Anda di halaman 1dari 20

KELAINAN SEL LEUKOSIT

Kelompok 8

Glesyana Anggar Kusuma Dewi


Dwi Yuni Astuti
Pengertian Leukosit
• Leukosit adalah bagian dari darah yang
berwarna putih dan merupakan unit mobil
dari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi
yang terdiri dari granuler dan agranuler.
Dimana granuler meliputi basofil, eosinofol,
neutrofil batang dan neutrofil segmen.
Sedangkan agranuler meliputi limfosit,
monosit dan sel plasma ( Junqueira dan
Carneiro, 1991).
Kelainan - kelainan Morfologi Sel Darah
Putih (Leukosit)
1. Granula toksik
2. Hipersegmentasi
3. Limfosit Atipik
4. Vakuolisasi sitoplasma
5. Neutrofil piknotik
6. Dohle bodies
7. Pelger- Huet Anamoly
GRANULA TOKSIK
• Granula toksik adalah suatu kelainan sitoplasma neutrofil berupa :
a. Granula yang lebih besar (hipergranula),
b. Kasar dibandingkan granula normal,
c. Berwarna lebih gelap (biru hitam atau ungu),
d. Sering ditemukan pada pasien dengan infeksi yang berat

• Terjadinya granula toksik adalah saat mikroorganisme ditelan oleh neutrofil akan terjadi
penghancuran (Respiratory burst, penghancuran dengan enzim lisosom dan pengeluaran
nitric oxide). Pada respiratory burst terjadi peningkatan konsumsi oksiberat. gen 100 kali
lipat. Peningkatan oksigen yang besar ini akan mengaktivasi enzim permukaan sel yang
disebut NADPH-oksidase. Ketika mikroorganisme terikat pada reseptor neutofil, proses
oksidase akan ter aktifasi kemudian molekul O2 secara spontan dan cepat berubah
dibawah pengaruh enzim superoxide dismutase, kemudian H2O2 dapat diubah menjadi
bentuk lain melalui aktivasi mieloperoksidase (yang dalam jumlah banyak ditemukan
pada granula primer). Aktivasi mieloperoksidase pada granula primer akan merubah
gambaran granula menjadi abnormal berupa granula toksik.
Gambar 2.9 Granula toksik
Dikutip dari: Anderson’s Atlas hematology
Hipersegmentasi
• Kelainan inti seperti hipersegmentasi biasanya
terjadi pada infeksi kronik atau sepsis. Neutrofil
disebut hipersegmentasi bila terdapat 25% segmen
inti 4 atau 4% segmen 5 atau cukup 1% segmen inti
6 atau lebih. Selain neutrofil eosinofil pun pada
keaadaan toksik dapat menjadi hipersegmentasi (3-
4 segmen). Kelainan hipersegmentasi ini
disebabkan gangguan pematangan pada inti
neutrofil atau eosinofil saat terjadi infeksi.
Gambar 2.11. Hipersegmentasi
Dikutip dari: Anderson’s Atlas hematology4
Limfosit Atipik
Limfosit atipik adalah limfosit dengan ukuran lebih besar
dibanding normal ( > 15 µm). Sitoplasma pada limfosit
atipik jauh lebih banyak dan mempunyai granula azurofilik.
Inti padat mengelompok dan tidak terlihat anak inti. Sel ini
merupakan limfosit T cytotoxic atau disebut juga “natural
killer cell”. Limfosit ini banyak ditemukan pada infeksi virus.
Limfosit atipik adalah limfosit yang besar dengan diameter
lebih 20 mikron, sitoplasma lebih biru, inti besar dengan
sitoplasma berlebihan dengan bentuk teratur. Limfosit atipik
dapat ditemukan pada penyakit mononucleosis infeksiosa,
infeksi virus dan reaksi imunologis
Gambar 2.13 Limfosit atipik
Dikutip dari: Atlas of pediatric peripheral blood
smears
Vakuolisasi sitoplasma
• Keadaan pada sel polimorfonuklear (PMN)
dengan adanya vakuolisasi yaitu area kosong
pada sitoplasma yang dapat diakibatkan oleh
infeksi berat. Vakuolisasi ini umumnya
terdapat pada neutrofil toksik, hal ini karena
meningkatnya aktivitas lisozim dan vakuola-
vakuola tersebut adalah sisa tempat
pencernaan material yang difagosit oleh sel
neutrofil ataupun sel lain seperti monosit
Gambar 2.14 Vakuolisasi sitoplasma PMN
Dikutip dari: Atlas of pediatric peripheral blood
smears
Neutrofil piknotik
Neutrofil piknotik merupakan neutrofil neutrofil yang
mati/berdegenerasi.
a. Sel ini memiliki Inti yang telah memadat dengan
kromatin tanpa pola yang jelas,
b. Lobus inti terpisah,
c. Tidak ada filamen yang menghubungkan antar lobus .
d. Lobus inti kecil, gelap dan padat,
e. Neutrofil piknotik ini adalah indikator infeksi
berkepanjangan atau infeksi berat
Gambar 2.16 Neutrofil piknotik
Dikutip dari: Atlas of pediatric peripheral blood
smears9
Dohle bodies
• Satu atau lebih kumparan berwarna biru pucat yang merupakan
sisa-sisa ribosom dan retikulosit yang rusak dalam bentuk oval
atau bulat, berwarna biru abu-abu dan biasanya dijumpai pada
tepi sitoplasma neutrofil.

