Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains Riset (JSR)

p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X


http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

STANDARISASI KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING

Bunyamin

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Email: bunyamin@unigha.ac.id

ABSTRACT

Counseling is a process of assistance carried out by professionals to individuals and groups of


people to develop KES and handle KES-T. To become an expert in their field of counseling, they
must be professional in their field of knowledge. Profession is something that must be
accompanied by expertise and ethics. Even though there are rules that regulate the code of
professional ethics, as we can see today, there are still many violations or misuse of the profession.
The purpose of this study is that readers can understand the definition and function of the code of
ethics, know the code of ethics in counseling, laws and regulations related to the counseling
profession, know cases that can violate the code of ethics, and understand the skills of ethical
behavior of a counseling teacher. Counselor qualifications in values, attitudes, skills, knowledge
and insight, Storage and Use of Information., Relationships with Service Delivery, Relationships
with Clients., Consultation with Peers., Transfer of Cases
Keywords : standardization, professional code of ethics and guidance and counseling

ABSTRAK

Konseling merupakan proses bantuan yang dilakukan oleh tenaga professional kepada individu
dan sekolompok orang untuk mengembangkan KES dan menangani KES-T. untuk menjadi
konseling yang ahli dibidangnya harus professional dalam bidang ilmunya. Profesi adalah suatu
hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Meskipun sudah ada aturan yang mengatur
tentang kode etik profesi, namun seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi pelanggaran-
pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Tujuan penelitian ini yaitu agar pembaca dapat
memahami definisi serta fungsi dari kode etik, mengetahui kode etik dalam BK, peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan profesi BK, mengetahui kasus-kasus yang dapat
melanggar kode etik, serta memahami keterampilan perilaku etis seorang guru BK. Kualifikasi
konselor dalam nilai, sikap,keterampilan, pengetahuan dan wawasan, Penyimpanan dan
Penggunann Informasi., Hubungan dengan Penberian pada Pelayanan, Hubungan dengan Klien.,
Konsultasi dengan Rekan Sejawat., Alih Tangan Kasus
Kata kunci : standarisasi, kode etik profesi dan bimbingan dan konseling.

PENDAHULUAN penyalahgunaan profesi. Seperti layaknya


Profesi adalah suatu hal yang harus sebuah pembelajaran bimbingan dan
dibarengi dengan keahlian dan etika. konseling juga membutuhkan apa yang
Meskipun sudah ada aturan yang mengatur dinamakan strategi dalam pelaksanaanya.
tentang kode etik profesi, namun seperti kita Dalam hal ini, untuk mengetahui
lihat saat ini masih sangat banyak terjadi strategi apa yang tepat untuk digunakan
pelanggaran-pelanggaran ataupun kepada seorang yang hendak dibimbing

