Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENGANTAR ETIKA PROFESI

A.      Pengertian Etika Profesi.


   Etika profesi  adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang
dilandasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal
yang diperlukan dalam beretika profesi. Sehingga tidak terjadi
penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan
ketidaksesuain. Profesionalisme sangat penting dalam suatu pekerjaan,
bukan hanya loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat
penting. Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah,
sehingga bila suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan -
penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya ketidakadilan.
Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang lain akan mengakibatkan
kehilangan kepercayaan yang berdampak sangat buruk, karena
kepercayaan merupakan suatu dasar atau landasan yang dipakai dalam
suatu pekerjaan. Kode etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan
pengembangan profesi. Dengan adanya kode etik profesi, masih banyak
kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi.
Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak
terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan
profesi.
B.       Pekerjaan Dan Profesi
   Antara pekerjaan dan profesi terdapat kaitan yang
erat. Profesi merupakan pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Namun
tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi, karena hal
yang dikerjakan, yang digolongkan sebagai profesi, memiliki kekhususan
antara lain:
a. Pekerjaan sebagai profesi.
b. Kerja atau pekerjaan meliputi bidang yang sangat luas, dan tidak
hanya terbatas pada bidang-bidang tertentu. Tidak semua
pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi. Hanya pekerjaan
tertentu, yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian yang dapat disebut sebagai profesi.
c. Profesi umum dan profesi khusus.
d. Hal utama yang membedakan suatu profesi khusus dari profesi
pada umumnya adalah tekanan utamanya pada pengabdian atau
pelayanan kepada masyarakat. Orang yang menjalankan suatu
profesi luhur atau profesi khusus juga membutuhkan nafkah hidup
yang didapatkan dari kegiatan menjalankan profesi tersebut. Akan
tetapi sasaran utamanya adalah untuk mengabdi dan melayani
masyarakat. Pelayanan dan pengabdian itu diberikan bahkan
dijalani sebagai suatu panggilan dari, yang memanggil dan
menugaskan mereka untuk menyampaikan kasih kepada yang
membutuhkan.

C.      Ciri - Ciri Profesi.


   Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu:
a. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan
ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-
tahun.
b. Adanya kaidah dan standar moralyang sangat tinggi. Hal ini biasanya
setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus
d. meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
e. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu
ada izin khusus.
f. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
D.      Prinsip-Prinsip Profesi
   Terdapat beberapa prinsip etis yang melandasi setiap sepak terjang
seseorang dalam melaksanakan profesinya, yaitu:
a. Prinsip tanggung jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
menanggapi dan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Besarnya
tanggung jawab seseorang atas suatu pekerjaan terletak pada sejauh
mana penyelesaian pekerjaan itu menjadi tanggung jawabnya.
Tanggung jawab memiliki dua arah :
1. Terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya.
2. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya
b. Prinsip otonomi
              Prinsip ini menuntut kaum profesional untuk memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. Disatu pihak seorang
profesional memiliki kode etik profesinya, tetapi di lain pihak ia tetap
memiliki kebebasan dalam mengembangkan profesinya, termasuk dalam
mewujudkan kode etik profesinya itu dalam suasana nyata.
                  c.    Prinsip keadilan
              Prinsip ini menuntut seorang profesional untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

E.       Kode Etik Profesi.
                 a.    Pengertian kode etik
           Secara sederhana kode etik dapat diartikan sebagai tingkah laku
moral suatu kelompok dalam masyarakat, yang dirimuskan secara
tertulis, dan diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota suatu
kelompok.
                 b.    Manfaat kode etik
           Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatif
yang mungkin timbul dari suatu profesi, menjadi kompas penunjuk arah
moral dan sekaligus penjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.
                 c.    Hubungan kode etik dengan etika
                   Dalam kaitan dengan etika, kode etik dipandang sebagai
produk etik terapan, yang dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas
suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Kode etik merupakan perwujudan
kongkrit dari pemikiran atau prinsip etis yang relevan dalam suatu
profesi.
                d.    Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik
                Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kode etik
dapat berfungsi dengan baik, yaitu :
  Kode etik harus dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri dan bukan
didrop saja dari atas, dari instansi pemerintah atau instansi lainnya.
  Kode etik harus menjadi hasil self regulation dari profesi.
Rumusannya harus muncul sebagai rangkaian nilai luhur, berisi
perwujudan nilai-nilai moral yang hakiki, yang ingin mereka hayati
secara kongkrit dan konsisten dalam menjalankan profesi mereka.
  Pelaksanaan kode etik harus tetap diawasi terus menerus. Perlu
adanya semacam badan atau dewan penegak kode etik, yang
berperan melaksanakan pemantauan dan sekaligus menerapkan
sanksi-sanksi yang juga harus diatur didalamnya.
F.       Fungsi Kode Etik.
   Kode etik profesi itu merupakan sarana  untuk membantu para
pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat
merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari
kode etik profesi:
                 a.    Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya
bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
                 b.    Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika
profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar
juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja
(kalangan sosial).
                 c.    Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan
profesi di lain instansi atau perusahaan.