• Dohle bodies dapat ditemukan pada infeksi, cedera karena


suhu(luka bakar), keganasan, setelah kemoterapi dan
trauma.Dohle bodies sering disertai adanya granula toksik dan
vakuolisasi sitoplasma menandakan infeksi bakteri. Kelainan ini
terjadi karena adanya kerusakan fokal pada sitoplasma yang
disebabkan denaturasi dari ribosom atau retikulum endoplasma
saat toksik atau infeksi.
Gambar 2.17 Dohle bodies
Dikutip dari: Anderson’s Atlas hematology
Pelger- Huet Anamoly
Anomali Pelger-Huët adalah laminopati darah yang terkait dengan 
reseptor lamin B , di mana beberapa jenis sel darah putih ( neutrofil
 dan eosinofil ) memiliki nukleus dengan bentuk yang tidak biasa
(berbentuk bilobed, kacang atau dumbbell alih-alih bentuk trilob
yang normal) ) dan struktur yang tidak biasa (kasar dan kental).
Anomali Pelger-Huët memiliki pola pewarisan autosom dominan.
Iniadalah kelainangenetik dengan pola pewarisan dominan 
autosomal . Heterozigot secara klinis normal, walaupun
neutrofilnya mungkin keliru untuk sel yang belum matang yang
dapat menyebabkan penganiayaan dalam pengaturan
klinis. Homozigot cenderung memiliki neutrofil dengan inti bulat
yang memang memiliki beberapa masalah fungsional.
Kelainan Jumlah Leukosit
• Leukopenia
• Leukositosis
• Leukopenia adalah
• leukosit tinggi atau kondisi rendahnya
leukositosis adalah kondisi jumlah sel darah
medis di mana seseorang
putih di dalam
memiliki jumlah sel darah
tubuh. Kondisi ini
putih terlalu
dapat disebabkan
banyak. Leukositosis dapat
disebabkan oleh berbagai oleh berbagai hal,
hal, mulai dari infeksi
seperti peradangan, infeksi, berat hingga efek
 alergi, hingga kanker darah samping
pengobatan
Kesimpulan
Leukosit adalah bagian dari darah yang berwarna putih dan
merupakan unit mobil dari sistem pertahanan tubuh terhadap
infeksi yang terdiri dari granuler dan agranuler. Dimana granuler
meliputi basofil, eosinofol, neutrofil batang dan neutrofil
segmen. Sedangkan agranuler meliputi limfosit, monosit dan sel
plasma ( Junqueira dan Carneiro, 1991). Pada kasus infeksi
sering ditemukan kelainan morfologi leukosit. Kelainan yang
paling sering terjadi adalah pada sel neutrofil dan limfosit.
Perubahan terjadi adalah pada jumlah dan komponen sel
seperrti pada inti atau sitoplasma sel. Kelainan dapat berupa
granula toksik, vakuolisasi, hipersegmentasi , Dohle bodies dan
kelainan lain. Perbedaan jumlah dan morfologi leukosit dapat
membantu menentukan penyebab (etiologi) infeksi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai