Anda di halaman 1dari 15

ASAS-ASAS

ETIKA MEDIS
1. Asas Menghormati otonomi pasien
adalah hak pasien mengambil keputusan dan menentukan
sendiri tentang kesehatan.
2. Asas Keadilan ( Justice)
setiap orang berhak mendapat pelayanan kesehatan yg adil
kesehatan adalah hak yg sama bagi setiap negara dan dijamin
dlm amandemen UUD 1945.
3. Asas berkata benar ( Truth telling veracity )
Tenaga kesehatan harus selalu berkata benar tentang
keadaan pasiennya, begitu juga hak pasien memberikan
informasi tentang keadaan dirinya dengan sebenar-benarnya.
FUNGSI ETIKA
Adalah :
Menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
beragumentasi secara rasional dan kritis.
Orientasi etis diperlukan dlm mengambil sikap yg wajar dlm suasana
pluralisme.
Pluralisme diperlukan karena :
1. Perbedaan pandangan moral yg berbeda-beda krn perbedaan
suku, budaya, dan agama
2. Mordenisasi membawa perubahan besar dlm struktur dan nilai
kebutuhan masyarakat menantang pandangan moral
tradisional.
3. Berbagai ideologi menawarkan diri sbg penuntun kehidupan.
SISTEMATIKA ETIKA
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan dengan
permasalahan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta yang relevan
3. Menentukan faktor yang mempengaruhi dilema etika
4. Menentukan cara alternatif dalam memecahkan
masalah etika
5. Menentukan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
pemilihan alternatif
6. Menetapkan tindakan yang tepat
HUBUNGAN MORAL DAN ETIKA
Contoh :
Seorang ahli Teknologi Laboratorium Medik ATLM dilarang
menyakiti pasiennya, Namun di dalam melakukan pelayanan
seorang ATLM tidak bisa menghindari dampak sakit pada pasien.
misalnya ketika melakukan
• flebotomi (pengambilan darah), padahal menusuk vena
tersebut cara untuk mengambil darah dari pasien. Oleh karena
itu seorang ATLM tetap melakukan flebotomi tidak
dalamkonteks menyakiti pasien meskipun terasa sakit, tetapi
melandaskan pada konsep etis dimana sakit yang sedikit itu
akan menyembuhkan dalam jangka yang lebih cepat.
• Tindakan tsb adalah tindakan etis bukan tindakan moral
Karena meskipun
ATLM tersebut mungkin tidak memenuhi konsep
moralitas tertentu, namun dengan pertimbangan etis
yang mengkaji nilai moral tersebut menghasilkan
perbuatan yang menyakitkan tetapi lebih cepat
mendukung menyembuhkan pasien yang sedang
diobati dokter. Pertimbangan ini juga dilandasi
dengan aspek etiomolologi dimana keuntungan atau
manfaat yang di dapatkan jauh lebih besar dari rasa
sakit/ kerugian yang ditimbulkan.
PROFESI,PROFESIONAL, DAN PROFESIONALISME
Menurut Robert W. Riche (dalam Arifin, 1995) ciri-ciri dan syarat-
syarat profesi, dikatakan professional apabila:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu
yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-
prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut
serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan
jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap dan cara kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar
pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan
anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian.
8. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career)
dan menjadi seorang anggota permanen.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI
1.Nilai-nilai etika, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk
mengatur kehidupan bersama.
2. Masyarakat profesional, adalah golongan sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara
tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para
anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi),
sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.
contoh : pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi
dokter dengan pendirian klinik super spesialis didaerah mewah shg masy.miskin
tidak mungkin menjamahnya
TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESI
Suatu profesi bukanlah dimaksud untuk mencari keuntungan bagi dirinya
sendiri, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat.

Ini berarti profesi tidak boleh sampai merugikan, merusak atau


menimbulkan kerugian bagi orang dan masyarakat.

Sebaliknya profesi itu harus berusaha menimbulkan kebaikan,


keberuntungan dan kesempurnaan serta kesejahteraan bagi masyarakat.

Ini berarti seorang tenaga kesehatan harus lebih mengutamakan


kepentingan masyarakat untuk meningkatkan produktifitas fasilitas
pelayanan kesehatan.
profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari orang lain apabila dalam
dirinya ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada orang lain atau masyarakat yang
memerlukannya.

Tanpa etika profesi apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat
akan segera jatuh menjadi sebuah pekerjaan yang mencari nafkah biasa yang
sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir
dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada
profesi tersebut.

Munculnya etika profesi sebenarnya berasal dari adanya penyimpangan perilaku dari
penyandang profesi terhadap sistem nilai, norma, aturan ketentuan yang berlaku dalam
profesinya. Tidak adanya komitmen pribadi dalam melaksanakan tugas, tidak jujur,
Tidak bertanggungjawab, tidak berdedikasi, tidak menghargai hak orang lain, tidak adil
dan semacamnya
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI
1.Tanggung jawab.
Setiap orang yang mempunyai profesi diharapkan selalu
bertanggungjawab dalam dua arah:

a. Dalam pelaksanaan pekerjaanya tersebut dan dalam pelaksanaan


hasilnya dimaksudkan supaya kaum professional diharapkan dapat
bekerja sebaik mungkin dengan standar diatas rata-rata, dengan
hasil yang sangat baik. Tugasnya dapat dipertanggung jawabkan
dari segi tuntutan profesionalnya.
Untuk bisa bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan dan hasil dari
tugasnya. Oleh karena itu supaya diterapkan dalam kompetisi prima,
bekerja secara efisien dan efektif.
b. Dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya. Setiap professional diharapkan bertanggungjawab atas
dampak dari tugasnya terhadap profesinya, tempat bekerja, sejawat dan
keluarganya.
Professional berkewajiban melakukan hal yang tidak merugikan
kepentingan orang lain. Bahkan diharuskan mengusahakan hal yang
berguna bagi orang lain.

2. Keadilan, prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya. Dalam rangka pelaksanaa sebuah profesi,
tuntutan itu berarti: didalam manjelankan profesinya setiap orang profesi
tidak boleh melanggar hak orang lain, lembaga atau negara. Sebaliknya
kaum professional perlu menghargai hak pihak-pihak lain.
3. Otonomi
prinsip ini menuntut agar kaum professional memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.
Organisasi profesi ikut bertanggungjawab atas
pelaksanaan profesi anggotanya akan tetapi yang paling
bertanggungjawab adalah anggota itu sendiri secara
pribadi.
Otonomi juga menuntut agar organisasi profesi secara
keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan
dari pihak pemerintah atau pihak lain manapun juga.

Anda mungkin juga menyukai