sebagai kewajiban etis yang terpenting.

1. Memberikan proteksi bagi ilmu pengetahuan agar terpelihara eksistensinya,


semakin tumbuh, berkembang dan bermanfaat bagi umat manusia.
2. Memberikan proteksi bagi praktisi ilmu pengetahuan agar optimal, tumbuh
dan berkembang mengamalkan ilmu profesinya bagi kepentingan umat
manusia.
3. Memberikan proteksi bagi umat manusia yang menjadi konsumen agar
terhindar dari hal-hal yang merugikan akibat penggunaan yang salah dari
pelayanan ilmu dan profesi tersebut.

5. Salah satu asas – asas yang terkandung dalam kode etik bagi profesi  yaitu asas
konfidensial, asa privasi,asas hak istimewa / Previlage?
Jawaban:
 Asas Konfidentialitas (confidentiality) yaitu dalam menjalankan tugas
profesinya, psikolog dan ilmuan psikologi harus memegang teguh
kerahasiaan segala sesuatu yang diketahuinya sebagai akibat atau hasil dari
pekerjaan profesinya. Oleh karena itu dalam menjalankan praktek sebagai
psikolog harus dapat menyimpan rahasia kliennya. Jika hal ini dapat
dilakukan dengan baik, maka masyarakat yang akan memerlukan jasa
psikologi tidak akan takut atau ragu bahwa rahasia pribadinya akan
tersebarluaskan atau diberitahukan kepada orang lain yang seharusnya
memang tidak perlu mengetahui. Apabila terjadi rahasia klien (akan)
disebarluaskan atau diberitahukan kepada orang lain berarti bisa dianggap
membuka aib seseorang yang seharusnya dilindungi oleh psikolog yang
memberikan jasanya; dengan memegang asas konfidentialitas diharapkan
dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi psikologi
yang selanjutnya justru mendatangkan keuntungan (martabat, finansial, dan
lain-lain) kepada psikolog yang bersangkutan khususnya dan psikolog yang
lain pada umumnya.
 Asas Privasi (privacy) yaitu asas tentang adanya hak seorang individu untuk
membuat keputusan bagi dirinya sendiri mengenai pikiran, perasaan, atau
data dirinya yang dapat diberikan pada orang lain (psikolog). Berdasarkan
asas ini seorang psikolog tidak boleh memaksa klien (individu) untuk
memberikan pernyataan atau data tentang dirinya yang menurut klien
tersebut dianggap sebagai suatu rahasia yang harus disimpan baik-baik.
Dalam proses konsultasi psikologi, klien berhak memilih untuk menetapkan
bagian mana dari perasaan atau pikiran dan data lain yang akan diberikan
kepada psikolog sesuai kebutuhannya. Dalam hal ini, keterampilan psikolog
untuk dapat menggunakan teknik-teknik tertentu sebagai jurus andalannya
mendapat tantangan dalam menghadapi klien tanpa mengorbankan dan
melanggar asas privasi yang dimiliki lien. Secara profesional psikolog
tertantang untuk dapat menggungkap persoalan sebenarnya yang dihadapi
klien, sedang dilain pihak secara ikhlas mau memberikan data yang
diperlukan tanpa merasa dilanggar hak privasinya.
 Asas hak istimewa (privilege) yaitu adanya hak tertentu bagi klien untuk
mengatakan atau tidak mengatakan tentang sesuatu mengenai dirinya
kepada orang lain yang memiliki hubungan kepentingan tertentu. Hal ini
bisa juga disebut sebagai adanya hak kekebalan bagi klien untuk melindungi
dirinya dari pengetahuan orang lain (dalam hal ini psikolog). Seorang klien
mungkin karena alasan tertentu memiliki kekhawatiran atau masih agak
kurang percaya bahwa psikolog yang menanganinya akan menyimpan
rahasia dirinya dengan baik setelah pross konsultasi, sehinggga akan
menggunakan hak privasi dan kekebalannya.
Pengguna hak privasi serta kekebalan klien tidak terlepas dari kepercayaan
klien terhadap asas konfidentialitas. Jika hal ini terjadi berarti proses
konsultasi akan mengalami hambatan atau ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu, peningkatan profesionalisme dalam menjalankan praktek sebagai
psikolog menjadi kewajiban/tuntutan tiap sarjana psikolog (indonesia).
Dengan menggunakan asas-asas kode etik tersebut, seorang psikolog
dihadapkan pada keterbatasan-keterbatasan tertentu dalam menjalankan
praktek profesinya.