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 186


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

(konseli) itulah seorang yang hendak profesionalitas yang digariskan. Setiap


membimbing (konselor) membutuhkan kode anggota profesi harus menjalankan
etik untuk menjalankan profesinya tersebut. tugasnya sesuai dengan kode etik/
Dalam masalah bimbingan dan aturan yang berlaku di dalam suatu
konseling kode etik sangat dibutuhkan. kode organisasi.
etik dibutuhkan ketika seseorang (konselor) b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi
hendak membimbing seorang atau individu masyarakat atas profesi yang
(konseli) kearah pengembangan pribadinya. bersangkutan. Maksud dari fungsi ini
peran kode etik yaitu sebagai acuan dan adalah bahwa setiap anggota profesi
tuntunan dalam memberikan masukan- juga diawasi oleh masyarakat dalam
masukan kepada konseli agar masukan yang melakukan pekerjaannya.
diberikan oleh konselor tidak menyelewwng c. Mencegah campur tangan pihak di luar
atau keluar dari aturan-aturan, norma-norma organisasi profesi tentang hubungan
yang berlaku dimasyarakat maupun di etika dalam keanggotaan profesi. Maksud
kalangan konselor sendiri. dari fungsi ini adalah untuk mencegah
intervensi dari pihak lain/ pihak luar yang
Tujuan Penelitian tidak berkepentingan untuk masuk
Tujuan penelitian ini yaitu agar ke dalam organisasi, karena
pembaca dapat memahami definisi serta dikhawatirkan merusak tatanan yang
fungsi dari kode etik, mengetahui kode etik sudah ada.
dalam BK, peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan profesi BK, Kode Etik Bimbingan dan Konseling
mengetahui kasus-kasus yang dapat Berdasarkan keputusan pengurus besar
melanggar kode etik, serta memahami asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia
keterampilan perilaku etis seorang guru BK. (PBABKIN) nomor 010 tahun 2006 tentang
penetapan kode etikprofesi bimbingan dan
Metode konsseling, maka sebaian dari kode etik itu
Penelitian ini adalah penelitian adalah sebagai berikut:
kualitatif deskriptif. 1. Kualifikasi konselor dalam nilai, sikap,
keterampilan,pengetahuan dan wawasan.
Hasil dan Pembahasan a. Konselor wajib terus menerus
Kode etik bimbingan dan konseling mengembangkan dan menguasai
adalah ketentuan-ketentuan atau peraturan- dirinya. Ia wajib mengerti
peraturan yang harus di taati oleh siapa saja kekurangan-kekurangan dan
yang ingin berkecimpung dalam bidang prasangka-prasangka pada dirinya
bimbingan dan konseling demi kebaikan. sendiri, yang dapat mempengarui
Kode etik didalam bidang bimbingan hubunganya dengan orang lain dan
dan konseling dimaksudkan agar bimbingan mengakibatkan rendahnya mutu
dan konseling tetap dalam keadaan baik, pelayanan profesional serta
serta di harapkan akan menjadi semakin merugikan klien.
baik. Kode etik mengandung ketentuan- b. Konselor wajib memperlihatkan sifat-
ketentuan yang tidak boleh dilanggar atau sifat sederhana, rendah hati, sabar,
diabaikan tanpa membawa akibat yang tidak menepati jajni, dapat dipercaya,
menyenangkan. jujur,tertib dan hormat.
Adapun secara umum fungsi dari kode c. Konselor wajib memiliki rasa
etik profesi adalah: tangggung jawab terhadap saran
a. Memberikan pedoman bagi setiap maupun peringatan yang diberikan
anggota profesi tentang prinsip kepadanya, khususnya dari rekan –

