Anda di halaman 1dari 12

PENGAUDITAN 1

“ETIKA PROFESI”

KELOMPOK 7 :

 DESAK PUTU WIDYA ASTARINI ( 03 / 1702622010170 )

 GUSTI AYU MEGA MARSISTA ( 06 / 1702622010173 )

 NI LUH AYUSTINI ( 28 / 1702622010195 )

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

TAHUN AJARAN 2019


ETIKA PROFESI

4.1 ETIKA PROFESIONAL

Setiap profesi tanpa terkecuali sangat memperhatikan kualitas jasa

yang dihasilkan. Profesi akuntan publik juga memperhatikan kualitas audit

sebagai hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa profesi auditor

dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemakai jasanya. Salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit adalah ketaatan auditor

terhadap kode etik, yang terefleksikan oleh sikap independensi,

obyektivitas, integritas dan lain sebagainya.

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah

“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika

berkaitan erat dengan perkataan moral yang berarti juga dengan adat

kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik

(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika dan moral memiliki pengertian yang hampir sama, namun dalam

kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk

penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk

pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut

keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi”

selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh

seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut

profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 1
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi

tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu

persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus

untuk profesi itu.

Pengertian Etika Menurut para Ahli:

1. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan

manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori

tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik

dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

3. Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu

sikap hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan

yang professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban

serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka

melaksanakan suatu tugas yang berupakan kewajiban terhadap

masyarakat. 

4. Menurut Anang Usman, SH., MSi

 Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari

sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban

profesi.

 Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari

penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis

umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan

manusia

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 2
 Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau

disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu.

Contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,

medis/dokter,dsb.

 Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah

dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga

profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien

atau objek).

 Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan

keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka

kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para

angglta masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai

refleksi yang seksama.

Jadi menurut kami etika profesi adalah aturan-aturan atau norma

standar perilaku serta tanggung jawab yang ditetapkan pada profesi tersebut

agar tidak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan oleh orang-orang di

bidang profesi tersebut.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti

oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah

pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.

Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu

ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 3
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena

hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Definisi Etika Profesional meliputi standar sikap para anggota profesi

yang dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealistis.

Tuntutan etika profesi harus di atas hukum tetapi dibawah standar ideal

(absolut) agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi sebagaimana

mestinya.

Etika profesional ditetapkan oleh organisasi profesi bagi para

anggotanya yang secara sukarela menerima prinsip perilaku profesional

lebih keras daripada yang diminta oleh undang-undang. Kode etik

mempunyai pengaruh besar terhadap reputasi serta kepercayaan masyarakat

pada profesi yang bersangkutan, kode etik ini terus berkembang dari waktu

ke waktu sejalan dengan perubahan dalam praktik yang dijalankan oleh

akuntan publik.

Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK, Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan

perkembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan

meningkatkan taraf hidup manusia untuk menjadi manusi secara utuh. Maka

tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi

dan kehidupan.

Dalam mukadimah Kode Etik IAI disebutkan bahwa “Prinsip Etika

Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia menyatakan

pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 4
akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi

tanggungjawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika

dan perilaku profesionalnya.

Keanggotaan dalam IAI bersifat sukarela. Dengan menjadi anggota,

seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri atas dan

melebihi yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan.

 Prinsip Etika

Prinsip Etika merupakan kerangka dasar bagi Aturan Etika yang

mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip

Etika bukan merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaanya,

sedangkan aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima

dan bisa dipaksakan pelaksanaanya. Terdapat delapan prinsip etika

sebagai berikut:

1. Tanggung jawab Profesi

“Dalam melaksanakan tanggungjawab sebagai profesional, setiap

anggota haru senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan

profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan”.

2. Kepentingan Publik

“Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dlam

kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,

dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme’.

3. Integritas

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 5
“ Untuk memelihara dan meningatkan kepercayaan publik, setiap

anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan

integritas setinggi mungkin”.

4. Obyektivitas

“Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari

benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya”.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

“Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan

kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban

untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada

tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi

kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnyayang kompeten

berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling

mutakhir”.

6. Kerahasiaan

“Setiap anggota harus meghormati kerahasiaan informasi yang

diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai

atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali

bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk

mengungkapkannya”.

7. Perilaku Profesional

“ Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi

yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi”.

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 6
8. Standar Teknis

“Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai

dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai

dengan keahliannyadan dengan berhati-hati, anggota mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerimaan jasa

selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan

obyektivitas”.

 Aturan Etika

Independensi, Integritas, Objektivitas

 Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu

mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan

jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional

akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental

independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in

fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

 Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus

mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari

benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh

membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)

yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)

pertimbangannya kepada pihak lain.

 Interpretasi Etika

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 7
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan

oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan

tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,

sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan

untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai

sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya

aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar

dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman

dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga

ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini

publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan

pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap

anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus

memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan

yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk

mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

4.2 Kode Etik

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para

anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis

yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 8
benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa

yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang

harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa

sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik

akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

 Fungsi Kode Etik Profesi:

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para

pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat

merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari

kode etik profesi:

 Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi

tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa

dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui

suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

 Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat

atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi

dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga

dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga

memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan

kerja (kalangan sosial).

 Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi

profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti

tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 9
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri

pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

 Tujuan Kode Etik Profesi:

• Untuk menjungjung tinggi martabat suatu profesi.

• Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.

• Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

• Untuk membantu meningkatakan mutu suatu profesi.

• Untuk meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan

pribadi.

• Untuk menentukan standar baku bagi suatu profesi.

• Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih

profesional dan terjalin dengan erat.

Kelemahan Kode Etik Profesi : Idealisme terkandung dalam kode etik

profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional,

sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik

para profesional untuk berpaling kepada nenyataan dan menabaikan

idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan

tulisan berbingkai.

Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak

dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata

berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan ini memberi

peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang

dari kode etik profesinya.

 Sifat dan susunan kode etik

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 10
1. Harus rasional

2. Harus konsisten, tetapi tidak kaku

3. Harus bersifat universal

 Kode etik profesi terdiri atas :

1. Aturan kesopanan

2. Aturan kelakuan, dan

3. Sikap antara para anggota profesi

 Standar profesi

Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap

staf atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada

wewenang tertentu (schroeder, 1991).

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai

dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak

tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,

serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan (Winsley,

1964).

Dalam melaksanakan kewajibannya para profesional harus mengacu

pada standar profesi menurut bidangnya masing-masing. Standar profesi

adalah pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan

profesi secara baik (Komalawati, 2002:17)

Pengauditan 1
Etika Profesi Page 11

Anda mungkin juga menyukai