Anda di halaman 1dari 5

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

BAB 9
KODE ETIK PROFESI LAINNYA
A. PERBANDINGAN KODE ETIK
Dengan membandingkan empat contoh kode etik profesi (profesi BPK, auditor internal,
psikologi, dan advokat), tidaklah mudah untuk mencoba memahami apakah ada nilai-
nilai, prinsip, atau norma-norma dasar yang berlaku universal untuk semua profesi. Hal
ini mengingat adanya keragaman dalam sistematika penulisan,isi, dan konsep-konsep
yang digunakan. Meskipun agak sulit, dengan menggunakan pendekatan model
sebelumnya dapat disimpulkan:
1. Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan umum, meskipun arti
umum mempunyai tingkat keluasan yang berbeda.
Contoh pengertian umum untuk:
- BPK adalah kepentingan negara
- Auditor internal adalah manajemen suatu entitas (suatu bisnis)
- Psikologi adalah klien (individu, kelompo, institusi)
- Advokat adalah klien dan demi penegakan hukum dan keadilan.
2. Untuk menjaga kepercayaan publik, dalam setiap kode etik profesi pada umumnya
ditekankan pentingnya menjaga kompetensi tinggi secara berkelanjutan.
3. Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal sesuai dengan latar
belakang profesinya, keterampilan teknis, dan sikap perilaku. Meskipun kompetensi
yang menyangkut pengetahuan ada yang secara eksplisit diatur dalam kode etik
(misalnya kode etik psikologi),ada juga yang tidak diatur dalam kode etik karena
sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan (misalnnya kode etik advokat dan
BPK), atau tidak diatur dalam kode etik tetapi diserahkan pada kebijakan/peraturan
perusahaan (misalnya, kode etik auditor internal)
4. Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung jawab dan
kesadaran diri sebagai pribadi, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan dengan
klien, dan hubungan lainnya.
5. Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter utama, prinsip-prinsip
atau niai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang profesional untuk menunjang citra
dan martabat profesinya yang luhur. Semua kode etik menjelaskan karakter utama,
prinsip-prinsip, atau nilai dasar ini, walaupun tidak ada keseragaman mengenai
jumlah, konsep, atau istilah yang digunakan. Berikut adalah contoh karakter, prinsip,
atau nilai-nilai dasar dari beberapa profesi.
Perbandingan Kode Etik
Institusi/Profesi Penekanan Kode Etik
BPK Independensi, Integritas, dan profesionalitas
PAII Bersikap jujur, objektif, hati-hati, dan menghindari konflik kepentingan
Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap baik,
dan hati hati
Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur, tidak
membeda-bedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial, keyakinan
politik, mandiri, serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan menjunjung
tinggi hak asasi manusia

B. PROFESI DAN HAKIKAT MANUSIA UTUH

PENGERTIAN PROFESI
Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan
ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.
Untuk memahami pengertian profesi lebih lanjut, dibawah ini ada beberapa definisi :
1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dll)
tertentu.
Profesional : a. bersangkutan dengan profesi, b. memerlukan kepandaian khusus, c.
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Profesionalisme : ciri suatu profesi atau orang professional.

2. Hidayat Nur Wahid dalam Economics, Business, Accounting Review, edisi II/April 2006
“Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar yang dilakukan seseorang, sebuah pekerjaan
yang khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang bisa
menyebut kalau dia memang berprofesi dibidang tersebut.Sedangkan profesionalisme yang
memayungi profesi tersebut semangat, paradigma, spirit, tingkah laku, ideology, pemikiran,
gairah untuk terus menerus secara dewasa, secara intelek meningkatkan kualitas profesi
mereka.”

3. Kanter (2001)
Profesi adalah pekerjaan dari kelompok terbatas orang-orang yang memiliki keahlian
khusus yang diperolehnya melalui training atau pengalaman lain, atau diperoleh melalui
keduanya sehingga penyandang profesi dapat membimbing atau memberi nasehat/saran atau
juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri.

4. Sonny Keraf (1998)

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi(moral) yang
mendalam.Dengan demikian, orang yang professional adalah orang yang menekuni
pekerjaannya dengan purna waktu, dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas
pekerjaan itu.

5. Brooks (2004)
Profesi adalah sebuah kombinasi fitur, kewajiban dan hak yang kesemuanya dibingkai
dalam seperangkat nilai-nilai professional yang umum nilai-nilai yang menentukan bagaimana
keputusan dibuat dan bagaimana tindakan dilaksanakan.”

6. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro


Seorang professional akan selalu mempersoalkan apakah karyanya sesuai kaidah yang
berlaku.” Dengan definisi tersebut dapat dipetik intisarinya :
a. Karyanya berarti hasil karya (hasil pekerjaan) dari seorang professional.
b. Kaidah berarti pedoman, aturan, norma, asas. Dalam kaitannya dengan profesi,
diberlakukan minimal tiga unsur kaidah, yaitu : kaidah pengetahuan (keilmuan), kaidah
ketrampilan (teknis), dan kaidah tingkah laku (kode etik)

Secara terperinci, pengertian profesi dalam konteks ini ditandai oleh ciri-ciri :
a. Profesi adalah pekerjaan mulia
b. Untuk menekuni profesi diberlakukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tinggi
c. Pengetahuan, keahlian dan keterampilan dapat diperoleh dari pendidikan
formal,pelatihan, praktik/pengalaman langsung.
d. Memerluhkan komitmen moral(kode etik) yang ketat
e. Profesi ini berdampak luas bagi masyarakat umum
f. Profesi ini mampu memberikan penghasilan
g. Ada organisasi profesi untuk bertukar pikiran, pengembangan program, dan lain-lain.
h. Ada izin dari pemerintah untuk menekuni profesi

HAKEKAT MANUSIA SECARA UTUH


Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Hakikat manusia utuh adalah hidup dengan menyeimbangkan pemenuhan PQ,IQ, EQ dan
SQ. Kesadaran untuk terus- menerus memelihara unsur kompetensi ilmu pengetahuan dan
keterampilan teknis mencerminkan upaya untuk meningkatkan IQ. Kesadaran untuk
menumbuhkan sikap perilaku yang baik dalam menjalankan profesi sebenarnya sekaligus
untuk memupuk SQ dan EQ. Membangun karakter, prinsip- prinsip, dan nilai- nilai dasar
seperti bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan integritas, kejujuran
indepedensi, objektivitas, dan sejenisnya merupakan fondasi untuk membangun SQ.
Melayani klien dengan kompetensi tinggi, menjaga hubungan harmonis dengan rekan
sejawat atas dasar saling menghormati, menghargai dan mempercayai, berbicara sopan
dengan siapapun, merupakan dasar pengembangan EQ.

Dengan demikian, bila seorang profesional benar- benar menghayati profesi dan betul
betul mau mematuhi kode etik yang telah ditetapkan atas dasar kesadaran diri dalam
melaksanakan profesinya walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit didalam setiap kode
etik, sebenarnya disadari atau tidak, ia telah menjalankan kehidupan sebagai manusia
seutuhn

Anda mungkin juga menyukai