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 187


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

rekan seprofesi dalam hubunyanga b. Klien sepenuhnya berhk


dengan pelaksanaan ketentuan- mengakhiri hubungsn dengan
keteentuaan tingkah laku profesional konselor, meskipun proses konseling
sebagaimana di atur dalam Kode Etik belum mencapai suatu hasil yang
ini. kongkrit. Sebaliknya konselor tidak
d. Konselor wajib mengutamakan akan melanjutkan hubugan apabila
mutu kerja setinggi mungkin dan klien ternyata tidak memperoleh
tidak mengutamakan kepentingan manfaat dari hubungan itu.
pribadi, termasuk keuntungan 4. Hubungan dengan Klien.
material, finansial, dan popularitas. a. Konselor wajib menghormati harkat,
e. Konselor wajib memiiki martabat, integritas dan keyakinan
keterampilan menggunakan tekhnik klien.
dan prosedur khusus yang b. Konselor wajib menempatkan
dikembangkan ataas dasar wawasan kepetingan klienya di atas
yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah. kepentingan pribadinya.
2. Penyimpanan dan Penggunann c. Dalam melakukan tugasnya
Informasi. konselor tidak mengadakan
a. Catatan tentang diri klien yang pembedaan klien atas dasar suku,
meliputi data hasil wawancara, bangsa, warna kulit, agama atau
testing, surat menyurat, perekaman status sosial ekonomi.
dan data lain, semuanya merupakan d. Konselor tidak akan memaksa
informasi yang bersifat rahasia dan untuk memberikan bantuan kepada
hanya boleh digunakan untuk seseorang tanpa izin dari orang
kepentingan klien. Penggunaan data/ yang bersangkutan.
informasi untuk keperlian riset atau e. Konselor wajib memberikan
Pendidikan calon konselor bantuan kkepada siapapun lebih-
dimungkinkan, sepanjang identitas lebih dalam keadaan darurat atau
kien di rahasiakan. banyak orang yang menghendaki.
b. Penyampaian informasi klien f. Konselor wajib memberikan
kepada keluarga atau kepada anggota pelayanan hingga tuntas sepanjang
profesi lain membutuhka persetujuan dikehendaki oleh klien.
klien. g. Konselor wajib menjelaskan kepasa
c. Penggunaan informasi tentang klien klien sifat hubungan yang sedang
dengan anggota profesi yang sama dibinadan batas-batas tanggung
atau yang lain dapat dibenarkan, jawab masig-masing dalam hubungan
asalkan untuk kepentingan klien profesional.
dan tidak meruikan klien. h. Konselor wajib mengutamakan
d. Keterangan mengenai informasi perhatian kepada klien, apabila
profesional hanya boleh diberikan timbul masalah dalam kesitiaan ini,
kepada orang yang berwenang maka wajib diperhatikan
menafsirkan dan menggunakanya. kepentingan pihak-pihak yang terlibat
3. Hubungan dengan Penberian pada dan juga tuntutan profesinya sebagai
Pelayanan. konselor.
a. Konselor wajib menangani klien i. Konselor tidak bisa memberikan
selama ada kesempatan dalam bantuan kepada sanak keluarga,
hubungan antara klien dengan teman-teman karibnya, sepanjang
konselor. hubunganya profesional.
5. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 188


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

Dalam rangka pemberian pelayanan pustakawan, laboran, serta teknisi sumber


kepada seorang klien, kalau konselor merasa belajar”.
ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia wajib Pasal 27 (3): “Tenaga pengajar
berkonsultasi dengan sejawat selingkungan merupakan tenaga pendidik yang khusus
profesi. Untuk hal itu ia harus mendapat diangkat dengan tugas utama mengajar
izin terlebih dahulu dari kliennya. yang pada jenjang pendidikan dasar dan
6. Alih Tangan Kasus menengah disebut guru dan pada jenjang
Yaitu kode etik yang menghendaki pendidikan tinggi disebut dosen”.
agar pihak-pihak yang tidak mampu Bimbingan dan Konseling dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu (UUSPN) tempo sekarang. Dengan
permasalahan peserta didik (klien) kiranya disahkannya UU NO 2/1989 tentang Sistem
dapat mengalih- tangankan kepada pihak Pendidikan Nasional, memberikan makna
yang lebih ahli. tersendiri bagi pengembangan profesi
bimbingan dan konseling, dan melahirkan
Peraturan Perundang-undangan yang berbagai Peraturan Pemerintah sebagai
Berkaitan dengan Profesi BK peletakan dasar pelaksanaan Undang-
Bimbingan dan Konseling dalam undang tersebut. PP no 27, 28, 29, dan 30
Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional tahun 1990 mengatur tata laksana
(UUSPN) tempo dahulu. UU No.2/1989 pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar,
tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan menengah, dan pendidikan
(UUSPN) disahkan bulan Maret 1989 di tinggi serta mengakui sepenuhnya tenaga
lingkungan Psikologi Pendidikan dan guru dan tenaga lain yang berperan dalam
Bimbingan (PPB). Timbul berbagai dunia pendidikan, selain guru.
kegusaran dan rasa was-was mengenai status Peluang lain yang memberikan angin
tenaga bimbingan dalam UUSPN, juga baru badi pengembangan bimbingan dan
kekhawatiran mengenai implikasi dari konseling adalah SK. Menteri
pernyataan dalam UUSPN terhadap masa Pendayagunaan Aparatur Negara No.
depan jurussan PPB, nasib para lulusannya 026/1989, yang menyatakan, “adanya
dan profesi bimbingan secara keseluruhan. pekerjaan bimbingan dan konseling yang
Hal ini disebabkan karena ada inkonsistensi berkedudukan seimbang dan sejajar dengan
antara Pasal 1 ayat 8 dengan Pasal 27 ayat 1, kegiatan belajar”. PP tersebut memberikan
2 dan 3. legalisasi yang cukup mantap bagi
Pasal 1 (8): “Tenaga pendidik keberadaan layanan bimbingan dan
adalah anggota masyarakat yang bertugas konseling di sekolah.
membimbing, mengajar, dan atau melatih Aspek legal keberadaan konselor
peserta didik”. (catatan: disini kata juga dipeyung UURI No. 20 tahun 2003
membimbing disebut lebih dahulu)”. tentang Sistim Pendidikan Nasional, pasal 1
Pasal 27 (1): “Tenaga kependidikan ayat 6 yang menyatakan, “Pendidik adalah
bertugas menyelenggarakan kegiatan tenaga kepandidikan yang berkualifikasi
mengajar, melatih, meneliti, sebagai guru, dosen, konselor, pamong
mengembangkan, mengelola dan atau belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
memberikan layanan teknis dalam bidang fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
pendidikan”. dengan ke khususannya, serta bepartisipasi
Pasal 27 (2): “Tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan pendidikan”.
meliputi tenaga pendidik pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan Kasus Pelanggaran Etika Profesi BK
pengembang di bidang pendidikan, 1. Terhadap Konseling