 
KODE ETIK DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

Penting nya Etika Profesi


Apakah etika, dan apakah etika profesi itu? Kata etik (atau etika)
berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline
which can act as the  performance index or reference for our control
system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan
maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam
kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan
dengan seni  pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam
bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense)
dinilai menyimpang dari kodeetik. Dengan demikian etika adalah refleksi
dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok
yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang
dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu
hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama
profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in
mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan
untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang
semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi)
yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

Prinsip- Prinsip Etika Profesi :


a). Tanggung jawab
      -    Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
      -    Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
b). Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya.
c). Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki
dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
Kode Etik Profesi dalam Bidang Teknik Sipil
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah
disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya
termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki
sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode
Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang
telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah
tersirat dalam etika  profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa
yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan
oleh seorang  professional dalam bidang teknik sipil itu sendiri.
Dalam dunia teknik ataupun teknik sipil, seorang yang
professional dalam bidang tertentu biasa di sebut Engineering.
Engineering itu sendiri merupakan keahlian yang penting dan terpelajar.
Seorang engineering harus bisa mempertanggung jawabkan semua hal
yang dilakukannya terutama yang berhubungan dengan bidang
pekerjaannya mengenai engineering seperti Teknik Sipil. Karena semua
perbuatannya harus bisa dipertanggung jawabkan, maka seorang
engineering harus benar-benar mampu melaksanakan tugas nya dengan
baik, cermat, dan terhindar dari keteledoran. Untuk itu Engineering
merupakan cukup vital dan oleh karenanya membutuhkan keterampilan
dan keahlian yang mendalam di bidangnya. Karena jika tidak, dampak
dari hasil pekerjaannya atau hasil penelitiannya dapat mengakibatkan hal
yang merugikan pihak lain. Bisa suatu hal yang merugikan secara materi
atau bahkan yang sampai menghilangkan nyawa manusia.
Oleh sebab itu dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya
seorang engineering harus selalu mempertimbangkan tiga hal penting
yang disebut kode etik engineering terlebih dalam bidang teknik sipil.
Engineering harus mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan umum, Engineering hanya boleh menyetujui dokumen
yang standarnya sesuai dengan standar yang berlaku,
Engineering tidak boleh mengumumkan fakta, data, atau informasi tanpa
persetujuan klien atau perusahaan, kecuali jika diperintahkan atau
diharuskan oleh hukum atau Kode Etik ini,
Engineering tidak boleh mengizinkan pemakaian namanya atau
asosiasinya salam kerjasama bisnis dengan orang atau perusahaan lain
yang diyakininya terlibat dalam penipuan, atau perusahaan yang tidak
jujur,
Engineering yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap Kode Etik
ini harus melaporkan pelanggaran tersebut kepada badan
Engineeringonal yang berwenang, dan jika relevan, juga memberitahu
pihak yang berwenang, dan bekerja sama dengan pihak yang berwenang
dengan memberikan informasi atau bantuan yang diperlukan dan
Engineering harus melaksanakan tugas hanya jika ia mempunyai
kualifikasi yang didapatnya dari pendidikan atau pengalaman dalam
bidang engineering yang dikerjakannya itu.

Dan masih banyak kode etik terhadap bidang teknik sipil maupun dalam
bidang teknik lain nya.
Tujuan Kode Etik Profesi :
a.   Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b.   Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c.   Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d.   Untuk meningkatkan mutu profesi.
e.   Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f.    Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g.   Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h.   Menentukan baku standarnya sendiri.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
a.    Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
b.    Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
c.    Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Dalam Bidang Teknik Sipil


