Morfologi Darurat 115

Gambar 5.24 Leukemia eosinofilik kronis menunjukkan dua eosinofil dan myeloblast.

Gambar 5.25 Eosinofilia reaktif pada limfoma sel T kulit menunjukkan eosinofil dan limfosit
dengan nukleus serebriform.

mungkin juga limfositosis, limfosit atipikal, limfopenia atau trombositopenia; angka

kematiannya sekitar 10%.

Limfositosis

Limfositosis jarang merupakan ciri penyakit kritis. Ini mungkin ada pada infeksi virus,
ketika limfosit sering atipikal (lihat Bab 4), dan terjadi sementara sebagai reaksi terhadap
stres akut.
116 Panduan Pemula untuk Sel Darah

Gambar 5.26 Sel mast neoplastik yang bersirkulasi pada pasien yang juga mengalami
eosinofilia dan degranulasi eosinofil.

Malaria

Ketika staf klinis mencurigai malaria dan meminta pemeriksaan parasit, film tebal dan film
tipis harus disiapkan dan diwarnai pada pH yang sesuai untuk menunjukkan karakteristik
khas parasit dan sel-sel yang mengandung mereka (Gambar 5.27-5.31). Namun,
kadang-kadang staf klinis tidak menyadari bahwa pasien berisiko terkena malaria dan
laboratorium secara kebetulan membuat diagnosis pada film bernoda May – Grünwald –
Giemsa. Jika film rutin menunjukkan parasit malaria, film harus diwarnai pada pH yang
benar untuk memudahkan menentukan spesies. Plasmodium falciparum infeksi dapat
mengancam jiwa, terutama pada pasien yang tidak kebal. Diagnosis cepat dan
kuantifikasi jumlah parasit yang ada sangat penting karena pasien dengan parasitemia
berat mungkin memerlukan transfusi tukar serta obat yang sesuai. Ketika perjalanan ke
zona malaria belum terungkap oleh rincian klinis, kemungkinan malaria dapat disarankan
oleh adanya trombositopenia, anemia hemolitik atau limfosit reaktif. Selain itu, beberapa
instrumen otomatis menghasilkan pola karakteristik pada plot pencar sebagai akibat dari
pencar cahaya abnormal ketika pigmen malaria hadir dalam neutrofil. Di luar jam atau di
pusat-pusat yang tidak sering melihat kasus malaria, penting untuk mengkonfirmasi
spesies, khususnya P. falciparum, oleh tes imunologi cepat. Namun, tes imunologi bukan
pengganti untuk tebal dan
 Morfologi Darurat 117

Gambar 5.27 Film tipis dalam Plasmodium falciparum malaria menunjukkan berbagai bentuk cincin dan
gametosit awal. Perhatikan sel darah merah yang tidak membesar, kelezatan cincin, beberapa titik
kromatin ganda dan sel yang mengandung dua parasit.

Gambar 5.28 Film tipis dalam Plasmodium vivax malaria menunjukkan trofozoit cincin berukuran
sedang dan trofozoit amuba besar; sel-sel yang diparasit diperbesar dan tidak berwarna.
118 Panduan Pemula untuk Sel Darah

Gambar 5.29 Film tipis dalam Plasmodium ovale malaria menunjukkan trofozoit besar dalam sel darah
merah yang membesar, lonjong dan tidak berwarna.

Gambar 5.30 Film tipis dalam Plasmodium malariae malaria menunjukkan trofozoit berbentuk pita dalam
sel merah yang tidak membesar atau tidak berwarna.
 Morfologi Darurat 119

Gambar 5.31 Film tipis dalam Plasmodium knowlesi malaria menunjukkan trofozoit berbentuk band dalam
sel darah merah yang tidak membesar atau tidak berwarna. Kehadiran juga cincin halus dan parasitaemia
yang biasanya berat membantu untuk membuat perbedaan P. malariae. P knowlesi jarang terlihat di luar
daerah endemis di Asia Tenggara tetapi dapat menyebabkan penyakit serius. Terima kasih kepada Dr
Janet Cox ‑ Singh.

film tipis karena tidak memungkinkan kuantifikasi parasitemia, tidak membedakan antara
spesies non-falciparum dan tidak mengidentifikasi infeksi campuran.

Neutropenia

Jika hitung darah menunjukkan neutropenia yang tidak terduga, hitung tersebut harus diverifikasi
pada film darah. Ada dua artefak yang dapat menyebabkan jumlah neutrofil yang sangat rendah.

Beberapa instrumen otomatis mendasarkan jumlah neutrofil pada aktivitas

peroksidase neutrofil. Jika seorang pasien memiliki defisiensi peroksidase bawaan,
jumlah neutrofil akan tampak sangat rendah dan neutrofil akan diklasifikasikan sebagai
'sel besar yang tidak bernoda (mis., Peroxidase-negatif)'. Kekurangan bawaan ini tidak
jarang. WBC ditentukan secara akurat dan jumlah neutrofil dapat dihitung dari jumlah
diferensial manual.