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 189


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

a. Menyebarkan/membuka rahasia b. Pengaduan disampaikan kepada dewan


konseli kepada orang yang tidak terkait kode etik di tingkat daerah
dengan kepentingan konseli. c. Apabila pelanggaran yang dilakukan
b. Melakukan perbuatan asusila masih relatif ringan
(pelecehan seksual, penistaan agama, makapenyelesaiannya dilakukan oleh
rasialis). dewan kode etik di tingkat daerah.
c. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan d. Pemanggilan konselor yang
psikologis) terhadap konseli. bersangkutan untuk verifikasi data yang
d. Kesalahan dalam melakukan pratik disampaikan oleh konseli dan atau
profesional (prosedur, teknik, evaluasi, masyarakat.
dan tindak lanjut). e. Apabila berdasarkan hasil verifikasi
2. Terhadap Organisasi Profesi yang dilakukan oleh dewan kode etik
a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan daerah terbukti kebenarannya maka
yang telah ditetapkan oleh organisasi diterapkan sangsi sesuai dengan
profesi. masalahnya.
b. Mencemarkan nama baik profesi
(menggunakan organisasi profesi untuk Keterampilan Perilaku Etis Konselor
kepentingan pribadi dan atau kelompok). Seorang konselor harus memiliki
3. Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi berbagai keterampilan konseling agar
Lain Yang Terkait mencapai tujuan konseling yang efektif.
a. Melakukan tindakan yang menimbulkan 1. Keterampilan Atending
konflik (penghinaan, menolak untuk Keterampilan atending merupakan
bekerja sama, sikap arogan). usaha pembinaan untuk menghadirkan
b. Melakukan referal kepada pihak yang konseli dalam proses konseling. Penciptaan
dan pengembangan atending mulai dari
tidak memiliki keahlian sesuai dengan
upaya konselor menunjukan sikap empati,
masalah konseli.
menghargai, wajar dan mampu mengetahui
Dalam hai ini, konselor wajib
atau mengantisipasi kebutuhan yang
mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan
dirasakan konseli.
Konseling. Apabila terjadi pelanggaran
Aspek-aspek keterampilan atending
terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan
adalah:
Konseling maka kepadanya diberikan sanksi
a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat
sebagai berikut:
dan ekspresi muka).
a. Memberikan teguran secara lisan dan
a) Duduk dengan badan
tertulis
menghadap konseli
b. Memberikan peringatan keras secara
b) Merespons dengan ekspresi wajah,
tertulis
seperti tersenyum spontan atau
c. Pencabutan keanggotan ABKIN
anggukan kepala sebagai tanda
d. Pencabutan lisensi
setuju.
e. Apabila terkait dengan permasalahan
c) Tangan kadang digunakan untuk
hukum/ kriminal maka akandiserahkan
menunjukkan gerak isyarat
pada pihak yanG berwenang.
yang sedang dikomunikasikan
Apabila terjadi pelanggaran seperti
secara verbal.
tercantum diatas maka mekanisme penerapan
d) Badan tegak lurus tetapi tidak kaku
sangsi yang dilakukan adalah sebagai
atau kalau perlu dicondongkan ke
berikut:
arah konseli untuk mrnunjukkan
a. Mendapatkan pengaduan dan informasi
kebersamaan.
dari konseli dan atau masyarakat