Kasus nya ialah: dalam bidang proyek teknik, seorang melakukan
kecurangan dalam bentuk meminimalisir suatu kapasitas bahan baku
yang seharusnya sudah di tetapkan demi mendapatkan keuntungan dari
segi finansial kedalam dirinya sendiri. Contoh dalam proyek pembuatan
jalan, maka bahan yang seharusnya dibeli untuk kebutuhan proyek
tersebut dikurangi kapsitasnya agar biaya menjadi murah dan
keuntungannya akan diterima oleh orang yang melakukan hal tersebut.
Hal ini disebut pelanggaran etika profesi karena didalam diri orang
tersebut tidak ditanamkan norma-norma yang berlaku dalam etika
profesi.
Cara menanggulangi hal diatas: Sebaiknya orang yang melakukan
tindakan tersbut harus di tindak lanjuti agar tidak terjadi hal-hal seperti
kasus di atas karena akan berdampak  kepada proyek yang bersangkutan
akan mengalami kerugian dalam segi finansial, selain itu.umur ekonomis
dari jalan yang sudah dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang
sebenarnya, karena material yang seharusnya digunakan sudah
diminimalisir demi keuntungan pribadi.

Hal Hal yang Perlu Ditanam Pada Etika Dalam Ilmu Teknik Sipil
Sebagai mahasiswa,upaya yang dapat saya lakukan agar 4 hal tersebut
selalu ada dalam diri saya adalah :
a. Kedisiplinan
 Berusaha mendisiplinkan diri dengan menaati peraturan yang kita buat
sendiri. Membuat  jadwal kegiatan dalam sehari/seminggu/sebulan atau
dalam kurun waktu tertentu akan membantu dalam melatih disiplin.
Dengan begitu,kita akan berusaha bertindak/melakukan kegiatan sesuai
jadwal dan membuat hidup teratur tanpa adanya waktu yang terbuang
sia-sia. Seluruh waktu kita di isi oleh kegiatan-kegiatan yang jelas
tujuannya. Dengan disiplin kita akan lebih bisa menghargai waktu serta
tugas dan tanggung jawab akan selesai sesuai deadline. Jadi tidak ada
istilah malas-malasan atau membuang waktu untuk hal-hal yang tidak
ada faedahnya
b. Kejujuran
 Kejujuran merupakan kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari orang
lain. Sekali tidak  jujur,selamanya orang tidak akan percaya pada kita.
Maka kejujuran perlu ditanamkan pada setiap profesi,termasuk
mahasiswa yang diharapkan kelak bisa menjadi pemimpin bangsa.
Kejujuran harus dibiasakan sejak dini dan dari hal-hal yang paling kecil.
Sebagai contoh implementasi kejujuran pada mahasiswa antara lain jujur
ketika test atau tugas sesuai dengan kemampuan sendiri,jujur mengenai
presensi kuliah,jujur ketika mengklarifikasikan nilai yang salah dll.
Dengan dimulai dari hal-hal yang kecil,kita akan mudah menjunjung
kejujuran ke dalam lingkup yang lebih besar.
c. Kemandirian
 Menjadi seorang mahasiswa pasti banyak tuntutan untuk mandiri,baik
itu di kehidupan kos maupun kampus. Sebagai contoh: anak kos dituntut
harus bisa menyediakan kebutuhan sendiri mulai dari pangan sampai
papan,di kampus juga dilatih mandiri melalui tugas-tugas  bersifat
individual sehingga kita harus mengerjakan atau mencari referensinya
sendiri. Kuliah sambil kerja atau membuka suatu usaha juga dapat
melatih kemandirian di bidang ekonomi. Kemandirian bukan berarti
melatih kita untuk individual dan egois, tetapi lebih menekankan  pada
penggalian seluruh potensi yang dimiliki agar mampu menyelesaikan
setiap masalah.
d. Keberanian mengambil resiko
 Segala sesuatu yang dilakukan pasti ada resikonya. Sebagai seorang
mahasiswa juga  banyak resikonya. Kita harus bersusah payah belajar
sementara teman-teman lain (yang tidak kuliah) bersenang-senang di luar
sana,bila ada yang kerja sampingan harus kuat secara mental dan fisik
sehingga kuliah dan kerja bisa berjalan seimbang, bagi yang tinggal di
kos harus belajar mengurus diri sendiri yang sebelumnya kalau dirumah
masih dimanja-manja oleh orang tua. Orang yang tidak pernah
berhadapan dengan resiko berarti ia tidak pernah melakukan apa-apa.
Sebaliknya,orang yang banyak menghadapi resiko berarti ia melakukan
banyak hal. Tetapi bila sudah niat sungguh-sungguh,apapun resikonya
akan dijalani dengan ikhlas dan lapang dada. Di  balik setiap resiko,suatu
saat pasti ada manfaatnya yang bisa dipetik.

Anda mungkin juga menyukai