PART II
KELOMPOK 8 :
MISNIA
SATRIA
AYU KARJO
AFANDY AKHMAD
H211 12 007
H211 12 008
H211 12 22
H211 12 22
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai
suatu subyek,etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun
kelompok untukmenilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the
discpline which can act as the performance index or reference for our control system.
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan
manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari
kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self
control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang
berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan
yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan
kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan
sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in
mechanism berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga
martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika
profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang
sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan
berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan
kepada para elite profesional ini.Etika profesi mempunyai aturan yang harus dipatuhi
oleh masing-masing yang merupakan bagian dari profesi tersebut,contohnya profesi
keguruan dan profesi kesehatan khususnya fisikawan medis. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai etika profesi kesehatan medik.
II.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
II.3
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk
jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan seharihari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS
yang berartinorma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yangbaik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
ditentukan olehakal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilaidan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma,
nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaikbaiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional.
II.2 JENIS-JENIS PROFESI
II.2.1 Profesi Khusus
Profesi pada umumnya adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang khusus.
Persyaratan adanya keahlian yang khusus inilah yang membedakan antara pengertian
profesi dengan pekerjaan walaupun bukan mejadi garis pemisah yang tajam antara
keduanya.
II.2.2 Profesi Luhur
Profesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan suatu pelayanan
pada manusia atau masyarakat. Orang yang melaksanakan profesi luhur sekalipun
mendapatkan nafkah (imbalan) dari pekerjaannya, namun itu bukanlah motivasi
utamanya. Yang menjadi motivasi utamanya adalah kesediaan dan keinginan untuk
melayani, membantu sesama umat manusia berdasarkan keahliannya.
II.3 Sifat dan perilaku Profesi
Keterampilan teoritis
Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif
dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan
Fisika Medis beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan fungsi dan pekerjaannya agar terbentuk insan yang profesional,
cakap, jujur dan ahli dibidangnya.
2. Fisika medis menjunjung tinggi negara kesatuan Republik Indonesia dalam setiap
tindaj tanduk pekerjaannya dan selalu menjaga nama baiknya.
3. Fisika Medis harus, pengalamannya, ketrampilannya dan kepandaiannya untuk
sebesar-besarnya manfaat bagi organisasi.
4. Fisika Medis akan selalu aktif dalam mempromosikan dan menjaga keselamatan
umat manusia dan kepentingan pasien, masyarakat dan mitra kerja.
5. Fisika Medis akan selalu menerima tanggungjawab untuk lingkungan kerjanya
sendiri dan mengerjakan segala sesuatu selalu di bawah pengawasan dan
arahannya. Seorang Fisika Medis akan selalu melakukan langkah yang rasionil
untuk meyakinkan bahwa pekerjaan yang berada di bawah pengawasanya
dilakukan secara benar oleh orang yang tepat, dan ia benar-benar menerima tugas
dan tanggung jawab tersebut.
6. Semua hal yang berhubungan dengan pasien, atasan, bawahan, mitra kerja, relasi
dan anggota dari profesi lain akan selalu diarahkan kepada suasana kekompakan,
keadilan, berpegang teguh pada kode etik/rahasia profesi.
7. Fisika Medis akan selalu berusaha keras menghindari perselisihan kepentingan dan
mengungkapkan orang yang terlibat atau berpotensi terlibat dalam situasi yang
dapat mengarah kepada perselisihan kepentingan.
8. Fisika Medis yang bekerja/terikat pada praktek swasta atau sebagai konsultan akan
selalu berjuang bersama rekan sejawatnya dengan didasari mandat, pengetahuan,
jawaban dan kuasa dari organisasi.
9. Fisika Medis harus menyadari keterbatasannya, menolak penugasan bila ia tidak
cakap pada bidang tersebut, dan meminta konsultasi bila dianggap perlu.
10. Pada saat melakukan pekerjaan profesinya, Fisika Medis akan selalu dan terus
menerus berusaha meningkatkan dan mempertahankan kualitas ilmu pengetahuan
dan keahliannya serta mengikuti pelatihan bila dianggap perlu.
11. Fisika Medis akan selalu berusaha memberikan saran dan masukan kepada orang
yang mempunyai otoritas, pemerintah dan lembaga-lembaga kebijakan publik yang
berkenaan dengan keselamatan, mutu, segi ekonomi dari semua aspek yang
berkenaan dengan penerapan fisika dalam bidang medik.
12. Ketika akan mempersiapkan publikasi, laporan, pernyataan, Fisika Medis akan
selalu memastikan bahwa informasi tersebut adalah akurat dan kesimpulan serta
rekomendasinya selalu didasarkan pada acuan riset dan ilmu pengetahuan.
Bahan/kajian sumbernya akan selalu tersedia apabila diminta.
13. Fisika Medis akan selalu membantu relasinya sampai batas keahliannya dalam
menerapkan kompetensi teknik dan pengembangan profesi, dan akan mengarahkan
mereka untuk menjunjung tinggi kode etik profesi.
14. Ketika memberikan arahan kepada profesi lain tentang penerapan fisika di bidang
medik, Fisika Medis akan selalu menekankan kepada kemampuan orang yang
diberikan arahan olehnya dan untuk selalu memperhatikan serta menghargai akan
keterbatasannya, sehingga hal yang berkenaan dengan keselamatan publik dan
perawatan pasien tidak ada kompromi.
15. Fisika Medis akan selalu memegang teguh dan menjunjung tinggi profesinya
dengan berperilaku berdasarkan kode etik profesinya. Setiap pelanggaran perilaku
organisasi kendaknya disampaikan ke organisasi Ikatan Fisika Medis Indonesia
(IKAFMI).
II.8 SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatanatau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional,seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat
melanggar kode etik. Ketentuan itumerupakan akibat logis dari self regulation yang
terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya
sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol
terhadap pelanggar.
Kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulissecara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benardan apa yang salah
dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
BAB III
PENUTUP
III.1
KESIMPULAN
1. Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.Fisikawan medik adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan
wewenang dibidang fisika medik.
2. Peran fisikawan medik yaitu pengukuran, modelling dan simulasi, pengobatan.
Dalam konteks rumah sakit peran fisikawan medik yaitu radioterapi, pencitraan
medik, dan kedokteran nuklir.
3. Kode etik fisikawan medik, salah satunya adalah Fisika Medis harus
berkomitmen
untuk
menggunakan
keilmuannya,
pengalamannya,
DAFTAR PUSTAKA