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 190


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

b. Kontak mata b. Nyatakan kembali kepada konseli


a) Melihat konseli terutama pada saat ringkasan pesan utamanya secara
bicara. sederhana dan singkat.
b) Mengunakan pandangan spontan c. Amati pertanda atau meminta
yang menunjukkan minat atau respons dari konseli tentang
keingainan untuk merespon. kecermatan paraphrase
c. Mendengarkan 4. Keterampilan Refleksi Perasaan
a) Mendengarkan apapun yang Refleksi perasaan merupakan
dikatakan konseli. keterampilan merespons keadaan perasaan
b) Mendengarkan keluhan perasaan konseli terhadap situasi yang sedang
konseli dihadapi. Kemampuan ini akan mendorong
c) Memahami keseluruhan pesannya. dan merangsang konseli untuk
2. Keterampilan Mengundang Pembicaran mengemukakan segala sesuatu yang
Terbuka. berhubungan dengan masalah yang sedang
Keterampilan ini digunakan ketika dihadapinya.
konselor melakukan konseling dengan Aspek keterampilan refleksi perasaan:
konseli. Ajakan terbuka untuk berbicara, a. Mengamati perilaku konseli, seperti
memberi kesempatan konseli agar melihat ekspresi wajah konseli.
mengeksplorasi dirinya sendiri. Pertanyaan b. Mendengarkan dengan baik, seperti
untuk membuka peluang konseli untuk mendengarkan dengan cermat
mengemukakan perasaannya contohnya: intonasi suara konseli dan kata-kata yang
a. Membantu memulai pembicaraan: diucapkan.
“apa yang akan anda bicarakan hari c. Menghayati pesan yang
ini ?” dikomunikasikan konseli, yaitu untuk
b. Membantu menguraikan masalah: memahami dan menangkap isi
“cobalah anda ceritakan lebih banyak pembicaraan konseli.
lagi tentang hal itu !” atau d. Mengenali perasaan-perasaan yang
dikomunikasikan konseli.
“bagaimana perasaan anda pada
e. Menyimpulkan perasaan yang sedang
saat kejadian itu?”
dialami konseli.
c. Membantu memunculkan contoh-
f. Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk
contoh perilaku khusus sehingga melukiskan perasaan konseli.
konselor dapat memahami lebih g. Mengecek kembali perasaan
baik apa yang dijelaskan oleh konseli: konseli.
“Apa yang anda rasakan pada saat 5. Keterampilan Konfrontasi
anda menceritakan hal ini kepada Konfrontasi dalam wawancara
saya?” konseling dimaknai sebagai pemberian
3. Keterampilan Paraprase tanggapan terhadap pengungkapan
Paraprase adalah suatu keterampilan kontradiksi dari konseli. Pengunaan
dasar dalam konseling yang bertujuan untuk keterampilan ini mensyaratkan beberapa
memperbaiki hubungan antar pribadi. tingkat kepercayaan dalam hubungan
Esensi dari keterampilan ini adalah konseling yang telah dikembangkan melalui
pengulangan kata-kata atau pemikiran- keterampilan-keterampilan lain.
pemikiran kunci dari konseli yang 6. Keterampilan Interpersonal
dirumuskan oleh konselor sendiri. Cara Konselor yang efektif mampu
memparaprase adalah: mendemonstrasikan perilaku mendengar,
a. Dengarkan pesan utama konseli. berkomunikasi, empati, kehadiran hati dan