6. Siapakah yang membuat kode etik profesi dan adakah syarat – syarat yang harus
ditetapkan?
Jawaban:
Pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan.
Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil Self
Regulation (pengaturan diri) dari profesi. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri
akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang
dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode
etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang
bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan
untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen.
Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah
bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik akan
mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

7. Apa yang anda ketahui tentang HIMPSI ?


Jawaban:
Himpunan psikologi Indonesia (HIMPSI) adalah induk organisasi profesi psikolgi
di indonesia yang didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959 dengan nama
ikatan sarjan Psikologi, disingkat ISPi. Sejalan dengan peruabahan sistem
pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa tahun 1998 di jakarta,
organisasi ini berubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia, disingkat
HIMPSI.

8. Berikan contoh penerapan etika dalam psikologi ?


Jawaban:
Contoh Kasus :
Seorang psikolog membocorkan masalah pasiennya kepada orang lain
Seharusnya seorang psikolog menjaga rahasia pasiennya, sesuai perjanjian yang
dibuat psikolog dengan pasiennya

9. Apa batasan pelanggaran etika dalam lingkup profesi ?


Jawaban:
1. tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.
2. organisasi profesi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan.
3. rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri.

Hambatan subjektif
a) Keterbatasan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi
b) Keterbatasan ketrampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
c) Keterbatasan alat diagnosis yang cocok/sesuatu dengan kasus/masalah yang
dihadapi
d) Keterbatasan komunikasi dengan klien, karena kesulitan bahasa atau tingkat
kecerdasannya.
Untuk mengatasi berdagai keterbatasan tersebut, jalan paling baik adalah jika
psikolog yang bersangkutan mau belajar terus menerus untuk lebih meningkatkan
kemampuan sehingga hambatan tersebut tidak akan terjadi lagi. Hambatan subjektif
lebih bersumber pada kepribadian psikolog yang bersangkutan yaitu menyangkut
sikap mental (moral).

Hambatan objektif
Diantara sumber hambatan objektif antara lain adalah karena pengaruh
kemajuan teknologi yang pesat, sementara psikolog belum atau tidak
mengikuti perkembangan, sehingga akibatnya diagnosis yang diterapkan
tidak/ kurang sesuai dengan kebutuhan.
praktek psikologi adalah kegiatan yang dilakukan oleh psikolog yang
memberikan jasa dan praktek kepada masyarakat dalam pemecahan masalah
psikologis yang bersifat individual maupun kelompok dengan menerapkan
prinsip psikodiagnotik.

10. Bagaimana anda dalam menyikapi hambatan untuk bersikap professional ?


Jawaban:
bersikap profesional dengan mengesampingkan egomu dari masalah ini.
Ingatlah bahwa kamu tidak harus selalu memenangkan konflik yang terjadi. Apabila
cara ini tidak membuahkan hasil yang baik, masalahnya bisa jadi berasal dari perilaku
rekan kerjamu. Pada kasus seperti ini, cukup lakukan interaksi yang berkaitan dengan
pekerjaan untuk mengurangi kemungkinan konflik.
Daftar Pustaka

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "(Pentingnya) Etika dan
Kode Etik dalam Psikologi", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/aisditaniar.rj/54f703eca333110f248b45d8/
pentingnya-etika-dan-kode-etik-dalam-psikologi (diakses pada tgl 22 Nov 2022)

http://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Empat-Prinsip-
Etika-Profesi-Beserta-Pengertiannya/
514893fe9287ccce7338a10a8c9ff53d1b02f82b (diakses pada tgl 22 Nov 2022)

https://www.amongguru.com/perbedaan-profesi-profesional-profesionalitas-dan-
profesionalisme/ (diakses pada tanggal 22 Nov 2022)

https://himpsi.or.id/organisasi/sekilas-himpsi (diakses pada tanggal 22 Nov 2022)

https://www.ekrut.com/media/cara-menghadapi-masalah
https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%207/
MODUL_etika_d4%202019/etika%20profesi%20d4%202019.pdf

https://blog.justika.com/pidana-dan-laporan-polisi/contoh-pelanggaran-kode-etik-
profesi/ (diakses pada tgl 23 November 2022)

file:///D:/Users/LPP2/Downloads/darmana,+53-58+(Windar+Ningsih).pdf

http://fonilagamakin.blogspot.com/2015/03/kode-etik-psikologi-indonesia-dan-
ijin.html

Anda mungkin juga menyukai