Etika Profesi
PENDAHULUAN
Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan sosial mengandung pengertian bahwa
manusia merupakan makhluk unik, dan merupakan perpaduan antara aspek individu sebagai
perwujudan dirinya sendiri dan makhluk sosial sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, kriteria pekerjaan
tersebut harus diuji. Sebagai mahasiswa Diploma III kefarmasian , diperlukan ketelitian dan
melakukan kegiatan kefarmasian dengan teliti dan terus menerus melatih diri serta belajar
ketrampilan di bidang profesinya , sehingga di harapkan perilaku nya disesuaikan dengan etika
profesinya di masyarakat .
Pengertian Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau
suatu keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan dari “profesi” selalu dapat dikaitkan
dengan pekerjaan atau juga jabatan yang dipegang oleh seseorang,namun akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau suatu jabatan dapat disebut dengan profesi disebabkan karena profesi menuntut
keahlian dari para pemangkunya. Hal tersebut mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau
suatu jabatan yang disebut dengan profesi tidak bisa dipegang oleh sembarang orang, namun
tetapi memerlukan suatu persiapan dengan melalui pendidikan serta pelatihan yang
dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tersebut tidak sama dengan profesi.
Setelah anda mendapat pemahaman materi etika ini , diharapkan anda dapat memahami
dan menerapkannya dalam melakukan tugas kegiatan sesuai kompetensi pendidikan dan
berdasarkan etika profesi anda. Dengan pemahaman materi ini, maka anda sudah dapat
menjelaskan pengertian profesi, dan pengertian etika , pengertian atika profesi , serta apa itu
etika profesi tenaga teknis kefarmasian (TTK) , menjelaskan kode etik dari tenaga teknis
kefarmasian. Pengetahuan mengenai etika profesi ini penting bagi Anda yang bekerja di bidang
kefarmasian karena akan berperan dalam membantu Anda untuk melayani masyarakat di bidang
kesehatan.
Pengertian Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) merupakan
suatu sikap hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang professional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam
rangka melaksanakan suatu tugas yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat.
Pengertian Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional
tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak
benar serta tidak baik bagi professional. Kode etik tersebut menyatakan perbuatan apa yang
benar / salah, perbuatan apa yang harus dilakukan serta juga apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik adalah supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau juga customernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan dapat
melindungi perbuatan yang tidak professional.
A. PENGERTIAN PROFESIONALISME
Pengertian Profesionalisme adalah suatu komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
dapat meningkatkan kemampuannya dengan secara terus menerus atau berkelanjutan.
“Profesionalisme” ialah sebutan yang mengacu ke arah suatu sikap mental didalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk dapat senantiasa mewujudkan serta
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Etik/etika berasal dari kata ethos(Yunani) yang artinya Karakter, Watak kesusilaan atau
Adat Istiadat atau kebiasaan.
Etika berkaitan dengan
a. nilai-nilai,
b. tata cara hidup yang baik,
c. aturan hidup yang baik
d. dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari generasi ke generasi
ETIKA MORALITAS
Moral merujuk kepada cara berfikir, dan bagaimana mereka harus bertindak
Perbedaan antara moral dengan etika
1. Etika
a. Etika menyangkut perbuatan manusia
b. Etika menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
c. dalam sebuah kalangan tertentu.
d. Etika hanya berlaku untuk pergaulan.
e. Etika bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat
f. saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain
2. Moral
a. Moral tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, moral memberi norma
tentang perbuatan itu sendiri.
b. Moral menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
c. Moral selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
d. Moral bersifat absolut. Perintah seperti “jangan berbohong” , “jangan mencuri”
merupakan prinsip moral yang tidak dapat ditawar-tawar.