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 191


Jurnal Sains Riset (JSR)
p-ISSN 2088-0952, e-ISSN 2714-531X
http://journal.unigha.ac.id/index.php/JSR
DOI. 10.47647/jsr.v10i12

sensitivitas terhadap suara. Semua a. Kualifikasi konselor dalam nilai,


berpangkal pada mendengar dalam arti sikap,keterampilan, pengetahuan dan
mendengar dengan hati. wawasan.
7. Keterampilan Komunikasi b. Penyimpanan dan Penggunann
Keterampilan komunikasi ada dua Informasi.
macam yakni komunikasi non verbal dan c. Hubungan dengan Penberian pada
komunikasi verbal. Pelayanan.
8. Keterampilan Diagnostik. d. Hubungan dengan Klien.
Keterampilan ini mensyaratkan e. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.
konselor terampil dalam mendiagnosa dan f. Alih Tangan Kasus
memahami konseli, memperhatikankonseli,
dan pengaruh lingkungan yang relevan. Saran
9. keterampilan Memotivasi Demikianlah hasil penelitian saya akan
Tujuan konseling biasanya untuk banyak kekurangan dan jauh dari hal yang
membantu perubahan perilaku dan sikap sempurna. Masih banyak kesalahan dari
konseli. Untuk memenuhi tujuan ini, makalah ini jadi kami sangat mengharapkan
konselor harus mempunyai keterampilan kritik dan saran yang membangun agar dapat
memotivasi konseli. menjadi motivasi bagi kami. Terimakasih
10. Keterampilan Manajemen kepada pihak yang membantu hingga
Keterampilan manajemen adalah makalah ini dapat di selesaikan. Semoga
perhatian terhadap lingkungan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
pengaturan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan
Pengertian singkat mengenai Konseling edisi Revisi. Jakarta: PT.
bimbingan dan konseling yaitu adalah RajaGrafindo Persada.
proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada konseli/klien Sukardi, Dewa Ketut. 2010. Pengantar
secara tatap muka dengan tujuan agar klien Pelaksanaan Program Bimbingan
dapat mengambil tanggung jawab sendiri dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
terhadap berbagai persoalan atau masalah PT. Rineka Cipta.
khusus, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar
memilih, menentukan dan menyusun Bimbingan Konseling (Cetakan ke
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan dua). Jakarta: Pustaka Ilmu.
tuntutan lingkungan berdasarkan norma-
norma yang berlaku. usaha membantu. W.S Winkel. 2005. Bimbingan dan
Dengan kata lain, teratasinya masalah yang Konseling di Intitusi Pendidikan
dihadapi oleh konseli/klien. Edisi Revisi.(Jakarta: Gramedia.
Kode etik bimbingan dan konseling
adalah ketentuan-ketentuan atau peraturan- http://aloeh-
peraturan yang harus di taati oleh siapa saja qhoibby.blogspot.co.id/2011/12/kode
yang ingin berkecimpung dalam bidang -etik- profesi-bimbingan-
bimbingan dan konseling demi kebaikan. konseling.html?m=1
Kode etik bagi pembimbing yaitu:

Jurnal Sains Riset | Volume 12, Nomor 1, April 2022 192

Anda mungkin juga menyukai