5. Macam-macam Norma
Dibagi 2 yaitu :
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan tertentu atau
khusus, ex: aturan olahraga, aturan kuliah,dll
2. Norma umum adalah aturan yang bersifat umum dan universal. Contoh : Norma
sopan santun, Norma hukum , Norma moral.
a. Norma sopan santun : Mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
Misal: mengatur perilaku pergaulan, bertamu, minum,makan, berpakaian,
dll.
b. Norma hukum : merupakan norma yang biasanya dimodifikasikan dalam
bentuk aturan tertulis sebagai pegangan bagi masyarakat untuk berperilaku
yang baik maupun sebagai pedoman untuk menjatuhkan hukuman bagi
pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP, Tap MPR, Keppres, KUHP, dll.
c. Norma moral: Norma yang bersumber dari hati nurani (conscience), menjadi
tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat dalam menentukan baik buruknya
tindakan manusia sebagai anggota masyarakat atau sebagai orang dengan
jabatan atau profesi tertentu.
B. ETIKA PROFESI
Profesi adalah: Pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang
mendalam
Profesional adalah: Orang yang memerlukan kepandaian khusus untuk melakukan suatu
pekerjaan
Profesi: Dituntut ketekunan, keuletan, disiplin, komitmen dan irama kerja yang pasti,
karena pekerjaan ini melibatkan secara langsung pihak-pihak lain.
1. Orang yang professional mempunyai :
2. Disiplin kerja yang tinggi yang muncul dari dalam dirinya sendiri
3. Tidak karena orang lain.
4. Integritas pribadi yang tinggi dan mendalam.
5. Tahu menjaga nama baiknya,
6. Komitmen moralnya,
7. Tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita yang diperjuangkan oleh profesinya.
C. KODE ETIK
Fungsi Kode Etik
1. Memberikan arahan bagi suatu pekerjaan profesi
2. Menjamin mutu moralitas profesi di mata masyarakat
Tuntutan bagi anggota profesi:
1. Keharusan menjalankan profesinya secara bertanggung jawab
2. Keharusan untuk tidak melanggar hak-hak orang lain
Kode etik harus disosialisasikan karena :
1. Sebagai sarana kontrol social.
2. Mencegah campur tangan yang dilakukan oleh pihak luar yang bukan kalangan profesi
3. Mengembangkan petunjuk baku dari kehendak manusia yang lebih tinggi berdasarkan
4. moral.
1. Tujuan Kode Etik
a. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan pekerjaan profesi yang
tidak jujur dan untuk mengembangkan tugas profesi sesuai dengan kepentingan
masyarakat.
b. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan menjaga nama baik profesi
kualifikasi
c. Merangsang pengembanganprofesi pendidikan yang memadai
d. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan pelayanan masyarakat dan
kesejahteraan social
e. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar anggota maupun dengan
masyarakat umum
f. Membentuk ikatan yang kuat bagi seuma anggota dan melindungi profesi terhadap
pemberlakuan norma hukum yang bersifat imperatif sebelum disesuaikan dengan saluran
norma moral profesi.
2. Kode Etik
a. Kewajiban terhadap Profesi
b. Kewajiban Ahli Farmasi terhadap teman sejawat
c. Kewajiban terhadap Pasien/pemakai Jasa
d. Kewajiban Terhadap Masyarakat
e. Kewajiban Ahli Farmasi Indonesia thd Profesi Kesehatan Lainnya
SWOT Analysis
Kekuatan :
a. Kecenderungan Mayoritas Wanita
b. Basic Knowledge Yang Dapat Diandalkan
c. Regulasi Yang Menyangkut Profesi Farmasi
d. Trend Masyarakat Membuka Apotek
e. Tawaran Pendidikan Lanjut
Peluang
a. Pelayanan Asuhan Kefarmasian Yang Terus Berkembang
b. Lingkup Bidang Pelayanan Obat Yang Masih Luas
c. Harapan Masyarakat Yang Tetap Tinggi
Hambatan
a. Arus Globalisasi
b. Sistem Birokrasi Yang Ada
c. Pandangan Sebelah Mata Profesi Lain
d. Semangat Negatif Anggota Profesi
Kelemahan
a. Kepercayaan Diri Yang Rendah.
b. Basic Knowledge Yang Berkaki Dua
c. Desakan Kebutuhan Hidup
d. Kesadaran Profesional Yang Rendah
e. Egoisme Dalam Kebersamaan Berprofesi
f. Regulasi Yang Kontradiktif Dengan Profesi